| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penulis : Paulus
Tema : Kemuliaan Melalui Penderitaan
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang
Paulus menulis surat kiriman ini kepada jemaat di Korintus dan kepada
orang percaya di seluruh Akhaya (2Kor 1:1), dengan menyebut namanya
sendiri sebanyak dua kali (2Kor 1:1; 2Kor 10:1). Setelah mendirikan jemaat
di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu
sering berhubungan karena masalah dalam jemaat
(Lihat
"PENDAHULUAN SURAT 1KORINTUS" 08185).
Urutan hubungan ini dan latar belakang penulisan 2 Korintus adalah sebagai
berikut:
(1) Setelah beberapa kali berhubungan dan surat-menyurat yang awal di
antara Paulus dengan jemaat itu (misalnya: 1Kor 1:11; 1Kor 5:9;
1Kor 7:1), maka Paulus menulis surat 1 Korintus dari Efesus
(awal tahun 55/56).
(2) Berikut, Paulus menyeberangi Laut Aegea menuju Korintus untuk
menangani masalah yang berkembang dalam jemaat. Kunjungan ini di
antara 1 dan 2 Korintus (bd. 2Kor 13:1-2) merupakan suatu kunjungan
yang tak menyenangkan, baik bagi Paulus maupun bagi jemaat itu
(2Kor 2:1-2).
(3) Setelah kunjungan ini, ada laporan disampaikan kepada Paulus di Efesus
bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang pribadinya dan
wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka dapat membujuk sebagian
jemaat itu untuk menolak Paulus.
(4) Sebagai tanggapan terhadap laporan ini, Paulus menulis surat
2 Korintus dari Makedonia (akhir tahun 55/56).
(5) Segera sesudah itu, Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus lagi
(2Kor 13:1), dan tinggal di situ selama lebih kurang tiga bulan
(bd. Kis 20:1-3a). Dari situ ia menulis kitab Roma.
Tujuan
Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang di Korintus.
(1) Pertama, ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus
yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka.
(2) Ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang
terus-menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan
dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan
beritanya.
(3) Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang
dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus-menerus menolak
wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan
wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka
terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
Kitab 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan
untuk kunjungannya yang akan datang.
Survai
Kitab 2 Korintus mempunyai tiga bagian utama.
(1) Pada bagian pertama (pasal 1-7; 2Kor 1:1--7:16), Paulus mulai dengan
mengucap syukur kepada Allah atas penghiburan yang dikaruniakan-Nya di
tengah-tengah penderitaan untuk Injil, memuji jemaat Korintus karena
mendisiplinkan orang yang berbuat dosa serius sambil mempertahankan
integritas Paulus dalam kaitan dengan perubahan rencana perjalanannya.
Dalam 2Kor 3:1--6:10 Paulus menyumbangkan pengertian yang paling
luas dalam PB mengenai sifat yang benar dari pelayanan Kristen. Ia
menekankan pentingnya pemisahan dari dunia ini (2Kor 6:11--7:1) dan
mengungkapkan sukacitanya ketika mendengar dari Titus tentang
pertobatan banyak anggota jemaat di Korintus yang sebelumnya telah
menentang wewenangnya (pasal 7; 2Kor 7:1-16).
(2) Di pasal 8, 9; (2Kor 8:1-24 dan 2Kor 9:1-15), Paulus menasihati
jemaat Korintus untuk menandingi kemurahan hati orang Makedonia yang
dengan sepenuh hati telah menyumbangkan persembahan yang telah
dikumpulkannya untuk orang Kristen yang menderita di Yerusalem.
(3) Pada pasal 10, 13; (2Kor 10:1--13:13), nada surat berubah. Di sini
Paulus mempertahankan kerasulannya dengan menguraikan panggilannya,
kualifikasi, dan penderitaannya sebagai seorang rasul yang benar.
Dengan ini Paulus mengharapkan jemaat Korintus akan mengenal
rasul-rasul palsu di antara mereka dan dengan demikian mereka dapat
luput dari disiplin yang lebih lanjut ketika ia sendiri datang lagi.
Paulus mengakhiri kitab 2 Korintus dengan satu-satunya ucapan berkat
yang menyinggung Trinitas dalam PB (2Kor 13:14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini:
(1) Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat
hidup Paulus. Banyak petunjuk pada dirinya ini, dibuatnya dengan
rendah hati, minta maaf dan bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa
mengingat situasi yang ada di Korintus.
(2) Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal
menyatakan kuatnya dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak
rohaninya.
(3) Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai
penderitaan Kristen (2Kor 1:3-11; 2Kor 4:7-18; 2Kor 6:3-10;
2Kor 11:23-30; 2Kor 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara
kristiani (pasal 8-9; 2Kor 8:1--9:15).
(4) Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya,
kesukaran, penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan,
dan kemuliaan, menggarisbawahi sifat unik dari surat ini.
|
Situs media informasi publik menyakut dengan bahan-bahan teologi dan materi-materi umum di masa kini oleh Ev. Matius Sobolim, S.Th
Tampilkan postingan dengan label Surat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surat. Tampilkan semua postingan
Selasa, 04 Juni 2013
Pengantar Full Life - 2 Korintus
Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi
Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi
oleh
Matius Soboliem, S. Th.
Bagian pengantarnya menyebutkan bahwa Paulus dibantu oleh rekan sekerjanya yaitu Timotius dalam pengiriman surat kepada jemaat Filipi.[3] Surat ini terutama ditujukan kepada semua orang percaya yang tinggal di Filipi dengan para penilik jemaat dan diaken.[3]
Walaupun surat ini ditulis dalam penjara tetapi Paulus tetap mengucap syukur dan berdoa bagi jemaat di Filipi karena ia tetap yakin akan iman jemaat di sana.[3]
Daftar isi |
Ayat-ayat terkenal
- Filipi 4:4: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
- Filipi 4:6: Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
- Filipi 4:13: Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Latar Belakang
Kota Filipi
Kota Filipi dulunya bernama Krenides.[2] Kredines dalam bahasa Yunani adalah krene yang artinya mata air.[2] Kota ini terletak di daerah pedalaman Yunani tepatnya di Via Egnatia yakni satu jalan yang menjadi penghubung antara daerah timur dan baratRomawi.[2] Nama Filipi berasal dari nama seorang raja Makedonia, Filipus II, yang melakukan penyerangan antara tahun 360-356 SM dan berhasil menaklukkan kota ini.[2]Banyak dari penduduk kota Filipi adalah para budak dan veteran perang.[2] Penyebabnya, pada tahun 42 SM telah terjadi peperangan antara Brutus dan Kassius melawan Antonius dan Oktavianus yang dimenangkan Antonius dan Oktavianus.[2] Perang terulang kembali pada tahun 31 SM kali ini Oktavianus mengalahkan Antonius dan diangkat menjadi kaisar.[2] Orang-orang yang mendukung Antonius pun dibuang ke Filipi.[2] Tidak mengherankan bila para budak, veteran perang, penduduk pribumi dan para pemimpin kota berbaur di kota ini.[2]
Sementara itu, kelompok orang-orang Yahudi ditemukan sangat sedikit jumlahnya di Filipi.[2] Terbukti dengan tidak ditemukannya rumah ibadah Yahudi kecuali sebuah rumah sembahyang yang terletak di luar kota.[2] Keterangan ini berdasarkan laporan Paulus tentang perjalanannya di Filipi sebagaimana yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 16:13.[2] Kota Filipi adalah kota yang pertama kali dikunjungi Paulus dalam perjalanannya di Eropa.[2]
Penulis, Tempat, dan Waktu
Penulis surat ini adalah Paulus.[2] Pada waktu menuliskan surat ini, Rasul Paulus sedang berada di dalam penjara (Filipi 1:7,14,17).[1] Lokasi penjaranya tidak diketahui dengan pasti.[1] Muncul beberapa dugaan bahwa Paulus mungkin ditempatkan di penjara Roma, Kaisarea atau Efesus.[1] Namun demikian, bila mengacu pada Filipi 1:22, yang menyebutkan tentang 'istana kaisar' maka besar kemungkinan penjara yang dimaksud adalah penjara di kota Roma.[1]Keadaan Jemaat
Jemaat Filipi didirikan Paulus sekitar tahun 49-50.[1] Jemaat di Filipi terdiri dari orang-orang Kristen bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 16:33b), orang -orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 16:13) dan disebutkan pula orang-orang yang takut akan Tuhan (Kisah Para Rasul 16:14).[2] Hubungan Paulus dengan jemaat ini terjalin dengan baik bahkan jemaat Filipi menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan dukungan finansial terhadap pelayanan Paulus melalui perantaraan Epafroditus.[1] Namun demikian, di dalam kehidupan berjemaat di Filipi rupanya ada sekelompok orang yang menentang Paulus seperti tertulis dalam Kisah Para Rasul 1:27-30; 2:21.[1] Paulus menyatakan kritikannya kepada orang-orang ini secara tajam dalam Filipi 3:2.[1] Cukup banyak wanita menjadi anggota jemaat di Filipi. Di antara mereka adalah Sintikhe dan Euodia yang seringkali tidak sehati dan sepikiran dalam pelayanannya.[4]Maksud dan Tujuan
untuk memberikan nasihat kepada jemaat filipi karena dikota filipi terjadi suatu perpecahan sehingga paulus menuliskan surat ini dan diutus seorang anak rohaninya untuk mengantar surat tersebu...sebab paulus saat itu sedang dalam penjara.Struktur Surat
Struktur Surat Paulus kepada jemaat Filipi adalah sebagai berikut:[5]A. Pembukaan (1:1-11)
- 1. Salam (1:1-2)
- 2. Ucapan Syukur dan Doa (1:3-11)
- 1. Kesaksian tentang Paulus (1:12-26)
- 2. Nasihat-nasihat untuk Gereja (1:27-2:18)
-
-
- Nasihat untuk keteguhan iman (1:27-30)
-
-
-
- Nasihat untuk merendahkan diri (2:1-4)
-
-
-
- Kristus sebagai teladan (2:5-11)
-
-
-
- Nasihat agar tetap taat (2:12-18)
-
- 3. Kesaksian tentang Timotius dan Epafroditus(2:19-30)
-
-
- Tentang Timotius (2:19-24)
-
-
-
- Tentang Epafroditus (2:25-30)
-
- 1. Peringatan tentang bermegah diri (3:1-3)
- 2. Kehidupan Paulus, dulu dan kini : Sebuah Jawaban bagi Yudaisme (3:4-11)
- 3. Peringatan tentang Kesempurnaan ( 3:12-16)
- 4. Kehidupan Paulus sebagai Sebuah Keteladanan (3:17)
- 5. Peringatan melawan Pengajar-pengajar Sesat (3:20-21)
- 6. Kehidupan Paulus: Harapan akan dunia yang akan datang (3:20-21)
- 7. Nasihat-nasihat Terakhir ( 4:1-9)
G. Penutup (4:21-23).
Pokok-pokok Teologi
Bersukacita di tengah Penderitaan
Di tengah penderitaan yang dialami jemaat Kristen di Filipi, Rasul Paulus meminta mereka tetap bersukacita.[2] Paulus mengangkat pengalaman pribadinya sebagai seorang pemberita Injil yang harus dipenjara oleh karena Injil yang disampaikannya.[2] Akan tetapi, dalam penderitaan ia tetap masih dapat bersukacita karena Injil itu mendapatkan kemajuan.[2] Banyak orang dalam penjara yang kemudian menjadi percaya setelah mendengarkan Injil yang Paulus beritakan.[2]Ia juga mengangkat tokoh-tokoh lain seperti Kristus (Filipi 2:5-11), Timotius (Filipi 2:19-24), dan Epafroditus (Filipi 2:19-30).[2] Ketiganya diangkat sebagai contoh yang patut diteladani jemaat.[2] Yesus harus mengalami penderitaan sebelum akhirnya ditinggikan oleh Allah (Filipi 2:6-11).[2] Ini menjadi penghiburan bagi jemaat bahwa jika mereka hidup dalam kesetiaan pada Allah maka mereka juga akan ditinggikan.[2] Sementara itu, Timotius rela memberi diri menjadi pemberita Injil demi Kristus dan Epafroditus yang bahkan hampir mati ketika memberitakan Injil (Filipi 2:21,23).[2]
Lebih khusus, Paulus mendorong jemaat untuk memandang kepada Kristus yang tidak membalas perbuatan buruk orang tetapi mempercayakan semua kepada Allah.[2] Yang perlu dilakukan jemaat adalah menunjukkan sikap bersahabat kepada semua orang (Filipi 2:8) dan tetap teguh dalam iman (Filipi 1:27,28).[2]
Ancaman Perpecahan
Euodia dan Sintikhe adalah dua orang perempuan yang terlibat dalam jemaat dan menjabat sebagai diaken.[2] Akan tetapi di antara keduanya sering terjadi perselisihan yang dikhawatirkan akan merusak persekutuan di antara anggota jemaat di Filipi.[2] Akibat perselisihan di antara mereka pun dapat membuat pertumbuhan jemaat ini menjadi terhambat.[2] Paulus melihat penyebab dari semua itu adalah kurangnya rasa rendah hati dan semangat bersekutu dalam jemaat terlebih khusus dalam diri kedua perempuan tersebut.[2] Oleh karena itu, Paulus meminta kepada mereka untuk menunjukan sikap rendah hati dan juga kepada semua pihak yang terkait dengan perselisihan kedua perempuan itu agar segera menyelesaikan persoalan yang ada.[2] Paulus mengangkat sebuah nyanyian tentang Kristus yang mau merendahkan diri-Nya bahkan taat sampai mati di atas kayu salib.[2] Dengan nyanyian Kristus ini, Paulus mengajak jemaat untuk memiliki kasih yang rendah hati, siap dan tetap satu sekalipun diperhadapkan dengan penderitaan.[3] Demikianlah jemaat di Filipi dipanggil untuk meneladan Yesus.[2]Ancaman Ajaran sesat
Dalam Filipi pasal 3, Paulus menyerang orang-orang dalam jemaat di Filipi yang sudah terpengaruh oleh lawan-lawan Paulus.[2] Mengenai lawan-lawan Paulus ini, beberapa tokoh muncul dengan pendapatnya masing-masing.[1] Ada yang mengatakan Paulus sedang berhadapan dengan orang-orang Kristen yang menganut aliran Gnostisisme atau para misionaris Yahudi.[1] Ada juga yang menyebutkan bahwa yang dikecam Paulus adalah orang-orang Kristen Yahudi yang masih berpegang pada Taurat agar mendapatkan keselamatan.[1] Sementara pendapat lain menyebutkan Paulus sedang berpolemik dengan Yudaisme, Libertinisme dan kemurtadan.[1] Namun yang diketahui dengan jelas adalah Paulus sedang melawan misionaris Yahudi yang disebutnya 'anjing-anjing' dalam Filipi 3:2-11.[1] Ini mengindikasikan bahwa ada sejumlah orang yang telah berhasil masuk ke dalam jemaat dan memberikan pengaruh negatif pada anggota jemaat.[2] Oleh sebab itu Paulus pada pasal selanjutnya menasihatkan jemaat agar tidak membiarkan diri disesatkan orang-orang itu.[2] Jemaat harus tetap teguh dalam Tuhan sebab kedatangan-Nya sudah tidak lama lagi (Filipi 4:1,5b).[2]Referensi
- Bambang Subandrijo. 2010, Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 38-39.
- l Samuel B.Hakh. 2010. Perjanjian Baru: Sejarah, Pengatar dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm. 182-183.
- Willi Marxsen. 2006, Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis terhadap Masalah-masalahnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 60.
- } Merrill Tenney. 1995, Survey Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas. hlm. 400.
- Gerald F. Hawthorne. 1983, Word Biblical Commentary : Phillippians. Texas :Word Books Publisher. hlm. xlix.
LAWAN-LAWAN PAULUS DI 2 KORINTUS
LAWAN-LAWAN
PAULUS
DI
2 KORINTUS
oleh
Matius
Sobolim, S. Th.
Lawan Paulus |
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus
Daftar isi |
Ayat-ayat terkenal
- 2 Korintus 3:17: Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
- 2 Korintus 4:6: Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Konteks Surat
Surat ini berusaha menjawab permasalahan yang terjadi di Korintus.[2] Ketika itu terjadi pertikaian antara Paulus dan golongan orang yang memfitnahnya.[2] Mereka adalah rasul-rasul palsu yang memberitakan Yesus yang lain.[3] Akan tetapi, lawannya justru mengklaim Paulus sebagai rasul palsu sehingga kewenangannya sebagai rasul patut diragukan.[2] Tindakan Paulus meninggalkan mereka dengan terburu-buru akhirnya menjadi hal yang disesalinya dikemudian hari, karena tindakannya itu seolah-olah membuktikan kebenaran tuduhan yang dikenakan kepadanya.[2] Akhirnya orang-orang Kristen di Korintus ditinggalkan dalam keadaan yang kacau, di tengah-tengah pertikaian yang belum usai.[2]Tempat dan Waktu Penulisan
Surat ini dikirim setelah Paulus bertemu dengan Titus di Makedonia.[2] Titus kemudian diutus kembali ke Korintus untuk mengantarkan surat dari Paulus bagi jemaat di Korintus.[3] Jadi, besar kemungkinan surat ini ditulis di Makedonia pada akhir tahun 56. [4]Maksud Penulisan
Maksud penulisan surat ini terkait erat dengan pertikaian yang pernah terjadi sebelumnya.[3] Berdasarkan hal itu ia ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan.[3] Surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7).[1] Dalam surat ini Paulus juga menasehati mereka memenuhi janjinya untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem.[1] Surat ini juga menceritakan kesedihan Paulus karena tidak bisa datang ke Korintus untuk mengunjungi mereka, dengan ini Paulus berharap kalau mereka tahu kesedihan Paulus karena sangat mengasihi mereka.[4]Struktur dan Isi
Struktur dan isi Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus, dapat dijabarkan sebagai berikut:[5]- Pembukaan Surat (1:1-11).
- Salam (ay. 1, 2).
- Ungkapan syukur (ay. 3-11).
- Paulus membela diri di hadapan jemaat Korintus ( 1:12-7:16).
- Pertanyaan mengenai perjalanan Paulus ke Korintus (1:12-2:13).
- Paulus mempertahankan kerasulan (2:14-7:4).
- Kesetiaan Rasul (2:14-3:6).
- Keunggulan Rasul dalam Perjanjian Baru (3:7-4:6).
- Kelemahan dan penderitaan Rasul (4:7-5:10).
- Pengalamannya di masa lalu dan masa sekarang (4:7-12).
- Harapannya (4:13-5:10).
- Rasul sebagai duta besar dan pelayan Allah (5:11-6:10).
- Kesimpulan ganda (6:11-7:4).
- Perjalanan Paulus berikutnya (7:5-16).
- Pengumpulan uang untuk Gereja Yerusalem (8:1-9:15).
- Rekomendasi untuk pengumpulan uang dan utusan-utusan (pasal 8).
- Rekomendasi kedua (pasal 9).
- Pertentangan pendapat dan pertahanan (10:1-13:10).
- Paulus mempertahankan diri an pekerjaannya melawan tuduhan pribadi (pasal 10).
- Sanjungan diri Paulus (11:1-12:18).
- Pemberitahuan akhir (12:19-13:10).
- Penutup Surat (13:11-13).
Tema-tema Teologis
Penghiburan di Tengah Penderitaan
Surat ini diawali dengan ucapan syukur kepada Allah karena telah membebaskan Paulus dari kesedihan dan penderitaan.[6] Penderitaan yang Paulus alami dalam pelayanannya sangatlah berat, sehingga ia merasa seperti dijatuhi hukuman mati.[6] Paulus memuji Allah karena penghiburan yang diberikan oleh-Nya di tengah penderitaan.[6] Penghiburan yang ia rasakan akhirnya menguatkannya dalam melakukan pelayanan, karena itulah ia pun akhirnya harus membagi penghiburan tersebut ke orang lain agar merekapun dapat merasakan penghiburan dari Allah.[6]Hidup di Tengah Kesedihan
Perubahan rencana Paulus untuk mengunjungi jemaat Korintus menimbulkan banyak tanggapan negatif dari lawan-lawannya di Korintus.[6] Perubahan rencana tersebut memojokkan Paulus, Paulus dituduh sebagai orang yang memiliki ketidakmampuan dan ketidakpedulian terhadap pelayanan di jemaat Korintus.[6] Di satu sisi memang benar kalau Paulus mengadakan perubahan rencana mengenai perjalanannya ke Korintus, tetapi di sisi lain tuduhan yang dikenakan padanya tidaklah benar.[6] Itulah sebabnya ia menulis surat kepada mereka dan menceritakan kesedihan yang ia rasakan supaya ketika ia datang lagi mereka akan bersukacita (2:3).[6] Surat ini justru ingin mengungkapkan bahwa Paulus mengasihi mereka.[6]Hidup di Tengah Ancaman Kematian
Bagian ini pun ingin menceritakan tentang penderitaan yang Paulus hadapi dalam melakukan pelayanan.[6] Penderitaan yang ia alami, membuat hidupnya seperti terancam dengan kematian.[6] Inilah hal yang membuat ia berserah penuh pada Allah sehingga ia dimampukan.[6]Membantu yang Miskin sebagai Wujud Kasih Allah
Sukacita yang ia alami tidak membuatnya lupa dengan keadaan jemaat lain yang sedang mengalami kesulitan.[6] Ia meminta agar jemaat Korintus mengumpulkan uang untuk membantu saudara-saudara seiman yang miskin di Yerusalem.[6] Pemberian persembahan ini merupakan wujud dari pembaharuan yang telah dilakukan Allah kepada mereka.[6] Tujuan lainnya adalah agar tercipta keseimbangan di antara umat Allah.[6]Referensi
- J. Wesley Brill. 2003. Tafsiran Surat Korintus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Hlm 10-11.
- John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 360-361.
- Drs. M.E. Duyverman. 1990. Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 110.
- Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Peranjian Baru 1.Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 35.
- Ralph P. Martin. 1986. World Biblical commentary 2 Corintians. Texas: Word Books. viii.
- Samuel Benyamin Hakh. 2010. Perjanjian Baru: Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 155-168.
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)
KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?
KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...
-
VISI DAN MISI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI PERGURUAN TINGGI ...
-
Tuhan Yesus FINALITAS KRISTUS SEBAGAI TUHAN DAN JURUSELAMAT A. Yesus Kristus adalah Pusat dari Kekristensan Kekristena...
-
RINGKASAN KITAB KEJADIAN 1-15 Nama : Loani Yovena kobak Mata Kuliah : PL ...