Rabu, 16 Maret 2016

PEMULIHAN CITRA DIRI

 

Pemulihan Citra Diri (Kejadian 1:26-28)

Pendahuluan
            Baru-baru ini miss univers diperoleh oleh seorang putri dari Afrika. Banyak orang komentar: sekarang miss univers penilainnya hanya seputar behavior dan bright tetapi tidak lagi ada beautiful. Alasannya karena orangnya hitam. Orang Indonesia umumnya atau mungkin kebanyakan melihat orang-orang yang berkulit putih dibilang cantik (karena itu iklan pemutih kulit banyak di tv), dan berambut lurus, makanya diiklan-iklan sampo pasti modelnya perempuan-perempuan yang berambut lurus, makanya tidak heran kalo salon-salon ribonding dan smuting rambut laku. Tetapi kalau di eropa atau amerika mungkin, mereka lebih suka kulit yang gelap, karena itulah mereka ada ruang sinar ultaraviolet, dan berjemur di pantai, tujuannya supaya kulit mereka dapat berwarna gelap. Setiap daerah punya beda-beda penilaian tentang kecantikan.
    Kebanyakan juga orang-orang mencari nilai dirinya dari orang-orang disekitarnya, makanya ga heran kalau kita menjadi produk orang-orang di sekitar kita. Contoh kalau merokok dibilang laki, kalau tidak ngerokok banci, makanya kita bangga kalau ngerokok, kalau pacaran ga cium-ciuman ampe raba-rabaan itu bukan pacaran, makanya kita pacaran cium-ciuman sampai raba-rabaan malah ada ampe hubungan badan. Ada juga yang bilang kalau pacaran gonta ganti itu baru maco, atau dibilang cantik bagi wanita. Akhirnya kita suka gonta ganti pacar. Biar dibilang maco atau cantik. Terus kalau tidak minum mabuk itu tidak zaman, makanya kita merasa ga bersalah kalau minum mabuk. Terus sekarang zamannya jejaringan social ada twitter dan facebook, akhirnya kita meresa bangga jika punya teman banyak kalau banyak teman di facbook atau twiter pada hal kenal juga tidak, tetapi itu suatu kebanggaan karena penilaian dari lingkungan kalau banyak teman berarti gaul. Banyak contoh yang menjelaskan kalau kita sebenarnya kebanyakan penilaian kita atau siapa diri kita adalah produk orang-orang di sekitar kita. Dan paling parah lagi, menurut Alktab manusia semakin jahat, sedangkan diri kita ditentukan oleh penilaian2 dari orang lain, apa jadinya? Jawabannya kita akan semakin jahat. Tetapi apa menurut Alkitab mengenai diri kita?
Kejadian 1:26-28
1.Isrimewa (berbeda dengan semua ciptaan)
2.Mencerminkan atau mencitrakan Allah
3. Mewakili Allah di bumi

I. Istimewa (berbeda dengan semua ciptaan). 
 Walaupun malikat lebih hebat dari kita, namun Allah tidak menciptakan malaikat seperti Allah, walupun gunung-gunung indah dan pantai yang membentang di hadapan mata kita, walau pun matahari dengan sinarnya dapat menghangatkan seluruh bumi ini, namun Allah tidak pernah berkata bahwa itu semua diciptakan serupa dengan-Nya. Walaupun beraneka ragam bungan yang indah yang pernah kita temui dan jenis-jenis binatang yang begitu banyak beraneka ragam, namun semuanya tidak diciptakan segambar dengan Allah. Hanya manusia yang diciptakan serupa dengan Allah.

Ini menunjukkan bahwa kita sangat istimewa dan Allah berkata dalam ayat 31 “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik…” NIV: it was very good” Jadi yang diciptakan Allah termasuk manusia adalah ciptaan yang sangat bagus di mata Allah. Tetapi manusia yang dari dulu, dari sejak jaman Adam dan Hawa, manusia ingin memiliki penilaian sendiri dan tidak mau hidup di bawah penilaian Allah. Allah berkata kepada Adam jangan makan buah pengetahuan. Jadi menurut Allah yang baik adalah jangan makan buah pengetahuan, tetapi Adam tidak mau hidup dibawah penilaian Allah, sehingga ia ingin menentukan penilaian sendiri sehingga ia makan buah pengetahuan supaya dia bisa menilai baik dan jahat menurutnya bukan menurut Allah. Sejak saat itu dan sampai sekarang kebanyakan orang lebih memilih penilaian yang diberikan manusia menjadi ukuran kita, atau kita sendiri buat ukuran atau nilai bagi diri kita sendiri.

Pada hal di mata Allah kita sungguh amat baik, tetapi sering kita melihat diri kita dan berkata ko saya jelek ya, kenapa, karena kita menilai diri kita berdasarkan penilaian orang lain atau manusia atau kita buat penilaian sesuai nilai yang dibuat oleh orang lain. Begitu juga sewaktu kita ikut-ikutan orang lain merokok, minum, gonta-ganti pacar kita dibilang tidak gaul, maka supaya kita tidak dibilang tidak gaul atau ketinggalan zaman, maka kita ikut mereka supaya dibilang gaul dan tidak ketinggalan zaman. Sering kita tinggalkan penilaian Allah. Pada hal yang tahu baik dan rusaknya kita itu ya pencipta kita. Ada kisah di Amerika, seritanya Ford, lagi lari pagi, di tengah jalan dia melihat ada seorang bapak yang sedang kebingungan karena mobilnya mogok dan ia samperin bapak ini, dia buka kap mobil ini tidak banyak waktu hanya sebentar mobil ini langsung hidup. Bapak ini, “ko kenapa begitu mudah bapak memperbaiki mobil ini?”,Ford memperkenalkan dirinya, bahwa dialah yang menciptakan mobil ini. Yang tahu baik tidak baiknya kita adalah yang menciptakan kita, jadi bukan orang lain, tetapi Allah. Jadi apa yang baik menurut Allah adalah yang baik buat kita. Ex: mobil dibuat oleh pembuatnya untuk dapat bergerak jika diisi bensin, tetapi kita mencoba menggerakkan mobil dengan cara kita sendiri, yaitu isi dengan air, maka yang ada mobil tersebut rusak. Demikian juga kita, kita akan baik jika kita menggunakan diri kita berdasarkan petunjuk pencipta kita, jika tidak, maka kita pasti rusak. Apa itu pentunjuknya: Hidup seturut apa yang ditunjukan buku penuntun dari pencipta kita, yaitu Alkitab.
  • Alkitab mengatakan bahwa kita itu very good, berarti kita keriting, lurus, putih, hitam, sipit, belo, pendek, tinggi. Dan lain-lain itu semua very good. Jadi katakanlah pada diri anda sendiri sambil lihat ceriman “I am very good”
  • Alkitab juga mengatakan bahwa kita adalah bait Allah 1 kor 3:16, 6:19-20. Karena kita bait Allah, dan kita adalah milik Allah, makanya kita tidak boleh merusak tubuh ini dengan rokok, narkoba, minuman keras dan kita harus menggunakan tubuh ini untuk memuliakan-Nya, bukan untuk melihat pornografi, melakukan seks di luar nikah, bukan untuk digunakan memuaskan nafsu, tetapi memakai tubuh ini untuk kemuliaan Allah. Karena tubuh kita adalah tempat tinggl Allah, bait Allah.
  • Alkitab juga mengatakan kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri. Manusia akan seperti manusia sewaktu dia melakukan perintah ini, tetapi jika tidak melakukannya, maka manusia tidak akan seperti manusia, tetapi bisa lebih jahat dari binatang, kayak setan. Tidak ada ibu singa mau bunuh anaknya sendiri, tetapi manusia, tega membuang anaknya sendiri ke tong sampah, tega menggugurkan anaknya sendiri, dan menuduh anaknya sendiri sebagai anak haram, pada hal yang berbuat orang tuanya yang disalahin anaknya. Manusia bisa saling membunuh hanya karena harga diri, tidak ada binatang seperti itu, itulah manusia akan menjadi seperti bukan manusia mungkin seperti setan sewaktu dia tidak melakukan buku panduan dari penciptanya, yaitu kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.
  • Alkitab juga mengatakan bahwa kamu harus merupakan pasangan yang seimbang (2 Kor. 6:14). Banyak orang Kristen yang mudah berpacaran dan bahkan menikah dengan orang yang tidak percaya, karena dia pikir tidak apa-apa semua agama sama.
  • Keberhasilan ukurannya adalah takut akan Tuhan. Salomo sudah memenuhi semua nilai2 manusia mengenai keberhasilan: berhikmat/pintar, berkuasa, memiliki harta materi yang banyak, memiliki istri yang banyak. Namun dia berkata semua sia2, hanya satu yang tidak sia2, takut akan Tuhan. Tetapi kebanyakan orang menilai keberhasilan berdasarkan takut akan Tuhan, tetapi kekayaan materi dan jabatan, karena itulah banyak orang menempuh kekayaan tanpa takut akan Tuhan, akibatnya banyak koropsi, keegoisan (memperkaya diri, walu pun dengan cara penindasan bagi orang lain), materialisme (membeli barang-barang mewah untuk menaikan nilai dirinya di mata lingkungan, karena nilai seseorang berdasarkan materi yang kita punya), Plagiat, saling menjatuhkan supaya dapat jabatan dan masih banyak lagi. Tetapi intinya yang membuat manusia menjadi tidak berharga dan menghacurkan kehidupan manusia dan bumi ini adalah karena penilaian kesuksesan bukan ukuranya adalah takut akan Tuhan. Jika, manusia sadar bahwa nilai kesuksesan adalah seberapa jauh kita takut akan Tuhan, maka manusia akan semakin dihargai dan bumi ini akan semakin terpelihara. Karena takut akan Tuhan adalah melakukan perintah-Nya dan perintah-Nya adalah “kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenal jiwamu dan dengan segenap akalmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:37-39). Dan Tuhan menaruh manusia di bumi dengan tujuan supaya manusia mengusahakan dan memeliharanya (Kej. 2:15).
Jadi, banyak ayat-ayat di Alkitab yang sedang memberi petunjuk kepada kita bagaimana kita hidup, bukan bagaimana kita hidup sesuai dengan pandangan dari orang lain, tetapi seharusnya apa yang Alkitab katakan bagaimana saya harus hidup, supaya kita terlihat tetap istimewa. Tentunya istimewa di mata Tuhan, dan yang dapat mengatakan istimewa adalah yang menciptakan kita.

2. Mencerminkan atau mencitarakan Allah
Allah tidak terlihat, tidak ada yang bisa melihat Allah, namun Allah dapat dilihat dari manusia, karena manusia adalah ciptakan Allah yang serupa dengan Allah. Sebagai contoh, kalau kita suka marah, maka orang omong begini, kaya bapaknya suka marah-marah, kalau  cengeng, nanti orang bilang kayak mamanya cengeng atau manja. Atau kita sedang mencerminkan orang tua kita. Contoh saya tidak melihat dan tidak mengenal papa atau mama dari A tapi saya bisa menerka-nerka orang tuanya seperti apa dari perilaku A. ada peribahsa yang mengatakan buah kelapa tidak jatuh jauh dari pohonnya. Jadi anak ga jauh beda dari orang tuanya. Begitu juga kita, kita adalah ciptaan serupa dengan Allah, jadi seharusnya orang-orang disekitar kita dapat melihat kita seperti melihat pencipta kita. Tetapi sering kita tidak mencerminkan Allah atau mencitrakan Allah dalam diri kita, sehingga seakan-akan kita ini bukan ciptaan Allah yang serupa dengan Allah, tetapi ciptaan setan yang serupa dengan setan.

Manusia telah jatuh kedalam dosa, sehingga semua kepribadian manusia telah dinodai oleh dosa atau telah tertutupi oleh dosa. Seperti koin yang dibungkus kain, koin itu tetap koin walaupun dibungkus kain, tetapi kita tidak dapat melihat koin tersebut karena dibungkus oleh kain sehingga kita tidak dapat melihat koin tersebut tetapi yang kita lihat adalah kain pembungkus koin tersebut. Demikian juga dengan kita. Di dalam diri kita ada keserupaan dengan Allah, tetapi dosa telah menutupinya sehingga orang-orang di sekitar kita hanya melihat dosa kita. Dan semua manusia demikian. Sehingga manusia yang satu melihat manusia yang lain maka ia hanya melihat dosa, karena itu sewaktu manusia menilai bahwa dia jahat sebenarnya yang menilai juga jahat. contohnya, seperti mahasiswa sering demon karena melihat korupsi di DPR, tetapi sebenarnya mahasiswa juga sering korupsi di kampusnya. Dosa membuat keserupaan dengan Allah dalam diri manusia tidak terlihat.

Seperti Ford tadi begitu mudah membetulkan mobil yang rusak, karena dia yang membuat mobil tersebut. Demikian juga Allah, hanya Dia yang mengerti dan tahu bagaimana memulihkan citra diri kita, sehingga keserupaan dengan Allah itu terlihat. Tetapi bagaimana caranya: kita percaya pada-Nya, dan Alkitab berkata barangsiapa percaya Yesus maka dia akan diselamatkan. Diselamatkan ini bukan hanya berbicara setelah kita mati kita pasti masuk sorga setelah menerima Yesus, tetapi juga diselamatkan dari lumpur dosa, sehingga proses pemulihan keserupaan Allah dapat kembali terlihat dikit demi sedikit. Dan itu hanya dapat kita terima kalau kita percaya Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat kita. Namun kenapa harus menerima Yesus terlebih dahulu baru dapat diubahkan. Jawabannya: yang bisa memperbaiki kita adalah pencipta kita bukan kita, namun bagaimana caranya pencipta kita yang adalah Allah yang maha kudus dapat bergaul dengan yang berdosa. (baik tidak bisa bersatu dengan jahat, jika bersatu maka baik bukanlah baik tetapi jahat. jahat dan baik selalu berpisah. C.S. Lewis).

Ada jurang pemisah antara Allah dan manusia, yaitu dosa. Kekudusan Allah membuat Allah tidak dapat bergaul dengan manusia, dan keberdosaan manusia membuat manusia tidak dapat bertahan di hadapan Allah. Hanya melalui Yesus, yang adalah Allah menjadi manusia, dengan kemanusiaan-Nya Dia telah menggantikan hukuman yang harus kita terima, sehingga keadilan Allah terpuaskan saat Yesus disalibkan. Karena itulah status kita bukan lagi orang berdosa, karena hukuman telah ditanggung oleh Yesus. Nah karena kita bukan lagi orang berdosa maka Allah dengan leluasa memproses kita untuk kembali ke citra diri yang semula. Serupa segambar dengan Allah.   

C.S. Lewis berpendapat dalam bukunya MERE CRISTIANITY: “Di satu sisi, kita tidak pernah boleh membayangkan bahwa usaha-usaha pribadi kita tanpa pertolongan Allah bisa diandalkan bahkan untuk membuat kita mampu bertahan selama 24 jam berikutnya sebagai orang yang bermoral. Jika Ia tidak menopang kita, tak seorang pun di antara kita yang bebas dari dosa yang menjijikkan. Di sisi lain, tidak ada derajat kekudusan atau heroisme yang sudah pernah dicapai oleh orang-orang suci yang paling agung yang tidak sanggup dikerjakan-Nya di dalam diri setiap kita pada akhirnya.”[1]

Bukankah ini juga yang dialami Rasul Paulus, dimana dia mengetahui hukum Allah, dia tahu yang baik, namun ia selalu menemukan dirinya melanggar apa yang ia ketahui tentang yang baik. Dan bukankah ini juga pada diri kita, kita semua tahu apa itu yang baik, tetapi pertanyaannya, apakah kita sudah melakukannya. Ini menunjukkan usaha kita tidak akan mampu untuk menjadikan kita berubah, hanya Dia yang menciptakan kita yang mengerti bagaimana kita berubah. Tetapi bukan berarti kita pasif, kita bisa, karena Allah memampukan kita untuk bisa melakukannya. Itu intinya. Kita berjuang untuk hidup sesuai kehendak-Nya karena kita yakin ada Allah yang tolong kita untuk dapat terus berjuang. Augustinus: saya bedoa karena Tuhan buat saya bisa berdoa. Itu perinsipnya. Setelah kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki, maka kita sedang mencerminkan Allah kepada manusia disekitar kita. Seperti kita bercermin, di cermin itu bukanlah kita, tetapi pantulan dari diri kita. Demikian juga, kita tidak pernah menjadi Allah, tetapi orang lain dapat melihat pantulan diri Allah melalui diri kita.

3. Mewakili Allah
Allah berkuasa atas alam semesta, namun Allah telah menciptakan manusia serupa dengan Allah, maka manusia pun memiliki kuasa terhadap alam ini. Manusia adalah duta yang mempunyai kuasa dari Allah sebagai pemilik gambar Allah untuk mengatur alam ini, namun harus sesuai dengan kehendak Allah. Ex, duta besar yang dikirim Indonesia, maka duta besar itu punya kuasa dari pemerintahan Indonesia di Negara dimana ia dikirim, namun dia harus tetap mengikuti setiap keputusan dari pemerintahan Indonesia untuk dilaksanakan di Negara dimana ia diutus. Demikian juga dengan kita, kita punya kuasa dari Allah, tetapi untuk memuliakan Allah. Bukan untuk kepentingan diri sendiri. Allah memberikan otak, tujuannya supaya kita bisa berkuasa atas alam dengan otak kita untuk kita kembalikan kepada kemuliaan Allah. Tetapi nyatanya, banyak orang dengan otaknya berfikir untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya untuk memperoleh keuntungan pribadi, walaupun akibatnya, Lumpur sidoarjo, longsor d jawa barat, banjir yang henti-hentinya saat musim hujan di Jakarta, banyak lagi. Manusia merusak bumi dengan kekuasaan yang diberikan Allah padanya, pada hal Allah memberi perintah kepada manusia untuk mengusahakan dan memelihara bumi ini (Kej. 2:15). Dari hal kecil dahulu, kita memelihara bumi ini, yaitu kita mau buang sampah pada tempatnya.

Mungkin orang-orang disekitar kita suka membuang sampah sembarangan, maka kita jangan seperti dia, karena kita adalah gambar Allah yang seeprti Allah yang merawat dan memelihara bumi ini. Keadaan bumi ini rusak, karena manusianya rusak. Bumi ini tidak pernah dirusak oleh segerombolan gajah yang besar2, bumi ini tidak rusak karena segerombolan tikus, tetapi bumi ini rusak karena segerombolan manusia yang egois, yang hanya memikirkan dirinya sendiri, sehingga perusakan alam ada di mana-mana. Dan bukan itu saja, karena segerombolan manusia yang egois ini menyebabkan manusia yang lain ikut menderita. Dan keegoisan ini juga menjadikan kesenjangan antar manusia (ada yang miskin sekali dan ada yang kaya sekali) dan menyebabkan persaingan (saling menjatuhkan), iri hati, sampai akhirnya peperangan. Bumi hancur karena manusia rusak. Kita yang sudah tahu, mari kita menjadi wakil Allah di bumi. Kita berusaha untuk mewujudkan nilai2 Allah di mana kita berada.

Seperti apa yang dituliskan oleh C.S. Lewis: beberapa orang Kristen – orang-orang yang ternyata memiliki talenta-telenta yang tepat – harusnya menjadi para ekonom dan para politikus, dan semua ekonom dan politikus harus menjadi orang-orang Kristen, dan bahwa seluruh jerih payah mereka dalam bidang politik dan ekonomi harus diarahkan untuk memperaktekkan prinsip ‘perbuatlah kepada orang lain apa yang apa yang kau inginkan untuk diperbuat orang lain kepadamu.’ Jika itu terjadi, dan jika kita benar-benar siap melaksanakannya, maka kita akan cepat sekali menemukan solusi Kristen untuk masalah-masalah sosial kita.”[2]  “Saya bisa saja mengulangi ‘perbuatlah kepada orang lain apa yang kau inginkan untuk diperbuat orang lain kepadamu’ sampai wajah saya menghitam, tetapi saya tidak bisa benar-benar menjalankannya sebelum saya mengasihi sesama saya seperti diri sendiri: dan saya tidak bisa belajar untuk mengasihi sesama saya seperti diri sendiri sebelum saya belajar untuk mengasihi Allah: dan saya tidak bisa belajar mengasihi Allah kecuali dengan belajar menaati-Nya.”

Kita sedang mewakili Allah, mari kita terapkan prinsip2 atau nilai2 kristiani di mana pun kita berada, supaya bumi ini yang sudah rusak dapat melihat ada yang belum rusak, yaitu diri kita. Dan kita dapat menunda kerusakan bumi ini yang sedang menuju kepada kehancuran. Seperti garam yang dapat menunda kebusukan, dan terang yang dapat menerangi kegelapan, demikianlah kita dapat menunda kehancuran bumi ini dan menerangi bumi ini jika kita mau menerapakan nilai-nilai Allah di mana kita berada. Untuk menutup kotbah ini, saya akan menceritakan hasil wawancara Lee Strobel dengan William Neal Moore (seorang yang divonis hukuman mati oleh pengadilan). Bulan mei 1984. Pada waktu itu, Moore sedang dipenjara dalam sebuah sel, menantikan eksekusi hukuman mati dalam Penjara Negara Bagian Georgia. Selnya hanya berbatasan lorong dengan kursi listrik, di mana hidupnya sudah dijadwalkan akan dicabut dalam kurun waktu kurang dari tujuh puluh dua jam.

Kasusnya bukan kasuh seorang yang tidak besalah, yang diperlakukan secara tidak adil oleh sebuh system peradilan. Tak perlu dipertanyakan lagi, Moore adalah seorang pembunuh. Dia sendiri sudah mengakuinya. Sesudah melewatkan masa kecil yang diwarnai dengan kemiskinan dan kejahatan-kejahatan kecil, dia bergabung dengan Angkatan Darat dan kemudian menderita depresi karena kesulitan-kesulitan pernikahan dan keuangan yang menderanya. Suatu malam dia mabuk dan mendobrak masuk rumah Fredger Stapleton yang berusia 70 tahun. Stapleton diketahui oleh orang-orang di sekitarnya suka menyimpan banyak uang tunai di dalam kamar tidurnya.

Dari balik pintu kamarnya, Stapleton menembak dengan sebuah senapan, dan Moor membalas dengan menembak pistolnya. Stapleton tewas seketika, dan dalam hitungan menit Moore melarikan diri dengan membawa uang sejumlah $ 5.600. Seorang informan memberitahukan kepada polisi dan keeokan pagi dia ditangkap dalam trailernya di luar kota. Tertangkap dengan bukti di tangan, Moore mengakui kesalahanya dan dijatuhi hukuman mati. Dia sudah menyia-nyiakan hidupnya memasuki hidup penuh kekerasan, dan sekarang dia sendiri menghadapi akhir hidup melalui kekerasan.

Namun, Willian Neal Moore yang sedang menghitung jam-jam terakhir sebelum jadwal esekusinya, bukan orang sama yang pernah membunuh  Fredger Stapleton. Sewaktu dipenjara, dua pimpinan gereja mengunjungi Moore atas permintaan ibunya. Mereka menceritakan kepadanya tentang belas kasihan dan pengharapan yang ditawarkan oelh Yesus Kristus. “Tidak seorang pun pernah bercerita kepadaku bahwa Yesus mencintai aku dan mati bagi ku,” Jawab Moore menjelaskan pada saat saya (Lee Strobel) mengunjunginya di Georgia. “Itulah cinta yang dapat kurasakan. Itulah cinta yang kuinginkan. Itulah cinta yang kubutuhkan” Pada hari itu, Moore menjawab ‘ya’ terhadap tawaran pengampunan dan kehidupan kekal gratis dari Yesus Kristus, dan segera dia dibaptiskan dalam sebuah bak mandi kecil yang digunakan oleh orang-orang percaya di dalam penjara itu. Dan Moore yang sekarang tidak pernah menjadi Moore yang dahulu lagi.

Selama enam belas tahun masa penantian pelaksanaan hukuman mati, Moore berperan seperti seorang penginjil di antara penghuni penjara yang lain. Dia memimpin pemahaman Alkitab dan mengadakan persekutaun doa. Dia menyediakan jasa konseling bagi para penghuni dan memperkenalkan banyak di antara mereka untuk beriman kepada Yesus. Beberapa gereja bahkan mengirimkan orang lain yang sedang menantikan pelaksanaan hukuman mati untuk konseling dengan dia. Dia mengikuti lusinan kursus Alkitab tertulis. Dia berhasil memperoleh pengampunan dari keluarga korbannya. Kemudian dia dikenal dengan nama “Si Pendamai (The Peacemaker)”, karena blok selnya yang dihuni sebagian besar oleh terpidana yang sudah menjadi Kristen melalui pengaruhnya, selalu merupakan blok sel yang paling aman, paling tenang dan paling teratur.

Sementara itu, saat eksekusi bagi Moore semakin mendekat. Secara legal, kasusnya memang sudah tidak mungkin ditolong lagi. Karena dia sudah mengaku bersalah, pada dasarnya tidak ada lagi isu-isu legal yang dapat memenangkan pembebasannya. Berulang kali, pengadilan memperkuat vonis matinya. Begitu mendalamnya trasformasi yang terjadi dalam diri Moore, tetapi orang-orang banyak pun mulai memperhatikannya. Ibu Teresa dan orang lain mulai berkampanye untuk menyelamatkan nyawanya. “Billy bukan lagi Billy yang dahulu lagi”, kata seorang terpidanan yang pernah bertemu dengan Moore dalam penjara: “Kalau Anda menghukum mati dia hari ini, Anda hanya membunuh sosok tubuh, tetapi sosok tubuh yang memiliki pikiran yang berbeda. Jadi, itu akan seperti mengesekusi orang keliru”

Sebuah editorial dalam harian Atlanta Journal and Constitution memuji dia, bukan hanya sebagai orang yang sudah diubahkan, melainkan juga sebagai “seorang agen perubahan bagi orang lain.” Editorial  tersebut memuat pernyataan: “Di mata banyak orang, dia adalah sosok orang suci.” Hanya beberapa jam sebelum Moore diikat pada kursi listrik, tak lama sebelum kepala Moore dicukur gundul supaya kabel-kabel elektroda itu dapat dikenakan ke atas kepalanya, pengadilan mengejutkan semua orang dengan mengeluarkan keputusan penundaan eksekusi.

Bahkan yang lebih mengherankan lagi, The Georgia Board of Pardon and Parole (Dewan Pengampunan dan Pengurangan Hukuman untuk Negara bagian Georgia) kemudian mengadakan pemungutan suara tertutup untuk menyelamatkan nyawanya, dengan mengubah hukumannya menjadi hukuman seumur hidup. Tetapi benar-benar menakjubkan – bahkan belum pernah terjadi dalam sejarah Georgia modern – adalah karena Dewan Pengampunan dan Pengurangan Hukuaman itu memutuskan bahwa Moore, seorang mantan pembunuh bersenjata yang mengakui kesalahannya, mengusulkan pembebesannya. Pada tanggal 8 November 1991, dia dibebaskan.

Saat saya (Lee Strobel) duduk bersama Moore di rumahnya yang menghadap kearah padang yang ditumbuhi oleh pohon-pohon cemara yang subur, saya bertanya kepadanya tentang sumber dari metamorfosanya (Moore) yang menakjubkan itu. “Tentunya system rehabilitas dalam penjara itu yang mengubah Anda bukan?” Tanya saya (Lee Strobel). Moore menjawab: “Bukan, bukan itu” jawabnya. “kalau begitu pasti program menolong diri sendiri, atau menolong diri sendiri ke sikap mental positif,” kata saya menebak.

Dengan tegas di menggelengkan kepalanya, “bukan, bukan itu juga.” “Prozac (merek obat penenang)? Transcendental Meditation? Konseling psikologis?” “Ayolah, Lee,” katanya, “Anda tahu bukan semua yang Anda sebut itu.” Dia benar. Saya tahu alasan sebenarnya. Saya hanya ingin mendengar dia mengatakan sendiri, “kalau begitu apa dong yang menyebabkan transformasi luar biasa yang terjadi dalam diri Billy Moore” Tanya saya (Lee Strobel). “Langsung dan sederhana saja, Yesus Kristus yang mengubah saya.” Katanya dengan bangga. “Dia mengubahku dengan cara-cara yang tidak mungkin kulakukan sendiri. Dia memberiku tujuan hidup. Dia menolongku melakukan hal yang benar. Dia memberiku hati dan perasaan terhadap sesamaku. Dia penyelamat jiwaku”

Kisah di atas menunjukkan bagaimana Tuhan dapat mengubah manusia kembali kepada citra diri mereka, yaitu gambar Allah, sehingga citra diri manusia sebagai gambar Allah dapat terlihat jelas kembali. Saya akan mengutip tulisannya Lee Strobel setelah ia selesai mewawancarai Moore. “itulah kuasa iman yang mengubah kehidupan manusia. Karena itu, tulis rasul Paulus, ‘siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang!’ Billy Moore yang orang Kristen itu sendiri tidak sama dengan Billy Moore si pembunuh, Allah sudah mengintervensi dengan pengampunan-Nya, dengan belas kasihan-Nya, dengan kuasa-Nya, dengan kehadiran Roh Kudus-Nya. Kasih karunia yang mengubahkan telah diberikan kepada Moore itu juga tersedia bagi setiap orang yang bertindak atas bukti nyata bagi Yesus Kristus dengan membuat keputusan untuk menerima-Nya sebagai pengampunan dan pimpinan-Nya. Tawaran itu menanti semua orang yang menjawab ya kepada Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya.”

Marilah kita terima Tuhan Yesus dalam hati kita sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, maka kita akan diubahkan Tuhan/dipulihkan citra diri kita dan akan dijadikan Tuhan sebagai pengubah orang lain menjadi seperti semula, yaitu serupa segambar dengan Allah. Amin.

Bibliography

[1] Clive Staples Lewis. Mere Cristianity (Kekristenan Asali), (Bandung: Pioner Jaya, 2006), 279
[2] Ibid, 125
[3] Ibid, 130
[4] Lee Strobel, Pembuktian Atas Kebenaran Iman Kristiani, (Batam: Gospel Press, 2005), 321-324
[5] Bill Montgomery, “U.S. Supreme Court Halts Execution: Even Victim’s Family Pleaded For Mercy,” The Atlanta Journal and Constitution,  August 21, 1990 (Lee Strobeel, Pembuktian Atas Kebenaran Iman Kristiani…) 323
[6] “When Mercy Becomes Mandatory,” The Atlanta Journal and Constitution, August 16, 1990. (Lee Strobel,…) 323
[7] Lee Strobel,… hal 324







By Admin sobolimmatius@gmail.com

Penciptaan Manusia Menurut Gambar dan Rupa Allah

Penciptaan Manusia Menurut Gambar dan Rupa Allah


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matius sobolim, S. Th
 Pemahaman tentang penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah adalah hal yang penting, karena berdasarkan pemahaman tersebut, manusia akan menempatkan diri secara benar sebagai makhluk yang diciptakan dan akan menghormati Penciptanya sebagai Oknum yang berkuasa penuh di dalam hidupnya.  Kesalahan pengertian terhadap konsep penciptaan manusia, maka manusia akan menjadikan dirinya sebagai allah terhadap dirinya sendiri dan segala sesuatu yang berada di sekitarnya.

Penciptaan manusia dalam kitab Kejadian pasal 1 bahwa Allah menciptakan manusia seturut gambar dan rupa Allah menjadikan manusia berbeda dengan ciptaan lainnya yang ada di taman Eden. Allah memiliki tujuan menciptakan manusia dan tujuan itu sudah diketahui oleh banyak orang. Namun alangkah baiknya apabila kebenaran itu diungkap dari Alkitab sendiri dalam hal ini Kitab Kejadian 1:26-28 tentang gambar dan rupa Allah.  Adapun judul penulisan ini adalah “Ekposisi Gambar Allah Menurut Penciptaan Manusia Berdasarkan Kejadian 1:26-28.”
Tujuan penulisan ini diharapkan dapat memberikan makna gambar Allah dalam penciptaan manusia, tujuan penciptaan manusia dan implikasi teologis gambar Allah berdasarkan Kejadian 1:26-28. Penulisan inimembeatsi teks hanya pada konteks Kejadian 1:26-28 dan peristiwa manusia belum jatuh ke dalam dosa. Penulisan ini mengusahakan pendekatan biblical research  dan didukung dengan buku-buku yang berhubungan dengan judul tersebut diatas.
BAB II
EKSPOSISI GAMBAR ALLAH MENURUT PENCIPTAAN MANUSIA  BERDASARKAN KEJADIAN 1:26-28
Asal Mula Manusia
Sebagai seorang Kristen harus mempercayai bahwa di dalam penciptaan manusia ada keterlibatan Allah.  Di dalam kejadian 1:26 “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, kata menjadikan dalam ayat tersebut berasal dari bahasa Ibrani השׂע ‘asah yang berarti “menjadikan” atau “membuat” dengan memakai bahan.[1] Kata tersebut berbicara mengenai tubuh manusia yang diciptakan oleh Allah dengan menggunakan bahan yaitu debu tanah, “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah” (Kej. 2:7a) dan kata ארב bara’ yang berarti “menciptakan” dengan tidak memakai bahan,[2]  kata tersebut mengacu kepada jiwa manusia yang diciptakan Allah tanpa memakai bahan melainkan Allah langsung menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup (Kej. 2:7b). kata berikut ialah yatsar yang berarti “membentuk”, bukan bertumbuh dan bertambah-tambah (Kej. 2:7).[3] Jadi dari ketiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa teori evolusi yang mengatakan “suatu jenis berkembang dan berubah sampai menjadi jenis baru yang lebih tinggi tingkatannya”,[4] hal itu merupakan kekeliruan karena Allah sendiri yang telah menciptakan manusia secara langsung baik dengan menggunakan bahan maupun tanpa menggunakan bahan. “Cerita Kitab Kejadian tentang penciptaan memberikan kepada manusia tempat mulia dalam alam semesta. Penciptaan manusia tidak hanya merupakan penutup dari segenap karya ciptaan Allah, tapi dalam penciptaan manusia itu sendiri terkandung penggenapan dan makna dari seluruh pekerjaan Allah pada kelima hari lainnya. Manusia diperintahkan memenuhi bumi dan menaklukkannya, dan manusia berkuasa atas semua makhluk.”[5] Teori evolusi dan teori penciptaan merupakan teori yang paling sering dibicarakan dan dipertentangkan. Untuk mengetahui kebenaran yang asli harus kembali kepada kebenaran Alkitab  secara menyeluruh bukan setengah-setengah. 
Makna Gambar dan Rupa dalam Kejadian 1:26-28
Kata tselem juga berarti sia-sia (vain), empty (kosong), image (gambar, patung, kesan, bayang-bayang), likeness (persamaan).  Pengertian dasar dari kata tselem adalah to shade (melindungi, membayangi, menaungi). Dalam budaya Timur Tengah, tselem digunakan untuk menyatakan suatu bentuk pemberhalaan terhadap suatu bentuk gambar atau patung.  Suatu figur yang represntatif untuk diberhalakan.
Penggunaan tselem dalam PL menjelaskan tentang gambar dalam konsep penciptaan (Kej. 1:26, 27; 9:6), gambar dalam konsep yang dilahirkan manusia (Kej. 5:3), penekanan tentang siapa yang membuhuh manusia, darahnya akan tertumpah sebab Allah membuat manusia menurut gambar-Nya (Kej. 9:5), patung-patung tuangan yang menjadi berhala (Bil. 33:52), gambar binatang yang diberhala (I Sam. 6:5, 11), patung-patung sembahan (II Raja 11:18; II Taw. 23:17; Yeh. 7:20; 16:17; Amos 5:26), gambar orang (Yeh. 23:14), hidup manusia yang hampa (Mzr. 39:7). Penggunaan demut dalam PL menjelaskan tentang rupa dalam konsep ciptaan (Kej. 1:26; 5:1), rupa dalam konsep keturunan yang dihasilkan manusia (Kej. 5:3), bagan (II Raja 16:10), gambar yang mirip dengan asli, kiasan (II Taw. 4:3), penyerupaan yang menyatakan kiasan (Mzr. 58:5), seperti yang menyatakan penggambaran (Yes. 13:4), serupa yang menyatakan perbandingan yang tidak sama (Yes. 40:18), menyerupai yang menyatakan kemiripan, atau nampaknya/seperti (Yeh. 1:5, 10, 13, 16, 22, 26; 8:2; 10:1, 10, 23:15; Dan. 10:18), berbentuk seperti (Yeh. 10:21).
Manusia pada dasarnya adalah makhluk ciptaan Allah yang paling spesial, karena Allah menciptakan manusia secara langsung, Allah membentuk manusia itu dengan memakai tangan Allah sendiri (Kej.2:7) “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Tidak sama halnya dengan penciptaan makhluk lainnya, Allah menciptakan makhluk lainnya hanya dengan berfirman tanpa Allah membentuk langsung.
Allah juga memberikan kuasa kepada manusia atas mahkluk ciptaan yang lain (Kej. 1:26,28), ini juga merupakan salah satu bukti bahwa manusia itu berbeda dari makhluk ciptaan yang lainnya. Hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk ciptaan yang lainnya ialah manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. “Di dalam bahasa Ibrani tidak ada kata sambung di antara kedua ungkapan tersebut; teks Ibrani hanya berbunyi “marilah Kita menjadikan manusia menurut gambar rupa Kita.” Baik Septuaginta[6] maupun Vulgata[7] memasukkan kata dan sehingga beri kesan bahwa “gambar” dan “rupa” mengacu kepada dua hal yang berbeda.”[8] Pada kenyataannya kedua kata tersebut tidak memiliki perbedaan yang begitu jauh melainkan kedua kata tersebut memiliki makna yang hampir sama, keduanya saling melengkapi satu sama lainnya. Terbukti kata tersebut dipakai bergantian di dalam penggambaran penciptaan manusia di dalam Kej. 1:27 memakai kata gambar “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya,”sedangkan di dalam Kej. 5:1 di gunakan kata rupa, “dibuatNyalah dia menurut rupa Allah.” Di dalam Kej. 1:26 dan Kej. 5:3 mengandung kedua kata tersebut tetapi dengan urutan yang berbeda, ada yang kata gambar yang terlebih dahulu dan ada pula kata rupa yang terlebih dahulu.   
Kata Ibrani untuk gambar ialah םלצ tselem yang diturunkan dari akar kata yang bermakna “mengukir” atau “memotong.” Maka kata ini bisa dipakai untuk mendeskripsikan ukiran berbentuk binatang atau manusia. Ketika diaplikasikan pada penciptaan manusia dalam Kejadian 1, kata tselem ini mengindikasikan bahwa manusia menggambarkan Allah, artinya manusia merupakan suatu representasi Allah. Kata Ibrani untuk rupa ialah תומד damuwth yang bermakna “menyerupai”. Jadi, orang bisa berkata bahwa kata damuwth di Kejadian 1 mengidentifikasikan bahwa gambar tersebut juga merupakan keserupaan, “gambar yang menyerupai Kita.” Kedua kata itu memberi tahu kita bahwa bahwa manusia mempresentasikan Allah dan menyerupai Dia dalam hal-hal tertentu.”[9]
 
Hakikat Manusia
Salah satu keserupaan manusia dengan Allah ialah manusia diberi kekuasaan oleh Allah atas binatang dan atas seluruh bumi ini merupakan aspek dari gambar Allah. Maksud Allah memberikan kekuasaan kepada manusia agar manusia menjadi serupa dengan Allah, dalam hal memiliki kekuasaan atas bumi. Yang membedakan manusia dan Allah ialah manusia berkuasa atas segala makhluk ciptaan Allah yang di bumi karena diberi kuasa oleh Allah sedangkan Allah adalah pemilik kekuasaan tertinggi atas segala makhluk di bumi karena Dia adalah sang pencipta. Jadi pada hakikatnya manusia merupakan cerminan dari beberapa sifat Allah.
Ada dua tahapan dalam penciptaan manusia, Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup agar menjadi makhluk hidup (Kej. 2:7), yang hasilnya adalah tunggal, yaitu manusia yang berupa satu kesatuan.  Tanah adalah bahan kebendaan dan napas Allah yang memberi hidup.  Unsur kebendaan menghasilkan saluran darah, otak, otot dan sebagainya.  Unsur bukan kebendaan menghasilkan jiwa, roh, hati nurani, kemauan, kesadaran, dan sebagainya.  Tanpa kesatuan dari kedua hal tersebut, masing-masing tidak dapat berfungsi.[10] 
Manusia diciptakan dari materi (debu tanah) dan non-materi (napas hidup dari Allah) yang menjadi satu kesatuan.  Kematian memisahkan badan dari roh (Yak. 2:26).  Ibrani  4:12, “Firman tidak memisahkan jiwa dari roh tetapi firman itu menembus sehingga membagi jiwa dan roh, bagian yang terdalam dari manusia.”  Dengan maksud, firman tidak meninggalkan apa pun yang tersembunyi dari manusia. I Tesalonika 5:23,  nampaknya bagian bukan materi terdiri dari jiwa dan roh.  Tekanan ayat ini adalah kesempurnaan penyucian.  Tidak ada tempat yang tersembunyi dari bagian non-materi manusia yang tidak disucikan oleh Allah  (Bdg. I Kor. 15:44; II Kor. 7:1; I Pet. 2:11; Mark. 12:30; Ibr. 10:3).
Setara Namun Berbeda
Laki-laki dan perempuan diciptakan Allah setara nanum berbeda, setara dalam keberadaan sebagai manusia, berbedaan dalam keberadaan jenis kelamin (Kej. 1:27).
1.        Dan Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya.
2.        Menurut gambar Allah Ia menciptakan mereka.
3.        Laki-laki dan perempuan Ia menciptakan mereka.
Laki-laki dan perempuan sama martabatnya di hadapan Allah sebagai manusia, sebelum maupun sesudah kejatuhan (Kej. 5:2), sebagai penyandang gambar Allah.
1.        Dan menciptakan Allah manusia menurut gambar-Nya.
2.        Menurut gambar Allah Ia menciptakan dia.
Manusia, laki-laki dan perempuan, diciptakan menurut gambar Allah dalam posisi setara tanpa hierarki. Martabat manusia terletak dalam keberadaannya sebagai gambar Allah.  Kesetaraan laki-laki dan perempuan juga terlihat dalam mandat yang sama dari TUHAN untuk beranak cucu dan menguasai alam (Kej. 1:26, 28-29).  Laki-laki tidak diciptakan untuk berada di atas perempuan atau sebaliknya.  Sehingga sebenarnya kesertaan manusia (laki-laki dan perempua) telah dimulai sejak manusia diciptakan, namun dalam perkembangan sejarah hidup manusia, memberikan kesan bahwa derajat kaum perempuan direndahkan.
Tujuan Penciptaan Manusia
Memiliki Hubungan Dengan Ciptaan Lain
Allah tidak menciptakan manusia dari seekor binatang, tetapi dari debu tanah.  Penciptaan yang demikian dengan tegas menolak teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berevolusi dari binatang hingga menjadi manusia.  Manusia terpisah dari binatang, tetapi menjadi bagian dari tatanan ciptaan, sehingga relasi antara manusia dengan ciptaan yang lain mendapat penekanan penting dalam Alkitab.[11]  Manusia yang diciptakan Allah memiliki dua aspek, yaitu debu tanah dan meniupkan napas hidup ke dalamnya sehingga menyebabkan manusia menjadi makhluk hidup.  Ungkapan yang sama juga dikenakan kepada hewan (1:21, 24; 2:19), tetapi hewan tidak diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.[12]  Manusia yang dibentuk, baik Adam maupun Hawa adalah manusia yang dewasa (adam), bukan melalui proses perkembangan menjadi dewasa. Kadang janji-janji Allah dikaitkan dengan perjanjian yang diberikan dalam konteks tanah dan ibadah umat Allah kadang berhubungan dengan bumi yang dihidupi.  Ketika manusia pertama kali jatuh dalam dosa, kutukan dikenakan kepada tanah (Kej. 3:17-18), dosa mencemari negeri (Ul. 24:4).  Setelah negeri dicemari oleh dosa, ia memuntahkan penduduknya (Im. 18:25,28).  Di pihak lain, Yerusalem menjadi simbol gunung TUHAN, di mana segala bangsa akan naik untuk beribadah kepada Allah (Yes. 2:2-4).  Saat itu, damai meliputi negeri, integritas umat akan dipulihkan, dan singa akan berbaring dengan anak lembu (Yes. 11:6-9). Dunia menjadi area kehidupan manusia yang dapat membahagiakan manusia, tetapi karena dosa, dunia menjadi penjara bagi manusia.[13]
Adam, manusia pertama, diberikan kuasa untuk menamai dan mengkategorikan semua jenis binatang, akan tetapi tidak ada satu pun yang pantas berperan sebagai penolong yang sepadan, “Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia” (Kej. 2:20).  Memberi nama adalah menempatkan dalam suatu rencana bagi segala sesuatu dan menujukkan keunggulan Adam dari segala ciptaan yang lain.  Memberi nama adalah kelanjutan pekerjaan Allah yang dikerjakan oleh manusia.  Dalam hal inilah manusia memiliki relasi yang terikat dengan alam.[14]
Memiliki Hubungan Dengan Sesama
Hanya manusialah yang diciptakan Allah untuk dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan dasar manusia, oleh sebab itu, Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan (Kej. 1:27).  Manusia diciptakan untuk berelasi dan saling melengkapi dalam kasih.  Kedua-duanya sama derajat di hadapan Allah.  Perkawinan diperkenalkan oleh Allah kepada manusia sebagai lembaga yang utama dan monogami (laki-laki dan perempuan), keduanya menjadi satu daging.
Dalam Perjanjian Lama, manusia tidak dilihat secara terpisah atau sendiri-sendiri, tetapi sebagai anggota-anggota yang bertanggung jawab dari satu keluarga atau suku bangsa.  Seorang individu adalah seorang anggota keluarga atau suku bangsa, yang termasuk dalam satu marga, dipersatukan dalam satu suku, yang semuanya berada dalam kesatuan dari seluruh kaum Israel (Yos. 7:16-18).  Panggilan Allah juga datang kepada individu-individu untuk demi kepentingan kelompok.  Abraham dipanggil untuk meninggalkan kesenangan hidup keluarga dan negerinya agar menjadi berkat bagi sarana berkat bagi banyak orang (Kej. 12:1-3).  Musa dipanggil untuk hidup dekat dengan Allah agar menjadi berkat bagi bangsa Israel (Kel. 24:2).  Imam Besar masuk ke dalam ruang maha kudus seorang diri demi tugas untuk banyak orang (Im. 16:17-19).  Para nabi dipanggil untuk melayani bangsa Israel dan Yehuda.[15]
Tujuan Kemuliaan dan  Rencana Allah
Segala sesuatu tentu ada tujuannya, demikian pula dengan penciptaan manusia. Allah menciptakan manusia tentunya dengan maksud dan tujuan yang berbeda dengan makhluk ciptaan lainnya. Tujuan Allah dalam penciptaan manusia ialah:
1.        Untuk Kemuliaan Allah
Tujuan utama penciptaan manusia yaitu untuk kemuliaan Allah. Itulah sebabnya manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Maksud dari segambar dan serupa dengan Allah untuk menyatakan kemuliaan melalui kehidupan manusia (Rom. 11:36)
2.        Untuk Menggenapi Rencana Allah
Dari awal penciptaan Allah memberkati manusia Adam dan Hawa dalam sebuah pernikahan dan berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Dalam Kejadian 1:28 mengandung beberapa rencana Allah bagi kehidupan manusia.  Dimulai dengan kata  beranakcuculah disini memiliki dua pengertian: Pertama, beranakcucu secara jasmani yaitu menghasilkan keturunan secara fisik, untuk menggenapi rencana Allah di dalam dunia ini. Kedua, dari bahasa aslinya הרפ parah yang dalam terjemahan bahasa Inggrisnya fruitful yang berarti berhasil, pertemuan yang berhasil baik, bermanfaat, subur dan penuh keberhasilan. Rencana Allah dalam kehidupan manusia untuk mendapat berkat, berguna bagi sesama, menjadi berkat, dan penuh dengan keberhasilan.
Kata bertambah banyak dalam bahasa aslinya הבר rabah yang dalam terjemahan bahasa Inggrisnya multiply memiliki pengertian mengalikan dan melipat gandakan. Allah ingin manusia mengembangkan segala sesuatu yang telah Allah berikan atau percayakan kepadanya sebagai contoh talenta yang telah Tuhan berikan dikembangkan untuk melayani Dia, kepandaian yang dipercayakan digunakan  untuk memuliakan nama Allah, karunia digunakan untuk membangun tubuh Kristus. Beranakcucu dan bertambah banyak adalah bagian rencana Allah untuk memenuhi bumi dan memuliakan diri-Nya.
Implikasi Teologis Tentang Gambar Allah
Gambar Allah Menyatakan Kepribadian[16]
Gambar menyatakan keserupaan bentuk, yang menunjukkan bahwa bentuk luar manusia mengambil bagian dari penggambaran Allah.  Rupa menitikberatkan kepada kesamaan daripada tiruan, sesuatu yang mirip dalam hal-hal yang tidak diketahui melalui pancaindera.  Dalam hal ini, manusia menjadi saksi kekuasaan Allah atas ciptaan dan bertindak sebagai wakil penguasa.  Dengan demikian, kekuasaan manusia mencerminkan kekuasaan Allah sendiri atas ciptaan, yang melibatkan kreativitas dan tanggung jawab manusia.
Gambar Allah menunjuk kepada keberadaan manusia yang berkepribadian dan bertanggung jawab di hadapan Allah, yang pantas mencerminkan Penciptanya dalam pekerjaan yang ia lakukan, serta mengenal dan mengasihi Dia dalam segala perbuatan mereka.  Tubuh manusia dianggap sebagai sarana yang tepat untuk kehidupan rohani. Allah menciptakan manusia dan mengenalnya (Mzr. 139:13-16), memeliharanya (Ayub 10:12), dan menuntunnya menuju akhir hidupnya.
Gambar Allah  sebagai Tanggung Jawab[17]
Orang sering beranggapan bahwa gambar kemiripan manusia dengan Penciptanya yang dinyatakan dalam gambar Allah, terletak pada karakteristik manusia yang membedakannya dari binatang, seperti rasio, kekekalan dan konsepnya, dan perasaan moral.  Seperti yang dijelaskan oleh Eichrodt, bahwa keunikan manusia sebagai gambar dan rupa Allah terletak pada kesadaran diri dan kemampuannya untuk menentukan diri.  Namun menurut, Yonky Karman, persoalan bagi teologi biblika adalah kategori-kategori gambar Allah itu diimpor dari luar konteks.  Von Rad, menyatakan bahwa dalam kontek Timur Dekat kuno, “tselem-gambar” dapat dimaksud sebagai bentuk fisik yang mewakili kehadiran seorang penguasa.  Raja yang memiliki kekuasaan di luar daerahnya, dapat diwakili oleh patung dirinya sebagai representasi kehadirannya di daerah itu. 
Berdasarkan analogi ini, penciptaan manusia menurut gambar Allah, secara negatif menyangkal manusia sama dengan Allah.  Gambar Allah bukanlah Allah.  Semulia-mulia manusia, ia tetap bukan Allah hanya gambar-Nya saja, yang ternyata hanya berasal dari debu tanah (Kej. 2:7) dan kembali kepada debu (Kej. 3:7).  Jika ia memanipulasi untuk dirinya berbagai bentuk ketaatan dan dedikasi orang lain yang seharusnya untuk Tuhan, maka ia mencuri kemuliaan Allah. 
Gambar Allah bersifat fungsional, yang mana manusia ditempatkan di bumi untuk menunjukkan kedaulatan Allah atas dunia ciptaan dengan cara menaklukkan dan berkuasa atas bumi (Kej. 28).  Manusia memiliki relasi yang istimewa dengan Allah, penguasa bumi sebenarnya, berkenaan dengan kewajibannya mewakili Yang Mahakuasa untuk menguasai alam.  Menguasai alam memiliki pemahaman hidup harmoni dengan alam sebelum Kejatuhan dan belum ada unsur keserakahan manusia untuk menguras alam (Kej. 1-2).  Menguasai alam juga berarti mempelajari hukum-hukumnya, menyelidikinya, mengeksporasinya.  Ini bukanlah pekerjaan yang ringan, sehingga diperlukan keseriuasan dan kekuatan manusia.  Manusia menjalankan kekuasaannya tetapi terbatas pada yang didapat dari Penciptanya dan semua usaha harus mendatangkan kesejahteraan bagi semua orang bukan hanya segelintir orang saja. 
 
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan teks yang membedakan manusia dan Allah ialah manusia berkuasa atas segala makhluk ciptaan Allah yang di bumi karena diberi kuasa oleh Allah sedangkan Allah adalah pemilik kekuasaan tertinggi atas segala makhluk di bumi karena Dia adalah sang pencipta. Jadi pada hakikatnya manusia merupakan cerminan dari beberapa sifat Allah.
Tujuan penciptaan manusia berdasarkan konteks Kejadian 1:26-28 yaitu manusia diciptakan untuk berhubungan dengan ciptaan yang lain dan juga kepada sesama manusia dimana Allah menghendaki manusia beranakcucu dan bertambah banyak memenuhi bumi. Allah menciptakan manusia untuk memenuhi rencana-Nya dan seluruh makhluk ciptaan-Nya memiliakan Dia.
Gambar Allah yang ada pada manusia mencerminkan kepribadian Allah sebelum manusia jatuh dalam dosa. Dan manusia yang diciptakan segambar Allah memiliki tanggung jawab untuk menaklukkan segala ciptaan-Nya sebagai tanggung jawab atas kedaulatan Allah sebagai wakilnya di muka bumi.

Apa artinya manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah

Pertanyaan: Apa artinya manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27)?

Matius Sobolim, S.Th
Jawaban: Pada hari terakhir dari penciptaan, Allah berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:26).

Dengan demikian, Allah mengakhiri pekerjaanNya dengan satu “sentuhan pribadi.” Allah membentuk manusia dari debu tanah dan memberinya hidup dengan menghembuskan nafasNya sendiri (Kejadian 2:7). Dengan demikian, manusia memiliki keunikan dibanding dengan ciptaan-ciptaan lainnya, yaitu memiliki bagian materi (tubuh) dan non-materi (jiwa/roh).

Memiliki “gambar” atau “rupa” Allah, dalam pengertian yang paling sederhana, berarti manusia dibuat menyerupai Allah.

Adam tidak serupa dengan Allah dalam arti memiliki darah dan daging. Alkitab berkata bahwa “Allah itu Roh” (Yohanes 4:24) dan karena itu memiliki keberadaan tanpa tubuh. Namun, tubuh Adam mencerminkan hidup Allah karena diciptakan dengan kesehatan yang sempurna dan tidak tunduk kepada kematian.

Gambar Allah menunjuk pada bagian non-material dari manusia. Hal ini membedakan manusia dari binatang dan memampukan manusia mengemban “kekuasaan,” sebagaimana direncanakan Allah (Kejadian 1:28), dan memampukan manusia berkomunikasi dengan PenciptaNya. Keserupaan ini termasuk dalam hal mental, moral dan sosial.

Secara mental, manusia diciptakan sebagai makhluk yang rasional dan berkehendak – dengan kata lain, manusia dapat menggunakan pikirannya dan bisa memilih. Ini adalah refleksi dari akal budi dan kebebasan Allah.

Setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis sebuah buku, melukis pemandangan, menikmati simponi, menjumlahkan hitungan, atau menamai binatang peliharaan, dia menyatakan fakta bahwa ia diciptakan menurut gambar Allah.

Secara moral, manusia diciptakan dalam kebenaran dan kepolosan yang sempurna, suatu refleksi dari kesucian Allah. Allah melihat semua yang diciptakanNya (termasuk manusia) dan mengatakan, “sangat baik” (Kejadian 1:31). Hati nurani kita atau “kompas moral” itu sisa dari keadaan yang asli itu.

Ketika seseorang menaati hukum, berbalik dari kejahatan, memuji kelakuan baik, atau merasa bersalah, orang itu meneguhkan fakta bahwa ia diciptakan menurut gambar Allah.

Secara sosial, manusia diciptakan untuk bersekutu. Hal ini mencerminkan ketritunggalan Allah dan kasihNya. Di taman Eden, relasi manusia yang terutama itu dengan Allah (Kejadian 3:8 menyiratkan persekutuan dengan Allah), dan Allah menciptakan perempuan pertama karena "tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja” (Kejadian 2:18).

Setiap kali seseorang menikah, berteman, memeluk anak kecil, mengikuti kebaktian, dia menyatakan bahwa ia diciptakan menurut gambar Allah.

Karena diciptakan menurut gambar Allah, Adam memiliki kebebasan untuk memilih. Meskipun dia diberikan pribadi yang suci, Adam memilih berdosa dan memberontak melawan PenciptaNya. Dengan berbuat demikian, dia mencemarkan gambar Allah yang ada dalam diriNya, dan mewariskan keserupaan yang rusak itu pada semua keturunannya, termasuk kita (Roma 5:12).

Saat ini, kita masih memiliki gambar Allah (Yakobus 3:9), namun harus menanggung bekas-bekas dosa. Secara mental, moral, sosial dan fisik, kita memperlihatkan efek-efek dari dosa.

Kabar baiknya, ketika Allah menebus seseorang, Dia mulai memulihkan gambar Allah yang asli itu, menciptakan “manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24; lihat pula Kolose 3:10).



Apa artinya manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27)?

MANUSIA GAMBAR ALLAH

Matius Sobolim S. Th
Kata "Kita" dalam Kejadian 1:26, Apakah merujuk pada Ketritunggalan?

    Kejadian 1: 26


I. Masalah kata "KITA" dalam Kejadian 1:26 :


Ada aneka ragam pendapat dan penafsiran. Pendapat dan penafsiran ini belum tentu benar, dan belum tentu pula dapat dipersalahkan.


    [1]Yahudi Rabbinik Allah dalam Sidang Ilahi

Ada beberapa buku Commentary yang menyatakan bahwa kata "Kita" adalah ucapan Allah kepada bala tentara Surga. Berikut ini saya kutip dari Tafsiran Alkitab Masa Kini (THE NEW BIBLE COMMENTARY – Revised, Inter-Varsity Press, London, 1976, vol 1 halaman 82 ) "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita", Bentuk jamak oknum pertama "kita", itu agaknya harus diterangkan demikian : bahwa Sang Pencipta berfirman sebagai Raja Sorgawi dihadapan bala tentara Sorgawi. Pada Alkitab bagian lain ungkapan ini tampil tampil, bahwa makhluk-makhluk roh (malaikat-malaikat) yang melayani hadir di dekatNya (bandingkan Kejadian 3:22, 24; 11:7, dan 18:21; bandingkan dengan Kejadian 18:2; 19:1 dan Yesaya 6:8 ).
 
 Manusia dan makhluk-makhluk roh sorgawi (malaikat-malaikat), sama-sama adalah makhluk berpribadi yang diikutsertakan dalam hubungan historis yang bertanggung jawab dengan Allah. Gambar Allah ini tidak dapat hilang dan tidak dapat dikurangi, tetapi arah kesusilaannya dapat dibalik. Gambar itu mengambil bentuknya yang benar, sudah barang tentu, dalam persesuaiannya dengan kehendak Allah yang kudus

Dalam The Wycliffe Bible Commentary, Vol 1 halaman 28, juga menulis "senada", saya kutip sebagian:

"Baiklah Kita menjadikan manusia" adalah narasi yang menggambarkan Allah sebagai meminta dewan surgawi untuk memusatkan perhatian mereka kepada suatu rencana penciptaan manusia. Dan meminta mereka memusatkan perhatian pada peristiwa in

II. Kajian Kejadian 1:26, ada 2 jenis kata kerja: 1:26 LAI TB, Berfirmanlah ('AMAR, singular) Allah (ELOHIM, Plural of Majesty) : "Baiklah Kita menjadikan ('ASAH, plural) manusia menurut gambar (TSELEM, plural) dan rupa Kita (DEMUT, plural) , supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." KJV, And God (ELOHIM, Plural of Majesty) said ('AMAR, singular), Let us make ('ASAH, plural) man in our image (TSELEM, plural), after our likeness (DEMUT, plural) : and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth. Hebrew, וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים נַֽעֲשֶׂה אָדָם בְּצַלְמֵנוּ כִּדְמוּתֵנוּ וְיִרְדּוּ בִדְגַת הַיָּם וּבְעֹוף הַשָּׁמַיִם וּבַבְּהֵמָהוּבְכָל־הָאָרֶץ וּבְכָל־הָרֶמֶשׂ הָֽרֹמֵשׂ עַל־הָאָֽרֶץ׃Translit. Interlinear, VAYO'MER {dan Dia berfirman, verb, masculine singular} 'ELOHIM {Allah, noun, masculine plural, Plural of Majesty} NA'ASEH {marilah kita akan menjadikan, verb, qal imperfect, first person, masculine, plural} 'ADAM {manusia} BETSALMENU {pada gambar kita, noun, masculine, plural} KIDMUTENU {seperti rupa kita, noun, masculine, plural} VEYIRDU {dan mereka akan memerintah/menguasai} VIDGAT {pada ikan} HAYAM {laut itu} UVE'OF {dan pada unggas} HASYAMAYIM {langit itu} UVABEHEMAH {dan pada ternak} UVEKHOL-HA'ARETS {dan pada seluruh bumi itu} UVEKHOL-HAREMES {dan pada seluruh yang melata} HAROMES {binatang merayap} 'AL-HA'ARETS {atas bumi itu}.

TUHAN Allah tidak sendirian di surga, di sekitar-Nya ada para malaikat yang jumlahnya banyak sekali. Allah dalam beberapa kasus diceritakan mengadakan "Sidang Ilahi" dihadapan para malaikat. Para Malaikat dalam Alkitab juga disebut "pasukan/ bala tentara surga" (lihat: 1 Samuel 1:3). Dan dalam rencana penciptaan manusia, Allah mengadakan "Sidang Ilahi" untuk menyatakannya lebih dahulu sebelum hal itu dilaksanakan.

Pertama: Kita bahas dulu tentang kata אֱלֹהִים - 'ELOHIM yaitu oknum utama dalam Kejadian pasal 1. Seperti kita telah ketahui kata אֱלֹהִים - 'ELOHIM adalah bentuk jamak karena akhiran ים ; "yod - mem" merupakan akhiran jamak. Bentuk jamak ini dalam pengertian bahasa Ibrani dikenal dengan istilah 'plural of majesty', "bentuk jamak kebesaran", mengandung ide pluralitas dalam kesatuan, Allah yang " אחד - 'EKHAD".

Image

Kedua: Kita membahas jenis kata kerja yang digunakan oleh 'ELOHIM dalam "SIDANG ILAHI" itu. Perhatikan di dalam Kejadian 1:26, terdapat 2 jenis kata kerja yang berbeda:

1. Kata kerja untuk oknum
  singular: "VAYO'MER", dan 

2. Kata kerja untuk oknum
    6plural: "NA'ASEH".

Frasa pertama : KJV menterjemahkan "And God said", dan LAI-TB menterjemahkan "Berfirmanlah Allah". Naskah bahasa Ibrani menulis dengan "kata kerja singular" diucapkan oleh oknum yang "plural" (dalam artian 'plural of majesty')
 
:וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים VAYO'MER {dan Dia berfirman, verb, masculine singular} 'ELOHIM {Allah, noun, masculine plural, Plural of Majesty}

Note: kata "VAYOMER" di sana ditulis dalam bentuk singular. Bandingkan dengan kata-kata yang biasa digunakan dalam Perjanjian Lama untuk "berkata" atau "berfirman" ini:
VAYO'MER,danDia berfirman(maskulin) 

VATO'MER, dan ia berkata (feminin) 
VA'OMAR,dan Aku berfirman
VANO'MER, dan kami/kita berkata
VAYO'MRU, dan mereka berkata Yahudi Rabinik, Yahudi Mesianik dan Kristen mengimani Allah yang Esa (bukan jamak, bukan ilah-ilah). KJV: "And God said."Kata yang digunakan sama dengan Kejadian1:1,"ELOHIM", secara bentuk kata kita tahu bahwa "ELOHIM" ini adalah a plural form, tetapi secara grammatically diperlakukan sebagai singular noun, karena naskah Ibrani-nya menggunakan verba untuk "said/ berfirman": "VAYOMER" yang adalah singular form. Keseluruhan Alkitab mengkonfirmasi bahwa ELOHIM yang ditulis pada awal Kitab Suci adalah Sang Pencipta Alam Semesta (bandingkan: Nehemia 9:6; Yesaya 44:24; 45:18; Maleakhi 2:10; Kisah Rasul 17:24-25; Roma 1:25; 1 Petrus 4:19; Wahyu 4:11), tidak ada pengajaran Alkitab dimana "ilah-ilah" menciptakan alam semesta, itulah makna Plural of Majesty untuk kata ELOHIM yang disaksikan oleh Musa dan para nabi sejak Kitab Kejadian 1:1:

    Image

Pada Frasa kedua, kita temukan penulisan kata kerja "plural" :
נַעֲשֶׂה אָדָם בְּצַלְמֵנוּ כִּדְמוּתֵנוּNA'ASEH {marilah kita akan menjadikan, verb, qal imperfect, first person, masculine, plural} 'ADAM {manusia} BETSALMENU {pada gambar kita, noun, masculine, plural} KIDMUTENU {seperti rupa kita, noun, masculine, plural}

   Jika mencermati naskah Ibrani tsb, tentu saja kata "kita/ us/ our" adalah plural pronouns. Tetapi harus juga kita pahami bahwa, kata "baiklah kita menjadikan/ let us make" tertulis dalam satu kata Ibrani: "NA'ASEH", yaitu verba dalam bentuk Qal imperfect first-person plural form; Kata "kita/ us" tidak berdiri sendiri karena format "the first-person plural-nya ini masuk kepada verba-nya".
 
 Dan makna "BETSALMENU" (in our image/ pada gambar kita), merujuk kepada "KIDMUTENU" (to our likeness/ seperti rupa kita)," Kedua nomina ini menggunakan first-person, plural suffix: "kita."

Kata kerja " נַֽעֲשֶׂה - NA'ASEH" yang ‘plural’ ini tentu lebih cocok "ditafsirkan" bahwa Allah sedang berbicara dengan oknum-oknum "diluar" diriNya, karena sebelumnya terdapat kata kerja dengan bentuk singular " וַיֹּאמֶר - VAYO'MER". Maka penafsiran dari kalangan Yahudi Rabinik sebagai kalangan yang paham betul bahasa Ibrani ini terlihat lebih mendekati kebenaran. Yaitu bahwa Allah sedang berbicara kepada malaikat-malaikat disekitarnya/ bala tentara sorgawi, atau yang lebih dikenal dengan istilah "Sidang Ilahi".

Dibawah ini Verb Conjugations untk Verb עָשָׂה - 'ASAH dalam Bin'yan QAL (PA'AL):

Image


Jika kita membaca ayat dalam terjemahan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, 2 jenis kata kerja yang berbeda tidak terlihat jelas, sehingga sebagian kalangan Trinitarian memandang kata "KITA" itu sebagai "Bapa sedang berbicara kepada Anak, dan kepada Roh Kudus". Namun, seperti penjelasan diatas dalam bahasa Ibraninya tidak dapat dianggap seperti itu, demikian pula dalam bahasa Yunani. Mari kita baca bersama terjemahan Septuaginta (LXX), sbb :

* Genesis 1:26 LXX, και ειπεν ο θεος ποιησωμεν ανθρωπον κατ' εικονα ημετεραν και καθ' ομοιωσιν και αρχετωσαν των ιχθυων της θαλασσης και των πετεινων του ουρανου και των κτηνων και πασης της γης και παντων των ερπετων των ερποντων επι της γης

      Translit, KAI {dan} EIPEN {Dia berkata, verb - second aorist active indicative - third person singular } HO THEOS {Allah} POIÊSÔMEN {baiklah Kita menjadikan, verb - future active indicative - first person plural}ANTHRÔPON {manusia} KAT' EIKONA HÊMETERAN KAI KATH' HOMOIÔSIN KAI ARKHETÔSAN TÔN IKHTHUÔN TÊS THALASSÊS KAI TÔN PETEINÔN T OU OURANOU KAI TÔN KTÊNÔN KAI PASÊS TÊS GÊS KAI PANTÔN TÔN HERPETÔN TÔN ERPONTÔN EPI TÊS GÊS. 

   Seperti Tanakh Ibrani, Septuaginta juga menyajikan 2 jenis kata kerja yang berbeda yang satu merujuk kepada Allah sendiri "ειπεν – EIPEN" (Dia berkata, verb - second aorist active indicative - third person singular), dan kata kerja yang lainnya yang plural diucapkan oleh Allah kepada oknum-oknum diluar diriNya, kata tersebut adalah kata "ποιησωμεν - POIÊSÔMEN" (baiklah Kita menjadikan, verb - future active indicative - first person plural) yaitu kata kerja yang berasal dari kata "ποιεω –poieô", leksikon Yunani : to make or do (in a very wide application, more or less direct).

"Menurut gambar kita", Ibrani " בְּצַלְמֵנוּ - BETSALMENU" "dan rupa kita", Ibrani " כִּדְמוּתֵנוּ - KID'MUTENU". Sekalipun dua istilah ini kelihatannya "sinonim" namun memiliki arti yang berbeda, tampaknya tidak dimaksudkan untuk menyampaikan aspek yang berbeda dari diri Allah. Jelas bahwa manusia memiliki kedudukan mulia karena dijadikan dari suatu "image" khusus dari kemuliaanNya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dikunjungi serta dapat berhubungan dan bersekutu dengan Khaliknya. Sebaliknya Allah dapat mengharapkan manusia untuk menanggapi-Nya dan bertanggung jawab kepadaNya. Manusia diberi kuasa untuk memiliki hak memilih, bahkan hingga ke tingkat "tidak mentaati" Khaliknya. Manusia diberi mandat oleh Allah di bumi, melaksanakan dan bertanggung-jawab sesuai kehendak Sang Khalik (ayat 28).


III. Kajian Kejadian 1:27, Hanya Allah saja Sang Pencipta :

1:27 LAI TB, Maka Allah (ELOHIM, Plural of Majesty) menciptakan (BARA, singular) manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya (BARA, singular) dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya (BARA, singular) mereka. KJV, So God (ELOHIM, Plural of Majesty) created (BARA, singular) man in his own image, in the image of God created he (BARA, singular) him; male and female created he (BARA, singular) them. Hebrew,
וַיִּבְרָא אֱלֹה ׀ אֶת־הָֽאָדָם בְּצַלְמֹו בְּצֶלֶם אֱלֹהִים בָּרָא אֹתֹו זָכָר וּנְקֵבָה בָּרָא אֹתָֽם׃Translit. Interlinear, VAYIV'RA' {dan Dia menciptakan, verb, qal perfect (completed action), masculine, third person, singular} 'ELOHIM {Allah, noun, masculine plural, Plural of Majesty} 'ET-HA'ADAM {manusia itu} BETSALMO {pada gambar-Nya} BETSELEM {pada gambar} 'ELOHIM {Allah} BARA' {Dia menciptakan, verb, qal perfect (completed action), masculine, third person, singular} 'OTO {-nya} ZAKHAR {laki-laki} UNEQEVAH {dan perempuan} BARA' {Dia menciptakan, verb, qal perfect (completed action), masculine, third person, singular} 'OTAM {mereka}.


Ayat diatas menulis dengan jelas dalam bahasa Ibrani, bahwa penciptaan dilaksanakan oleh Allah sendiri (perhatikan kata kerja bentuk ‘singular’) yaitu kata yang "khas" digunakan oleh Allah saja yaitu kata Ibrani " בָּרָא - BARA'", manusia atau makhluk lain tidak mungkin mencapai kuasa-kuasa yang terkandung dalam istilah ini, sebab kata ini menggambarkan mujizat sempurna. Dengan kuasa tertinggi untuk menciptakan dan ini hanya dimiliki oleh Allah saja. Study kata " בָּרָא - BARA'" dapat Anda lihat di bara-studi-kata-ibrani-vt211.html#p409 .

Image

Maka meskipun dalam "Sidang Ilahi" itu Allah berbicara kepada bala tentara Sorgawi, penciptaan manusia Ia laksanakan sendiri ( וַיִּבְרָא - VAYIV'RA) kata kerja bentuk ‘singular’ dari kata בָּרָא - BARA'").

Kembali ke ayat 26, dalam terjemahan LAI-TB menulis "kita menjadikan" KJV menulis "Let us make" dalam bahasa asli Ibrani menulis " נַֽעֲשֶׂה - NA'ASEH" dan terjemahan LXX "ποιησωμεν - POIÊSÔMEN", sedangkan dalam penciptaannnya sendiri digunakan kata yang lain yaitu kata " בָּרָא - BARA'" yang berbentuk singular (ayat 27) (menciptakan, KJV : created).

Kata "menjadikan" dan "menciptakan" ini tentu mempunyai bobot yang berbeda. Bahwa ketika Allah berbicara kepada bala tentara Sorgawi dalam suatu sidang Ilahi, Ia berbicara dengan kata "menjadikan", Sedangkan "penciptaan" manusia dilakukan hanya oleh Allah sendiri: בָּרָא - BARA', dimana kata "BARA", ini adalah kata yang spesifik hanya untuk Allah saja.

Kejadian 1:26-27 Sang Pencipta berfirman sebagai Raja Sorgawi dihadapan bala tentara Sorgawi. Ia menyatakan rencananya untuk menciptakan makhluk yang akan menguasai bumi dan isinya, yaitu manusia.

Manusia "dijadikan" dalam "image" Allah : "Menurut gambar" (TSELEM) "dan rupa kita" (DEMUT).

Mengenai posisi para malaikat, sesuai pemahaman kalangan Yahudi Rabinik, dapat kita katakan bahwa mereka adalah para peserta SIDANG ILAHI yang diajak Allah dalam kesepakatan "untuk menjadikan" (bukan menciptakan) manusia yang memiliki sifat-sifat tertentu dari "'ELOHIM" (termasuk malaikat), yang berperasaan, yang berpengetahuan/ memiliki intelektual, memiliki kuasa, memiliki free-will, dll, seperti beberapa sifat yang dimiliki Allah dan malaikat. Dimana kemampuan manusia ini berbeda dengan ciptaan-ciptaan/ makhluk-makhluk lain yang sudah diciptakan sebelumnya di bumi yaitu binatang-binatang.

Para malaikat dalam SIDANG ILAHI tersebut diajak turut dalam rencana "menjadikan", Ibrani: NA'ASEH, plural itulah sebabnya verba ini ditulis dalam bentuk qal imperfect, (kata kerja belum rampung).

Namun, dalam penciptaannya dilakukan oleh Allah sendiri, kita dapat melihat kata spesifik "BARA", singular/[i], adalah verba dalam bentuk [i]qal perfect (completed action, kata kerja sudah rampung).

Kejadian 1:27, sesuai yang sudah dijelaskan diatas. Merujuk bahwa penciptaan manusia dilakukan secara mutlak dan dirampungkan sendiri oleh Allah.
Perhatikan lagi bahwa kata "BARA" diucapkan 3x. Dan, pengucapan 3x pula dinyatakan dalam "stem qal perfect" (rampung/ completed). Dalam sastra Ibrani pengucapan suatu kata hingga 3x itu menunjuk kepada kemutlakan/ kepastian, bandingkan dengan pujian kepada Allah yang diungkapkan dengan majas tautologia: "Kudus, kudus, kudus"[/u] (Yesaya 6:3; Wahyu 4:8). [url=http://www.sarapanpagi.org/kudus-suci-vt6232.html#p26784]"KUDUS" adalah sifat Allah yang diulang sampai 3x, hal ini menunjukkan tidak ada kata yang lainnya yang dapat menggambarkan kekudusan Allah yang mutlak dan pasti dalam bahasa manusia, kecuali diulang sampai 3x. Kekudusan Allah dalam pemahaman Yahudi adalah : 'sifat dari segala sifat' yang kesatuannya mencakup segala sifat Allah. Dalam Kejadian 1:27 ini kata "BARA" dituliskan oleh Musa sebanyak 3x! Sebab hanya Allah-lah Sang Pencipta itu!.


IV. Bagaimana dengan doktrin TRINITAS? :

Telah kita pelajari dengan jelas, kita sama-sama telah meneliti pemakaian kata "Kita" oleh Allah di dalam Perjanjian Lama, berarti Allah berkata kepada malaikat yang ada di sekitarnya, bahwa para malaikat itu terlibat di dalamnya dalam suatu SIDANG ILAHI. Saat Dia berfirman kepada manusia, Allah tidak pernah menggunakan kata dalam bentuk plural yang menyiratkan "Kita/ Kami".

Maka, dengan kajian ayat secara tekstual dan juga adanya referensi-referensi yang dikutip diatas, saya pribadi, memilih pada penafsiran kata "Kita" yang tidak merujuk kepada "TRINITAS", bukan berarti penafsiran ini menentang pada doktrin Trinitas. Kejadian 1:26 secara tekstual tidak mengarah kepada "dalil Trinitas". Namun di ayat-ayat lain dalam Alkitab kita dapat kita temukan banyak sekali yang dapat kita mengerti dan pahami sebagai dasar dari doktrin Trinitas. Misalnya, Perjanjian Lama sering merujuk bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah yang Kudus (Ibrani: רוּחַ הַקֹּדֶשׁ - RUAKH HAQODESH), dan bahwa terdapat jelas informasi keterlibatan Roh Kudus dalam penciptaan (Kejadian 1:2) dan juga ayat-ayat lain seperti yang dikutip dalam Artikel di roh-kudus-vt33.html#p73 .

Bagi kalangan Trinitarian, kita tak perlu kawatir dengan penjabaran Kejadian 1:26 yang memang tidak mengarah kepada "Trinitas", dan tidak usah menganggap kajian tersebut "kontra Trinitas", bagaimanapun Allah kita adalah ALLAH yang SANGAT MAHA DALAM KEPRIBADIANNYA dan SANGAT PRIBADI DALAM KEMAHAANNYA.
Hakekat Allah itu diluar pemikiran manusia, kita hanya bisa menjabarkannya sebatas kapasitas tempurung otak kita. Allah itu ber-otoritas, Ketika Allah memutuskan Ia menjelma ke bumi sebagai manusia, bukan berarti ada bagian dari diriNya yang berkurang atau bahkan hilang.

Bapa Gereja Tertulianus (120 – 225 AD), mewariskan doktrin yang sangat bagus yaitu doktrin Trinitas yang membantu kita untuk memahami hakekat Allah yang kompleks itu dan diluar jangkauan akal manusia, ia terinspirasi oleh perkataan Tuhan Yesus sendiri dalam :

* Matius 28:19LAI TB, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam 'nama' ('ONOMA') Bapa dan Anak dan Roh Kudus, KJV, Go ye therefore, and teach all nations, baptizing them in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost:NIV, Therefore go and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit,
Text bahasa aslinya adalah demikian : Textus Receptus (TR), πορευθεντες ουν μαθητευσατε παντα τα εθνη βαπτιζοντες αυτους εις το ονομα του πατρος και του υιου και του αγιου πνευματοςTranslit, poreuthentes oun mathêteusate panta ta ethnê baptizontes autous eis to onoma tou patros kai tou huiou kai tou hagiou pneumatos.

Perubahan bentuk kata "ονομα - ONOMA"
User avatar
 
Posts: 11886
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by BP » Mon Mar 03, 2008 11:52 pm
Tanya :
waktu Tuhan menciptakan bumi beserta isinya, mengapa Tuhan mengatakan, "Kita" begitu juga waktu hendak memusnahkan bumi pada jaman Nuh? Apakah itu menunjukkan ada pribadi yang lain, bukan Tuhan saja?



Jawab :

Tuhan Allah tidak sendirian di surga, di sekitar-Nya ada malaikat, bandingkan bahwa saat Yesus Kristus datang kembali ke dunia, Dia pun tidak datang sendiri, melainkan bersama-sama dengan para malaikat-Nya.

    * Matius 25:31LAI Terjemahan Baru (TB), Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.King James Version (KJV), When the Son of man shall come in his glory, and all the holy angels with him, then shall he sit upon the throne of his glory:Textus Receptus (TR), οταν δε ελθη ο υιος του ανθρωπου εν τη δοξη αυτου και παντες οι αγιοι αγγελοι μετ αυτου τοτε καθισει επι θρονου δοξης αυτουTranslit Interlinear, hotan {ketika} de {dan} elthê {Dia datang} ho huios {Anak} tou anthrôpou {Manusia} en {dalam} tê doxê {kemuliaan} autou {-Nya} kai {dan} pantes {seluruh} hoi {yang} hagioi {kudus} aggeloi {malaikat-malaikat} met {dengan} autou {-Nya} tote {kemudian} kathisei {Dia akan duduk} epi {di atas} thronou {takhta} doxês {kemuliaan{ autou {-Nya}

Tuhan Allah sebagai Raja Surgawi berfirman disertai dengan bala tentara surgawi. Di lain bagian Alkitab, tatkala ungkapan tentang penciptaan itu muncul, malaikat-malaikat hadir di dekat-Nya. Coba bandingkan beberapa ayat ini:

    * Kejadian 11:7LAI TB, Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing. KJV, Go to, let us go down, and there confound their language, that they may not understand one another's speech. Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,
    הָבָה נֵרְדָה וְנָבְלָה שָׁם שְׂפָתָם אֲשֶׁר לֹא יִשְׁמְעוּ אִישׁ שְׂפַת רֵעֵהוּ׃
    Translit, HÂVÂH NÊREDÂH (Kita akan turun) VENÂVLÂH SYÂM SEFÂTÂM 'ASYER LO' YISYME'Û 'ÎSY SEFAT RÊ'ÊHÛ

    * Kejadian 18:21LAI TB, Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya. KJV, I will go down now, and see whether they have done altogether according to the cry of it, which is come unto me; and if not, I will know. Hebrew,
    אֵרֲדָה־נָּא וְאֶרְאֶה הַכְּצַעֲקָתָהּ הַבָּאָה אֵלַי עָשׂוּ כָּלָה וְאִם־לֹא אֵדָעָה׃
    Translit, 'ÊRADÂH-NÂ' (Aku akan turun) VE'ER'EH HAKETSA'AQÂTÂH HABÂ'ÂH 'ÊLAY 'ÂSÛ KÂLÂH VE'IM-LO' 'ÊDÂ'ÂH

Selanjutnya:

    * Kejadian 3:22LAI TB, Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. KJV, , And the LORD God said, Behold, the man is become as one of us, to know good and evil: and now, lest he put forth his hand, and take also of the tree of life, and eat, and live for ever: Hebrew,
    וַיֹּאמֶר יְהוָה אֱלֹהִים הֵן הָאָדָם הָיָה כְּאַחַד מִמֶּנּוּ לָדַעַת טֹוב וָרָע וְעַתָּה פֶּן־יִשְׁלַח יָדֹו וְלָקַח גַּם מֵעֵץ הַחַיִּים וְאָכַל וָחַי לְעֹלָם׃
    Translit, VAYO'MER YEHOVÂH 'ELOHÎM HÊN HÂ'ÂDÂM HÂYÂH KE'AKHAD MIMENÛ LÂDA'AT (untuk mengetahui) TÔV (baik) VÂRÂ' (dan jahat) VE'ATÂH PEN-YISYLAKH YÂDÔ VELÂQAKH GAM MÊ'ÊTS HAKHAYÎM VE'ÂKHAL VÂKHAY LE'OLÂM

Malaikat pun tahu tentang yang baik dan yang jahat:

    * 2 Samuel 14:17LAI TB, Juga hambamu ini berpikir: perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, sebab seperti malaikat Allah, demikianlah tuanku raja, yang dapat membeda-bedakan apa yang baik dan jahat. Dan TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai tuanku. KJV, , Then thine handmaid said, The word of my lord the king shall now be comfortable: for as an angel of God, so is my lord the king to discern good and bad: therefore the LORD thy God will be with thee. Hebrew,
    וַתֹּאמֶר שִׁפְחָתְךָ יִהְיֶה־נָּא דְּבַר־אֲדֹנִי הַמֶּלֶךְ לִמְנוּחָה כִּי כְּמַלְאַךְ הָאֱלֹהִים כֵּן אֲדֹנִי הַמֶּלֶךְ לִשְׁמֹעַ הַטֹּוב וְהָרָע וַיהוָה אֱלֹהֶיךָ יְהִי עִמָּךְ׃ ף
    Translit, VATO'MER SYIFKHÂTKHA YIHYEH-NÂ' DEVAR-'ADONÎ HAMELEKH LIMNÛKHÂH KÎ KEMAL'AKH HÂ'ELOHÎM KÊN 'ADONÎ HAMELEKH LISYMOA' (untuk membedakan) HATÔV (yang baik) VEHÂRÂ' (dan yang jahat) VAYHOVÂH 'ELOHEYKHA YEHÎ 'IMÂKH

Dengan demikian kata "Kita" merujuk pada pribadi Allah dan malaikat-malaikatNya, Tuhan Allah sebagai Raja Surgawi berfirman disertai dengan bala tentara surgawi (Sidang Ilahi).

Allah sendiri punya nama : TUHAN semesta alam, Ibrani : יהוָה צְבָאֹות - YHVH TSEVA'OT ( (harfiah "TUHAN tentara sorga", reff. 1 Samuel 1:3 ). Kata צבאות -TSEVA'OT dari kata dasar צבא - TSABA (bala tentara/ army). Ungkapan הוה צבאות ; YEHOVAH TSEVA'OT ini digunakan hampir 300 kali dalam PL, terutama dalam Yesaya, Yeremia, Zakharia dan Maleakhi. Ini merupakan gelar kuasa dan kekuatan, sering digunakan dalam konteks kemiliteran atau apokaliptik. Menarik bahwa ungkapan ini muncul pertama kali dalam I Samuel 1:3 berkaitan dengan tempat suci di Siloh. Jelaslah bagi kita bahwa צבאות -TSEVA'OT adalah kata Ibrani untuk "bala tentara" karena Allah adalah 'boss' dari bala tentara surgawi.




Artikel terkait :
Arti TUHAN yang Esa dalam Alkitab , di viewtopic.php?p=44#44
TENTARA SORGA, di tentara-sorga-vt1681.html#p6712
User avatar
 
Posts: 11886
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by BP » Mon Dec 15, 2008 12:39 pm
TANYA :
Bro. BP,
Shalom.

Kemusykilan saya adalah :

1. Bagaimana menjajari jabaran tekstual dengan konteks ayat itu di mana dinyatakan bahawa manusia di"jadi"kan menurut rupa "kita" (tekstual mengindikasikan kita di sini adalah merujuk kepada Allah + Sidang Ilahi yang terdiri daripada para Malaikat). Apakah menurut Kejadian 1:27 Allah men"cipta" manusia menurut rupa Allah dan Malaikat?

2. Apa peranan malaikat dalam penciptaan manusia dalam ayat ini? Apakah Allah perlu berbincang dengan sidang Ilahi (Yudaisme Rabbinik - musyawarah) sebelum mencipta manusia?

3. Apa sebenar maksud frasa "marilah kita menjadikan" di ayat 26? Apakah suatu ajakan ataupun hanya pernyataan?

Terima kasih.

Tuhan memberkati.



JAWAB :


Tuhan Allah tidak sendirian di surga, di sekitar-Nya ada para malaikat yang jumlahnya banyak sekali. Ia dalam beberapa kasus diceritakan mengadakan "sidang" dihadapan para malaikat. Kita lihat contoh ayatnya :


* Yeremia 23:18LAI TB, Sebab siapakah yang hadir dalam dewan musyawarah TUHAN, sehingga ia memperhatikan dan mendengar firman-Nya? Siapakah yang memperhatikan firman-Nya dan mendengarnya? KJV, For who hath stood in the counsel of the LORD, and hath perceived and heard his word? who hath marked his word, and heard it?Hebrew,
כִּי מִי עָמַד בְּסֹוד יְהוָה וְיֵרֶא וְיִשְׁמַע אֶת־דְּבָרֹו מִי־הִקְשִׁיב דְּבָרִי וַיִּשְׁמָע׃ ס
Translit interlinear, KI {bahwa/karena} MI {siapakah} 'AMAD {ia berdiri} BESOD {pada sidang/rahasia} YEHOVAH (baca 'Adonay, TUHAN) VEYERE' {dan ia akan melihat} VEYISYMA' {dan ia akan mendengarkan} 'ET-DEVARO {perkataan-Nya} MI-HIQSYIV {siapakah ia yang memperhatikan} DEVARÎ {perkataan-Nya} VAYISYMÂ' {dan ia akan mendengarkan}


Para Malaikat dalam Alkitab juga disebut "pasukan/ bala tentara surga"


* 1 Samuel 1:3 LAI TB, Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas. KJV, And this man went up out of his city yearly to worship and to sacrifice unto the LORD of hosts in Shiloh. And the two sons of Eli, Hophni and Phinehas, the priests of the LORD, were there. NIV, Year after year this man went up from his town to worship and sacrifice to the LORD Almighty at Shiloh, where Hophni and Phinehas, the two sons of Eli, were priests of the LORD. Hebrew,
וְעָלָה הָאִישׁ הַהוּא מֵֽעִירֹו מִיָּמִים ׀ יָמִימָה לְהִֽשְׁתַּחֲוֹת וְלִזְבֹּחַ לַיהוָה צְבָאֹות בְּשִׁלֹה וְשָׁם שְׁנֵי בְנֵֽי־עֵלִי חָפְנִי וּפִנְחָס כֹּהֲנִים לַיהוָֽה׃
Translit, VE'ALAH HAISY HAHU ME'IRO MIYAMIM YAMIMA LEHISYTAKHAVOT VELIZBO'AKH LAYEHOVAH TSEVA'OT (baca 'ADONAY TSEVA'OT) BESYILOH VESYAM SYENEI VENEI-'ELI KHAFNI UFINKHAS KOHANIM LAYEHOVAH (baca 'ADONAY)


TUHAN semesta alam (YHVH TSEVA'OT) (harfiah YHVH tentara sorga) Kata צבאות – "TSEVA'OT" dari kata dasar צבא - TSABA, tentara/ pasukan.
Ungkapan הוה צבאות ; YEHOVAH TSEVA'OT" ini digunakan hampir 300 kali dalam PL, terutama dalam Yesaya, Yeremia, Zakharia dan Maleakhi. Ini merupakan gelar kuasa dan kekuatan, sering digunakan dalam konteks kemiliteran atau apokaliptik.


Kejadian 1:26-28 Sang Pencipta berfirman sebagai Raja Sorgawi dihadapan bala tentara Sorgawi. Ia menyatakan rencananya untuk menciptakan makhluk yang akan menguasai bumi dan isinya, yaitu manusia.

Manusia "dijadikan" dalam "image" Allah : "Menurut gambar", Ibrani צלם – "TSELEM" "dan rupa kita", Ibrani דמות – "DEMUT". Sekalipun dua istilah ini kelihatannya "sinonim" namun memiliki arti yang berbeda, tampaknya tidak dimaksudkan untuk menyampaikan aspek yang berbeda dari diri Allah. Jelas bahwa manusia memiliki kedudukan mulia karena dijadikan dari suatu "image" khusus dari kemuliaanNya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dikunjungi serta dapat berhubungan dan bersekutu dengan Khaliknya. Sebaliknya Allah dapat mengharapkan manusia untuk menanggapi-Nya dan bertanggung jawab kepadaNya. Manusia diberi kuasa untuk memiliki hak memilih, bahkan hingga ke tingkat "tidak mentaati" Khaliknya. Manusia diberi mandat oleh Allah di bumi, melaksanakan dan bertanggung-jawab sesuai kehendak Sang Khalik (Kejadian 1:28).

Mengenai posisi para malaikat, dapat kita katakan bahwa mereka adalah para peserta sidang ilahi yang diajak Allah dalam kesepakatan "untuk menjadikan" (bukan menciptakan) manusia yang memiliki sifat-sifat tertentu dari "'Elohim" (termasuk malaikat), yang berperasaan, yang berpengetahuan/ memiliki intelektual, memiliki kuasa dll, seperti beberapa sifat yang dimiliki Allah dan malaikat. Dimana kemampuan manusia ini berbeda dengan ciptaan-ciptaan/ makhluk-makhluk lain yang sudah diciptakan sebelumnya di bumi yaitu binatang-binatang.

Para malaikat dalam Sidang Ilahi tersebut diajak turut "menjadikan" (Ibrani, נעשה - NA'ASEH) manusia yang diberi mandat menguasai dan mengusahakan bumi dan isinya. Namun dalam penciptaannya dilakukan oleh Allah sendiri, kita dapat melihat kata spesifik ברא - BARA' (Kejadian 1:27 sudah dijelaskan diatas). Merujuk bahwa penciptaan manusia dilakukan secara mutlak oleh Allah sendiri.



Blessings,
BP
Dec 15, 2008

Artikel terkait:
User avatar
 
Posts: 11886
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by BP » Mon Dec 15, 2008 6:41 pm
TANYA :
1. Supaya lebih jelas, apakah manusia "dicipta" (Allah saja yang dapat mencipta) Allah untuk "dijadikan" (tujuan penciptaan itu) menurut gambar dan rupa Allah + Malaikat?



JAWAB :


Sang Pencipta dari tidak-ada menjadi menjadi ada, itu hanya Allah saja.

Dalam Alkitab, apabila kata kerja Ibrani ברא - BARA' ( = menciptakan) dipakai, maka pelakunya senantiasa adalah Allah saja.

Image

Istilah ברא - BARA' dipakai enam kali dalam pasal 1: Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1), menciptakan binatang-binatang laut yang besar (Kejadian 1:21), menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan (ayat 27, tiga kali). Akhirnya. Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu (Kejadian 2:3). lmplikasi dari istilah BARA' dalam pasal I ini ialah, Allah menciptakan sesuatu yang baru sama sekali tanpa memakai benda apa pun sebagai bahan, (walaupun dalam bagian-bagian lain PL implikasi ini tidak selalu berlaku). Menurut Wenham. "istilah ini menekankan kebebasan dan kekuasaan seorang seniman", dan ia mengutip kata-kata W.H. Schmidt bahwa istilah ברא - BARA' menggaris-bawahi "pekerjaan Allah menciptakan tanpa kesukaran karena la mutlak bebas dan tidak terbatas dalam kedaulatanNya" (GW. Wenham, Genesis 1-15, Word Biblibal Commentary: Word Books, 1987, hlm 14)


TANYA :
2. Mengapa Allah perlu persepakatan dari malaikat dalam penciptaan manusia?



JAWAB :

Pertanyaan "mengapa" itu jawabannya luas sekali, dan untuk pertanyaan ini, yang dapat menjawab hanya Allah saja. Kita manusia hanya dapat menelaah terhadap apa yang tertulis.

Dalam sidang Ilahi, Allah sebagai Raja semesta alam berbicara di hadapan bala-tentara surga. Bahwa Ia memiliki suatu rencana, dan itu diumumkan kepada seluruh malaikat. Allah memang tidak mempunyai keperluan meminta kesepakatan para malaikat karena Dialah penguasa mutlak dan Sang Pencipta. Namun Ia memiliki kehendak untuk mengajak serta para malaikat mendengar rancana Allah itu dalam Sidang Ilahi. Meski mempunyai kekuasaan mutlak, Allah sering mengajak makhluk ciptaanNya turut menjadi rekan sekerjaNya:


* Kejadian 1:28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."



Ayat diatas adalah pemberian mandat dari Allah kepada mansuia untuk menguasai bumi. Ini adalah kali pertama Allah menjadikan manusia sebagai rekan sekerjaNya. Allah memang Maha-kuasa, tetapi Dia selalu memilih "rekan sekerja". Dia membangkitkan dan memakai banyak orang di segala jaman yang berani mengambil keputusan sesuai rencana-Nya. Dia memakai, Abraham, Yosua, Musa, Daud dan sederetan nama-nama para pahlawan iman lainnya. Dan Paulus pun menyatakan dalam 1 Korintus 3:9a "Kami adalah kawan sekerja Allah".

Dengan demikian, tidaklah mengherankan Allah juga menjadikan para malaikat menjadi rekan sekerjaNya yang diajakNya bersidang, bukan sebagai pencipta, tetapi mereka duduk dalam dewan musyawarah TUHAN (lihat Yeremia 23:18) turut dalam serta rencana Allah.
 
Posts: 78
Joined: Thu Feb 19, 2009 4:21 am

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by danielyuwono » Sat May 16, 2009 12:30 pm
mo tanya pandangan nih pak BP,

saya masih bingung dengan kata "menurut gambar dan rupa kita."
berarti manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah n malaikat2 ???

dan bila ada ayat lain yang menerangkan kita diciptakan menurut gambar dan rupa ALLAH, lalu saya balikin lagi ke kata2 "menurut gambar dan rupa kita." Jadi artinya "kita" di sini apa yah pak BP?

maksut keterangan ayat ini tentang "menurut gambar dan rupa kita." ini apa?


mohon pencerahan nya pak,


thx n gbu
User avatar
 
Posts: 11886
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by BP » Sun May 17, 2009 6:19 am
danielyuwono wrote:mo tanya pandangan nih pak BP,

saya masih bingung dengan kata "menurut gambar dan rupa kita."
berarti manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah n malaikat2 ???


"Menurut gambar dan rupa kita" adalah ungkapan alegoris, bukan harfiah, yang menunjukkan bahwa manusia yang akan diciptakan itu memiliki "kemuliaan" sebagaimana yang dimiliki para penghuni Surga :

BP wrote:Ayat 26 : "Menurut gambar", Ibrani " צלם - TSELEM" "dan rupa kita", Ibrani " דמות - DEMUT". Sekalipun dua istilah ini kelihatannya "sinonim" namun memiliki arti yang berbeda, tampaknya tidak dimaksudkan untuk menyampaikan aspek yang berbeda dari diri Allah. Jelas bahwa manusia memiliki kedudukan mulia karena dijadikan dari suatu "image" khusus dari kemuliaanNya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dikunjungi serta dapat berhubungan dan bersekutu dengan Khaliknya. Sebaliknya Allah dapat mengharapkan manusia untuk menanggapi-Nya dan bertanggung jawab kepadaNya. Manusia diberi kuasa untuk memiliki hak memilih, bahkan hingga ke tingkat "tidak mentaati" Khaliknya. Manusia diberi mandat oleh Allah di bumi, melaksanakan dan bertanggung-jawab sesuai kehendak Sang Khalik (ayat 28).



danielyuwono wrote:dan bila ada ayat lain yang menerangkan kita diciptakan menurut gambar dan rupa ALLAH, lalu saya balikin lagi ke kata2 "menurut gambar dan rupa kita." Jadi artinya "kita" di sini apa yah pak BP?

maksut keterangan ayat ini tentang "menurut gambar dan rupa kita." ini apa?


"Image" yang dimiliki manusia adalah "turunan" dari image yang dimiliki para penghuni Surga ('Elohim), jadi sebenarnya kurang tepat jika dibolak-balik.
Untuk itulah Raja Daud mempunyai suatu pengertian yang baik untuk kita ikuti dengan mengistilahkannya sebagai "hampir seperti 'Elohim" (namun bukan 'Elohim)


* Mazmur 8:1-10
8:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud.
8:2 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
8:3 Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
8:4 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
8:5 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
8:6 Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah ('ELOHIM), dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
8:7 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kahkinya:
8:8 kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
8:9 burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
8:10 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!



Kata "Kita" tetap merujuk pada keadaan dimana Allah berbicara di hadapan sidang ilahi, di hadapan para malaikat (para penghuni surga). Manusia diciptakan dengan image yang dimiliki pribadi-pribadi yang berada dalam sidang ilahi tersebut. Raja Daud memahami "pemberian image" ini dalam nyanyiannya dalam Mazmur tsb.

Daud membicarakan hakikat dirinya yaitu manusia yang begitu hina, apalagi kalau dibandingkan dengan Allah yang begitu besar. Ia membuat kalimat retorik "apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?". Walau begitu, TUHAN tetap mengindahkan dan membuat manusia hampir sama "seperti allah" ('ELOHIM).

Apa artinya 'ELOHIM itu? Ada 4 arti:
1. Penghuni surgawi,
2. Bersifat ilahi,
3. Allah yang benar dan satu-satunya,
4. Allah secara umum.

Ayat 6, mengingatkan manusia sebagai mahluk yang dicipta serupa dan segambar dengan Allah. Salah satu sifat ilahi adalah "kuasa". Allah memberikan turunan imageNya ini tertampak kepada kuasa yang diberikan kepada manusia untuk "menjadi tuan" atas segala ciptaan di bumi :


* Kejadian 1:26-28
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."


Bandingkan Kejadian 1:26-28 ini dengan Mazmur 8:6-9.


Menjadi "penguasa" adalah sifat ilahi, manusia diberi mandat kuasa dalam penciptaannya. Mazmur pasal 8 ditulis untuk mengungkapkan dan memberikan pengertian kembali atas penghormatan Allah yang sangat luar biasa yang telah diberikan kepada manusia yang begitu rendah.
 
Posts: 78
Joined: Thu Feb 19, 2009 4:21 am

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by danielyuwono » Sun May 17, 2009 2:05 pm
ok, trimakasih untuk pandangan nya pak BP

GBU
 
Posts: 281
Joined: Fri Nov 18, 2011 10:41 am


Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by Transf_Indo » Thu Jan 05, 2012 9:45 am
I Yoh 5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
I Yoh 5:8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Dalam penjelasan Rasul Yohanes jelas menggambarkan bagaimana dimensi kesatuan Tuhan itu...
I Yoh 5:7 di Sorga itu yang memberi kesaksian Ialah =>
1. Bapa
2. Firman
3. Roh Kudus
Dijelaskan ketiganya adalah satu.
Seperti dibumi...I Yoh 5:8=>bukankah Roh,Air dan Darah ketiganya itu satu adanya??
Mari kita lihat dimensi manusia...
Manusia memiliki ...
1. Roh(Roh Manusia yang memiliki kehendak)=> Di Surga ini adalah Roh Kudus(Yoh 3:5 => dilahirkan dari air dan Roh)
2. Air(Tubuh Jasmani=>80% TUBUH MANUSIA TERDIRI ATAS CAIRAN)=> Di Surga ini adalah Tuhan Yesus(Yoh 3:5 => dilahirkan dari air dan Roh) {PELAKSANA KASAT MATA }
3. Darah(Jiwa=>Imamat 17:11=OTORITAS PELAKSANA/PENGENDALI KEHENDAK)=> Di Surga ini adalah Bapa,krn Tuhan Yesus selalu tunduk kepada Bapa..demikian pula tubuh akan selalu tunduk pada kehendak jiwa manusia itu sendiri...
Bukankah ketiga hal yakni Roh,Tubuh,Jiwa itu satu adanya didalam diri manusia???

APAKAH DASAR MANUSIA ITU SERUPA DAN HAMPIR IDENTIK DENGAN ALLAH??

Kej 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap di bumi."

Tertulis Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita...

Jadi icon/kemiripan/keserupaan Tuhan dengan manusia dimulai dari ini....

Apakah kita menjadi sama persis dengan Tuhan...tentu tidak...tapi dimensi Tuhan itu menjadi sama dengan dimensi kita....

Ingat Tuhan itu adalah Tuan atas manusia...sehingga Ia harus ada dalam setiap dimensi manusia...

Dimensi kehidupan manusia ada 3...tubuh,jiwa,roh...sehingga Ia/Tuhan yang adalah Tuan atas semua manusia...harus menjadi Tuan
dalam setiap dimensi kehidupan manusia...sekalipun Ia dapat berpindah dimensi dan dapat berada dalam dimensi yang sama secara bersamaan...
Krn Ia Tuhan jadi tidak akan pernah dapat dibatasi oleh dimensi apapun....tapi jika Ia Tuan atas semua manusia...maka Ia harus benar-benar menjadi
Tuan atas setiap dimensi kehidupan manusia...dan eksis dalam dimensi tersebut sebagai Tuan atas semua manusia....

Dimensi Tubuh=...Yesus...

Dimensi Jiwa=...Bapa...

Dimensi Roh=...Roh Kudus.....

Bahkan dipertegas dalam Kej 3:22....

Kej 3:22 = Berfirmanlah TUHAN Allah: "+++Sesungguhnya manusia+++ itu telah menjadi
seperti +++salah satu dari Kita++, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka
sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah
pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Tertulis....sesungguhnya manusia menjadi salah sati dari Kita...artinya kemiripan itu hampir serupa....

Keserupaan itu jelas tergambar lewat dimensi tubuh,jiwa,roh....

>>Jadi untuk menjadi Allah Yang Sejati/Benar, Allah haruslah Trinitas, yaitu:
ALLAH ITU Roh [ROH ALLAH](=YOH 4:24)=>YANG MEMILIKI KEHENDAK DILAKSANAKAN OLEH OTORITAS KUASA YANG ADA DIDALAM ROH ITU, Pribadi/Sifat/KASAT MATA[TUBUH JASMANI/YESUS](=YOH 14:7), Kuasa/OTORITAS PELAKSANA KEHENDAK/JIWA[BAPA] yang ADALAH Satu ADANYA.(=YOH 14:10)


Apa bukti hal itu terkorelasi dengan Tuhan Yesus...??

Berikut persamaan Yesus dengan Bapa yang dijabarkan dalam ayat-ayat alkitab...
Yang membuktikan YSWA/Yesus itu sama dengan Bapa...

Kriteria suatu pribadi itu sama persis adalah sebagai berikut...

1. Milik Yesus=Bapa(YHWH)

Yoh 16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."

Dengan jelas tertulis...Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya...
Jadi Semua yang Bapa punya...itu Tuhan Yesus punyai....dari sini saja kita dapat gambaran pasti pribadi orang tersebut sama....

Ayat diatas dipertegas dengan ayat dibawah ini...

Yoh 17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku,
dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.


2. Nama Yesus=Bapa...

Sudah saya terangkan diatas bahwa sebelum Yesus datang ke dunia tidak ada seorangpun tahu persis nama Bapa itu siapa??
Bahkan Frasa YHVH dalam bahasa Ibrani itu adalah penafsiran dari kata AKU ADALAH AKU....seterusnya digunakan dalam penulisan
perjanjian lama....(Ko Philip Mantofa juga mengakui hal ini dalam suatu kotbahnya yang saya dengar...Ia mengatakan bahwa Tuhan
belum pernah menyatakan diriNya bernama YHWH secara pasti...tapi berdasar penafsiran Nabi Musa...)

Bukti:

Yoh 17:6 +++Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang++++, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.

Yoh 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu +++nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku+++, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Yoh 17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu +++nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku++++; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

3x Yesus menyatakan nama-Mu(Bapa) yang Kau berikan kepadaKu...

1....Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang(Yoh 17:6)
2....nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku(Yoh 17:11)
3....nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku(Yoh 17:12)

3. Sifat Yesus=Bapa...

Bukti :

YOh 14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku.
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."

Sekiranya kamu mengenal Aku(Yesus),pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku...menunjukkan kesamaan sifat
antara Yesus dengan Bapa.Dipertegas lagi....Sekarang ini kamu mengenal Dia(Bapa)...

4. Wujud Yesus=Bapa....

Bukti :

Yoh 14:7 ...Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia(Bapa)....

Yoh 14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu,
Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa
itu kepada kami.

Dengan jelas tertulis....Barangsiapa telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa
itu kepada kami....Siapa telah melihat Tuhan Yesus Ia telah melihat Bapa..artinya
keserupaan Yesus dengan Bapa itu 100% sama persis....

5. Jiwa Yesus itu adalah Bapa sendiri....krn Bapa menempati dimensi jiwa....

Bukti :

Yoh 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya.

Dengan jelas tertulis....Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi ++Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya++....saya ulangi lagi perkataan...Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya...Bapa yang diam didalam Yesus itu yang melakukan semua pekerjaan Tuhan Yesus...

NB:TOLONG BUNG BP MENANGGAPINYA....DISKUSI SESAMA UMAT KRISTEN....
 
Posts: 281
Joined: Fri Nov 18, 2011 10:41 am


Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by Transf_Indo » Thu Jan 05, 2012 9:47 am
>>Jadi untuk menjadi Allah Yang Sejati/Benar, Allah haruslah Trinitas, yaitu:
ALLAH ITU Roh [ROH ALLAH](=YOH 4:24)=>YANG MEMILIKI KEHENDAK DILAKSANAKAN OLEH OTORITAS KUASA YANG ADA DIDALAM ROH ITU, Pribadi/Sifat/KASAT MATA[TUBUH JASMANI/YESUS](=YOH 14:7), Kuasa/OTORITAS PELAKSANA KEHENDAK/JIWA[BAPA] yang ADALAH Satu ADANYA.(=YOH 14:10)

JADI ALLAH ITU MENURUT KRISTEN ADALAH...
1.ALLAH ITU Roh [ROH ALLAH](=YOH 4:24)=>YANG MEMILIKI KEHENDAK DILAKSANAKAN OLEH OTORITAS KUASA YANG ADA DIDALAM ROH ITU
2.Pribadi/Sifat/KASAT MATA[TUBUH JASMANI/YESUS](=YOH 14:7)
3. Kuasa/OTORITAS PELAKSANA KEHENDAK/JIWA[BAPA] yang ADALAH Satu ADANYA.(=YOH 14:10)

TETAPI MASING-MASING TERSEBUT ADALAH SATU DALAM DIRI MANUSIA....ROH,TUBUH,JIWA...SATU KESATUAN....BUKAN HAL YANG TERPISAHKAN....INILAH PEMAHAMAN TRINITAS YANG BENAR.....BGM BUNG BP?

APAKAH BUNG BP MENOLAK KESIMPULAN SAYA???TRINITAS JELAS KEJ 1:26 DAN KEJ 3:22 INI ADALAH DASAR TRINITAS....TRINITAS ITU SENDIRI ADALAH PENJABARAN DARI TUBUH,JIWA,ROH MANUSIA.......KRN ALLAH ITU SERUPA DENGAN MANUSIA....GMN NIH BUNG BP?

SILAHKAN TANGGAPANNYA....SAYA TUNGGU YA.....MAAF JIKA SAYA SALAH MOHON DILURUSKAN.....

MENURUT SAYA KEJADIAN 1:26 => DIJABARKAN DALAM KEJADIAN 3:22=>BUKAN ALEGORIS...TETAPI MAKNA SEBENARNYA BUNG BP....MOHON PENCERAHANNYA....MAAF SAYA TIDAK HENDAK MENYALAHKAN PENDAPAT ANDA.....TOLONG PERHATIKAN KATA SALAH SATU DARI KITA...DALAM KEJADIAN 3:22

Kej 3:22 = Berfirmanlah TUHAN Allah: "+++Sesungguhnya manusia+++ itu telah menjadi
seperti +++salah satu dari Kita++, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka
sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah
pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

JIKA POHON KEHIDUPAN DIMAKAN OLEH ADAM...MAKA MANUSIA DAPAT HIDUP SELAMA-LAMANYA SEPERTI ALLAH....MAKANYA DIJAGA POHON TERSEBUT....DALAM TAMAN EDEN ADA 2 POHON YANG DILARANG....POHON PENGETAHUAN BAIK DAN BURUK....POHON KEHIDUPAN.....DIPUSAT EDEN....NAH TINGGAL 1 POHON YANG BELUM DIMAKAN ADAM....YANG DAPAT MENJADIKAN MANUSIA HAMPIR-HAMPIR SERUPA DENGAN ALLAH...TIDAK DAPAT MATI...DST...

HAL TERSEBUT JUGA TERINSPIRASI OLEH KATA TUHAN=>TUAN ATAS SEMUA MANUSIA...

Tuhan itu adalah Tuan atas manusia...sehingga Ia harus ada MENJADI TUAN dalam setiap dimensi manusia...

JIKA MENURUT ANDA PENDAPAT SAYA SALAH...APA BUKAN BERARTI DIMENSI ALLAH ITU BUKAN SPT MANUSIA TERDIRI DARI TUBUH,JIWA,ROH???=>SEPERTI BUKAN SAMA PERSIS....SEPERTI ITU SERUPA TAPI TAK SAMA....

NB:ALL KRISTEN...TOLONG TANGGAPI TULISAN SAYA...JIKA SALAH MOHON DISANGGAH...DIMANA SALAHNYA....MARI KITA DISKUSI DENGAN RASA SALING MEMBANGUN...ITU INTI KEKRISTENAN....(TULISAN ITU TERINSPIRASI OLEH ROH KUDUS...)
User avatar
 
Posts: 11886
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by BP » Thu Jan 05, 2012 10:40 am
Saya tidak menolak Doktrin Trinitas, tetapi mengenai Kejadian 1:26 saya rasa penjelasan saya di awal thread ini sudah jelas. Meski ayat tersebut dianggap dasar dari Trinitas oleh sebagian orang, namun sebenarnya tidak.

Dasar doktrin Trinitas yang paling valid adalah Matius 28:19.
 
Posts: 281
Joined: Fri Nov 18, 2011 10:41 am


Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by Transf_Indo » Thu Jan 05, 2012 11:07 am
@BUNG BP...

Anda berkata bahwa KATA KITA disini berarti Allah berfirman dihadapan PARA PENGHUNI SURGA(MALAIKAT,DST)....

COBA ANDA JABARKAN DENGAN KEJADIAN 3:22 =>MANUSIA MENJADI SALAH SATU DARI KITA....APAKAH MANUSIA MENJADI SALAH SATU DARI MALAIKAT????JIKA YA...MENGAPA PEMAZMUR TIDAK PERNAH BERKATA SAMA SEPERTI Penghuni SURGA???Tetapi jelas SAMA SEPERTI ALLAH....Jadi keserupaan disini adalah GOD IMAGE....bukan PENGHUNI SURGA IMAGE....gmn Bung BP....silahkan....

MZM 8:5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah,...=>jelas dikatakan hampis sama SEPERTI ALLAH....(MENGAPA TIDAK DIKATAKAN SAMA SEPERTI PENGHUNI SURGA?MOHON PENCERAHANNYA)

DAN JELAS SEKALI RASUL PAULUS BERKATA...KITA HARUS MENJADI SERUPA DENGAN ALLAH...BUKAN DENGAN MALAIKAT/PENGHUNI SURGA...

Rm. 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya...

DAN JUGA DIJELASKAN MANUSIA MENCERMINKAN KEMULIAAN ALLAH....(BUKAN PENGHUNI SORGA)

2Kor. 3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan...

MOHON PENCERAHANNYA....
User avatar
 
Posts: 11886
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by BP » Thu Jan 05, 2012 7:28 pm
Mengenai Kejadian 3:22 sama juga, bahwa Allah berkata dihadapan "sidang ilahi", sudah dijelaskan di atas, coba scroll ke atas.
 
Posts: 281
Joined: Fri Nov 18, 2011 10:41 am


Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by Transf_Indo » Fri Jan 06, 2012 9:37 am
Kejadian 3:22
LAI TB, Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti ++salah satu dari Kita,++

SALAH SATU DARI KITA(ELOHIM)....APAKAH MANUSIA ITU Seperti Malaikat/Penghuni Surga???(Penghuni Surga Ruh Adanya...)=>Manusia bukan Ruh adanya....gmn tanggapan bung BP???

Didalam penjelasan Bung BP....tidak terlihat pembahasan EKSISTENSI manusia secara substansialnya.....Tolong dibahas secara substansi manusia itu sendiri....pls Bung BP....
(secara substansial Allah itu ROH=>Yoh 4:24;Malaikat Roh adanya...Semuanya Penghuni Surga Roh adanya...)

Kol 1:15-16 =>Yesus Kristus adalah permulaan dari segala yang ada...dan manusia diciptakan serupa dengan IMAGE Yesus permulaan itu sendiri....Shg memiliki TUBUH,JIWA,ROH spt Yesus.....gmn tanggapan Bung BP?kalo image penghuni SURGAWI=>Substansinya adalah ROH semuanya...gmn nih???silahkan anda jawab bung BP....

Memang analogi kata Kita itu jabaran dari ELOHIM.....tetapi ELOHIM yang mana dulu....Penghuni Surga??tentu bukan....tetapi ALLAH sendiri....Tolong dijabarkan lebih spesifik pak....maaf saya ingin belajar...bukan memojokkan anda....

NB:Pembahasan Bung BP tidak diatas membahas secara substansif keberadaan manusia dari aspek TUBUH,JIWA,ROH....tlg Bung BP jawab...thx...

Jadi aliran saya YUDAISME MESSIANIK ya..??tp ga salah loh aliran YUDAISME MESSIANIK....krn segala yang hidup ini bersumber PADA KRISTUS.....JESUS is THE CENTER OF ALL....
User avatar
 
Posts: 11886
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by BP » Fri Jan 06, 2012 8:01 pm
Note:
saya berharap, Anda kalau nulis sebaiknya jangan terlalu banyak memakai huruf kapital...

Transf_Indo wrote:Kejadian 3:22
LAI TB, Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti ++salah satu dari Kita,++

SALAH SATU DARI KITA(ELOHIM)....APAKAH MANUSIA ITU Seperti Malaikat/Penghuni Surga???(Penghuni Surga Ruh Adanya...)=>Manusia bukan Ruh adanya....gmn tanggapan bung BP???


pertanyaan Anda ini bisa dikembalikan ke Kejadian 1:26, seperti gambar dan rupa kita, bukankah manusia itu bukan ruh adanya...?

Seperti apa "gambar dan rupa" dari ruh?
 
Posts: 281
Joined: Fri Nov 18, 2011 10:41 am


Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by Transf_Indo » Mon Jan 09, 2012 9:03 am
Bung BP...tlg baca tulisan saya....jika ada yang salah mohon diluruskan....

menjawab-dakwaan-umat-islam-ada-2-pertanyaan-vt4045.html
 
Posts: 281
Joined: Fri Nov 18, 2011 10:41 am


Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by Transf_Indo » Mon Jan 09, 2012 9:08 am
pertanyaan Anda ini bisa dikembalikan ke Kejadian 1:26, seperti gambar dan rupa kita, bukankah manusia itu bukan ruh adanya...?

Seperti apa "gambar dan rupa" dari ruh?
__________
SPT Apakah gambar dan rupa ALLAH itu???Kol 1:15 dan Ibrani 1:3 =>Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Yesus Kristus....Ia yang semula ada sebelum semuanya ada....dan manusia dijadikan oleh Dia...tanpa Dia tidak ada suatupun dijadikan....Jadi bukan Manusia itu RUH....tetapi Manusia menjadi salah satu dari KITA(mengacu pada KRISTUS itu sendiri yang telah ada sebelum ADAM ada dan diciptakan...)

Kata SALAH SATU DARI KITA(Kejadian 3:22)=>Salah satu menunjuk kepada KRISTUS itu sendiri....Yang adalah ALLAH dimana terdiri atas dimensi TUBUH,JIWA,RUH yang KOMPLEKS....sulit dijelaskan secara akurat oleh ILMU MANUSIA....
 
Posts: 15
Joined: Mon Oct 17, 2011 2:36 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by daniel-ntl » Thu Jan 19, 2012 7:09 pm
saya ikut menyimak ulasan "transf indo", dan itu juga pernah di jelaskan kepada saya oleh seorang teman, saya juga penasaran apa jawaban bung BP mengenai pertanyaan2 "transf indo", mohon segera di reply......makasih :)
User avatar
 
Posts: 11886
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by BP » Fri Jan 20, 2012 9:57 am
Apa yang dipersoalkan, sudah dibahas di artikel di atas.

Tidak relevan apabila Kejadian 3:22 Anda memasukkan kesamaan ide tentang "tubuh-jiwa-roh".
Tubuh-jiwa-roh: kapan Kristus mempunyai tubuh-jasmani? Bukankah peristiwa inkarnasi terjadi di awal Masehi?

* Kejadian 3:22LAI TB, Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. KJV, , And the LORD God said, Behold, the man is become as one of us, to know good and evil: and now, lest he put forth his hand, and take also of the tree of life, and eat, and live for ever: Hebrew,
וַיֹּאמֶר יְהוָה אֱלֹהִים הֵן הָאָדָם הָיָה כְּאַחַד מִמֶּנּוּ לָדַעַת טֹוב וָרָע וְעַתָּה פֶּן־יִשְׁלַח יָדֹו וְלָקַח גַּם מֵעֵץ הַחַיִּים וְאָכַל וָחַי לְעֹלָם׃
Translit, VAYO'MER YEHOVÂH 'ELOHÎM HÊN HÂ'ÂDÂM HÂYÂH KE'AKHAD MIMENÛ LÂDA'AT (untuk mengetahui) TÔV (baik) VÂRÂ' (dan jahat) VE'ATÂH PEN-YISYLAKH YÂDÔ VELÂQAKH GAM MÊ'ÊTS HAKHAYÎM VE'ÂKHAL VÂKHAY LE'OLÂM


Kejadian 3:22 "menjadi salah satu dari kita" tidak merujuk kepada kesamaan "tubuh" tetapi kesamaan pengetahuan, akibat dari manusia itu memakan buah pengetahuan-baik-dan jahat.
Allah dan para malaikat mengetahui baik dan jahat; manusia sebelum memakan buah itu, mereka tidak punya pengetahuan baik-dan-jahat.

Alkitab mencatat, Malaikat pun tahu tentang yang baik dan yang jahat:

* 2 Samuel 14:17LAI TB, Juga hambamu ini berpikir: perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, sebab seperti malaikat Allah, demikianlah tuanku raja, yang dapat membeda-bedakan apa yang baik dan jahat. Dan TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai tuanku. KJV, , Then thine handmaid said, The word of my lord the king shall now be comfortable: for as an angel of God, so is my lord the king to discern good and bad: therefore the LORD thy God will be with thee. Hebrew,
וַתֹּאמֶר שִׁפְחָתְךָ יִהְיֶה־נָּא דְּבַר־אֲדֹנִי הַמֶּלֶךְ לִמְנוּחָה כִּי כְּמַלְאַךְ הָאֱלֹהִים כֵּן אֲדֹנִי הַמֶּלֶךְ לִשְׁמֹעַ הַטֹּוב וְהָרָע וַיהוָה אֱלֹהֶיךָ יְהִי עִמָּךְ׃ ף
Translit, VATO'MER SYIFKHÂTKHA YIHYEH-NÂ' DEVAR-'ADONÎ HAMELEKH LIMNÛKHÂH KÎ KEMAL'AKH HÂ'ELOHÎM KÊN 'ADONÎ HAMELEKH LISYMOA' (untuk membedakan) HATÔV (yang baik) VEHÂRÂ' (dan yang jahat) VAYHOVÂH 'ELOHEYKHA YEHÎ 'IMÂKH

Dengan demikian kata "Kita" merujuk pada pribadi Allah dan malaikat-malaikatNya, Tuhan Allah sebagai Raja Surgawi berfirman disertai dengan bala tentara surgawi (Sidang Ilahi).

Allah sendiri punya nama : TUHAN semesta alam, Ibrani : יהוָה צְבָאֹות - YHVH TSEVA'OT ( (harfiah "TUHAN tentara sorga", reff. 1 Samuel 1:3 ). Kata צבאות -TSEVA'OT dari kata dasar צבא - TSABA (bala tentara/ army). Ungkapan הוה צבאות ; YEHOVAH TSEVA'OT ini digunakan hampir 300 kali dalam PL, terutama dalam Yesaya, Yeremia, Zakharia dan Maleakhi. Ini merupakan gelar kuasa dan kekuatan, sering digunakan dalam konteks kemiliteran atau apokaliptik. Menarik bahwa ungkapan ini muncul pertama kali dalam I Samuel 1:3 berkaitan dengan tempat suci di Siloh. Jelaslah bagi kita bahwa צבאות -TSEVA'OT adalah kata Ibrani untuk "bala tentara" karena Allah adalah 'boss' dari bala tentara surgawi.
 
Posts: 281
Joined: Fri Nov 18, 2011 10:41 am


Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by Transf_Indo » Fri Jan 20, 2012 10:09 am
Apakah landasan pemahaman TUBUH,JIWA,ROH tentang trinitas tidak pernah ada dalam alkitab??

Jawabnya ada...mari kita pahami ayat berikut...


Paham Trinitas …..
I Yoh 5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
I Yoh 5:8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Dalam penjelasan Rasul Yohanes jelas menggambarkan bagaimana dimensi kesatuan Tuhan itu...
I Yoh 5:7 di Sorga itu yang memberi kesaksian Ialah =>
1. Bapa
2. Firman
3. Roh Kudus
Dijelaskan ketiganya adalah satu.
Seperti dibumi...I Yoh 5:8=>bukankah Roh,Air dan Darah ketiganya itu satu adanya??
Mari kita lihat dimensi manusia...
Manusia memiliki ...
1. Roh(Roh Manusia yang memiliki kehendak)=> Di Surga ini adalah Roh Kudus(Yoh 3:5 => dilahirkan dari air dan Roh)
2. Air(Tubuh Jasmani=>80% TUBUH MANUSIA TERDIRI ATAS CAIRAN)=> Di Surga ini adalah Tuhan Yesus(Yoh 3:5 => dilahirkan dari air dan Roh) {PELAKSANA KASAT MATA }
3. Darah(Jiwa=>Imamat 17:11=OTORITAS PELAKSANA/PENGENDALI KEHENDAK)=> Di Surga ini adalah Bapa,krn Tuhan Yesus selalu tunduk kepada Bapa..demikian pula tubuh akan selalu tunduk pada kehendak jiwa manusia itu sendiri...
______
BP berkata =>Tubuh-jiwa-roh, kapan Kristus mempunyai tubuh-jasmani?
_____
Anda tentu tahu penulisan di alkitab ada Malaikat =>M huruf besar....dan ada malaikat=>m huruf kecil...berdasar beberapa penafsiran....Malaikat M huruf besar ini ditujukan kepada Kristus itu sendiri....sebab Kristus itu telah ada sejak jaman dahulu kala...bahkan pertama dari segala yang ada.....Jadi yang menemui Abraham adalah Malaikat =>M huruf besar disini yang dimaksud adalah Kristus itu sendiri.....dan dimensi Malaikat => M huruf besar disini menemui Abraham dan Adam dalam Jasad yang kasat mata...memiliki TUBUH,JIWA,ROH....

>>Jadi untuk menjadi Allah Yang Sejati/Benar, Allah haruslah Trinitas, yaitu:
ALLAH ITU Roh [ROH ALLAH](=YOH 4:24)=>YANG MEMILIKI KEHENDAK DILAKSANAKAN OLEH OTORITAS KUASA YANG ADA DIDALAM ROH ITU, Pribadi/Sifat/KASAT MATA[TUBUH JASMANI/YESUS](=YOH 14:7), Kuasa/OTORITAS PELAKSANA KEHENDAK/JIWA[BAPA] yang ADALAH Satu ADANYA.(=YOH 14:10)

Pertanyaan untuk Bung BP:
JIKA TUHAN TIDAK seperti TUBUH,JIWA,ROH....LALU GAMBARAN Tubuh,Jiwa,Roh manusia itu gambaran siapa pak????bukankah jelas Kej 1:26 =>manusia dicipta menurut gambar dan rupa ALLAH....lalu Gambar dan Rupa siapakah Tubuh,Jiwa,Roh???silahkan dijawab bung BP...maaf saya ingin mengkaji lebih dalam Alkitab...bukan memojokkan anda...krn Ide pertama kali Tubuh,Jiwa,Roh ini ada pada jaman para rasul....yakni I Yoh 5:7-8 diatas.....dan pasti tulisan tersebut terinspirasi oleh ROH KUDUS

NB:Jika anda mendengar di Indonesia doktrin TRINITAS spt Tubuh,Jiwa,Roh manusia...itu ide pertama kali yang menggaungkan di internet itu saya....hehhehhee....:)(Terinspirasi oleh Roh Kudus dan tulisan Rasul Yohanes)

Mohon maaf yang sedalam-dalamnya...saya tidak maksud menyalahkan pemahaman dari Bung BP...tetapi saya ingin belajar Alkitab lebih dalam....Maaf ya jgn sakit hati Bung BP....
 
Posts: 281
Joined: Fri Nov 18, 2011 10:41 am


Re: "Kita" dlm Kejadian 1:26, merujuk pd Trinitas?

Post by Transf_Indo » Fri Jan 20, 2012 10:53 am
Alkitab mencatat, Malaikat pun tahu tentang yang baik dan yang jahat:

* 2 Samuel 14:17
LAI TB, Juga hambamu ini berpikir: perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, sebab seperti malaikat Allah,=>malaikat dengan huruf m kecil...berarti bukan malaikat dengan M huruf besar yang bermakna sebagai Kristus......
_______________
Kejadian 3:22 "menjadi salah satu dari kita" tidak merujuk kepada kesamaan "tubuh" tetapi kesamaan pengetahuan, akibat dari manusia itu memakan buah pengetahuan-baik-dan jahat.
Allah dan para malaikat mengetahui baik dan jahat; manusia sebelum memakan buah itu, mereka tidak punya pengetahuan baik-dan-jahat. =>benar pernyataan ini....HANYA kurang 1 pohon yang belum dimakan manusia dan menyebabkan manusia itu sama dengan TUHAN...yakni pohon kehidupan....jika pohon itu dimakan manusia maka manusia benar-benar hampir sama dengan Allah...HIdup Abadi....
_____________
Tubuh-jiwa-roh: kapan Kristus mempunyai tubuh-jasmani? Bukankah peristiwa inkarnasi terjadi di awal Masehi?=>Ia ada sebelum dunia dijadikan Pak.....(APAKAH sebelum inkarnasi Yesus tidak py tubuh jasmaniah??lalu siapakah yang menjumpai ABRAHAM??Apakah yang menjumpai Abraham itu TUHAN yang ROH???tentu tidak TUHAN disini adalah Yesus itu sendiri yang telah memiliki TUBUH jasmaniah...)
_________
Siapakah Malaikat M huruf besar di Alkitab?
_______
Alkitab ajarkan manusia harus menjadi sperti KRISTUS....krn sejak dari semula manusia diciptakan menurut GAMBAR-Nya...yakni KRISTUS itu sendiri....

APAKAH YESUS SEBELUM ADA DI RAHIM MARIA TIDAK MEMILIKI TUBUH JASMANIAH??Siapakah Malaikat dgn M huruf besar di Alkitab?Saat menampakkan kepada Abraham...Malaikat M huruf besar ini adalah Yesus itu sendiri....yang pasti py tubuh jasmaniah....tetapi tinggalnya didalam dimensi BAPA yakni ROH....spt sekarang Yesus memiliki Tubuh JASMANIAH...tapi tinggal dalam dimensi BAPA yang adalah ROH.....tepat spt yang Ia katakan....AKU DALAM BAPA,dan BAPA DALAM AKU...artinya dimensi BAPA DAN YESUS sama....sekalipun karnasi...tetapi dimensinya itu sama....dari dulu sampai sekarang.....untuk sesaat dimensinya Yesus sama dengan manusia...tetapi sekarang Ia dalam dimensi BAPA...

APAKAH TUNTUTAN MENJADI SEPERTI KRISTUS TIDAK ADA DALAM ALKITAB??ADA...
Za. 12:8 Pada waktu itu TUHAN akan melindungi penduduk Yerusalem, dan orang yang tersandung di antara mereka pada waktu itu akan menjadi seperti Daud, dan keluarga Daud akan menjadi seperti Allah, seperti Malaikat TUHAN, yang mengepalai mereka.

JELAS SEKALI MALAIKAT TUHAN => M HURUF BESAR....YANG MENJADI KEPALA ATAS KETURUNAN DAUD....

SAMA DENGAN PERNYATAAN BERIKUT...

Ef. 1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu,....

JADI KONFIRM SUDAH NUBUATAN ZA 12:8....BAHWA MANUSIA MEMANG DICIPTAKAN DARI SEMULA HARUS MENJADI SEPERTI KRISTUS...