JIKA
ALLAH SUDAH MEMILIH SEJAK KEKEKALAN, APAKAH KITA TIDAK PERLU MENGINJILI ?
Kita sudah belajar bersama, bahwa sejak
kekekalan, Allah telah memilih sebagian orang untuk diselamatkan dalam Kristus Yesus.
Pertanyaannya: Apakah dengan demikian pemberitaan Injil masih perlu dilakukan?
Pertanyaan ini sangat wajar untuk dipikirkan. Sebagian orang mungkin akan
memahaminya seperti ini: Jikalau Allah sudah memilih orang-orang tertentu untuk
diselamatkan, maka bagaimana pun orang-orang tersebut pasti akan selamat,
sehingga kita tidak perlu memberitakan Injil kepada mereka Di mata mereka,
doktrin pemilihan membuat pemberitaan Injil menjadi tidak berguna, atau paling
tidak doktrin pemilihan membuat pemberitaan Injil menjadi dilemahkan.
Apakah Injil tetap harus diberitakan? Jawabannya
jelas sekali menurut Alkitab: Ya! Doktrin pemilihan tidak
meniadakan pemberitaan Injil. Ada dua alasannya. Alasan
pertama, karena kita tidak pernah tahu siapa yang dipilih, sedangkan
keselamatan itu melibatkan pemberitaan Injil. Di dalam Roma 10:9-10,
dikatakan, mereka yang diselamatkan adalah mereka yang mengaku dengan mulutnya
dan percaya di dalam hatinya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi bagaimana mereka
bisa percaya? Di ayat 14-15, Paulus berkata bahwa, siapa yang akan pergi untuk
Tuhan, karena jika tidak ada yang pergi untuk Tuhan maka tidak ada yang diutus.
Jika tidak ada yang diutus, maka tidak ada yang akan membawa Injil; dan jika
tidak ada yang membawa Injil, maka tidak ada yang mendengar Injil; dan jika
tidak ada yang mendengar Injil, maka tidak ada orang yang bisa mengaku dengan
mulutnya dan percaya di dalam hatinya.
Dari sini kita tahu bahwa keselamatan itu
melibatkan pemberitaan Injil. Orang diselamatkan karena percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan itulah berita di dalam Injil. Allah memilih orang
untuk diselamatkan: Benar! Bagaimanapun orang itu akan selamat: Benar! Tetapi
kita tidak boleh lupa bahwa cara Allah untuk menyelamatkan manusia adalah
melalui pemberitaan Injil. Jadi Injil harus tetap diberitakan. Injil merupakan
sarana yang Allah pakai untuk menyelamatkan orang-orang yang Dia sudah pilih
sejak kekekalan. Kita tidak pernah tahu siapa yang akan dipilih, kita baru tahu
setelah orang tersebut merespon Injil sampai akhir hidupnya. Kalau seseorang
mendengar Injil berkali-kali, dan ia tetap tidak menerima Injil, maka kita baru
tahu bahwa orang itu termasuk orang-orang yang dibiarkan oleh Allah. Atau,
kalau ada orang yang tidak pernah mendengar Injil sama sekali, baik dari
manusia maupun dari Allah secara langsung, maka kita tahu bahwa orang itu
termasuk orang-orang yang dibiarkan oleh Allah. Doktrin pemilihan Allah tidak
meniadakan pemberitaan Injil, justru pemberitaan Injil merupakan sarana Allah
menyelamatkan orang-orang pilihan. Kita tidak tahu siapa yang dipilih, kita
baru tahu berdasarkan respon mereka terhadap Injil. Ini alasan pertama mengapa
Injil harus tetap diberitakan.
Alasan kedua, karena
doktrin pemilihan justru menguatkan dan bermanfaat bagi pekabaran Injil. Ada
beberapa contoh tentang hal ini dari kehidupan Paulus. Paulus sangat meyakini
doktrin pemilihan. Di dalam tulisan Paulus, doktrin pemilihan muncul dengan
begitu jelas, seperti Roma 8:29-30, Efesus 1:3-8, 2Timotius 1:9. Paulus sangat
menekankan doktrin pemilihan dan ini berdampak pada cara Paulus memberitakan
Injil. Pada waktu Paulus berada di kota Korintus (Kisah Rasul 18) ia menghadapi
begitu banyak tekanan, halangan, tantangan bahkan penganiayaan yang dialaminya,
dan Tuhan menghiburkannya, demikian: “Jangan takut! Teruslah
memberitakan firman dan jangan diam! Sebab banyak umat-Ku di kota ini.” Jelas
pada waktu itu tidak banyak orang Kristen, sehingga apa yang dimaksud Tuhan
melalui perkataan itu adalah ada banyak orang-orang pilihan di kota Korintus
yang harus mendengar Injil, yang harus diselamatkan melalui pemberitaan Injil
yang dilakukan oleh Paulus, dan itulah cara Tuhan menguatkan Paulus. Lalu
Paulus yang sama dalam 2Timotius 2:9-10, menceritakan bahwa ia begitu menderita
di dalam pemberitaan Injil, tetapi inilah yang dikatakannya, “Karena
itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, …” Jadi
mengapa Paulus berani menderita dan rela di dalam tekanan dan penganiayaan yang
begitu rupa dalam pemberitaan Injil? Demi orang-orang pilihan Allah. Oleh
karena itu Paulus tetap memberitakan Injil, karena ia tahu bahwa ketika Injil
hadir dan menjumpai orang-orang yang sudah dipilih Allah, maka orang itu akan
diselamatkan.
Contoh yang lain adalah kerendahan hati
Paulus. Di akhir pasal pertama Surat 1Korintus, Paulus mengatakan “Apa
yang kelihatan hina telah dipilih oleh Allah… supaya jangan ada seorang
manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah”. Pemilihan ini seharusnya
membuat manusia semakin rendah hati. Kita dipillih bukan karena kita hebat.
Lalu 1Korintus 2:4-5, Paulus menjelaskan bahwa Injil yang dia sampaikan
itu bukan berdasarkan hikmat manusia, tapi oleh kekuatan Roh, supaya iman kita
jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. Itulah
yang membuat Paulus rendah hati dan mampu mengajarkan kerendahan hati itu pada
jemaat Korintus. Mereka bisa bertobat, karena Roh Kudus bekerja dan menolong.
Jadi sekali lagi, doktrin pemilihan tidak meniadakan dan melemahkan
penginjilan, tetapi justru menguatkan dan bermanfaat bagi pemberitaan Injil.
Tuhan memberkati kita.