Tampilkan postingan dengan label Baptisan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Baptisan. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 April 2014

Apa cara yang tepat untuk baptisan?


Apa cara yang tepat untuk baptisan?
Jawaban yang paling sederhana untuk pertanyaan ini ditemukan dalam arti kata “baptis.” Kata ini berasal dari kata Yunani yang berarti “dimasukkan ke dalam air.” Karena itu baptisan dengan percik atau dengan menyiram adalah merupakan oksimoron, sesuatu yang bertentangan dengan diri sendiri. Baptisan dengan percik jadinya berarti “memasukkan seseorang ke dalam air dengan memercikkan air kepada mereka.” Baptisan, berdasarkan definisi yang terkandung di dalamnya harus merupakan tindakan menyelam.

            Baptisan menggambarkan identifikasi orang percaya dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:3-4). Diselam di dalam air menggambarkan dikuburkan bersama Kristus. Keluar dari dalam air menggambarkan kebangkitan Kristus. Dengan demikian, baptisan selam adalah satu-satunya metode baptisan yang menggambarkan dikuburkan bersama Kristus dan bangkit bersama Dia. Baptisan dengan percik atau disiram muncul karena praktek baptisan bayi yang tidak Alkitabiah. Untuk informasi lebih lanjut mengenai baptisan bayi, lihat “Apa kata Alkitab mengenai baptisan bayi?”

            Baptisan selam, sekalipun adalah merupakan cara yang paling Alkitabiah untuk mengidentifikasikan diri dengan Kristus, bukanlah (sebagaimana dipercaya oleh beberapa orang) syarat untuk keselamatan. Baptisan adalah penyataan ketaatan kepada perintah untuk bertobat dan dibaptiskan” (Kisah 2:38). Mereka yang percaya pada baptisan kelahiran kembali gagal untuk memahami bahwa adalah pertobatan yang merupakan syarat untuk keselamatan, bukan cara kita menyatakan pertobatan tsb. kepada dunia.


KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?

  KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...