Tampilkan postingan dengan label Bidat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bidat. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 April 2014

Bagaimana Allah membagikan karunia-karunia Roh?

Bagaimana Allah membagikan karunia-karunia Roh? Apakah Allah akan memberi karunia Roh yang saya minta?

Roma 12:3-8 dan 1 Korintus 12 amat jelas bahwa setiap orang Kristen diberi karunia Roh sesuai dengan kehendak Tuhan. Karunia-karunia Roh diberikan dengan tujuan untuk membangun tubuh Kristus (1 Korintus 12:7; 14:12). Saat yang tepat ketika karunia ini diberikan tidak secara khusus disebutkan. Kebanyakan orang beranggapan bahwa karunia Roh diberikan pada saat kelahiran rohani (saat keselamatan). Namun demikian, ada beberapa ayat yang mungkin mengindikasikan bahwa Allah juga memberi karunia Roh pada waktu yang lebih belakangan. Baik 1 Timotius 4:14 dan 2 Timotius 1:6 merujuk pada “karunia” yang Timotius terima “oleh nubuat” pada saat dia ditahbiskan Kemungkinan ini mengindikasikan bahwa salah seorang penatua pada penahbisan Timotius berbicara di bawah kuasa Allah mengenai karunia rohani yang akan diberikan kepada Timotius untuk memampukan dia untuk pelayanan di kemudian hari.


Dalam 1 Korintus 12:28-31 and 1 Korintus 14:12-13 kita juga diberitahu bahwa Allahlah (dan bukannya kita) yang memilih karunia. Ayat-ayat ini juga mengindikasikan bahwa bukan semua orang akan memiliki karunia tertentu. Paulus memberitahukan orang-orang percaya di Korintus bahwa kalau mereka menginginkan karunia rohani, mereka harus menyingkirkan ketakjuban mereka dengan karunia-karunia yang “spektakular” atau “yang dapat dipamerkan”, dan mencari karunia-karunia yang membangun, seperti bernubuat (menyampaikan Firman Tuhan untuk membangun orang lain). Mengapa Paulus memberitahu mereka untuk mencari karunia-karunia “terbaik” kalau mereka sudah mendapatkan segala yang mereka bisa dapatkan, dan tidak ada lagi kesempatan untuk mendapatkan karunia-karunia yang “terbaik” ini? Ini akan membawa kita untuk percaya bahwa sama seperti Salomo meminta hikmat dari Allah untuk menjadi pemimpin yang baik dari umat Allah, maka Allah juga akan memberi kita karunia-karunia yang kita butuhkan untuk kebaikan gereja.

            Setelah mengatakan ini masih perlu ditekankan bahwa karunia-karunia ini dibagikan menurut pilihan Allah, bukan diri kita. Kalau setiap orang Korintus menginginkan karunia tertentu, seperti misalnya bernubuat, Allah tidak akan memberi setiap orang karunia itu hanya karena mereka betul-betul menginginkannya. Mengapa? Di mana jadinya orang-orang lain yang dibutuhkan untuk melayani dalam peranan lain dalam tubuh Kristus?



Ada satu hal yang amat jelas, perintah Allah adalah pemberian kemampuan dari Allah. Kalau Allah memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu (misalnya bersaksi, mengasihi yang tidak dapat dikasihi, menjadikan semua bangsa murid Tuhan, dll) Dia akan memampukan kita melakukan itu. Sebagian orang mungkin tidak punya “karunia” untuk menginjili seperti orang lain misalnya, namun Allah memerintahkan semua orang Kristen untuk bersaksi dan memuridkan (Matius 28:18-20; Kisah 1:8). Kita semua dipanggil untuk menginjili, baik kita memiliki karunia penginjilan atau tidak. Orang Kristen yang punya ketekadan yang mau terus berusaha setelah mempelajari Firman Allah dan mengembangkan kemampuannya untuk mengajar, akan menjadi guru yang lebih baik dari orang yang memiliki karunia untuk mengajar tapi mengabaikan karunia tsb.



Sebagai kesimpulan, apakah karunia rohani diberikan kepada kita saat kita menerima Kristus, atau kita mendapatkannya melalui hidup bersama Allah? Jawabannya adalah kedua-duanya. Biasanya karunia rohani diberikan pada saat diselamatkan, namun juga dapat diperoleh melalui pertumbuhan rohani. Apakah keingingan hati Anda dapat diperjuangkan dan dikembangkan menjadi karunia rohani? Dapatkah Anda mengejar karunia rohani tertentu? 1 Korintus 12:31 nampaknya mengindikasikan bahwa adalah mungkin untuk “dengan sungguh-sungguh menginginkan karunia yang terbaik.” Anda boleh minta dari Allah karunia rohani tertentu dan dengan giat mengejarnya dengan berusaha berkembang dalam bidang itu. Pada saat yang sama, kalau itu bukan kehendak Allah, Anda tidak akan mendapatkannya sekeras apapun Anda mengejarnya. Allah maha bijak dan tahu karunia apa yang paling bagus bagi Anda dalam kerajaanNya.



Seberapapun hebatnya Anda dalam karunia yang Anda miliki, kita semua dipanggil untuk mengembangkan bidang-bidang yang dicantumkan dalam daftar karunia rohani … menunjukkan keramahan, kemurahan, melayani satu dengan yang lain, mengabarkan Injil, dll. Saat kita berusaha melayani Dia karena kasih, demi untuk membangun orang lain bagi kemuliaanNya, Dia akan memuliakan namaNya, menumbuhkan gerejaNya dan memberi kita pahala (1 Korintus 3:5-8, 12:31-14:1). Allah berjanji bahwa ketika kita menjadikan Dia sebagai kesenangan kita, Dia akan mengabulkan keinginan hati kita (Mazmur 37:4-5). Termasuk di dalamnya adalah mempersiapkan kita untuk melayani Dia dengan cara yang dapat memberi kita makna dan kepuasan.





Rabu, 12 Juni 2013

GNOSTIK



GNOSTIK

oleh 
Matius Soboliem, S. Th. 
 

Gnostik (Yunani. γνωσις - gnôsis, harfiah : pengetahuan). Secara tradisional mengacu pada ajaran sesat yang aktif bergerak pada abad 2 sM, yang tegas ditolak oleh gereja. Tapi sejak abad 20 ini istilah Gnostik digunakan secara luas terhadap bentuk-bentuk kepercayaan agama apa saja, dimana dualisme dan penguasaan pengetahuan adalah penting; sebab itu agama Soroaster, ajaran Mandae, sastra Hermes, Gulungan Laut Mati dan PB pun dicap sebagai ‘gnostis’.

Penggunaan istilah itu sedemikian rupa menyebabkab cakupannya terlalu luas dan terlalu berubah-ubah sehingga sukar dinalar. Tetapi karena istilah gnostik – oleh persetujuan bersama – dapat digunakan bagi bidat-bidat Kristen tertentu, penggunaannya itu dapat dijadikan patokan dalam menentukan segi-seginya yang khas. Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan besar dalam isi intelektual dan moral, dan dalam hal dekatnya dengan pusat Kekristenan, adalah mungkin menemukan di dalam ajaran bidat ini beberapa gagasan yang umum. Bapa-bapa gereja, lawan-lawan Gnostik itu, dengan leluasa mengutip tulisan-tulisan Gnostik, dan penemuan-penemuan yang baru misalnya di Chenoboskion memberi kesan bahwa bapa-bapa Gereja itu, disamping tajam terhadap ajaran-ajaran Gnostik, mereka juga memahami ajaran tentang Gnostik itu.



I. SIFAT-SIFATNYA


Dasar pikiran Gnostik adalah pengetahuan; yaitu memiliki rahasia-rahasia yang akhirnya dapat menjamin kesatuan jiwa dengan Tuhan. Jadi, tujuan pengetahuan adalah keselamatan, meliputi penyucian dan kekekalan, dan dibuat dalam kerangka yang bertalian dengan konsepsi filsafat, mitologi, atau astrologi yang kontemporer; Unsur-unsur yang berbeda itu berlaku dalam sistem-sistem yang berbeda. Dalam hal ini pemisahal Allah mutlak dari zat (menurut dogma Yunani, zat mempunyai pembawaan anasir jahat) diterima, dan drama penyelamatan diperankan oleh banyak makhluk perantara.

Jiwa dari manusia yang dapat diselamatkan adalah suatu percikan dari keilahian yang terkurung dalam tubuh; penyelamatan berarti kelepasan jiwa dari kecemaran badaniah, dan penyerapannya ke dalam Sumbernya.

Hampir setiap doktrin utama Kristen menentang pemikiran seperti itu. Pandangan mitologis tentang penyelamatan tidak mempunyai kaitan hubungan dengan PL (yang ditolak atau diabaikan), dan mengurangi pengertian dari fakta-fakta historis tentang jabatan pelayanan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Dan pandangan tentang Allah dan manusia yang dinyatakan Gnostik sering menuntun pada penyangkalan terhadap kenyataan penderitaan kristus, dan kadang-kadang juga terhadap inkarnasi. Penciptaan adalah sesuatu yang kebetulan, suatu kesalahan, bahkan suatu tindakan kedengkian dari sesuatu yang anti-allah.

Kebangkitan dan pengadilan diartikan kembali untuk memperhalus 'kekasaran' mereka. Dosa menjadi suatu pencemaran yang dapat ditanggalkan; Gereja diganti dengan suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki kelimpahan intelektual dan spiritual khusus (illuminati) yang memiliki rahasia-rahasia yang tersembunyi dari orang-orang yang belum 'diterangi' yang menyatakan mengakui Penyelamat yang sama. Etika dipusatkan pada ihwal mempertahankan kesucian atau kemurnian; hal itu sering berarti penolakan nafsu seksual dan keinginan-keinginan badaniah lainnya, tetapi sering juga berarti (atas alasan yang sama) kegemaran yang tidak terkendalikan.



II. PERKEMBANGANNYA


Sinkretisme dan penyesuaian diri adalah ini Gnostik. Utang – sangat tidak langsung – kepada filsafat Yunani adalah nyata, namun Gnostik adalah lebih daripada ’pen-yunani-an (helenisasi) penuh dari Kekristenan’. Sebelum kedatangan Kristus, kebatinan dari Timur, asketisme, dan astrologi telah masuk ke dalam dunia Yunani-Romawi yang dirasuki oleh ketakutan terhadap kematian. Dan pada waktu itu terjadilah 'Kegagalan Semangat' ('The failure of nerve', Reff : Gilbert Murray, Five Stages of Greek Raligion, c. 4) .

Rasionalisme yang begitu berani menyerah pada usaha mencari keselamatan. Bentuk-bentuk pemikiran yang memberi ciri kepada banyak bidat Kristen dapat dilihat dalam beberapa agama Yunani (helenistik) sebelum Kristen.

Dikemukakanbahwa pemikiran keagamaan Gnostik timbul dan dipengaruhi oleh unsur-unsur Yunani dan Timur, sebagai perangsang atau pemancar, dari diaspora (penyebaran Yudaisme). Dukungan terhadap gagasan ini telah diambil dari dokumen-dokumen Chenoboskion. Walaupun hal ini tidak pasti, namun perlu diperhatikan bahwa bagian terbesar ajaran-ajaran berbentuk Gnostik yang disebut dalam PB (lihat dibawah ini) mempunyai unsur-unsur Yudaisme, bahwa jemaat-jemaat Kristen purba seringkali adalah orang-orang yang mewarisi rumah ibadah (sinagoge) Penyebaran, dan bahwa para Bapa Gereja melihat bidat-bidat itu hampir sebagai turunan dari Simon Magus.

Ada pula ahli yang memandang Kekristenan sebagai sudah menafsirkan kembali suatu bualan Penyelamatan Gnostik (misalnya R Bultmann, dalam bukunya : Primitive Christianity in its Contemporary Setting, p 167 ), tapi belum diperlihatkan bualan sedemikian itu adalah bagian yang integral dari pemandangan Gnostik sebelum Kristus; juga dokumen Mandean (anggota sekte Gnostik purba) atau sekte-sekte ’babtis’ Palestina yang primitif, karena mereka telah memperoleh pengaruh-pengaruh kemudian yang lebih kuat.



III. GNOSTIK DALAM PERJANJIAN BARU (PB)


"Bidat Kolose" menggabungkan spekulasi-spekulasi filosofis, kuasa perbintangan, ketakutan pada malaikat-malaikat perantara, tabu terhadap makanan, dan praktik-praktik bertapa, dengan unsur-unsur yang dipinjam dari Yudaisme (Kolose 2:8-23). Surat-surat penggembalaan mencela pengajaran yang dicampurkan dengan mitologi dan silsilah ,1 Timotius 4:3 dab ; ’Dongeng-dongeng Yahudi’ Titus 1:14; Spiritualisasi dari kebangkitan, 2 Timotius 2:18; dan disertai dengan moral yang rusak, 2 Timotius 3:5-; 7.Semuanya apa yang disebut pengetahuan (Gnosis) dalam 1 Timotius 6:20.

Bidat yang berbahaya yang ditentang dalam surat-surat Yohanes ( 1 Yohanes 4:3; 2 Yohanes 1:7), mengenai guru-guru palsu di Asia, ungkapan yang berbunyi Gnostik 'seluk beluk Iblis' digunakan dalam Wahyu 2:24.

Beberapa diantara ciri kehidupan gereja di Korintus yang kurang memuaskan, memantulkan istilah-istilah dan gagasan yang lain mempersoalkan pernikahan (1 Korintus 6:13 dst sampai pasal 7) dan menyangkal kenyataan kebangkitan ( 1 Korintus 15:12).

Hal hal ini hanyalah berupa gejala-gejala; tidak merupakan suatu sistem; tapi memperlihatkan sarata tempat sistem-sistem Gnostik bertumbuh subur. Dan Paulus dalam menjawab mereka memakai perbendaharaan kata yang digunakan dalam Gnostik dan 'membersihkan'-nya ( 1 Korintus 2:6 dst); Demikian juga Paulus merombak gagasan Gnostik tentang suatu pleroma (penuh/kepenuhan) makhluk-makhluk perantara dengan menyatakan bahwa seluruh pleroma adalah dalam Kristus (Kolose 1:19).

Hal memakai istilah-istilah keagamaan saman itu, yanga dalah khas dalam PB, terkait dengan mereka yang mengertinya tanpa menyerahkan sesuatu apapun kepada pemikiran yang non-alkitabiah. Kerangka pemikiran PB nbaik tentang hal pemilihan, atau pengetahuan tentang Allah, atau tentang Firman, atau tentang penyelamat – diberikan oleh pernyataan PL, darimana istilah-istilah itu berasal.

Gnostik dengan unsur-unsur Yunani, unsur-unsur Timur, dan unsur-unsur Yahudi, apakah itu dilihat sebagai agama dunia ataupun hanya kecenderungan terhadapnya, adalah tetap agama kafir. Ia melekat bagaikan parasit terhadap kekristenan, dan mengambil bentuk-bentuk tertentu dengan menyedot makanan daripadanya. Ia ingin mencapai sasaran Kristen dengan cara kafir. Dan pada akhirnya Kekristenan harus memilih antara Injil atau terpengaruh Gnosis dan menjadi Gnostik.



Kepustakaan,

W Foerster, Gnosis, a selection of Genostic TextI, Patristis Evidence, 1972; II, Coptic and Mandaic Source, 1974.
JM Robinson, The Nag Hammadi Library in English, 1977
DM Scholer, Nag Hammady Bibliography, 1971, etc.
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid I, p. 333-335.

Minggu, 09 Juni 2013

PERBEDAAN AGAMA KRISTEN DENGAN BIDAT KRISTEN (Gerakan Mormon, Saksi Yehova & Children of God)



PERBEDAAN AGAMA KRISTEN DENGAN BIDAT KRISTEN
(Gerakan Mormon, Saksi Yehova & Children of God)


Oleh
Matius Soboliem 

Pengertian Kata Bidat

Kata “BIDAT” berasal dari kata Arab yang mempunyai pengertian, Suatu ajaran atau aliran yang menyimpang dari ajaran resmi. Menurut DR. H. Berkhof dan DR. I.H. Enklaar, “Bidat ditinjau dari sudut Historis adalah persekutuan Kristen (yang kecil) yang dengan sengaja memisahkan diri dari Gereja besar dan ajarannya menekankan Iman Kristen secara berat sebelah, sehingga teologianya dan praktek kesalehannya pada umumnya membengkokkan kebenaran injil.[1]

Bid’at, bid’ah adalah sesuatu yang ditambahkan kepada apa yang tidak terdapat di dalam ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan. Bida’ah adalah ajaran yang menyalahi ajaran yang benar. Sedangkan Bidat menurut Yunani kuno mempunyai pengertian “memilih, perbedaan pendapat”; dikalangan filsafat kata ini mempunyai perngertian “aliran, golongan”. Dalam Kisah Para Rasul 5:17 dan 15:5 kata ini diterjemahkan dengan istilah “mazhab, golongan”.[2]

Dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah mengenai kata bidat, yaitu :
a) HERESY yang berarti semacam pendapat, pandangan atau credo yang berlawanan dengan credo atau pengakuan gereja. HERETIC yang berarti, orang yang berpandangan salah terhadap doktrin yang akan membawa efek negative dan juga dapat memutar-balikan kebenaran.

b) Cult yang berasal dari kata latin “CULTUS” mempunyai arti pemujaan, penyembahan dan ketaatan. Atau bisa juga disebut ajaran baru yang menyimpang dari ajaran ortodks, satu organisasi yang menyimpang dari kepercayaan, satu kepercayaan yang tidak konvensional, kepercayaan yang non-normatif, gerakan keagamaan baru.[3]

Ciri-Ciri Bidat

Pada umumnya cirri-ciri bidat adalah sebagai berikut :
a) Mengemukakan kebenaran baru
b) Mengemukakan penafsiran baru
c) Mengemukakan sumber otoritas yang non Alkitabiah
d) Mengemukakan Yesus yang lain
e) Mengemukakan doktrin yang berlawanan dengan keyakinan Kristen ortodoks
f) Mengemukakan kepalsuan
g) Mengkultuskan pimpinan bidat[4]

Disamping itu, penulis juga menemukan ciri-ciri bidat yang lain, dilihat dari Alkitab dalam kitab Wahyu 22:18, yang berarti apabila kita menambahkan sesuatu dalam firman Tuhan, malapetaka akan datang padanya karena tidak ada yang boleh menambahkan atau mengurangi isi Alkitab. Tetapi pada kenyataannya masih ada sekumpulan orang yang menambahkan atau bahkan mengurangi isi dari Alkitab yang sudah dikanonisasikan.

Ciri-ciri bidat yang menambahkan dan mengurangi isi Alkitab, yaitu :
1. Injil Plus; artinya, memiliki Kitab Suci yang sama, tetapi ditambah dengan kitab-kitab lain yang memiliki kuasa atau otoritas yang sama dengan Alkitab. Contohnya : Mormon dengan ajaran Joseph Smith, demikian juga dengan aliran saksi Jehova dengan Watch Towernya. Pengajar-pengajar saksi Jehovah tersebut memang membawa Alkitab juga ke rumah-rumah yang didatanginya. Namun, kemudian, mereka akan mempengaruhi jemaat dengan segala tipuan licik mereka yang mereka tuliskan pada majalah tersebut di atas.

2. Injil Minus, artinya ,memiliki Kitab Suci yang sama tetapi sebagian dari Alkitab tersebut dikeluarkan karena tidak sesuai dengan ajaran yang mereka anut. Contohnya : Marcionisme yang mengeluarkan kitab2 yang berbau Yahudi seperti Injil Matius.

Bidat Kristen Dari Masa Ke Masa

Melalui sejarah, dengan jelas terlihat bahwa Gereja selalu menghadapi ancaman musuh dari dua arah. Arah yang pertama adalah dari luar dan yang kedua adalah dari dalam. Ancaman musuh dari luar berbentuk nyata, seperti penganiayaan, pembunuhan, penghancuran dan lain-lain terhadap orang Kristen dan Gereja. Ancaman musuh dari dalam adalah ancaman yang sulit diduga, karena ia bagaikan musuh dari dalam selimut yang tanpa disadari akan membawa efek yang fatal bagi iman kepercayaan umat Kristen.

Ancaman dari dalam ini berbentuk ajaran-ajaran (doktrin) yang menyesatkan atau bidat-bidat yang mau menyelewengkan ajaran murni Alkitab. Bahaya ajaran-ajaran sesat ini bukan timbul pada abad-abad belakangan ini, melainkan sudah ada sejak Gereja didirikan. Dengan kata lain, keberadaan bidat seusia dengan keberadaan Gereja. Bidat-bidat tersebut sudah ada sejak abad pertama sampai dengan sekarang. Yang Penulis bandingkan dalam makalah ini adalah agama Kristen dengan bidat Kristen masa kini. Tetapi tidak ada salahnya kita mengetahui contoh bidat Kristen dari masa ke masa yang diambil dalam buku Pdt. Paulus Daun M.Div., M.Th., Bidat Kristen dari Masa-Ke Masa.

Bidat abad pertama ; Nomianisme, Asceticisme, Anti Resurrection / Anti Antasianisme, Gnosticisme. Bidat abad II dan III ; Ebionisme/Ebionitisme, Marcionisme, Nazarenes, Gnosticisme, Montanisme, Novationisme. Bidat abad IV dan V ; Arianisme, Apollinarianisme, Nestorianisme, Eutychianisme, Pelagianisme. Bidat abad VI s/d XVII ; Monothyletisme, Catharinisme, Waldeness, Joachimisme, Libertinesisme, Socinusisme. Dan terakhir adalah bidat masa kini, yang beberapa dari bidat tersebut, penulis akan membandingkan atau berusaha untuk menemukan perbedaan antara Agama Kristen dengan Bidat Kristen. Bidat pada masa kini ; Campbellisme, Gerakan Mormon, Saksi Yehova, Christian Science, The Worldwide Church of God, Christian Unitisme, Liberalisme / Modernisme, Unification Church (Moonies), Children of God.

Perbedaan Agama Kristen Dengan Bidat Kristen

A. Gerakan Mormon

Gerakan ini menyebut diri sebagai “Gereja orang –orang Kudus pada akhir zaman”. Gerakan ini didirikan oleh seorang Amerika yang bernama Joseph Smith pada tahun 1830. Joseph Smith dilahirkan pada tanggal 23 Desember 1805 di Sharon (Vermont A.S.). dilingkungan keluarga kaum tani yang miskin.[5]

Menurut pengakuan Josep Smith bahwa pada tahun 1823, dalam usia 18 tahun ia mendapat kunjungan dari malaikat yang bernama Moroni. Malaikat tersebut memberitahukannya bahwa pada tahun 420 sesudah Kristus di sebuah bukit dekat Manchester, suatu perkampungan yang terletak didaerah New York, pernah ditanam lempengan-lempengan emas. Dan disuruh malaikat untuk lempengan emas tersebut tertulis huruf-huruf Mesir. Untuk menterjemahkan huruf-huruf tersebut, ia mendapat bantuan Urium Thummim”, sebuah batu yang dipinjam dari malaikat. Setelah menterjemahkan, malaikat mengambil lempengan-lempengan emas tersebut. karya terjemahan ini kemudian dijadikan kitab suci kaum Mormon.[6]

Kesaksian kehidupan moralnya tidak baik. Ia memegang pandangan poligami, dan mengajurkan para pengantunya untuk mengambil istri banyak. Ia sendiri mempunyai beberapa istri. Dia mengawini empat wanita sekaligus dan menyebut perkawinan ini sebagai “perkawinan rohani”. Setelah dia meninggal, Brigham Yong menggantikannya dan mempunyai pandangan yang sama. Brigham mempunyai 28 istri dan 56 anak. Jumlah istri yang masih hidup sewaktu ia meninggal adalah 17 orang. [7]

Pada tahun 1831, Gerakan Mormon mengumumkan pengajaran mereka dalam 13 (tiga belas) pasal kepercayaan, antara lain adalah :
a) Allah. Allah adalah superman yang mempunyai badan dan dapat dilihat dan diraba. Allah adalah adam yang sudah disempurnakan. Orang-orang yang beriman setelah meninggal dunia akan sama seperti adam menjadi ilah dan ilah itu masing-masing mempunyai istri yang dikawini semasa di dunia.

b) Kristus. Yesus adalah anak adam dan maria. Yesus di Kana menikah dengan Marta dan Mariam, sehingga dapat melihat keturunannya sebelum disalibkan (Yes.53:10). Allah lebih besar dari Kristus, Kristus lebih besar dari Roh Kudus yang menjadi pesuruhNya. Joseph Smith adalah keturunan dari Tuhan Yesus.

c) Roh Kudus. Roh kudus itu semacam benda yang kekal keberadaannya yang dialurkan dari atas dan menyebar keberbagai tempat.

d) Allah Tritunggal. Allah adalah satu pribadi, Yesus Kristus juga satu pribadi, demikian pula dengan Roh Kudus. Mereka mimiliki pribadi yang berbeda-beda. Mereka bukan Allah Tritunggal, melainkan tiga Allah.

e) Dosa. Menurut orang-orang Mormon, Adam terpaksa berbuat dosa dengan makan buah pengetahuan baik dan jahat. Karena jika Adam tidak makan buah itu, maka ia tidak mungkin mengetahui hal yang baik dan jahat dan tidak mungkin pula ia mempunyai keturunan. Dengan demikian berarti bahwa ia tidak mentaati perintah Allah yang menghendaki manusia beranak-cucu untuk memenuhi bumi ini.

f) Keselamatan. Menurut pendapat mereka, kematian Yesus tidak dapat menyelamatkan orang lain, melainkan hanya Adam. Keselamatan yang sesungguhnya hanya diperoleh melalui ketaatan pada peraturan-peraturan, sakramen-sakramen Mormon dan perbuatan baik.

g) Gereja. mereka berpendapat bahwa gereja Mormon merupakan gereja satu-satunya yang sejati dan benar.

h) Pernikahan. Mormon mengajarkan praktek poligami dan berpendapat bahwa hubungan suami-istri tidak terbatas hanya di dunia ini, melainkan juga sampai ke akhirat.[8]
i) Akitab. Mereka mengajarkan bahwa ada tiga buku yang mempunyai otoritas yang sejajar dengan Alkitab, yaitu : Kitab Mormon, Doktrin Perjanjian, Mutiara yang bernilai.

j) Penghakiman. Orang yang tidak termasuk dalam Gerakan Mormon akan diadili, demikian juga orang-orang yang menerima sakramen-sakramen dari Gereja lain.



Tanggapan

· Penulis sangat tidak setuju dalam ajaran mormon yang sangat bertentangan dengan ajaran Agama Kristen yang sebenarnya. Mereka mengatakan bahwa Allah mereka dapat diraba dan orang yang meninggal akan sama seperti adam yaitu menjadi ilah. Kita percaya bahwa dalam Agama Kristen percaya pada Allah yang esa, dan tentunya sifat-sifat Allah itu sendiri antara lain tidak dapat dilihat, disentuh atau bahkan diraba. Karena Allah adalah pribadi yang berbentuk Roh, tentunya kita harus meyakini hal ini bahwa Roh tidak dapat diraba. Dalam kitab Kejadian 1:2 juga tertulis bahwa “Roh Allah melayang-melayang”, yang berarti bentuk dari Allah itu sendiri adalah Roh.

· Bahkan pada saat meninggal mereka percaya bahwa mereka akan mendapatkan istri dari istri yang mereka nikahi dalam dunia. Tentu hal ini sangat bertentangan, karena pada saat kita meninggal, kita tidak lagi dalam tubuh jasmani tetapi berbentuk Roh, yang tentunya tidak dapat diraba. Bahkan berhubungan seks pun tidak akan bisa.

· Yesus adalah anak dari Yusuf dan Maria (Matius 1), bukan dari hubungan adam dan maria. Dan memakai akal sehat pun tidak dapat kita telusuri, karena adam dan maria hidup di dua zaman yang berbeda. Bahkan dalam Alkitab pun, adam hidup dalam Perjanjian Lama, sedangkan Maria hidup dalam Perjanjian Baru. Dan itu sudah melewati beberapa ratus tahun lamanya. Jadi sangat tidak masuk akal apabila Yesus adalah hasil dari Adam dan Maria.

· Allah yang kita sembah adalah esa tetapi juga Allah tritunggal, yang berarti kedudukan antara Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Anak adalah sama, tidak ada yang lebih besar, tidak ada yang lebih rendah. Hal ini yang paling sulit dimengerti bagi orang belum percaya, bahkan juga bagi orang yang percaya. Begitu pula dengan Roh kudus. Roh kudus bukanlah benda, tetapi pribadi yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Putra. Dan ini sangat berlawanan pada keyakinan Gerakan Mormon yang mengatakan bahwa mereka mempunyai tiga Allah.

· Bagaiamanapun juga Adam tetap mempunyai pilihan dalam kitab Kejadian 3. Dia mempunyai pilihan untuk dapat memakan buah itu atau tidak, dan Allah hanya menguji ketaatan Adam dalam menaati perintah Allah. Tetapi pada akhirnya Adam sendiri yang tidak taat, dia menyimpang dari perintah Allah yang sudah ditetapkan sejak awal. Dan pada akhirnya Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Memang awalanya mereka digoda iblis, tetapi bagaimanapun juga Adam dan Hawa tetap mempunyai pilihannya sendiri untuk dapat memakan buah terlarang itu atau tidak.

· Perbuatan baik tidak akan bisa menyelamatkan, karena apabila kita hidup dan ditimbang antara perbuatan baik dan jahat, tentunya perbuatan jahat kita yang lebih berat. Karena manusia tidak luput dari yang namanya perbuatan jahat, sehingga dalam sehari saja pasti manusia berbuat dosa. Baik dalam pikiran maupun dalam perbuatan, sehingga tidak masuk akal dengan berbuat baik, manusia dapat diselamatkan.

· Apabila memang Yesus adalah manusia biasa, mungkin penulis juga setuju bahwa Yesus tidak bisa menyelamatkan seluruh umat manusia dari dosa yang sudah diperbuatnya. Tetapi Yesus itu adalah Allah sendiri, sehingga Ia juga mampu menyelamatkan seluruh umat manusia. Yesus adalah Allah, Yesus adalah Sang Pencipta (Yoh.1).

· Agama Kristen sangat menentang poligami. Pada saat Allah menciptakan manusia dalam kitab Kejadian 1 dan 2, sangat jelas ide Allah tentang pernikahan yang diikat oleh satu orang pria dan satu orang wanita. Itulah sebabnya Allah menciptakan Adam dan Hawa. Dan Allah tidak menciptakan manusia yang lain. Sehingga memang sejak awal ide Allah tentang pernikahan bukan poligami maupun bukan polyandry. Bahkan dalam salah satu perintah Allah yang tertulis dalam Keluaran 20:17, mengatakan bahwa jangan menginginkan istri orang lain. Jelas disini, Allah ingin kita hanya mempunyai satu istri, atau satu suami

Arianisme



Arianisme

Oleh
Matius soboliem

Arius Heresy Tradisi
Arianisme adalah sebuah pandangan kristologis yang dianut oleh para pengikut Arius, seorang presbiter Kristen yang hidup dan mengajar di Alexandria, Mesir, pada awal abad ke-4. Arius mengajarkan bahwa berbeda dengan Allah Bapa, Allah Anak tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. Ia mengajarkan bahwa Yesus sebelum menjelma adalah makhluk ilahi, namun ia diciptakan oleh Sang Bapa pada suatu saat tertentu -- dan oleh karenanya statusnya lebih rendah daripada Sang Bapa. Sebelum penciptaan-Nya itu, Sang Putra tidak ada. Dalam bahasa yang lebih sederhana, kadang-kadang dikatakan bahwa kaum Arian percaya bahwa Yesus, dalam konteks ini, adalah suatu "makhluk". Kata yang digunakan dalam pengertian aslinya adalah "makhluk ciptaan."
            Konflik antara Arianisme dan keyakinan Trinitarian adalah konfrontasi doktriner besar pertama dalam Gereja setelah agama Kristen dilegalisasikan oleh Kaisar Konstantin I. Kontroversi tentang Arianisme ini meluas hingga sebagian besar dari abad ke-4 dan melibatkan sebagian terbesar anggota gereja, orang-orang percaya yang sederhana dan para biarawan, serta para uskup dan kaisar. Sementara Arianisme memang selama beberapa dasawarsa mendominasi di kalangan keluarga Kaisar, kaum bangsawan Kekaisaran dan para rohaniwan yang lebih tinggi kedudukannya, pada akhirnya Trinitarianismelah yang menang secara teologis dan politik pada akhir abad ke-4. dan sejak saat itu telah menjadi doktrin yang praktis tidak tertandingi di semua cabang utama Gereja Timur dan Barat. Arianisme, yang diajarkan oleh misionaris Arian Ulfilas kepada suku-suku Jermanik, memang bertahan selama beberapa abad di antara sejumlah suku Jermanik di Eropa barat, khususnya suku-suku Goth dan Longobard tetapi sejak itu tidak memainkan peranan teologis yang penting lagi.


Daftar isi

Keyakinan
            Karena kebanyakan bahan tertulis tentang Arianisme pada masa itu ditulis oleh lawan-lawannya, terdapat kesulitan untuk menetapkan sifat ajaran-ajaran Arius dengan persis sekarang. Surat Auxentius[1], seorang uskup Milano Arianis pada abad ke-4, mengenai misionaris Ulfilas, memberikan gambaran yang paling jelas tentang keyakinan Arianis tentang sifat Tritunggal: Allah Bapa ("yang tidak dilahirkan"), selamanya ada, terpisah dari Yesus Kristus yang lebih rendah ("anak tunggal"), yang dilahirkan untuk memberitakan kuasa Bapa. Sang Bapa, yang bekerja melalui Sang Anak. Bapa dianggap sebagai "Allah sejati satu-satunya." 1 Korintus 8:5-6 dikutip sebagai ayat buktinya:
            "Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi — dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian — namun bagi kita hanya ada satu Allah (theos) saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan (kurios) saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup." (TB).
           
Konsili Nicea dan sesudahnya
            Pada 321 Arius ditolak oleh sebuah sinode di Alexandria dengan tuduhan mengajarkan sebuah pandangan yang heterodoks tentang hubungan antara Yesus dengan Allah Bapa. Karena Arius dan para pengikutna mempunyai pengaruh yang besar di kalangan sekolah-sekolah di Alexandria — yang sebanding dengan universitas-universitas atau seminari-seminari modern — pandangan-pandangan teologis mereka pun berkembang luas, khususnya di daerah Mediterania bagian timur. Pada 325 pertikaian ini telah berkembang menjadi cukup penting sehingga Kaisar Konstantin mengumpulkan para uskup dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Konsili Nicea Pertama di Nicea (kini Iznik, Turki), yang mengutuk doktrin Arius dan merumuskan Pengakuan Iman Nicea, yang hingga kini masih diucapkan dalam kebaktian-kebaktian di Gereja-gereja Katolik, Ortodoks, dan sebagian Protestan. Tema sentral Pengakuan Iman Nicea, yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara Allah Bapa dan Allah Anak, adalah homoousios, yang berarti"sehakikat" atau "mempunyai zat yang sama". ( Pengakuan Iman Athanasius lebih jarang digunakan namun lebih jelas merupakan pernyataan anti-Arianis tentang Tritunggal.)
            Konstantin mengasingkan mereka yang menolak untuk menerima Pengakuan Iman Nicea — Arius sendiri, diaken Euzoios, dan para uskup Libya Theonas dari Ptolemais dan Secundus dari Mamarica — dan juga para uskup yang menandatangani pengakuan iman itu namun menolak untuk bergabung dalam pengutukan terhadap Arius, Eusebius dari Nikomedia dan Theognis dari Nicea. Kaisar juga memerintahkan semua salinan dari Thalia, buku yang ditulis Arius untuk menguraikan ajaran-ajarannya dibakar. Hal ini mengakhiri perdebatan teologis terbuka selama beberapa tahun, meskipun di bawah permukaan perlawanan terhadap Pengakuan Iman Nicea tetap berlanjut.
Keyakinan-keyakinan agama berikut yang telah dibandingkan atau pernah dicap -- sebagian mungkin keliru -- sebagai Arianisme, termasuk:
  • Unitarian, yang percaya bahwa Allah itu satu dalam pengertian berlawanan dengan Tritunggal, dan banyak dari mereka yang percaya akan otoritas moral Yesus, namun bukan keilahiannya.
  • Saksi Yehuwa, yang percaya bahwa Yesus memiliki pra-eksistensi manusiawi sebagai Logos.
  • Christadelphia, yang percaya bahwa keberadaan Yesus sebelum kelahirannya harus dipahami dalam pengertian konseptual, sebagai "Logos", dan bukan secara harafiah.
  • Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir dan kelompoknya, yang percaya akan "keesaan maksud" atau "kehendak" Ilahi tetapi Yesus adalah suatu makhluk ilahi yang terpisah dan lebih rendah kedudukannya daripada Allah Bapa.
  • Isaac Newton, seorang Arianis tersembunyi; hal ini ironis karena ia adalah seorang fellow dari Trinity College di Cambridge, Inggris.