Tampilkan postingan dengan label Kalvin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kalvin. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Juli 2019

KALVIN DAN KALVINISME

CALVIN DAN CALVINISME: PENGARUHNYA TERHADAP PERADABAN MANUSIA

Ev. Matius Sobolum , M. Th

Dalam edisi sebelumnya kita sudah melihat bagaimana Tuhan sudah bekerja melalui seseorang yang dibesarkan tanpa ibu sampai akhirnya pengaruhnya terus berlanjut bahkan setelah ia mati.  Magnum opus Ernst Troeltsch, The Social Teaching of the Christian Churches, menjabarkan lima karakteristik pemikiran Calvin yang tidak dimiliki oleh sistem pemikiran mana pun, yaitu: predestinasi, peranan individu, komunitas kudus, etika Calvinisme, dan pandangan sosial tentang kesetaraan.[1] Inilah yang membuat dampak Calvinisme telah berhasil menembus ikatan-ikatan masyarakat pada masa itu bahkan dampaknya melampaui sistem pemikiran yang lain.

Masa Reformasi selamanya akan dikenang di mana gereja telah berhasil menjalankan tugasnya di tengah-tengah dunia yang pengaruhnya masih bisa kita rasakan sampai sekarang. Dalam edisi kali ini kita akan melanjutkan pembahasan mengenai dampak pemikiran Calvin dan Calvinisme pada bidang-bidang yang lain.

Pengaruhnya terhadap Ekonomi

Dampak langsung Calvinisme terhadap dunia ekonomi pernah didiskusikan oleh ahli sosial, Max Weber. Menurut Max Weber, Calvinisme memberikan pengaruh yang besar terhadap munculnya kapitalisme modern.[2] Ia mencoba menginterpretasi ulang secara sekuler dunia modern sebagai hasil dari interpretasi kehidupan ala Calvinisme.

Tentunya kita harus hati-hati dalam menerima pandangan ini karena Weber sendiri tidak bisa dilepaskan dari ikatan zamannya di mana pengaruh Kant dan Nietzsche begitu besar. Setidaknya Weber benar bahwa negara-negara Protestan memberikan pengaruh yang besar dalam penggunaan uang secara hati-hati.

Pengaruh ini didapatkan dari ajaran Calvin tentang apa arti bekerja, pembayaran bunga, dan pengertian terhadap profit. Calvinisme membuat dobrakan besar kepada konsep medieval di zaman sebelumnya, di mana menurut Thomas Aquinas, bekerja hanyalah diperlukan untuk membiayai dan memelihara individu dan komunitas.

Ketika ini sudah dicapai, perjuangan lebih lanjut hanyalah sia-sia. Calvin memberikan basis religius dalam bekerja yaitu konsep tentang panggilan yang membuat pengikutnya bekerja sungguh-sungguh untuk memuliakan Tuhan.

Di masa sebelumnya, pekerjaan paling penting adalah pekerjaan yang berkaitan dengan hal-hal religius, tetapi Calvin membuat gebrakan di mana pekerjaan sekuler adalah pekerjaan yang sama religiusnya.

Ajaran Calvin bahwa bekerja itu ibadah (laborare est orare) membuat manusia harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah diberikan Allah (atau dalam kata lain manusia bekerja keras untuk memuliakan Allah).

Calvin juga sangat tidak menyukai orang yang tidak bekerja dan pengemis yang hanya menggantungkan diri pada jerih payah orang lain yang menurutnya sangat tidak Alkitabiah.[3]

Penatalayanan menjadi tema sentral di mana semua harta kita semata-mata adalah anugerah Allah dan kita harus setia mengelolanya untuk dikembalikan kepada Tuhan. Konsep kerja demikian menyebabkan berbagai kemajuan dalam bidang ekonomi yang bertahan selama beratus-ratus tahun di daerah-daerah seperti Inggris, Perancis, Belanda, dan negara-negara penganut Calvinisme lainnya.

Kamis, 04 Juli 2019

KALVIN DAN KALVINISME

CALVIN DAN CALVINISME: PENGARUHNYA TERHADAP PERADABAN MANUSIA

          

     Magnum opus Ernst Troeltsch, The Social Teaching of the Christian Churches, menjabarkan lima karakteristik pemikiran Calvin yang tidak dimiliki oleh sistem pemikiran mana pun, yaitu: predestinasi, peranan individu, komunitas kudus, etika Calvinisme, dan pandangan sosial tentang kesetaraan. Inilah yang membuat dampak Calvinisme telah berhasil menembus ikatan-ikatan masyarakat pada masa itu bahkan dampaknya melampaui sistem pemikiran yang lain.

        Masa Reformasi selamanya akan dikenang di mana gereja telah berhasil menjalankan tugasnya di tengah-tengah dunia yang pengaruhnya masih bisa kita rasakan sampai sekarang. Dalam edisi kali ini kita akan melanjutkan pembahasan mengenai dampak pemikiran Calvin dan Calvinisme pada bidang-bidang yang lain.

Pengaruhnya terhadap Ekonomi

        Dampak langsung Calvinisme terhadap dunia ekonomi pernah didiskusikan oleh ahli sosial, Max Weber. Menurut Max Weber, Calvinisme memberikan pengaruh yang besar terhadap munculnya kapitalisme modern. Ia mencoba menginterpretasi ulang secara sekuler dunia modern sebagai hasil dari interpretasi kehidupan ala Calvinisme.

    Tentunya kita harus hati-hati dalam menerima pandangan ini karena Weber sendiri tidak bisa dilepaskan dari ikatan zamannya di mana pengaruh Kant dan Nietzsche begitu besar. Setidaknya Weber benar bahwa negara-negara Protestan memberikan pengaruh yang besar dalam penggunaan uang secara hati-hati.

       Pengaruh ini didapatkan dari ajaran Calvin tentang apa arti bekerja, pembayaran bunga, dan pengertian terhadap profit. Calvinisme membuat dobrakan besar kepada konsep medieval di zaman sebelumnya, di mana menurut Thomas Aquinas, bekerja hanyalah diperlukan untuk membiayai dan memelihara individu dan komunitas.

      Ketika ini sudah dicapai, perjuangan lebih lanjut hanyalah sia-sia. Calvin memberikan basis religius dalam bekerja yaitu konsep tentang panggilan yang membuat pengikutnya bekerja sungguh-sungguh untuk memuliakan Tuhan. Di masa sebelumnya, pekerjaan paling penting adalah pekerjaan yang berkaitan dengan hal-hal religius, tetapi Calvin membuat gebrakan di mana pekerjaan sekuler adalah pekerjaan yang sama religiusnya.

    Ajaran Calvin bahwa bekerja itu ibadah (laborare est orare) membuat manusia harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah diberikan Allah (atau dalam kata lain manusia bekerja keras untuk memuliakan Allah). Calvin juga sangat tidak menyukai orang yang tidak bekerja dan pengemis yang hanya menggantungkan diri pada jerih payah orang lain yang menurutnya sangat tidak Alkitabiah.

     Penatalayanan menjadi tema sentral di mana semua harta kita semata-mata adalah anugerah Allah dan kita harus setia mengelolanya untuk dikembalikan kepada Tuhan. Konsep kerja demikian menyebabkan berbagai kemajuan dalam bidang ekonomi yang bertahan selama beratus-ratus tahun di daerah-daerah seperti Inggris, Perancis, Belanda, dan negara-negara penganut Calvinisme lainnya. 


Ev. Matius Sobolum , M. Th