Tampilkan postingan dengan label VISI DAN MISI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label VISI DAN MISI. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 Agustus 2018

VISI DAN MISI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI PERGURUAN TINGGI

VISI DAN MISI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI PERGURUAN TINGGI









 














 
   


OMatius Sobolim
NIM: 16 047



DiserahkanKepada:
Dr. Stevri Indra Lumintang, Ph. D
Sebagai Bagian Dari Tugas Mata Kuliah
Colloqium Didacticum



INSTITUT INJIL INDONESIA
PROGRAM DOKTORAL
BATU- 03 April, 2018

A.    Latar Belakang
Visi adalah suatu pandangan yang terdapat pada organisasi atau lembaga yang mempunyai pandangan jauh tentang tujuan-tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Mengapa kita memerlukan Visi dan misi ? Ada banyak alasan mengapa kita membutuhkan visi dan misi bagi lembaga pendidikan Kristen, antara lain: membuat manusia memiliki prioritas dan lebih fokus; meningkatkan efisiensi dan mendorong efektifitas; membantu dalam menyusun rencana dan strategi yang tepat; memberikan motivasi dan semangat; menghindari frustasi; menarik orang untuk bersatu dan berpartisipasi; menjadi alat untuk menilai dan mengevaluasi. Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Perguruan Tinggi disajikan kepada mahasiswa dengan tujuan supaya mahasiswa mampu mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam pengalaman keseharian dan dengan demikian dapat mengalami trasformasi nilai-nilai kehidupan Kristiani.
Mahasiswa Kristen yang hidup di abad posmodern ini diberhadapkan dengan berbagai tawaran nilai-nilai kehidupan bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, mereka membutuhkan nilai-nilai Kristiani yang dapat dipakai sebagai acuan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia telah mengalami multi dimensional sejak beberapa tahun terakhir  ini. Krisis yang berkepanjangan cendrung melahirkan frustrasi dalam masyarakat dan dalam situasi seperti ini konflik dan kekerasan dapat dengan mudah merebak di berbagai tempat. Mahasiswa Kristen terpanggil untuk menjadi pewarta dan pembawa damai dimana pun mereka berada. Diharapkan seluruh substansi kajian PAK di Perguruan Tinggi dapat memperlengkapi mahasiswa dalam proses penemuan diri dan membentuk karakter sebagai intelektual Kristen yang mampu mewujudkan nilai-nilai agama dan imanya dalam seluruh kehidupan. Dengan demikian visi dan misi menjadi tolok ukur dalam menyelengkarahkan suatu lembaga atau organisasi. Dalam menjalankan roda lembaga pendidikan Kristen tentu hal ini digagas dan dirancang sedemikian rupa ketika organisasi tersebut didirikan dan menjadi pedoman dalam menjalankan organisasi. Visi dan Misi harus dituangkan dalam bentuk tulisan agar semua pihak, baik internal maupun eksternal, mengetahui tujuan dari organisasi yang didirikan. Walaupun keduanya merupakan satu kesatuan, pada dasarnya pengertian Visi dan Misi itu sebenarnya  berbeda. Untuk menjelaskan lebih jauh maka, perlu menggali kedua kata tersebut , dan didalamnya tujuan Pendidikan Kristen, sasaran Pendidikan  Kristen, Strategi Program Studi serta kompetensi utama yang dihasilkan oleh pendidikan Agama  Kristen, lebih dalam. Masalah istilah dan terminologi secara etimologi sudah digagas dalam pendahuluan, dan supstansi keahlian pendidikan Agama Kristen.

I.            Visi Pendidikan Agama Kristen
Visi Secara Etimologi dalam bahasa latin “Videre (melihat, pengelihatan Visio atau visionis (memandang melawat), visum (gambaran, pengertian, ide), vidi daya pengelihatan, melihat). Visi adalah suatu pandangan yang terdapat pada organisasi atau lembaga yang mempunyai pandangan jauh tentang tujuan-tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang.
1)      Menjadikan Agama Kristen sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan iman dan kepribadian Kristiani yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Menjadi Program Studi Pendidikan Aagama Kristen (PAK) yang berkulitas dan unggul dalam mempersiapkan tenaga  pendidikan yang handal, profesional dan kreatif inofatif, yang berwawasan global.[1]
2)      Menjadi Program Studi Pendidikan Agama Kristen  yang unggul dalam menyediakan guru  Agama Kristen yang berkompeten dan kreatif dalam mendidik  serta memiliki kepribadian Kristen yang  tangguh yang mampu berperan aktif dalam  pembangunan Bangsa dan Negara melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
3)       
 II.            Misi Pendidikan Agama Kristen
              Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya dalam mewujudkan visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi. pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang dituju serta memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga bekerja. Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Pendidikan Agama Kristen tersebut memiliki beberapa unsur Misi sebagai berikut:
1.      Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi peserta didik atau calon guru agama Kristen, agar memiliki kemampuan akademis dalam bidang pembelajaran PAK dan spiritualitas yang handal serta mengupayakan pemanfaatannya dalam proses pembangunan nasional.
2.      Melatih peserta didik atau calon guru Agama Kristen agar memiliki kompetensi dalam melakukan penelitian dan pengembangan pembelajaran PAK sehingga menghasilkan sarjana yang kompeten dan profesional yang mampu berempati dan memberikan solusi pada masalah dan kebutuhan individu dan masyarakat.
3.      Memperlengkapi peserta didik atau calon guru agama Kristen agar mampu mengabdikan ilmunya di tengah-tengah Gereja dan masyarakat dengan keterampilan entrepreneur, yaitu pertalian secara terpadu.
4.      Mewujudkan pelayanan secara maksimal pada stakeholders melalui pengembangan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
5.      Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang berkulitas dan berkompeten dibidang Agama Kristen.
6.      Mempersiapkan Mahasiswa yang terampil dan konstruktif dalam pengembangan dan penelitian dibidang Pendidikan Agama Kristen (PAK).
7.      Melaksanakan pengabdian pada masayarakat dalam bidang pelaynan yang berorientasi pada pengarjaran Kristiani.
8.      Melaksanakan pendidikan kristen yang menumbuhkembangkan berbagai aspek pendidikan agama kristen yang kreatif, inovatif, dinamis, dalam masayarakat majemuk, serta multi etnik.
9.      Menjadikan Mahasiswa mampu mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam arti memperjungkan kasih, keadilan, dan kebenaran dalam keluarga, masyarakat, dan seluruh aspek kehidupan.
              III.            Tujuan Pendidikan Agama Kristen
      Setelah membahas Misi, maka selanjutnya tujuan pendidikan Kristen.  Tujuan Pendidikan Kristen di sekolah bukanlah semata-mata untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi lebih jauh dari pada itu.  Lewat Visi , Misi, dan Tujuan, Pendidikan Kristen Mahasiswa  Kristen diharapkan  dapat berkembang terus dalam  pemahaman tentang Allah dan menolong mereka supaya dapat hidup sebagai murid-murid Kristus. Jadi, pendidikan Kristen di sekolah adalah sebuah alat strategis dalam pembentukan iman dalam arti yang sesungguhnya, terutama di dalam menghadapi heterogenitas masyarakat Indonesia. Untuk itulah bahwa Pendidikan Kristen harus dikelola secara sungguh-sungguh. Peserta didik yang telah mengikuti pengajaran Kristen mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi diharapkan menjadi bekal  utama dalam hidupnya.      Tujuan pendidikan Kristen di sekolah diselenggarakan dengan arah yang jelas. Arah itu disebut dengan tujuan.[2] Tujuan PAK bukanlah pergumulan masa kini, tetapi berlangsung dalam sejarah ke Kristenan. Di mana ada  komunitas Kristen di sana berlangsung proses pergumulan itu. Itulah sebabnya, menemukan banyak rumusan tujuan tentang PAK. Tujuan Pendidikan Agama Kristen dari masa ke masa mengalami perkembangan, khususnya dalam rumusan tujuan Pendidikan Agama Kristen. Tujuan adalah bagian dari visi dan misi. ciri khasnya adalah  untuk memberi penegasan dari visi dan misi diatas:
1.      Agar Mahasiswa mampu menghayati kasi Allah dalam Yesus Kristus dengan bimbingan Roh Kudus sehingga dapat bertumbuh sebagai pribadi yang utuh dalam segalah aspek dan dapat membuktikan dirinya sebagai manusia baru yang dewasa, bertanggung jawab kepada Allah, sesama manusia, dan alam linggungan hidupnya, serta bersedia mengapdikan hidup dan karyanya demi kepentingan manusia.
2.      Menyadarkan  anak didik dan orang dewasa tentang keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu mereka orang berdosa. Maka setiap manusia harus bertobat dan berseru kepada Allah agar diampuni. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Kristen melibatkan semua manusia (jemaat), khususnya yang muda dalam rangka belajar teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosa mereka serta bergembira dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan mereka di samping memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya pengalaman berdoa, Firman tertulis, Alkitab, dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian secara bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen yaitu Gereja.
3.      Agar terjadi proses pemupukan akal orang-orang percaya  dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi persekolahan Kristen, sehingga di dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang berkesinambungan yang diaplikasikan semakin mendalam melalui pengabdian diri kepada Yesus Kristus, dan berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya. Berdasarkan pemahaman Calvin tentang pendidikan Kristen, maka
4.      Mendidik semua Mahasiswa, agar mereka dilibatkan dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus, diajar mengambil bagian dalam kebaktian serta diperlengkapi untuk memilih cara-cara mewujudkan suatu pengabdian diri kepada Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sehari- hari, serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah, demi kemuliaan namaNya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.[3]
5.      Memimpin Mahasiswa pada pengenalan akan peristiwa-peristiwa Ilahi dalam Alkitab dan pengajaran-pengajaran yang ada dalam Alkitab. Membimbing siswa dengan kebenaran firman Allah yaitu Alkitab. Mendorong siswa melakukan mempraktekkan ajaran-ajaran Alkitab. Meyakinkan siswa tentang kebenaran-kebenaran Alkitab untuk pemecahan masalah dalam kehidupan. Menghasilkan tenaga pendidik agama Kristen yang handal dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan Aagama Kristen dan memiliki spiritual yang berlandaskan kebenaran firman Allah sehingga berdaya guna dan tepat guna dalam proses pembangunan nasional.[4]
6.      Menghasilkan tamatan  yang memiliki ketrampilan dalam melakukan penelitian dan pengembangan pembelajaran PAK secara professional.
7.      Menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mengabdikan ilmunya di tengah-tengah gereja dan masyarakat dengan dilengkapi keterampilan terpadu.
8.      Menghasilkan sumber daya manusia yang berorientasi pada pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada gereja dan masyarakat.
9.      Membawa peserta didik untuk mengalami perjumpaan dengan Kristus, mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, hidup dalam ketaatan serta mampu mempraktekkan imannya dalam kehidupan sehari hari. Tujuan Pendidikan Kristen mendidik Guru yang terdidik, agar  bertanggung jawab kepada Tuhan, kepada sekolah, kepada gereja dan kepada masyarakat.
10.  Membawa peserta didik menjadi pribadi yang terbuka dan mampu hidup ditengah-tengah kemajemukan masyarakat, baik agama, suku ras maupun golongan.
11.  Membawa mahasiswa mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dalam segala aspek. Siswa mampu mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga serta kaitannya dengan pengaruh modernisasi. Siswa mampu menjelaskan makna kebersamaan dengan orang lain tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai orang Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus. Siswa mampu mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam menghadapi gaya hidup modern. Siswa mampu mengkritisi perkembangan budaya dan Iptek.
              IV.            Sasaran Pencapaian Program Studi Pendidikan Kristen
Dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan tersebut ditetapkan serangkaian sasaran sebagai panduan yaitu meningkatkan kualitas dan penguatan dosen, staf administrasi, unit-unit kerja dan lulusan yang tangguh dan berberkompeten dalam pembelajaran di bidang pendidikan Agama Kristen agar berdaya guna bagi bangsa, gereja dan masyarakat meliputi:
1.      Peningkatan kwalitas dan mutu pembelajaran untuk mewujudkan optimalisasi program studi yang memiliki spiritual yang berlandaskan kebenaran firman Tuhan pada level nasional.
2.      Peningkatan kwalitas secara akademis dan penguatan dosen yaitu pencapaian kwalitas dosen yang memiliki komitmen, etika, integritas dan akuntabilitas.
3.      Peningkatan daya dukung sarana dan prasarana secara berkelanjutan dalam menunjang aktivitas pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
4.      Peningkatan kualitas lulusan yang memiliki kompetensi keilmuwan dan berkemampuan dalam penerapan di masyarakat dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
5.      Peningkatan kapasitas organisasi dan kelembagaan yang sinergis dengan unit-unit kerja dalam pencapaian Tridharma Perguruan Tinggi.
6.      Pengembangan jaringan kerja dalam mendukung pengembangan program studi secara berkelanjutan atau upaya pemenuhan kebutuhan stake-holder (demands compliance).
                 V.            Strategi Program Studi Pendidikan Kristen adalah
Untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran di atas, maka strategi yang dipakai adalah dengan:
1.      Memaksimalkan penyelenggaran kegiatan pembelajaran berbasis teoritis yang didukung oleh spiritual yang handal maupun secara praktis atau pelatihan-pelatihan di lapangan setiap semester dengan disertai evaluasi baik terhadap mahasiswa, dosen, staf administrasi, dan juga suasana akademik.
2.      Meningkatkan kualitas dosen secara akademik atau studi lanjut di sekolah-sekolah lain yang lebih berkualitas sesuai dengan RENSTRA yaitu Rencara Strategi Jangka pendek atau per-lima tahunan serta mengupayakan pengurusan jabatan akademik para dosen sesuai waktu dan tingkat jabatan masing-masing.
3.      Mengupayakan agar setiap unit kerja dalam Prodi S-1 PAK memiliki sarana dan prasarana, khususnya bagi ruang kantor, ruang dosen, dan berupaya mengadakan prasarana bagi ruang kuliah yang memadai untuk meningkatkan kualitas kerja sehingga menciptakan suasana akademik yang kondusif.
4.      Mengevaluasi dan meningkatkan kurikulum  secara strategis untuk setiap matakuliah pada setiap tahun, agar lebih sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan.
5.      Memberikan penguatan atas personalia yang menunjukkan performance kerja  yang mendukung dalam pencapaian Tridharma Perguruan Tinggi.
6.      Meningkatan kepercayaan dan jaringan kerja dalam mendukung pengembangan dalam lembaga Pendidikan Agama Kristen dengan gereja-gereja interdenominasi, masyarakat, dan lembaga-lembaga pemakai jasa keilmuwan dan atau semua stake-holder (sekolah-sekolah pemakai lulusan, gereja-gereja, pemerintah, dan badan-badan kerohanian) dengan cara: menjalin hubungan dengan pihak sekolah di akhir atau di awal tahun ajaran; dan dengan melibatkan diri dalam pertemuan-pertemuan berkala dengan pihak gereja-gereja melalui Badan Musyawarah Gereja-gereja Kristen (BMGK) dan juga Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG).
              VI.            KOMPETENSI UTAMA
1.      Memiliki karakter dan kepribadian yang utama dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik di sekolah dan di masyarakat.
2.      Memiliki pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik peserta didik tingkat Perguruan Tinggi.
3.      Memiliki pengetahuan konsep dan teori Pendidikan Agama Kristen setingkat sarjana S 3 (doktoral) sebagai sumber materi pengajaran pada tingkat PT.
4.      Menguasai konsep dan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada lefel Perguruan Tinggi.
5.      Memiliki kemampuan mengelola pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada tingkat Perguruan Tinggi.
6.      Memiliki kemampuan memanfaatkan berbagai alat, bahan, media dan teknologi pembelajaran yang mutakhir untuk pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang menarik dan berdampak pada kehidupan peserta didik di tingkat Perguruan Tinggi di lembaga pendidikan Agama Kristen.[5]
           VII.            KOMPETENSI PENDUKUNG
1.      Memiliki kemampuan dan aktif  berperan dalam organisasi profesi Guru Pendidikan Agama Kristen di Indonesia.
2.       Memiliki kemampuan mengembangkan diri sebagai pendidik Kristen.
3.      Memiliki kemampuan mengembangkan wawasan sebagai pendidik di tingkat perguruan tinggi sekolah Kristen.
4.      Memiliki keyakinan bahwa Ia adalah seorang guru Pendidikan Agama Kristen sejati yang dibebaskan dari segalah hukuman dosa dan sudah diselamatkan. Seorang guru Agama Kristen, dipanggil untuk membagikan harta abadi yaitu berita keselamatan kepada anak didik.[6]
5.      Seorang Pendidik-Pendidikan Kristen sadar bahwa hal yang perluh dimiliki adalah hikmat, dan pengetahuan.
        VIII.            Substansi Kajian dalam Pendidikan Kristen
      Kajian materi PAK di PT disajikan berdasarkan komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri atas: Kompetensi supstansi- kajian- indikator keberhasilan-subkajian dan pembelajaran yang meliputi proses belajar-mengajar seperti metologi dan evaluasi serta sumber belajar. Substansi kajian merupakan topik yang telah ditetapkan oleh Dirjen Dikti melalui SK. No. 38/Dikti/Kep/2002 kemudian dikembangkan oleh masing-masing tim keja kelompok agama masing-masing ada 9 supstansi kajian yang dikembangkan dalam sub-sub kajian berikut ini:
1.      Tuhan: Subkajian membahas mengenai konsepsi TUHAN menurut iman Kristen,  TUHAN yang dikenal dan dapat dipercaya dalam hidup keseharian, dalam kerangka pemahaman tentang TUHAN juga dibahas apa itu agama dan apa peranya bagi manusia, Khususnya mengenai hakikat ke Kristenan, Gereja dan ciri khas kekristenan berupa dokma atau ajaran. Tujuan Kajian ini diharapkan mahasiswa mampu memeperoleh pemahaman yang mendalam mengenai TUHAN Menurut Iman Kristen, memahami hakikat greja serta, menghayati hakikat kekristenan dan ajaran pokok yang menjadi landasan iman dan percayanya.
2.      Manusia: Subkajian mengenai konsepsi manusia menurut kekristenan, yaitu: Manusia sebagai mahkota ciptaan yang memiliki harkat dan martabat. Manusia dilihat sebagai multidimensional.
3.      Moral: Dengan subkajian pilihan dan pengambilan keputusan moral. Mahasiswa Kristen diharapkan mampu memiliki kemampuan memfilter berbagai tawaran nilai-nilai kehidupan dengan menggunakan nilai dan moral Kristen sebagai tolok ukur.
4.      Ilmu Pengetahuan Teknologi dan seni: Subkajian mengenai hubungan iman dan ilmu pengetahuan, serta membahas teori evolusi yang diperhadapkan dengan iman Kristen. Aspek tersebut penting mengingat ada banyak pendapat menyangkut topik iman, IPTEK dan Seni yang lebih sering prespektif  negatif terhadap IPTEK dan seni seolah-olah ajaran Alkitab menolak teknologi dan rasionalisasi. Padahal dengan kenyataan Alkitab memberi ruang kepada pengembangan IPTEK dan Seni yang berguna dan dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan umatmanusia. Dalam kajian ini Mahasiswa diharapkan mampu memahami hubungan timbal balik antara Iman Kristiani dengan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan seni dalam prespektif historis, yakni kecenderungan untuk saling mendominasi. Selanjutnya Mahasiswa mampu mengintetifikasi hubungan bermakna antara iman dengan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni mengenai upaya pengembangan serta pemanfaatanya demi kesejahteraan manusia dan kelestarian linggungan.
5.      Kerukunan:  Suatu kajian mengenai pluralisme di Indonesia, dialog dan kerja sama antarumat beragama di Indonesia. Kajian ini menjadikan kepedulian dan keprihatinan terhadap masalah-masalah kemanusiaan sebagai pintu masuk bersama agama-agama dalam melakukan dialog dan kerja sama. Semua penganut di Indonesia perlu membangun sikap toleransi dan kerja sama dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa yang kini tengah terancam oleh disintegrasi. Setiap Mahasiswa Kristen memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan rekonsiliasi atau perdamaian melalui dialog dan kerjasama antarumat beragama.
6.      Masyarakat: Subkajian difokuskan pada tnggung jawab orang Kristen dalam pemberdayaan masyarakat iman yang mewujud dalam tindakan serta berbagai bentuk partisipasi nyata mahsiswa dalam rangka menjalankan tanggung jawab panggilanya sekaligus sebagai warga bangsa. Sebagaimana warga bangsa lainya, mahsiswa bergumul bersama dalam berbagai persoalan kemasyarakatan dan diharapkan sangkup menemukan solusi demi tercapainya keadilan dan kesejahteraan bangsa.
7.      Budaya: Subkajian diletakan pada kenyataan adanya budaya “narimo” yang secara fatalistik menngangkap segala sesuatu dalam hidup ini sebagai takdir, termasuk takdir sebagai miskin, miskin dan kaya. Mahasiswa Kristen sebagai hati nurani rakyat seharusnya turut aktif merekonstruksi budaya narimo menjadi budaya kerja keras untuk kesejahteraan hidupnya. Bersama-sama dengan masyarakat lainya. Mahasiswa diharapkan mampu membangun sendi-sendi harapan dan semangat kerja keras selaras dengan hak dan kewajibanya sebagai warga bangsa yang merdeka di negaranya sendiri.
8.      Politik: Subkajian makna dan partisipasi dalam kehidupan politik; membantu mahasiswa memahami tanggung jawabnya dibidang politik serta bagaimana menggunakan haknya secara baik, dan benar serta bertanggung jawab sesuai hati nuraninya.
9.      Hukum: Subkajian bagaimana Alkitab berbicara mengenai hukum dan keadilan. Gereja dan lembaga agama sebagai alat kontrol terhadap kebenaran dan keadilan, termasuk peran mahasiswa dalam memelihara dan mengembangkan hukum dan keadilan di Indonesia.[7]

B.     Kesimpulan
Visi pendidikan Agama  Kristen di perguruan tinggi adalah menjadikan agama sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan kehidupan kristiani yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Selain itu, Visi di PT adalah menjadikan nara didik menjadi pribadi yang dibentuk dalam iman dan percaya pada Yesus Kristus melalui pengajaran Alkitab. Sebab,  Alkitab adalah sumber informasi yang akurat, berotoritas, dan memiliki nilai ineran. Misi Pendidikan Agama Kristen di PT adalah Mahasiswa mampu mewujudkan nilai Kristiani dalam arti memperjuangkan kasih, keadilan, dan kebenaran, dalam keluarga, masyarakat, dan seluruh aspek kehidupan. Sedangkan, Tujuan Pendidikan Kristen di PT diselenggarakan dengan arah yang jelas. Arah itu disebut dengan tujuan, tujuan PAK bukanlah pergumulan masa kini, tetapi berlangsung dalam sejarah ke Kristenan. Di mana ada  komunitas Kristen di sana berlangsung proses pergumulan itu. Itulah sebabnya, menemukan banyak rumusan tujuan tentang PAK. Tujuan Pendidikan Agama Kristen dari masa ke masa mengalami perkembangan, khususnya dalam rumusan tujuan Pendidikan Agama Kristen. Tujuan adalah bagian dari visi dan misi. Ciri khasnya adalah  untuk memberi penegasan dari visi dan misi diatas:
Didalam Visi Misi, dan Tujuan Pendidikan Agama Kristen terus berkembang pada Strategis Pendikan Agama Kristen, Sasaran Pendidikan Agama Kristen, Kompetensi utama dan kompetensi pendukung, dalam pendidikan agama Kristen dan Supstansi kajian dalam pendidikan Agama Kristen adalah golnya dari visi dan misi.

C.    PERTANYAAN, KRITIK, DAN SARAN
1.      Pertanyaan: Bagaimana Merancang Visi dan Misi Pendidikan Kristen? Orang yang bagaimana berhak merancang visi dan misi pendidikan agama Kristen? Apakah bawahan ataukah atasan yang berhak merancang visi dan misi pendidikan agama Kristen? Bagaimana pengaruhnya apabilah visi dan misi pendidikan agama Kristen dirancang oleh bawahan berdasarkan main tunjuk, tidak berdasar pada konsep pendiri Yayasan?  Apakah pemimpin- pemimpin Kristen, para sendikiawan dan sendikiawati, ilmuwan Kristen serta Theolog Kristen, puas dengan visi dan misi yang sudah dijalankan selama ini?
2.      Kritik: Visi dan Misi Pendidikan Kristen telah di kaburkan oleh pengaruh waja pendidikan di indonesia yang muram. Visi dan Misi yang telah dibahas diatas jelas kelihatan, terkhusus di bagian Supstansi Kajian, memberikan batasan melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi, oleh mentri pendidikan tahun 2000, hal ini yang membuat hak dan kewajiban Pendidikan Agama Kristen menggabur pula.
3.      Rekomendasi: Penulis sarankan bahwa merancang visi dan misi pendidikan Kristen secara universal, sangat membutuhkan ide, konsep, dan pengetahuan, seorang, Prof. Dr. Theology, dan Prof. Dr. Pendidikan Agama Kristen. Agar, Terintegrasi membagun suatu rancang bagun yang utuh, terstruktur dan terarah. Kemudian, visi dan misi organisasi kecil baik di sekolah maupun Gereja, akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.




C.    Daftar Bibliografi
H. Dawan Rahardjo, Wawasan dan Visi Pembangunan Abad-21.
Tomatala Yakob.  Anda Juga Bisa Menjadi Pemimpin Visioner.
Jakarta. 2005  
George Barna. Lederson Ledership, Pandangan Para Pemimpin tentang kepemimpinan.Hal yang Berkaitan dengan Visi.
Gandum Mas Malang. 2002.
Gordon Bob. Visi Seorang Pemimpin. Terjemahan.
Penerbit: Nafiri Gabriel: Jakarta. 2002
Stanley, Andi. Visioneering: Bagaimana Mengubah Impian Anda Menjadi Kenyataan.
Penerbit: ANDI: Yokyakarta, 2002.
Samuel T. Gunawan. Artikel-artikelnya dapat ditemukan di  Googgle
 Penerbit: Malang. 01 Pebruwari, 2018
Sumiayutningsih Dien. Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik.
      Penerbit: ANDI, 2009.
Nuhamara, Daniel. Pembimbing PAK Pendidikan Agama Kristen.
Penerbit: Jurnal Info Media, 2007.
      Nainggolan John. Menjadi Guru Agama Kristen. Atau Upaya peningkatan Mutu dan Kualitas
     Profesi Keguruan.
Dr. Nuhamara, Pdt. Janse B. Non-serano, Oditha R. Hutabarat. Drs, Jerri R. Sirait, Pdt. Yusri Paggabean. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi Pendidikan agama Kristen.
 Penerbit. Bina Media Indonesia. Bandung. 2005






[1] Pdt. Dr. Dien Sumiyatningsih, GD. Th., M.A. Mengajar dengan Kreatif dan Menarik. Buku Pegangan untuk Mengajar Pendidikan Agama Kristen, Sd sampai PT, Pendidikan Jemaat Kategorial, (Penerbit: ANDI, 2009) Hal. 1
[2] Pdt. Dr. Daniel Nuhamara, M. Th. Pembimbing PAK Pendidikan Agama Kristen, (Penerbit: Jurnal Info Media, 2007). Hal. 28-30.
[3] John Calvin, http//www: google Pencarian kata ,  Tujuan Pendidikan Kristen.
[4]  E.G.Homrighausen dan I.H. Enklaar,http//www:google pencarian kata: Tujuan pendidikan Kristen.
[5] Bolandina, Janse Non Serrono, M. Si, Pdt. Profesionalisme Guru dan Bingkai Materi PAK , SD, SMP, SMA, SMK, PT. (Bandung: Bina (Media Informasi, 2005, hal. 1-9).
[6] John M. Nainggolan, M. Th. Menjadi Guru Agama Kristen, Suatu Upaya Peningkatan Mutu dan Kuwalitas Profesi keguruan. (Penerbit: Info Media, 2007, hal. 3).
[7] Dr. Nuhamara, Pdt. Janse B. Non-serano, Oditha R. Hutabarat. Drs, Jerri R. Sirait, Pdt. Yusri Paggabean. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, Untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Pendidikan Agama Kristen (Penerbit: Bina Media Informasi, Bandung, 2005. hal. xx-xxi