Tampilkan postingan dengan label Kejadian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejadian. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Juni 2013

INTRODUKSI ALKITAB


INTRODUKSI ALKITAB
Anakmas

Kitab Kejadian.
Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan : + 1445 — 1405 SM

Latar Belakang.

Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan yang hakiki dari seluruh Alkitab. Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani diambil dari kata pertamanya, bereshith (“pada mulanya”). Nama “Kejadian” merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti “asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu.” Kejadian merupakan “kitab permulaan.”

Penulisnya tidak disebutkan dalam kitab ini. Akan tetapi, kesaksian lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa Musa merupakan penulis seluruh Pentateukh (yaitu, kelima kitab PL pertama) dan oleh karenanya juga Kejadian (mis. 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 6:18; Neh 13:1; Dan 9:11-13; Mal 4:4; Mrk 12:26; Luk 16:29,31; Yoh 7:19-23; Kis 26:22; 1Kor 9:9; 2Kor 3:15). Demikian pula para penulis Yahudi kuno dan para bapa gereja semuanya menyatakan bahwa Musa menjadi penulis/penyusun Kejadian. Karena seluruh sejarah dalam Kejadian terjadi sebelum kehidupan Musa, peranannya dalam menulis Kejadian adalah menyusun, di bawah pengilhaman Roh Kudus, semua catatan lisan dan tulisan yang ada sejak Adam hingga wafatnya Yusuf yang sekarang menjadi isi Kejadian. Yang mungkin merupakan Petunjuk dipakainya catatan-catatan sejarah oleh Musa ketika menulis Kejadian ialah bahwa terdapat 11 kali pemakaian “Demikianlah riwayat” atau “Iniliah keturunan” (Ibr. ´elleh toledoth´ ) yang dapat diterjemahkan “inilah sejarah oleh” (lih. Kej 2:4; Kej 5:1; Kej 6:9; Kej 10:1; Kej 11:10,27; Kej 25:12,19; Kej 36:1,9; Kej 37:2*).

Kejadian mencatat penciptaan, permulaan sejarah manusia, dan asal mula umat Ibrani dan perjanjian Allah dengan mereka melalui Abraham dan leluhur lainnya dengan tepat. Ketepatan sejarahnya selaku Alkitab yang terilham dipastikan dalam PB oleh Tuhan Yesus (Mat 19:4-6; Mat 24:37-39; Luk 11:51; Luk 17:26-32; Yoh 7:21-23; Yoh 8:56-58) dan para rasul (Rm 4:1-25; 1Kor 15:21-22,45-47; 2Kor 11:3; Gal 3:8; Gal 4:22-24,28; 1Tim 2:13-14; Ibr 11:4-22; 2Ptr 3:4-6; Yud 1:7,11). Sejarah Kejadian masih diperkuat oleh berbagai penemuan purbakala pada zaman modern. Musa dipersiapkan secara luar biasa melalui pendidikan (Kis 7:22) dan oleh Allah untuk menulis kitab pertama yang unik dalam Alkitab.


Tujuan.

Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan Tujuan.. Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham.

Survai.

e    Kejadian dengan sendirinya terbagi atas dua bagian utama.
Pasal 1-11 (Kej 1:1-11:32) memberi suatu pandangan luas mengenai permulaan manusia dari Adam hingga Abraham dan berpusat pada lima peristiwa yang sangat penting.

Penciptaan: Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk Adam dan Hawa yang ditempatkan-Nya di taman Eden (pasal 1-2; Kej 1:1-2:25).
Kejatuhan: Melalui pelanggaran mereka, Adam dan Hawa memasukkan kutukan dosa dan kematian ke dalam sejarah manusia (pasal 3; Kej 3:1-24).
Kain dan Habel: Tragedi ini menggerakkan dua arus utama dalam sejarah: peradaban humanistik dan kaum sisa yang tertebus (pasal 4-5; Kej 4:1-5:32).
Air bah: Dunia purbakala telah demikian jahat pada waktu angkatan Nuh sehingga Allah memusnahkannya dengan suatu banjir universal, hanya menyelamatkan Nuh yang benar dan keluarganya sebagai sisa (pasal 6-10; Kej 6:1–10:32).

Menara Babel: Ketika dunia pasca-air bah bersatu dalam penyembahan berhala dan pemberontakan, Allah membubarkan persatuan mereka dengan mengacaukan bahasa dan kebudayaan serta dengan menyebarkan umat manusia ke seluruh penjuru dunia (pasal 11; Kej 11:1-32).

2.    Pasal 12-50 (Kej 12:1-50:26) mencatat permulaan umat Ibrani dan memusatkan perhatian kepada kesinambungan Tujuan.. penebusan Allah melalui empat bapa leluhur besar — Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Panggilan Allah kepada Abraham (pasal 12; Kej 12:1-20) dan perlakuan-Nya terhadap Abraham dan keturunannya dalam kaitan dengan perjanjian-Nya merupakan awal yang sangat penting dari pelaksanaan maksud Allah tentang seorang Penebus dan penebusan dalam sejarah. Kitab Kejadian berakhir dengan kematian Yusuf dan perbudakan yang akan datang di Mesir.

Ciri-ciri Khas.
Tujuh ciri utama menandai Kejadian.
  •   Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis (mungkin kecuali Ayb), dan mencatat permulaan sejarah manusia, dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan
  • Kejadian meliputi sejarah dalam jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut sepanjang sisa PL.
  •  Kejadian menyatakan bahwa alam semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2 (Kej 1:1-2:25) Allah menjadi subyek dari kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.
  •  Kejadian mengisahkan berbagai peristiwa perdana — pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.Kejadian memberitahukan tentang perjanjian Allah dengan Abraham, yang dimulai dengan panggilannya (Kej 12:1-3), diresmikan dalam pasal 15 (Kej 15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17 (Kej 17:1-27), merupakan inti dari seluruh Alkitab.
  • Kejadian menerangkan asal mula kedua belas suku Israel.
  • Kejadian menyatakan bagaimana keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru.

Kejadian menyatakan sejarah nubuat penebusan dan seorang Penebus yang akan datang melalui benih wanita (Kej 3:15), melalui keturunan Set (Kej 4:25-26), melalui keturunan Sem (Kej 9:26-27), dan melalui keturunan Abraham (Kej 12:3). PB menerapkan Kej 12:3 langsung pada persediaan Allah untuk penebusan di dalam Yesus Kristus (Gal 3:16,29). Banyak tokoh dan peristiwa dari Kejadian disebut dalam PB berkaitan dengan iman dan kebenaran (mis. Rm 4:1; Ibr 11:1-22), penghakiman oleh Allah (mis. Luk 17:26-29,32; 2Ptr 3:6; Yud 1:7,11), dan pribadi Kristus (mis. Mat 1:1; Yoh 8:58; Ibr 7:1).

Sabtu, 15 Juni 2013

Eksposisi Kitab Kejadian



Eksposisi Kitab Kejadian


oleh: Matius Soboliem, S. Th.

 
KEJADIAN 3:1-24
I) Serangan setan.
1)   Setan memakai ular (ay 1).
a)   Ada dua hal yang sering diperdebatkan yaitu :
·        Ular disebut binatang yang paling cerdik (ay 1).
Ini kelihatannya bertentangan dengan fakta karena kita melihat binatang-binatang lain yang rasanya lebih pandai dari ular seperti anjing, kera, lumba-lumba, dsb. Menghadapi persoalan ini perlu kita ingat bahwa dalam ay 14 ular dikutuk oleh Tuhan. Jadi, bisa saja setelah itu ular kehilangan kecerdikannya. Dalam Mat 10:16 pada waktu Yesus berkata bahwa orang kristen harus ‘cerdik seperti ular’, mungkin Yesus menunjuk pada saat sebelum ular kehilangan kecerdikannya. 

·        Ular bisa bicara.
Ini dianggap sebagai dongeng. Tetapi sebetulnya tidak ada sesuatu yang aneh dalam bagian ini. Tuhan bisa membuat keledai Bileam bicara. Setan bisa membuat ular bicara. Dalam kekristenan ada bahasa lidah / Roh. Dalam agama-agama lain dan occultisme, bahkan dalam kalangan kristen, juga ada bahasa lidah / roh yang datang dari setan. Kalau setan bisa memberi bahasa lidah / roh kepada manusia, mengapa ia tidak bisa memberi pada ular? 

b)   Yang disebutkan adalah ular, bukan setan. 
Hal yang menarik dalam Kej 3 ini adalah bahwa setan sendiri tidak pernah disebutkan! Tetapi, sebetulnya inilah pengalaman kita sehari-hari! Setan sendiri tidak menampakkan diri; hanya agen-agennya / alat-alatnya yang kelihatan. Karena itu setiap kali ada ajakan, perintah, bujuk rayu untuk membuat dosa, sekalipun saudara tidak melihat setan dengan mata jasmani saudara, ingatlah bahwa setan ada dibalik orang yang mengajak saudara berbuat dosa itu.
 
2)   Setan menyerang Hawa (ay 1).
a)   Setan menyerang Hawa waktu Hawa sedang sendirian.
Kata-kata ‘yang bersama-sama dengan dia’ dalam ay 6b tidak berarti bahwa Adam sudah bersama-sama dengan Hawa sejak ay 1.
Ay 17a dan 1Tim 2:14 menunjukkan bahwa Adam tidak mendengar bujukan setan, tetapi mendengarnya dari Hawa. Jadi, waktu setan menyerang, Hawa sedang sendirian. Setan selalu menyerang pada saat yang tepat.
b)   Hawa adalah titik lemah.
Hawa adalah titik yang lebih lemah dibanding dengan Adam karena Hawa tidak mendengan larangan makan buah secara langsung. Kej 2:16-17 dikatakan oleh Allah hanya kepada Adam karena pada saat itu Hawa belum diciptakan. Hawa lalu mendengar larangan itu dari Adam. Karena itu Hawa merupakan titik lemah. Setan selalu menyerang titik lemah! Karena itu sadarilah apa kelemahan saudara dan berdoalah selalu supaya Tuhan menguatkan saudara di titik lemah itu. 

3)   Setan menyerang Firman Tuhan.
a)   Setan menyerang supaya Hawa meragukan Firman Tuhan (ay 1b).
Dalam ay 1b ini Alkitab Indonesia kurang tepat terjemahannya.
NIV : “Did God really say ...” (= Benarkah Allah berkata ...).
b)   Setan mengubah Firman Tuhan (ay 1- semua tak boleh dimakan). 

Reaksi Hawa:
a.     Hawa mengurangi Firman Tuhan.
      Bandingkan kata-kata Hawa dalam ay 2 dan larangan asli dari Tuhan dalam Kej 2:16-17. Kata ‘semua’ ditiadakan. Sepintas lalu penghapusan kata ‘semua’ ini tidak ada artinya. Tetapi sebetulnya ada! Kalau ada kata ‘semua’ maka penekanannya ada pada kasih Allah (Allah mengijinkan memakan semua, kecuali satu). Tetapi dengan tidak adanya kata ‘semua’, maka penekanan Hawa adalah pada larangan Allah. 

b.   Hawa menambahi Firman Tuhan (ay 3- ‘raba’).
Dari reaksi Hawa ini jelaslah bahwa Hawa kurang kuat berpegang pada Firman Tuhan! Ini menyebabkan setan makin berani menyerang. Dalam ay 4 setan secara terang-terangan menentang Firman Tuhan!
Melalui ay 4 ini setan ingin supaya Hawa:
·        tidak percaya kepada Allah.
·        menganggap Firman Tuhan tak benar.
·        menganggap hukuman tidak ada.
Setan selalu menyerang Firman Tuhan. Karena itu kita harus belajar Firman Tuhan baik-baik. 

4)   Setan menyerang dengan dusta (ay 5 bdk. Yoh 8:44).
Dalam ay 5 ini jelas setan menawarkan sesuatu sebagi imbalan (bdk. Mat 4:9). Imbalan yang ditawarkan oleh setan ialah ‘menjadi seperti Allah’. Ini tentu dusta!
Penerapan:
Setan selalu mengajak kita melanggar Firman Tuhan dengan ‘imbalan’ tertentu. Misalnya:
·        Mendorong kita untuk membolos dari kebaktian dengan imbalan piknik / kesenangan dunia yang lain.
·        Mendorong kita pergi ke dukuin / menggunakan magic dengan imbalan kesehatan, kesembuhan, atau kekayaan / sukses. 

II) Kejatuhan Adam dan Hawa.
Hawa ‘melihat’ (ay 6). Banyak dosa terjadi karena penggunaan mata yang salah (bdk. 2Sam 11:2). Lalu dalam diri Hawa timbul keinginan untuk makan (ay 6), ia mengambil buah itu dan makan. Ia juga memberikannya kepada Adam dan Adam ikut makan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa! Mungkin mereka sudah puluhan kali lewat pohon itu dan tidak jatuh, tetapi kali itu mereka jatuh! Ini memberikan pelajaran kepada kita: kita tidak pernah bisa kebal terhadap dosa apapun juga!
Dosa Adam dan Hawa tidak ringan:
·        mereka tidak perduli dan tidak percaya pada Firman Tuhan.
·        mereka berambisi menjadi Allah (ini kebalikan dari sikap Yesus. Bdk. Fil 2:5-7). Mereka diciptakan sebagai peta dan teladan Allah, tetapi mereka ingin menjadi seperti Allah! Ini adalah pemberontakan.
Disamping itu ada hal-hal yang memperberat dosa mereka:
¨      dusta (ay 10 - ia takut bukan karena telanjang).
¨      tidak mau mengaku dosa, tetapi bahkan menyalahkan orang lain dan Allah sendiri (ay 12-13). 

III) Akibat / hukuman dosa.
1)   Rasa malu dan rasa takut.
Ay 7 mereka malu (bdk. Kej 2:25 - tidak malu).
Ay 8-10 mereka takut sehingga bersembunyi.
2)   Penderitaan.
Ini berlaku untuk perempuan (ay 16) maupun laki-laki (ay 17-19a).
3)   Kematian jasmani (ay 19b).
Adam dan Hawa tidak mengalami kematian jasmani saat itu. Apakah itu berarti Kej 2:16-17 adalah salah? Tidak! Kej 2:16-17 terjadi saat itu. Saat itu juga Adam dan Hawa mengalami kematian rohani. Artinya mereka putus hubungan dengan Allah. Ini akan disusul oleh kematian jasmani (ay 19b).
Apa arti ay 20? Ada beberapa penafsiran:
a)   Adam melakukan ay 20 sebagai wujud imannya terhadap kata-kata Tuhan dalam ay 15.
b)   Karena kematian jasmani tidak terjadi saat itu, maka Adam melakukan ay 20.
c)   Ay 20 harus diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect.
‘Adam had named his wife Eve...’.
Jadi, Musa sebagai penulis kitab Kejadian ini, mengatakan bahwa tadinya (sebelum jatuh ke dalam dosa), Adam memberi nama Hawa (artinya hidup / kehidupan), tapi ternyata melalui Hawa ia justru jatuh ke dalam dosa dan harus mati. 

4)   Diusir dari taman Eden (ay 22-24).
a)   Ay 22a tidak boleh diartikan secara hurufiah. Itu adalah irony (= ejekan). Tuhan mengatakan itu karena Adam / Hawa percaya pada kata-kata setan dalam ay 5.
b)   Ay 22b-24: Adam dan Hawa diusir dari taman Eden.
Ada yang menafsirkan ini sebagai tindakan kasih Allah. Allah tidak ingin mereka hidup menderita selama-lamanya dan karena itu mereka dihalangi untuk makan buah pohon kehidupan. Dengan dihalangi, mereka akan mati dan terbebas dari penderitaan. Ini tafsiran yang salah!
Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan karena Allah tidak ingin FirmanNya dalam ay 19b (bahwa manusia harus mati) lalu tidak terlaksana. Kalau mereka makan buah pohon kehi-dupan, maka mereka tidak akan mati dan ay 19b tidak terjadi. Karena itu Allah menghalangi mereka makan buah pohon kehidupan. 

IV) Kasih Allah.
Ditengah-tengah hukuman yang diberikan oleh Allah, kita masih bisa melihat kasih Allah kepada manusia!
1)   Ay 14: hukuman kepada ular:
a)     Terkutuk.
b)     Menjalar dengan perut.
Ini menyebabkan ada penafsir yang beranggapan bahwa dulu ular berjalan tegak atau punya kaki.
c)      Makan debu tanah.
Tetapi kenyataannya ular tidak makan debu. Bagaimana penyelesaiannya?
Jawab: Makan debu tanah bisa diartikan secara:
·        Hurufiah:
*        karena menjalar dengan perut, maka pasti ada debu yang masuk ke mulutnya.
*        ini berlaku untuk ular itu saja, bukan untuk ular lain.
·        Kiasan.
Artinya: ular direndahkan (bdk. Mikha 7:17; Yes 49:23; Maz 72:9).
Satu hal yang perlu dipertanyakan: Ular adalah binatang yang tidak bermoral. Lalu mengapa ia dihukum?
1.      Binatang yang tidak bersalahpun ikut jadi korban dosa manusia.
Contoh: banjir Nuh.
2.      Kej 9:5 & Kel 21:28 menunjukkan bahwa binatang yang salah memang dihukum. Binatang diciptakan untuk manusia. Kalau ia menghancurkan manusia, maka ia harus dihancurkan.
3.      Seorang yang bernama Chrysostom berkata: 

“God destroys the instrument that brought His creature to fall, just as a loving father, when punishing the murderer of his son, might snap in two the sword or dagger with which the murder had been committed” (= Allah menghancurkan alat yang menyebabkan ciptaanNya jatuh, sama seperti seorang bapa yang mengasihi, ketika menghukum pembunuh anaknya, bisa mematahkan pedang atau pisau dengan mana pembunuhan itu telah dilakukan).
 
Jadi, Allah menghukum ular saking jengkelnya melihat manusia yang Dia cintai telah jatuh ke dalam dosa. Jadi, dari hukuman ular ini, kita melihat kasih Allah kepada manusia.
2)   Ay 15 terutama ditujukan kepada setan.
Ini sering disebut PROTO EVANGELIUM (Injil yang pertama).
Sekalipun kata-kata ini ditujukan kepada ular / setan, tetapi artinya penting sekali untuk manusia, karena ini adalah janji Allah bahwa dari keturunan Hawa akan ada seorang yang akan mengalahkan setan. Nubuat ini telah digenapi dengan kedatangan, kematian, dan kebangkitan Yesus yang sudah mengalahkan setan. 

Penutup:
Dari bagian ini kita bisa melihat kebencian Allah kepada dosa dan juga keadilan Allah yang menyebabkan Ia menghukum dosa. Ini mengajar kita untuk tidak meremehkan dosa.
Tapi tetap kita juga bisa melihat kasih Allah. Ia memberikan pengharapan untuk manusia yang berdosa untuk bisa diselamatkan. Betapapun besarnya / banyaknya dosa saudara, jangan putus asa. Masih ada harapan! Allah mengasihi saudara dan ingin menyelamatkan saudara. Yesus sudah menggenapi Kej 3:15 sehingga sekarang setan sudah dikalahkan. Kalau saudara percaya kepada Yesus, saudara akan diampuni dan diselamatkan.
-AMIN-