Masikah Orang Kulit hitam diperbudak?
Afrika-Amerika
Masikah Orang Kulit hitam diperbudak? |
Istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kelompok
etnis ini dalam sejarah termasuk negro, kulit hitam, dan istilah lainnya dalam bahasa Inggris: colored, Afro-Americans.
Kata negro dan colored kini lebih jarang digunakan dan sering
dianggap menghina. Afrika-Amerika, kulit hitam kini lebih sering
digunakan, meski istilah Afrika-Amerika sering disalah gunakan untuk
merujuk kepada warga kulit hitam yang bukan penduduk Amerika Serikat juga.
Menurut sensus AS tahun 2003,
ada sejumlah 37,1 juta warga kulit hitam di AS, yang berarti 12,9 persen dari
total populasi. New York City
mempunyai rakyat kulit hitam perkotaan tertinggi pada tahun 2000
dengan jumlah 2 juta jiwa.
Sejarah singkat
Bangsa kulit hitam pertama kali dijual dan diperdagangkan
ke selatan Amerika sejak 1607 hingga 1807
ketika akhirnya pengimporan tersebut dilarang. Setelah Abraham Lincoln yang menentang perbudakan dilantik sebagai Presiden AS pada
1860,
perbudakan pun dihapuskan pada 1863 melalui status hukum.
Meski demikian, perbedaan ras masih terasa hingga
akhirnya sekitar awal dan pertengahan abad ke-20, rakyat kulit hitam mulai bangkit
melawan diskriminasi terhadap suku mereka. Puncaknya terjadi pada tahun 1960-an dengan munculnya Gerakan Hak Asasi Manusia di bawah pimpinan Dr. Martin Luther King,
Jr. dan Roy
Wilkins sehingga kini rakyat kulit hitam di AS telah mendapatkan
kehidupan dan perlakuan yang jauh lebih baik. Keadaan ekonomi dan tingkatan
mereka dalam masyarakat juga telah menjadi lebih baik. Walaupun begitu, secara
kolektif, mereka masih saja kalah dibandingkan dengan rakyat kulit putih dalam
bidang-bidang tersebut. Banyak masalah sosial seperti akses kesehatan yang kurang
dan kesulitan mendapatkan pekerjaan juga masih melekat pada warga kulit hitam
di AS.