HIDUP MANUSIA DI DALAM SATU REALITAS CIPTAAN DENGAN
WILAYAH MATERI DAN NON MATERI SEBAGAI SATU KEUTUHAN
Ev. Matius Sobolim, S. Th. |
Ketika itulah
TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup
ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidupân Kejadian 2:7 ).
Manusia adalah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan diciptakan untuk
berelasi dengan PenciptaNya. Menjadi manusia adalah menjadi manusia di dalam
keutuhannya di dalam relasinya dengan Tuhan Allah. Bila kita melihat natur
manusia maka Natur manusia bukan trikotomi ( terdiri dari tubuh, jiwa dan roh
yang terpisah) dan juga bukan dikotomi ( terdiri dari tubuh dan jiwa/roh yang
terpisah ). Mengapa dikotomi bukan pandangan yang benar mengenai natur manusia
? Sebab dikotomi melihat tubuh dan jiwa itu dibedakan dan bukan satu keutuhan.
Dikotomi juga lebih menekankan keduaan sedangkan Alkitab menekankan natur
manusia sebagai kesatuan tetapi bisa dipilah bagian fisik materi dan bagian
jiwa non materi sebagai satu kesatuan dari 2 sisi mata koin ( duplex ).
Pengertian Jiwa ( psyche ) di dalam bahasa Alkitab
Yunani juga kadang merujuk kepada bagian jiwa non materi tetapi juga kadang
melukiskan satu kesatuan antara yang non materi dan materi sebagai mahluk
hidup. Ini memang komplek dan tidak mudah dimengerti. Namun di dalam pengertian
budaya Ibrani kita dapat melihat satu kesatuan pandangan dunia yang holistik
memandang natur manusia sebagai satu kesatuan yang utuh. Pandangan ibrani
melihat realitas juga bukan 2 layer atau dualisme tetapi melihat realitas
sebagai Ciptaan Kejatuhan Penebusan.
Ketika memandang manusia yang satu keutuhan tetapi
bisa dibedakan antara materi dan non materi maka kita tidak boleh membuat
menjadi 2 layer yang dualisme. Maksud dari 2 layer yang dualisme adalah
memandangan jiwa ada di layer atas dan tubuh ada di layer bawah. Mengapa
pandangan 2 layer bahwa tubuh dan jiwa atau roh dipisahkan adalah pandangan
yang tidak biblikal ? Karena pandangan ini adalah berasal dari pandangan kafir
mengenai tubuh dan jiwa dari gnostik dimana jiwa dipandang sebagai entitas yang
lebih tinggi daripada tubuh dan tubuh sebagai penjara jiwa. Ketika manusia mati
maka jiwa lepas dari penjara tubuh. Pandangan ini memandang bahwa materi itu
sesuatu yang rendah dan jiwa lebih tinggi. Dan akibat dari pandangan ini
mengakibatkan tubuh tidak dihargai dan moralitas menjadi kacau balau. Tubuh
yang tidak berharga ini bisa disiksa untuk mendapatkan pengertian rohani (
asketis ) atau dipuaskan nafsunya untuk mengalami kesenangan juga ( hedonis )
dan kedua-dua ini adalah spiritualitas yang kafir.
Tetapi bagaimana kita memandang natur manusia yang
satu keutuhan tetapi bisa dibedakan menjadi bagian materi dan non materi ?
Bagaimana kita mengerti natur manusia yang duplex ini ( satu kesatuan dalam 2
sisi mata koin – tubuh dan jiwa / roh ) ? Untuk mengerti natur manusia ini
kita bisa memakai analogi 2 natur Kristus. Kristus adalah satu pribadi
dengan dua natur yaitu natur Allah dan natur manusia. Natur ini tidak bercampur
tetapi juga tidak bisa dipisahkan sepenuhnya. Kedua-duanya menjadi satu di
dalam pribadi Kristus. Ini memang paradoks dan sulit dimengerti tetapi inilah
pengertian Kristologi yang benar.
Mengapa pengertian duplex ( kesatuan tubuh dan jiwa /
roh ) begitu penting ? Karena ini berkaitan dengan beberapa hal misalnya dengan
spiritualitas dan juga dengan bagaimana menangani problema spiritualitas dan
kejiwaan. Bila kita memakai framework dualisme yang mana jiwa lebih tinggi dari
tubuh maka akan terjadi dua ketegangan dimana ada orang yang menekankan jiwa
lebih penting dan mengakibatkan kekafiran seperti gnostik dimana tubuh
dilecehkan. Namun bila mementingkan tubuh lebih penting daripada jiwa maka akan
jatuh ke dalam hedonis atau juga humanisme materialisme. Ini bukan
spiritualitas yang sejati. Lalu bagaimana spiritualitas yang sejati ?
Spiritualitas yang sejati adalah keutuhan manusia di dalam relasinya dengan
Tuhan Allah pencipta. Jadi di dalam spiritualitas yang sejati jelas ada relasi
dengan Tuhan Allah pencipta dan juga ada di dalam perbedaan antara ciptaan dan
Pencipta. Di dalam spiritualitas kafir tadi maka spiritualitas itu tidak ada di
dalam relasi dengan Tuhan Allah namun memikirkan mana yang lebih penting antara
tubuh dan jiwa. Ini adalah spiritualitas yang monisme di mana tidak ada wilayah
Pencipta dan segala realitas yang ada hanya adalah di dalam wilayah level
ciptaan saja tanpa Pencipta. Kembali kepada spiritualitas orang percaya
maka spiritualitas kekristenan adalah ada di dalam relasi dengan Allah
Tritunggal : Bapa, Anak dan Roh Kudus dan ada di dalam kerangka Ciptaan –
Kejatuhan – dan Penebusan di dalam Kristus Yesus. Spiritualitas ini adalah
kehidupan yang berkait dengan sumber hidup yaitu Tuhan Allah. Ada perbedaan
antara Ciptaan dan Pencipta tetapi ada relasi kehidupan.
Dengan melihat natur manusia secara duplex ini maka
kita juga bisa mempunyai pandangan di dalam aplikasi pastoral kepada problema
kejiwaan manusia. Di dalam dunia modern ini banyak jiwa yang mengalami
masalah baik itu di dalam kecemasan ataupun depresi ataupun problema mental
lainnya seperti : obsesif, adiktif, dll. Ketika kita mempunyai wawasan natur
manusia sebagai duplex di dalam relasinya dengan Tuhan Allah maka kita
mempunyai pandangan yang komprehensif. Kita melihat bahwa problema awal manusia
adalah karena manusia sudah jatuh di dalam dosa dan melawan Tuhan Allah.
Manusia sudah ada di dalam kondisi terpisah dengan sumber kehidupan karena itu
keterpisahan ini menimbulkan masalah di dalam kejiwaan. Dosa ini kemudian
mempengaruhi baik bagian materi maupun non materi ( duplex ). Maka ketika kita
hendak menyelesaikan problema kejiwaan manusia ada beberapa wawasan yang perlu
diingat yaitu :
- Manusia harus dikembalikan kepada relasi dengan
Tuhan Allah
- Relasi dengan Tuhan Allah yang terganggu ini
mengakibatkan masalah di dalam wilayah jiwa non materi dan tubuh di dalam
kesatuannya.
- Karena jiwa/roh dan tubuh secara keutuhan (
duplex ) itu berelasi dengan Tuhan Allah melalui norma FirmanNya maka kita
harus menyelesaikan masalah jiwa dan tubuh secara keutuhan dengan prinsip
FirmanNya. Pikiran harus diperbaharui dan tubuh adalah bait Allah yang
harus dikuduskan dan dijaga.
- Di dalam Tuhan Allah berelasi dengan manusia
dengan natur duplexnya maka kita harus menyadari bahwa bagian jiwa non
materi mempengaruhi bagian tubuh materi. Karena itu hidup jiwa pikiran
yang tidak beres dihadapan Allah mengakibatkan problema di wilayah fisik.
Ibarat problema di dalam jiwa non materi itu dihidupi di dalam tubuh kita
secara keutuhan dengan jiwa non materi.
- Ketika menemukan masalah di dalam kejiwaan
seseorang tentunya kita harus mulai mendiagnosa relasinya dengan Tuhan
Allah dan bagaimana pandangan hidup dan kepercayaan dan imannya kepada
Tuhan. Tetapi jangan melupakan juga bahwa manusia ada bagian materi yang
harus diobati. Ini adalah satu kesatuan yang utuh. Jiwa dan tubuh itu satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan tetapi bisa dibedakan.
Kiranya
pandangan mengenai natur manusia dengan relasinya dengan Tuhan Allah ini bisa
membuat kita mengerti hidup kita di dalam mengenal Tuhan dan diri kita.