Tampilkan postingan dengan label Keselamatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keselamatan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Februari 2019

KESELAMATAN (SOTERIA)

KESELAMATAN , SOTERIOLOGI


              Ev. Matius Soboliem

         Penyelamat;  Selamat, Keselamatan ;  dalam Bahasa Yunai: ρουμαι rhoumai ; σωτηρ soter ; σωτηρια soteria ;  σωτηριον soterion ; Juru Selamat. Sedangkan dalalam Versi-Versi Alkitab. Digunakan untuk Allah dalam PL (Yes. 43:3, dll.). Sebagai yang melepaskan Israel dari pembuangan, dan dalam PB untuk Yesus dalam arti serupa (Luk. 2:11). Digunakan untuk Yesus sebagai Juruselamat dunia (Yoh. 4:42) dan sering digunakan dalam --> Surat-surat Pastoral (mis. 1Tim. 1:1). Tetapi, pada umumnya jarang dalam PB. Gelar juruselamat biasa digunakan untuk dewa-dewa kafir dan juga untuk para penguasa yang melindungi rakyatnya (Luk. 22:25), seperti *Ptolomeus I dan kaisar-kaisar Roma. Dalam Surat-surat Pastoral keselamatan yang diberikan Yesus adalah keselamatan atau kelepasan dari dosa. Sebagai gelar Kristologis dalam tulisan-tulisan PB yang kemudian, mungkin dipengaruhi oleh penggunaan gelar tersebut dalam bahasa  Yunani umum adalah ουμαι rhoumai ; σωτηρ soter ; σωτηρια soteria ;  σωτηριον soterion ; Juru Selamat.

         Semula yang dimaksudkan adalah maksud Allah untuk menyelamatkan umat dari bahaya; kemudian juga berarti janji Allah mendirikan kerajaanNya.  Karunia Allah kepada umat perjanjian-Nya berupa pertolongan apabila menghadapi musuh (1Sam. 7:8, dll.). Lebih kemudian lagi, keputusan Allah untuk menegakkan perintah-Nya (Yes. 52:10). Dalam PB Yesus (nama dari akar bahasa Ibrani yang berarti 'menyelamatkan') mendatangkan keselamatan atau  Kerajaan Allah (Mat. 1:21; 21:31-32; Luk. 19:10; Yoh. 4:42; Flp. 3:20).

         Tetapi *imanlah yang menyelamatkan perempuan yang sakit pendarahan (Mrk. 5:34) dalam arti sederhana, bahwa kesehatannya pulih.  Kematian dan kebangkitan Yesus adalah saat-saat paling menentukan dalam rangka keselamatan menurut PB. Mereka Yang percaya menerima keselamatan; mereka didamaikan dengan Allah sekarang (Rm. 13:11-14), dan diselamatkan dari hukuman di waktu yang akan datang (1Tes. 1:9-10). Pengalaman dikuasai oleh Roh adalah panjar dari sukacita keselamatan yang akan datang dalam Kerajaan Allah (Rm. 8:23; Ef. 1:14).

         Ajaran mengenai  keselamatan, yang dasarnya ada di PL dan PB. Orang Israel diselamatkan dari  perbudakan di Mesir; dalam pengalaman Kristen ada kebutuhan untuk dilepaskan dari perbudakan dosa dan kematian. Gambar-gambar dan harapan-harapan PL diangkat dan diinterpretasikan kembali oleh orang-orang Kristen, termasuk bahasa korban dari PL. Paulus (Rm. 3:25) menegaskan bahwa Allah menjadikan Kristus  korban penebusan oleh darah-Nya. Pengertian seperti itu tidak sesuai dengan keadilan  bahwa seorang tidak bersalah harus dihukum menggantikan seorang penjahat. Pengertian lain dari soteriologi adalah mengikuti  kasih dan anugerah Allah: Allah dalam Kristus melangkah sejauh itu untuk menyatakan kasih-Nya, dan dengan demikian memenangkan jawaban pertobatan dari manusia. Keselamatan yang dijanjikan Kristus itu seperti janji kebebasan kepada tawanan (Luk. 4:18), dan beberapa teolog modern ingin melihat dalam tawanan itu juga kuasa memperhamba dari ekonomi dan konflik.
          Ibrani yesyu'a dan Yunani soteria, berarti tindakan atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau penyakit, mencakup keselamatan, kesehatan dan kemakmuran. Pergeseran arti 'keselamatan' dalam Alkitab bergerak dari ihwal fisik ke kelepasan moral dan spiritual. Demikianlah bagian-bagian paling depan PL berkembang dari menekankan cara-cara hamba Allah yg secara perseorangan terlepas dari tangan musuh-musuh mereka, ke pembebasan umat-Nya dari belenggu dan bermukimnya di tanah yg makmur; bagian-bagian paling akhir PL memberikan tekanan yg lebih besar pada keadaan-keadaan dan kualitas-kualitas keterberkatan secara moral dan religius, dan memperluasnya sampai melampaui batas-batas kebangsaan. PB dengan jelas menunjukkan keterbudakan manusia kepada dosa, bahaya dan kekuatan dosa, dan kelepasan dari dosa yg hanya dapat diperoleh dalam Kristus. Alkitab memberikan pernyataan-pernyataan yg makin lama makin jelas tentang bagaimana Allah menyediakan dasar keselamatan, menawarkannya, dan bagaimana Dia sendiri pada diriNya adalah satu-satunya keselamatan manusia.

I. Dalam PL
Keselamatan menurut PL mempunyai unsur-unsur baik yg tertuju kepada manusia maupun yg tertuju kepada Allah. Manusia terancam bahaya penyakit, musibah fisik, penganiayaan oleh lawan dan kematian. Dalam persekutuan umat pilihan Allah, keterbelengguan (ketertawanan) merupakan pengalaman nyata, yg daripadanya kelepasan mutlak diperlukan, dan gagasan-gagasan tentang keselamatan terutama yg bersifat kesukaan dan duniawi. Bahaya yg lebih gawat adalah di mana perseorangan dan masyarakat berdiri di hadirat Allah, yg kehendak-Nya sudah mereka langgar dan yg murka-Nya telah menimpa mereka.
Alat-alat keselamatan, langsung atau tidak langsung, disediakan melalui para Bapak leluhur, hakim, pemberi hukum, imam, raja, dan nabi. Hukum, baik bersifat ritual maupun moral, akibat dosa manusia, tidak mampu memberikan keselamatan yg penuh, tapi menunjukkan ciri dan tuntutan Allah dan kondisi kesejahteraan manusia. Juga dalam batas-batas tertentu 'mengerem' kesalahan manusia; tapi penyalahgunaannya sebagai aturan moral melahirkan legalisme dua muka. Pertama, keterikatan secara lahiriah kepada peraturan-peraturan telah kehilangan kenyataan spiritual yg terdalam. Kedua, pencapaian manusia dibeberkan di hadapan Allah dalam tuntutan yg bersifat membenarkan diri sendiri, untuk memperoleh keselamatan.
Kekakuan upacara terancam oleh bahaya yg sama, tapi sementara kemuncak penyelenggaraan upacara -- Hari Pendamaian -- hanya menggenapi pengampunan atas dosa-dosa yg tidak disengaja, maka rinciannya menunjuk ke depan kepada datangnya keselamatan sejati. Penekanan nabi-nabi akan betapa perlunya perubahan batiniah, menggarisbawahi bobot kesalahan perbuatan manusia. Juga membimbing kepada ramalan tentang keselamatan mesianis yg apokaliptik, bila Allah, sesuai janji-Nya, akan datang sendiri dalam keselamatan sebagai Allah yg adil dan Juruselamat (Yes 44:17; Dan 7:13 dab). Ajaran PL tentang keselamatan mencapai puncaknya dalam gambar Hamba yg menderita (lih Yes 53); dalam hal ini PL menyediakan adegan untuk keselamatan dalam PB.

II. Dalam PB
a. Injil Sinoptik
Kata keselamatan diucapkan hanya satu kali oleh Yesus (Luk 19:9). Ay itu dapat mengacu kepada diriNya sendiri sebagai kandungan keselamatan yg memberikan pengampunan kepada Zakheus, atau kepada sesuatu yg nyata oleh perubahan tindakan yg dilakukan oleh pemungut cukai itu. Tapi Tuhan Yesus menggunakan (rata kerja 'selamat' dan istilah-istilah yg serupa, untuk menyatakan pertama-tama apa yg akan dilakukan-Nya dalam kedatangan-Nya (Mrk 3:4 secara implikatif, dan secara langsung Luk 4:18; 9:56; Mat 18:11; 20:28), dan kedua, apa yg dituntut dari manusia (Mrk 8:35; Luk 7:50; 8:12; 13:24; Mat 10:22). Luk 18:26 dan konteksnya, menunjukkan bahwa keselamatan menghimbau hati yg menyesal, sifat seperti kanak-kanak, ketidakberdayaan diri yg pasrah menerima, dan penyangkalan segala sesuatu demi Kristus kondisi-kondisi yg mustahil dapat dipenuhi manusia tanpa bantuan.
Kesaksian orang-orang lain terhadap karya penyelamatan Tuhan Yesus, baik langsung (Mat 8:17) maupun tidak langsung (Mrk 15:31). Ada juga kesaksian dari nama-Nya sendiri (Mat 1:21, 23). Semua penggunaan kata 'selamat' yg berbeda-beda ini, menyatakan bahwa keselamatan sudah hadir dalam pribadi dan pelayanan Kristus, terutama dalam kematian-Nya.

b. Injil Keempat
Kebenaran ganda itu digarisbawahi dalam Injil keempat, di mana setiap ps menyatakan segi-segi yg berbeda dari keselamatan. Demikianlah dalam 1:12 dab orang dilahirkan sebagai anak-anak Allah karena mempercayai Kristus; dalam 2:5 keadaan diobati dengan mengerjakan 'apa yg dikatakan kepadamu'; dalam 3:5 kelahiran kembali oleh Roh mutlak penting guna memasuki Kerajaan, tapi 3:14,17 menjelaskan bahwa hidup baru itu tidak mungkin lepas dari kepercayaan akan kematian Kristus, karena tanpa kematian Kristus maka manusia berada di bawah penghukuman (Yoh 3:18); dalam 4:22 keselamatan itu datang melalui bangsa Yahudi melalui wahyu yg disalurkan dalam sejarah lewat umat Allah -- dan merupakan anugerah yg mendampakkan perubahan batiniah dan memperlengkapi manusia bagi ibadah.Dalam 5:14 seseorang yg sudah dipulihkan harus tidak berbuat dosa lagi, agar sesuatu yg lebih buruk tidak terjadi; dalam 5:39 Alkitab bersaksi tentang kehidupan (keselamatan) di dalam Anak, kepada Siapa hidup dan pengadilan diserahkan; dalam 5:24 orang percaya sudah melewati maut menuju ke kehidupan; dalam Yoh 6:35 Yesus menyatakan diriNya sendiri adalah roti kehidupan, kepada-Nya saja orang harus datang (Yoh 6:68) untuk perkataan yg menghidupkan kepada kehidupan yg kekal; dalam Yoh 7:39 air melambangkan kehidupan Roh yg menyelamatkan, yg akan datang sesudah Yesus dipermuliakan.

          Dalam 8:12 penginjil menunjukkan kesejahteraan karena bimbingan terang, dan dalam Yoh 8:32, 36 kebebasan oleh kebenaran di dalam Anak; dalam Yoh 9:25, 37, 39 keselamatan merupakan penglihatan spiritual; dalam 10:10 jalan masuk bagi manusia ke kehidupan yg selamat dan berkelimpahan dan yang dari Bapak adalah melalui Kristus; dalam 11:25 dab hidup kebangkitan menjadi milik orang-orang percaya; dalam Yoh 11:50 (bnd 18:14) tujuan penyelamatan dari kematian Kristus digambarkan; dalam 12:32 Kristus yg ditinggikan dalam kematian menghimbau orang kepada-Nya; dalam 13:10 pembasuhan pertama yg dilakukan-Nya mengartikan keselamatan ('bersih seluruhnya'); dalam 14:6 Kristus adalah jalan yg benar dan hidup menuju hadirat Bapak; dalam 15:5 tinggal di dalam Dia, Pokok Anggur, merupakan rahasia dari sumber-sumber kehidupan; dalam 16:7-15 demi nama-Nya Roh akan mengatasi kendala-kendala keselamatan dan mempersiapkan realisasinya; dalam 17:2, 3, 12 Kristus menjagai mereka yg mempunyai pengetahuan tentang Allah yg benar dan tentang diriNya; dalam 19:30 keselamatan digenapi; dalam 20:21-23 kata-kata damai dan pengampunan menyertai pemberian Roh; dalam 21:15-18 kasih-Nya yg menyembuhkan memancarkan kasih dalam pengikut-Nya dan memulihkan sang pengikut untuk pelayanan.

c. Kisah Para Rasul
Kis melacak pemberitaan (bnd 16:17) keselamatan dalam dampaknya, pertama atas orang banyak yg dihimbau dengan kata-kata 'berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yg jahat ini' (Kis 2:40) melalui pertobatan (yg adalah merupakan anugerah dan bg dari keselamatan, 11:18), pengampunan dosa, dan penerimaan Roh Kudus; kemudian atas orang sakit, yg tidak tahu kebutuhannya yg sesungguhnya, yg disembuhkan dengan Nama Yesus, satu-satunya Nama dengan mana kita harus diselamatkan; dan ketiga, atas isi rumah penanya, 'Apakah yg harus saya lakukan supaya selamat?' (Kis 16:30 dab).
d. Surat-surat Paulus
Paulus menyatakan bahwa Kitab Suci dapat memberi manusia 'hikmat dan menuntun ke keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus' (2 Tim 3:15 dab), dan menyediakan sarana-sarana yg penting untuk menikmati keselamatan yg penuh. Dengan memperluas dan menerapkan konsep PL tentang keadilan Tuhan yg menjadi bayang-bayang bagi keadilan yg menyelamatkan dalam PB, Paulus menunjukkan betapa tidak ada keselamatan oleh hukum. Sebab hukum hanya dapat menunjukkan kehadiran dan memancing aktivitas dosa, dan membungkamkan manusia dalam kesalahannya di hadapan Allah (Rm 3:19; Gal 2:16). Keselamatan disediakan sebagai anugerah dari Allah yg adil, yg berbuat dalam rahmat kepada pendosa yg tidak layak. Pendosa yg oleh anugerah iman, percaya kepada keadilan Kristus yg sudah menebus dia dengan kematian-Nya dan membenarkan dia oleh kebangkitan-Nya. Allah, demi Kristus, membenarkan pendosa yg tak layak itu (yaitu memperhitungkan baginya keadilan Kristus yg sempurna), mengampuni dosa-dosanya, mendamaikan dia dengan diriNya sendiri di dalam dan melalui Kristus yg sudah 'membuat perdamaian melalui darah salib-Nya' (2 Kor 5:18; Rm 5:11; Kol 1:20), mengangkatnya menjadi keluarga-Nya (Gal 4:5 dab; Ef 1:13; 2 Kor 1:22), memberinya meterai, kesungguhan, dan buah sulung dari RohNya di dalam hatinya, dan dengan demikian menjadikannya makhluk baru. Oleh Roh yg sama sarana keselamatan berikutnya memampukan dia berjalan dalam kehidupan yg baru, sambil makin mematikan perbuatan-perbuatan daging (Rm 8:13) sampai akhirnya ia dijadikan sama dengan Kristus (Rm 8:29) dan keselamatannya digenapi dalam kemuliaan (Flp 3:21).

e. Surat Ibrani
Keselamatan 'akbar' Ibr melampaui bayangan keselamatan PL. Keselamatan PB dilukiskan dengan bahasa korban; korban-korban yg sering diulang dalam upacara PL, mengenai terutama dosa-dosa yg tidak disengaja dan hanya menyediakan keselamatan yg dangkal, digantikan dengan korban satu-satunya yg dipersembahkan oleh Kristus, Dia sendiri yg adalah Imam dan sekaligus korban (Ibr 9:26; 10:12). Pencurahan hidup-Nya dan darah-Nya dalam kematian-Nya mengerjakan penebusan, sehingga sejak itu manusia dengan hati nurani yg bersih dapat masuk ke hadirat Allah berdasarkan perjanjian baru, yg disahkan oleh Allah melalui pengantaraan-Nya (Ibr 9:15; 12:24). Surat Ibr yg menggarisbawahi penekanan macam itu kepada hal Kristus menyelesaikan soal dosa dengan penderitaan-Nya dan kematian-Nya guna menyediakan keselamatan kekal, memandang juga kepada kedatangan-Nya yg kedua kali, yg pada waktu itu tidak untuk menanggung dosa, melainkan untuk menggenapi keselamatan umat-Nya dan pasti menganugerahkan kemuliaan yg menyertai mereka (9:28).

f Surat Yakobus
Yak mengajarkan bahwa keselamatan bukanlah hanya'oleh iman' saja, tapi juga oleh 'perbuatan' (Yak 2:24). Tujuannya ialah untuk membuyarkan harapan siapa saja yg menggantungkan keselamatannya hanya pada pengetahuan intelektual tentang keberadaan Allah, tanpa adanya perubahan hati yg mendampakkan perbuatan-perbuatan yg adil. Yakobus bukannya membuang iman yg benar, tapi menekankan bahwa kehadiran orang beriman nampak melalui perbuatan yg pada gilirannya menunjukkan daya penyelamatan dari agama yg benar, yg sedang bekerja melalui firman Allah dalam hati. Ia tak kalah dalam minatnya untuk membawa kembali orang-orang berdosa dari kesalahan jalannya dan menyelamatkan nyawanya dari kematian (Yak 5:20).

g. 1 dan 2 Petrus
Kitab 1 Petrus menekankan hal yg sama dengan Ibr mengenai mahalnya keselamatan (Yak 1:19) yg dicari-cari dan dinubuatkan para nabi. Tapi kini sudah menjadi realitas bagi mereka, yg bagaikan domba yg sesat telah kembali kepada Gembala jiwanya (Yak 2:24 dab). Segi keakanannya dapat dikenal oleh mereka 'yg dipelihara ... kepada keselamatan yg telah tersedia untuk dinyatakan' (1 Ptr 1:5).
Dalam 2 Petrus keselamatan mencakup luput dari kerusakan yg ada dan terjadi di dunia ini melalui nafsu, dengan cara turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi (1:4). Dalam dunia yg penuh dosa ini, orang percaya merindukan langit baru dan bumi baru di mana bersemi keadilan, namun mengakui bahwa penundaan kedatangan akhir zaman (parousia) terkait pada kesabaran Tuhan dan penundaan itu sendiri merupakan salah satu segi keselamatan (3:13, 15).

h. 1, 2, dan 3 Yohanes
Bagi 1 Yoh bahasa korban Ibr merupakan kesepakatan nalar. Kristus adalah keselamatan kita dengan menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita, sebagai akibat dari kasih Allah. Adalah Allah sendiri oleh kasih-Nya di dalam darah kehidupan Kristus yg dicurahkan, yg menghapus dosa-dosa kita dan menyucikan kita. Seperti dalam Injil Keempat, keselamatan berarti dilahirkan dari Allah, mengenal Allah, memperoleh hidup kekal di dalam Kristus, hidup dalam terang dan kebenaran Allah, tinggal di dalam Allah dan mengetahui bahwa Ia tinggal di dalam kita melalui kasih oleh RohNya (3:9; 4:6, 13; 5:11). 3 Yoh mempunyai doa yg penting bagi kesejahteraan umum dan kesehatan jasmani (kesejahteraan alamiah) untuk menyertai kesejahteraan jiwa (ay 2).

i. Surat Yudas. Yud 3,
dalam mengacu kepada 'keselamatan kita bersama', memikirkan sesuatu yg berkaitan dengan 'iman bersama' dalam Tit 1:4, dan menghubungkannya dengan 'iman' (bnd Ef 4:5) untuk mana orang percaya harus berjuang. Keselamatan ini meliputi kebenaran-kebenaran yg menyelamatkan, hak-hak istimewa, tuntutan-tuntutan, dan pengalaman-pengalaman pembaca-pembacanya yg bermacam-macam. Dalam ay 22 dab ia dengan keras ingin menerapkan keselamatan ini kepada berbagai kelompok orang yg dalam kebimbangan, bahaya dan kemerosotan.

j. Wahyu. Why mengulangi tema (dari 1 Yoh) keselamatan sebagai pembebasan atau penyucian dari dosa melalui darah Kristus, dan pengangkatan orang percaya menjadi imamat yg berkerajaan (1:5 dab). Dalam cara mengenang pemazmur, penulis dengan puji-pujian menggambarkan keselamatan bergantung dalam keseluruhannya kepada Tuhan (Why 7:10). Ps-ps penutup Why melukiskan keselamatan sebagai daun-daun pohon kehidupan yg diperuntukkan bagi kesembuhan bangsa-bangsa. Hak mendekati pohon itu, sama seperti mendekati kota keselamatan, diberikan hanya kepada mereka yg namanya tertulis dalam kitab kehidupan.

III. Jalan keselamatan:
Titik tolak pemikiran Alkitab ialah bahwa sejak kejatuhannya, manusia -- baik sebagai perseorangan maupun sebagai masyarakat memerlukan pertolongan, yaitu keselamatan. Ia berada dalam lingkaran setan pada posisi dan kondisi yg berbahaya, bersalah dan tak berdaya. Kesalahannya telah tidak melayakkan dia menerima bantuan yg dapat melepaskannya dari keadaan dan kedudukannya itu. Tidak ada kebijakan dan kekuatan manusiawi yg mampu memecahkan masalah itu untuk dapat keluar dari dalam lingkaran itu. Allah sendiri harus mengambil prakarsa jika manusia harus diselamatkan.
Ada berbagai gambaran tentang kegawatan manusia kegagalan, kekurangan, kekosongan, keterasingan, keterbelengguan, pemberontakan, penyakit, kerusakan, pencemaran, kematian. Demikian juga banyaknya usaha yg sia-sia untuk memperbaiki keadaan itu -- pencerahan intelektual terhadap ketidaktahuan, pembaharuan moral, peningkatan estetika, penanganan medis atau psikologis, perbaikan masyarakat dengan menggunakan kehebatan teknologi canggih, strategi ekonomi dan politik, dan di atas segalanya juga teknik-teknik keagamaan yg diciptakan manusia. Sejak dini dalam kisahnya, manusia sudah harus melihat, sebagaimana ia masih harus melihat, bahwa ia tidak dapat mengupayakan keselamatannya sendiri. Sebab dosanya berakar, dan ia pada dirinya terpusat pada dirinya sendiri saja. Usaha-usaha manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri merupakan penentangan terburuk kepada Allah dan terkena hukuman-Nya.
Alkitab menggambarkan Allah dalam kasih yg kudus berprakarsa memikirkan dan melaksanakan 'karya penyelamatan'. Acuan-acuan Alkitab kepada apa yg sudah terjadi terdahulu atau pada 'saat kejadian dunia', telah melahirkan pertanyaan seperti kapan, dan dalam urutan yg bagaimana Allah merancang penyelamatan itu (Mat 13:35; 25:34; Yoh 17:24; Ef 1:4; Ibr 4:3; 1 Ptr 1:20; Why 13:8; 17:8). Namun teolog spekulatiflah yg bertugas membahas masalah, dalam urutan kronologis yg bagaimanakah empat istilah: penciptaan, kejatuhan, pemilihan, penyelamatan itu dinyatakan.
Alat-alat keselamatan menjadi lebih jelas. Adalah jelas bahwa Bapak, Anak dan Roh terlibat (pengalimatannya yg tradisional ialah bahwa Bapak mendekritkan, Anak mengadakan dan Roh menerapkan keselamatan). 'Poros' keselamatan itu adalah salib Kristus (Rm 1:16; 1 Kor 1:18). Dengan tidak melupakan hidup dan kebangkitan Kristus, teolog-teolog biblika sepakat bahwa dalam kematian Kristus-lah Allah melaksanakan tindakan penyelamatan yg sentral bagi manusia. Adalah Tuhan Allah sendiri, dalam kasih-Nya yg kudus, yg menyediakan keselamatan. Gambaran keselamatan itu bermacam-macam. Tapi polanya menyatakan keagungan, rahasia, kekuasaan, dan betas kasihan Allah yg sedang berkarya: dosa yg merupakan penghinaan terhadap kekudusan Allah ditiadakan dalam Kristus.
             
       Hubungan damai dengan Allah disahkan oleh Dia, yg telah membuat pendamaian melalui salib-Nya dan penebusan bagi manusia yg terasing dari Khalik-nya. Pembebasan diumumkan di pengadilan, karena Allah dalam AnakNya memikul hukuman yg seyogianya dibebankan atas manusia, dengan menyamakan diriNya sendiri dengan dosa manusia; kehormatan Allah dipuaskan oleh kesempurnaan Kristus yg diserahkan dalam ketaatan; Kristus mempersatukan kemanusiaan dalam diriNya sendiri, dan menyerahkan itu sebagai korban-Nya kepada Bapak. Kristus adalah Pemenang mutlak dalam kematian-Nya.
          
         Tekanan di sini terletak pada keselamatan yg telah disediakan Allah bagi manusia dalam Kristus, dan sekalipun tidak ada pemisahan antara mereka, penting ditunjukkan bagaimana Allah mengerjakan keselamatan dalam manusia Yesus. Adalah Roh Kudus yg mewujudkan keselamatan itu menjadi riil (konkret) bagi manusia. Pengalaman manusia tentang keselamatan melalui tiga kurun waktu, dan dapat dilukiskan dalam pengertian masa lalu, masa kini, dan masa datang; posesif, progresif dan prospektif. Sang insan sudah diselamatkan, sedang diselamatkan dan akan diselamatkan (Ef 2:8; 1 Kor 1:18; Mat 10:22; Rm 5:9, 10; 8:24).

a. Posesif.
Manusia dengan iman yg dikerjakan oleh Roh di dalam dia, dianugerahi status baru dalam Kristus; ia telah dibenarkan dan dibebaskan demi Kristus. Apabila ia dalam statusnya yg belum dibenarkan sama sekali tidak layak memperoleh keselamatan, maka sesudah dibenarkan (bukan oleh kebenarannya sendiri) ia tidak dapat menjadi tidak layak akan keselamatan atau membuat dirinya tidak dibenarkan, dalam arti menggagalkan apa yg sudah dikerjakan Tuhan untuknya. Ia sudah ditebus, didamaikan, diampuni, disucikan (Yoh 13:10), telah melewati maut menuju ke kehidupan, dan dikaruniai jaminan oleh Roh yg bersaksi bersama rohnya sendiri bahwa ia adalah anak Allah (Rm 8:16), turut menjadi pewaris bersama Kristus, memiliki hidup yg kekal dalam kualitasnya dan kekekalan waktu, dan yg mematahkan belenggu ketakutan akan maut (Ibr 2:15).

b. Progresif.
Rahmat Allah yg membawa keselamatan (Tit 2:11), yg merupakan kekuatan sebagai dampak pemberitaan tentang salib kepada mereka yg 'diselamatkan' (1 Kor 1:18) mengajarkan: (i) kebutuhan akan karya pengudusan oleh Roh; (ii) penerapan keselamatan yg telah diberikan Tuhan kepada manusia (Flp 2:12); dan (iii) penyangkalan terhadap nafsu-nafsu duniawi, yg mendampakkan hidup yg saleh dan adil dan ilahi di dunia yg sekarang. Seperti iman adalah penting dalam keselamatan yg dimengerti secara posesif, maka demikian jugalah kasih dalam keselamatan yg dimengerti secara progresif. Oleh kasih yg disemaikan oleh Roh maka hidup manusia terpelihara, mencapai kepribadian yg benar dalam merefleksikan citra Allah, dan Roh sungguh-sungguh hadir dalam pribadinya terhadap orang-orang lain yg membutuhkan keselamatan.

c. Prospektif
Keselamatan seutuhnya akan diwujudkan kelak. Manusia diselamatkan oleh pengharapan. Orang percaya ditunjuk untuk memperoleh keselamatan (1 Tes 5:9; 2 Tes 2:13; 2 Tim 2:10; Ibr 1:14). Keselamatan siap untuk dinyatakan pada akhir zaman (1 Ptr 1:5). Keselamatan 'lebih dekat bagi kita daripada waktu kita percaya' (Rm 13:11). Bagi mereka yg mencari Kristus, Ia akan datang untuk kedua kalinya, bukan untuk urusan dosa, melainkan 'untuk keselamatan' (Ibr 9:28). Pada waktu kejahatan dikalahkan tuntas dan mutlak untuk selama-lamanya, suara sorgawi akan menyerukan 'Sekarang keselamatan telah datang' (Why 12:10).

IV. Hak istimewa dan tanggung jawab dari keselamatan
Penerima keselamatan di mana pun tidak boleh membanggakan diri kepada Allah. Bahkan orang-orang pilihan diperingatkan supaya makin meneguhkan panggilan dan pemilihan mereka (2 Ptr 1:10) dan untuk mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar (Flp 2:13). Persekutuan orang percaya yg sudah diselamatkan -- gereja -- merupakan penjaga keselamatan, dan kalimat extra ecclesiam nulla salus (di luar gereja tidak ada keselamatan) baru mengandung artinya yg sebenarnya, bila tugas hikmat memelihara kerygma dan didache tentang keselamatan diwujudkan. Gereja harus menjadi 'persekutuan orang-orang yg prihatin', umat yg diselamatkan dan menyelamatkan.
Jika keselamatan benar-benar bekerja dalam diri orang-orang percaya, maka persekutuan (koinonia) mereka di dalam Roh akan bertambah. Dan kekuatan yg menyelamatkan dari Tuhan, yg secara 'vertikal' bekerja ke bawah, membuat mereka sadar akan dampak 'horisontal' atas masyarakat dan yg harus terjadi karena memiliki keselamatan itu. Mereka yg memiliki keselamatan harus menjadi terang dunia, garam dunia, kota di atas gunung. Sejarah gereja menunjukkan bagaimana gereja telah belajar dan masih harus belajar untuk bersaksi secara nabiah tentang keselamatan dalam setiap zaman.

V. Penggenapan keselamatan.
Alkitab tidak bicara tentang keselamatan yg sedikit demi sedikit bagi seluruh umat manusia, apakah itu dalam arti mempersiapkan mereka semua bagi kemuliaan, atau pengubahan masyarakat oleh perkembangan yg berkesinambungan melalui penerapan prinsip-prinsip 'selamat'. Tapi Alkitab menjanjikan pembinasaan tuntas kejahatan secara apokaliptis ataupun eskatologis, pembebasan makhluk ciptaan yg sekarang ini mengerang dalam belenggu kerusakan menuju ke kebebasan anak-anak Allah yg berkilauan (Rm 8:21 dab) pada saat 'pengangkatan', 'penebusan tubuh', 'penciptaan kembali' (Mat 19:28), dan penciptaan 'langit baru dan bumi baru, di mana tinggal keadilan', di mana Tuhan akan dilihat secara tatap muka.

KEPUSTAKAAN.

W Foerster, G Fohrer, TDNT 7, hlm 965-1003; M Green, The Meaning of Salvation, 1965; G. C Berkouwer, Faith and Justification, 1954; Faith Sanctification, 1952; E. Brunner, The Mediator, 1947; R. W Dale, The Atonement20, 1899; J Denney, The Death of Christ, edisi 1951; P. T Forsyth, The Cruciality of the Cross z, 1948; L Morris, The Apostolic Preaching of the Cross, 1955; J Murray, Redemption Accomplished and Applied, 1955; L Newbigin, Sin and Salvation, 1956; G. B Stevens, The Christian Doctrine of Salvation, 1905. GW/BAM/S/HAO