Rabu, 05 Mei 2021

DEUTRO KANONIKA

 KITAB SUCI KATOLIK 1. KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA (39 Kitab)


2. KITAB SUCI PERJANJIAN BARU (27 Kitab)3. KITAB DIUTEROKANONIKA (7 Kitab)


2 KS PERJANJIAN LAMA Kitab-Kitab Taurat (5 Kitab) a. Kitab Kejadian
Kitab ini berisi kisah mengeai kejadian dunia dan manusia purba (Kej 1-11), kemudian dilanjutkan dengan kisah mengenai asal usul bangsa Israel mulai dari panggilan Abraham sampai dengan kematianYusuf (Kej 12-50)b. Kita KeluaranKitab ini berisi kisah mengenai pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir (Kel 1-15), kemudian dilanjutkan dengan kisah mengenai perjalanan mereka di padang gurun (Kel 16-40)

3 c. Kitab Imamat d.Kitab Bilangan e. Kitab Ulangan
Kitab ini berisi kisah mengenai pemakluman perintah Tuhan kepada Bangsa Israel dari dalam Kemah Suci (bdk. Im 1:1; 27:34)d.Kitab BilanganKitab ini berisi kisah lanjutan mengenai perjalanan bangsa Israel di padang gurun sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan (bdk. Bil 33:1-49)e. Kitab UlanganKitab ini berisi kisah mengenai wejangan perpisahan Musa kepada bangsa Israel menjelang kematiannya (bdk. Ul 1:1)

4 2. Kitab-Kitab Sejarah (16 Kitab)
a. Kitab YosuaKitab ini berisi kisah mengenai perebutan tanah Kanaan di bawah pimpinan Yosua (Yos 1-12) dan pembagian tanah tersebut kepada kedua belas suku Israel. Dan diakhiri dengan wejangan Yosua dan pembaharuan perjanjian di Sikhem (Yos 23-24)b. Kitab Hakim-HakimKitab ini berisi kisah mengenai peperangan suku-suku Israel melawan bangsa-bangsa tetangga di sekitar tanah Kanaan. Dalam peperangan tersebut, suku-suku Israel dipimpin oleh sejumlah tokoh pejuang yang disebut “hakim”.

5 c. Kitab Rut d. Kitab Samuel e. Kitab Raja-Raja
Kitab ini berisi kisah engenai kesetiaan Rut, seorang perempuan Moab, yang kemudia menjadi istri Boas, nenek moyang Daud (bdk. Rut4:18-22)d. Kitab SamuelKitab ini berisi kisah mengenai pemerintahan Samuel sebagai hakim terakhir (bdk. 1 Sam 7:15-17) serta pemerintahan Saul dan Daud sebagai raja perintis.Kitab ini terbagi dalam dua jilid yang diberi nama “Kitab Pertama Samuel” dan “Kitab Kedua Samuel”e. Kitab Raja-RajaKitab ini berisi kisah mengenai pemerintahan raja-raja Israel mulai dari Salomo sampai dengan Zedekia.Kitab ini terbagi dalam dua jilid yang diberi nama “Kitab Pertama Raja-Raja” dan “Kitab Kedua Raja-Raja”.

6 f. Kitab Tawarikh g. Kitab Ezra h. Kitab Nehemia
Kitab ini berisi kisah ulangan mengenai sejarah bangsa Israel mulai dari zaman Adam (bdk 1 Taw 1:1-27) sampai dengan zaman Koresy, raja Persia (bdk 2 Taw 36:22-23).KItab inipun terbagi dalam dua jilid yang diberi nama “Kitab Pertama Tawarikh” dan “Kitab Kedua Tawarikh”g. Kitab EzraKitab ini berisi kisah mengenai kepulangan kembali bangsa Israel dari pembuangan Babel dan kegiatan mereka untuk membangun kembali Bait Allah serta Yerusalem.h. Kitab NehemiaKitab ini berisi kisah mengenai pengutusan Nehemia untuk membangun kembali Yerusalem beserta berbagai tantangan yang dihadapinya.

7 i. Kitab Ester j. Kitab Tobit k. Kitab Yudit l. Kitab Makabe
Kitab ini berisi mengenai perjuangan Ester dan Mordekhai melawan Haman yang hendak memusnahkan orang Yahudi dari kerajaan Persia.j. Kitab TobitKitab ini berisi kisah mengenai suka duka keluarga Tobit dalam masa pembuangan di Niniwe, ibukota kerajaan Asyur.k. Kitab YuditKitab ini berisi kisah mengenai perjuangan seorang janda bernama Yudit melawan Holofernes, panglima besar bala tentara Asyur.l. Kitab MakabeKitab ini berisi kisah mengenai peperangan orang Yahudi di bawah pimpinan Yudas Makabe malawan para penjajah Yunani.Kitab ini terbagi dalam dua jilid yang diberi nama “Kitab Pertama Makabe” dan “Kitab Kedua Makabe”

8 3. Kitab-Kitab Kebijaksanaan (7 Kitab)
a. Kitab AyubKitab ini berisi dialog dan diskusi panjang mengenai masalah penderitaan orang benar. Tokoh utama dalam kitab ini adalah Ayub, seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan tetapi mengalami banyak penderitaan.b. Kitab MazmurKitab ini berisi kumpulan lagu-lagu keagamaan dengan tema bervariasi yang berasal dari berbagai zaman.c. Kitab AmsalKitab ini berisi kumpulan peribahasa, pepatah, nasihat, petuah, wejangan dan ajaran yang berasal dari orang-orang bijak.

9 f. Kitab Kebijaksanaan Salomo
d. Kitab PengkotbahKitab ini berisi renungan mengenai segala sesuatu yang terjadi di dunia ini (bdk. Pkh 1:13), khususnya mengenai nasib malang manusia (bdk. Pkh 2:16; 3:19; 9:2.12)e. Kitab Kidung AgungKitab ini berisi kumpulan lagu-lagu cinta yang biasa dinyanyikan dalam pesta pertunangan atau pernikahan di daerah Timur Tengah.f. Kitab Kebijaksanaan SalomoKItab ini berisi renungan dan wejangan mengenai berbagai masalah, khususnya soal kematian orang benar dan nasibnya di alam baka.g. Kitab SirakhKitab ini berisi permenungan dan pengajaran Yesus bin Sirakh bin Eleazar dari Yerusalem mengenai berbagai masalah kehidupan (bdk. Sir 0:27-29)

10 4. Kitab-Kitab Kenabian (18 Kitab)
a. Kitab YesayaKitab ini terbagi dalam tiga bagian :Proto Yesaya (Yes 1-39)Berasal dari zaman sebelum pembuangan Babel dan berisi nubuat mengenai kehancuran bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain.Deutero Yesaya (Yes 40-55)Berasal dari zaman pembuangan Babel dan berisi nubuat mengenai keselamatan bangsa Israel dan kehancuran bangsa Babel.Trito YesayaBerasal dari zaman sesudah pembuangan Babel dan berisi nubuat mengenai penggenapan keselamatan bangsa Israel.

11 b. Kitab Yeremia c. Kitab Yehezkiel
Kitab ini berisi nubuat mengenai kehancuran bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Juga dilukiskan mengenai pergulatan batin Yeremia dalam menjalankan tugasnya sebagai nabi yang mengalamai banyak penderitaan (bdk. Yer 12:1-17; 15:10-21; 17:1-18; 20:7-18)c. Kitab YehezkielKitab ini terbagi dalam tiga nubuat besar, yaitu:Nubuat mengenai kehancuran bangsa Israel (Yeh 1-24)Nubuat mengenai kehancuran bangsa-bangsa lain (Yeh 25-32)Nubuat mengenai pemulihan bangsa Israel (Yeh 33-48)Ciri khas kitab ini adalah memuat banyak penglihatan dengan data lengkap (bdk. Yeh 1-3; 8-11; 37; 40-45)

12 d. Kitab Daniel e. Kitab Hosea
Kitab ini sebenarnya bukan kitab Kenabian, melainkan kitab apokaliptik (= kitab yang berisi ramalan tentang masa depan dan akhir zaman).Kitab ini dimasukkan dalam kelompok kitab kenabian karena menubuatkan kehancuran empat kerajaan (Babel, Media, Persia, Yunani) yang pernah menjajah bangsa Israel dan pendirian kerajaan “anak manusia” yang bersifat kekal (bdk. Dan 2:31-45; 7:1-28)e. Kitab HoseaKitab ini berisi kecaman atas ketidaksetiaan bangsa Israel kepada Tuhan dan nubuat mengenai kehancuran mereka (bdk. Hos 4-5)

13 f. Kitab Yoel g. Kitab Amos h. Kitab Obaja
Kitab ini berisi seruan pertobatan kepada bangsa Israel (bdk. Yl 1:13-14; 2:12-17) dan nubuat mengenai kedatangan hari Tuhan (bdk. Yl 1:15; 2: ; 3:14)g. Kitab AmosKitab ini berisi kecaman terhadap hidup kemasyarakatan bangsa Israel yang penuh dengan ketidakadilan (bdk. Am 2:6-8; 4:1; 6:3-6; 8:4-6) dan hidup keagamaan mereka yang penuh dengan kepalsuan (bdk. Am 4:4-5; 5:21-27)h. Kitab ObajaKitab ini berisi nubuat mengenai kebinasaan bangsa Edom akibat perbuatan jahat mereka terhadap bangsa Israel (bdk. Ob 1-16) dan nubuat mengenai pemulihan kembali bangsa Israel (Ob 17-21).

14 i. Kitab Yunus j. Kitab Mikha k. Kitab Nahum
Kitab ini sebenarnya bukan kitab kenabian, melainkan kitab ceritera. Dalam kitab ini dikisahkan pengutusan Yunus ke Niniwe (bdk. Yun 1:1-2:10) dan pertobatan semua penghuni Niniwe (bdk. Yun 3:1-10).j. Kitab MikhaKitab ini berisi nubuat mengenai kehancuran kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda (bdk. Mi 1:2-16;6:1-16) akibat kejahatan para pemimpin kedua kerajaan tersebut (bdk. Mi 2:1-11; 3:1-12; 7:1-6).k. Kitab NahumKItab ini berisi nubuat mengenai kehancuran Niniwe, ibukota kerajaan Asyur (bdk. Nah 2:3-3:19) dan nubuat mengenai pemulihan kembali kerajaan Israel (bdk. Nah 1: ; 2:1-2)

15 l. Kitab Habakuk m. Kitab Zefanya n. Kitab Hagai
Kitab ini berisi renungan tentang penindasan bangsa Kasdim (Babel) atas bangsa Israel (bdk. Hab 1:2-17)m. Kitab ZefanyaKitab ini berisi nubuat mengenai kedatangan hari Tuhan yang akan memusnahkan penduduk Yehuda (bdk. Zef 1:2-18; 3:1-8) dan bangsa-bangsa lain (bdk. Zef 2:4-15)n. Kitab HagaiKitab ini berisi ajakan untuk membangun kembali Bait Allah (bdk. Hag 1:1-2:1a) dan janji berkat bagi mereka yang giat dalam pembangunan itu (bdk. Hag 2:16-24).

16 o. Kitab Zakharia p. KItab Maleakhi
Kitab ini terbagi dalam dua bagian :Proto Zakharia (Zak 1-8)Berisi kumpulan penglihatan dan nubuat mengenai pembangunan kembali Bait Allah dan pemulihan kembali Dinasti Daud.Deutero Zakharia (Zak 9-14)Berisi kumpulan nubuat mengenai kedatangan Raja Mesias yang akan menggembalakan sisa bangsa Israel dengan penuh kedamaian dan kekuatan.p. KItab MaleakhiKitab ini berisi kumpulan pengajaran dalam bentuk dialog antara Maleakhi dan umat Israel.

17 q. Kitab Ratapan r. Kitab Barukh
Kitab ini sesungguhnya bukan kitab kenabian, melainkan kitab mazmur, yaitu kitab yang berisikan lagu-lagu ratapan.r. Kitab BarukhKitab ini terdiri dari empat karya sastra yang berbeda corak, yaitu :Doa tobat dan permohonan (Bar 1:15-3:8)Sajak pujian atas hikmat kebijaksanaan (Bar 3:9-4:4)Seruan penghiburan bagi Yerusalem (Bar 4:5-5:9)Surat ejekan mengenai berhala-berhala Babel (Bar 6:1-72)

18 KS PERJANJIAN BARU 1. Kitab-Kitab Injil (4 Kitab)
a. Kitab Injil MatiusKitab ini berisi pewartaan iman mengenai Yesus Kristus (bdk. Mat 1:1) sebagai pemenuhan nubuat para nabi Perjanjian Lama.Kitab ini juga memuat kecaman pedas terhadap ahli-ahli TAurat dan orang-orang Farisi selaku pewaris kursi Musa atau pengajar hukum Taurat (bdk. Mat 23:1-36).b. Kitab Injil MarkusKitab ini beris pewartaan iman mengenai Yesus Kristus (bdk. Mrk 1:1) sebagai Anak Manusia yang harus menanggung banyak penderitaan (bdk. 8:31-33; 9:30-32; 10:32-34).

19 c. Kitab Injil Lukas d. Kitab Injil Yohanes
Kitab ini berisi pewartaan iman mengenai Yesus Kristus (bdk. KIs 1:1) sebagai Allah yang melawat umat-Nya (bdk. Luk 1:68; 7:16; 19:44) untuk menyelamatkan mereka (bdk. Luk 2:11.30; 3:6).d. Kitab Injil YohanesKitab ini berisi pewartaan iman mengenai Yesus Kristus (bdk. Yoh 20:31) sebagai Firman yang menjadi manusia (bdk. Yoh 1:14) untuk menunjukkan jalan kepada Bapa (bdk. Yoh 14:6)

20 2. Kitab Kisah Para Rasul (1 Kitab)
Kitab Kisah Para Rasul adalah sambungan dari Kitab Injil Lukas.Mengisahkan bagaimana para rasul, khususnya Petrus dan Paulus, menjadi saksi Yesus Kristus mulai dari Yerusalem sampai ke Roma (bdk. Kis 1:8).Melalui kitab ini Lukas ngin mempersembahkan suatu berita lengkap tentang perkembangan agama Kristen Kepada Teofilus (seorang Yunani) supaya ia dapat meyakini bahwa segala sesuatu yang pernah diajarkan oleh para rasul kepadanya sungguh benar (bdk. Luk 1:4)

21 3.Kitab-Kitab Surat (21 Kitab)
a. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di RomaSurat ini berisi sejumlah ajaran dan wejangan Paulus kepada jemaat Kristen di Roma yang ia banggakan dan rindukan untuk dikunjungi.Surat ini juga membahas rencana penyelamatan Allah bagi bangas Israel dan bangsa-bangsa lain.b. Surat pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di KorintusSurat ini berisi tanggapan Paulus teradap beberapa masalah yang timbul dalam jemaat Kristen di Korintus, misalnya masalah perpecahan, masalah percabulan, masalah perkawinan, masalah persembahan berhala dll.

22 c. Surat kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus
Surat ini berisi pembelaan diri Paulus terhadap berbagai tuduhan yang ditujukan kepadanya, yaitu bahwa ia bukan rasul sejati, bahwa ia lalai mengumpulkan uang bagi jemaat di Yerusalem, bahwa ia mempunyai banyak kelemahan.d. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di GalatiaSurat ini berisi pertanggungjawaban Paulus atas pemberitaan Injilnya dan keabsahan kerasulannya.e. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di EfesusSurat ini berisi sejumlah doa renungan dan nasihat praktis mengenai berbagai hal, sepert kekayaan orang beriman, kesatuan jemaat Kristen, hidup baru, hubungan antara anggora keluarga, dan perlengkapan sejanata rohani.

23 f. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi
Surat ini berisi kesaksian Paulus dalam penjara, nasihat agar hidup sesuai denan Injil Yesus Kristus, dan kecaman terhadap propaganda Yahudi.Paulus juga menyampaikan rencananya untuk mengirim Timotius dan Epafroditus kepada jemaat di Filipi.g. Surat Rasul Paulus kepada jemaat di KoloseSurat ini bersi ajaran mengenai keutamaan Yesus Kristus dan konsekwensi praktis bagi jemaat Kristen. Surat ini juga ditulis Paulus di dalam penjara.h. Surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di TesalonikaSurat ini berisi uraian mengenai pelayanan Paulus di Tesalonika dan nasihat agar jemaat di Tesalonika hidup kudus dalam menantikan kedatangan Tuhan.

24 i. Surat Kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika
Surat ini berisi ucapan syukur atas pekembangan iman dan kasih jemaat di Tesalonika, beserta penjelasan mengenai kedatangan Tuhan Yesus Kristus.j. Surat pertama Rasul Paulus kepada TimotiusSurat ini ditujukan bukan kepada jemaat, tetapi kepada seorang yang bernama Tomotius. Dalam surat ini Paulus memberikan sejumlah nasihat antara lain mengenai ajaran sesat, tugas Timotius, dan tata tertib jemaat.k. Surat kedua Rasul Paulus kepada TimotiusSama seperti surat yang pertama, surat kedua ini juga berisikan sejumlah nasihat Paulus kepada Timotius.

25 l. Surat Rasul Paulus kepada Titus
Surat ini ditujukan kepada seorang yang bernama Titus. Dalam surat ini Paulus meminta Titus untuk menertibkan jemaat d Kreta dengan mengajarkan akhlak Kristen kepada mereka.m. Surat Rasul Paulus kepada FilemonSurat ini ditulis Paulus di dalam penjara dan merupakan surat terpendek dalam PB.Surat ini ditujukan kepada Filemon dan jemaat di rumahnya.Dalam surat ini, Paulus secara khusus menghimbau Filemon agar mau menerima kembali Onesimus, budaknya yang melarikan diri.

26 n. Surat kepada orang Ibrani
Karangan ini tidak menyebut nama penulisnya maupun nama jemaat atau orang yang dituju. Namun sejak tahun 200 M, Karangan ini sudah dianggap tulisan Paulus dan diberi nama “Kepada orang-orang Ibrani”. Anggapan ini didasarkan pada isi karangan yang memberi perhatian istimewa kepada tradisi keagamaan orang Ibrani.o. Surat YakobusSurat ini tidak ditujukan kepada jemaat atau orang tertentu, melainkan untuk “umum”, yaitu kepada “kedua belas sukudi perantauan”Dalam surat ini, Yakobus menasihati para pembaca supaya bertekun dalam pencobaan, menjadi pelaku firman, tidak memandang muka, mengamalkan iman, mengendalikan diri, mengontrol hawa nafsu, dll.

27 p. Surat pertama Petrus q. Surat kedua Petrus
Surat ini juga ditujukan untuk “umum”, yakni kepada “orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia”.Dalam surat ini Petrus mengajak para pembaca untuk hidup kudus sebagai umat Allah.q. Surat kedua PetrusSama seperti surat pertama, surat kedua ini pun dialamatkan kepada jemaat Kristen pada umumnya.Dalam surat ini Petrus mengajak para pembaca untuk tetap berpegang teguh pada ajaran iman yang benar dan jangan terpengaruh oleh ajaran guru-guru palsu.

28 r. Surat pertama Yohanes
Karangan ini sebenarnya bukan surat, sebab ciri-ciri surat seperti misalnya pengirim dan alamat tidak disebutkan.Namun sejak abad kedua Masehi, karangan ini sudah dianggap sebagai tulisan Yohanes, sebab memiliki banyak kemiripan dengan Injil Yohanes.Dalam karangan ini disajikan sejumlah ajaran dan nasihat, antara lain mengenai hakikat Allah sebagai terang serta konsekwensinya bagi umat beriman sebagai anak-anak Allah.s. Surat kedua YohanesSurat pendek ini ditulis oleh seorang penatua dan dialamatkan kepada “ibu yang terpilih dan anak-anaknya” (bdk. 2 Yoh 1)Melalui surat ini, si penatua mengajak mereka agar tetap tinggal di dalam ajaran Kristus.

29 t. Surat ketiga Yohanes u. Surat Yudas
Surat pendek ini juga ditulis oleh seorang penatua dan ditujukan kepada seorang bernama Gayus (bdk. 3 Yoh 1)Melalui surat ini, si penatua memuji Gayus yang bersedia menerima para pendatang dan sebaliknya mengecam Diotrefes yang bersikap bermusuhan terhadap mereka.u. Surat YudasSurat ini ditulis oleh Yudas dan dialamatkan kepada “mereka yang terpanggil”, yaitu orang Kristen pada umumnya (bdk. Yud 1)Dalam surat in, Yudas mengecam keras para orang fasik yang anti Kristus.

30 4. Kitab Wahyu (1 Kitab)Kata “wahyu” adalah terjemahan Arab dari kata Yunani “apokalypsis”, yang berarti “penyingkapan”.Kitab Wahyu atau Kitab Apokalypsis adalah suatu kita yang ingin menyingkapkan apa yang tersembunyi.Kitab Wahyu ditulis oleh seorang yang bernama Yohanes (serang nabi Kristen) pada waktu orang Kristen mengalami banyak kesusahan di bawah pemerintahan kaisar Domitianus.Ia mengaku mendapat penglihatan dark Yesus Kristus mengenai “apa yang akan terjadi”.Dalam kitab ini, ia menubuatkan penciptaan langit dan bumi baru yang akan mengakhiri segala kesusahan orang Kristen.

31 KITAB DEUTEROKANONIKA
Mengapa KS Katolik mempunyai lebih banyak buku ?Waktu para Rasul mewartakan kabar gembira di luar Palestina (di Siria, Mesir, Yunani, dst.), mereka tidak memakai KS bahasa Ibrani (kepustakaan Yahudi), melainkan terjemahan KS dalam bahasa Yunani (Septuaginta).Terjemahan Yunani itu memuat lebih banyak buku, misalnya : Tobit, Yudit, Kebijaksanaan Salomo, Sirakh, Barukh, I dan II Makabe.

32 Buku-buku itu dibaca sebagai kitab-kitab suci oleh orang-orang Yahudi yang saat itu tinggal di luar Palestina. Kebiasaan itu kemudian diambil alih oelh kebanyakan Bapa-Bapa Gereja kuno dan pujangga-pujangga Gereja abad pertengahan.Pada zaman Reformasi, orang-orang Kristen Protestan kembali ke KS Yahudi yang berbahasa Ibrani. Mereka menghitung ada 39 kitab PL (I dan II Samuel, I dan II Raja-Raja, I dan II Tawarikh, Ezra dan Nehemia, dan keduabelas nabi kecil dihitung sendiri-sendiri, sehingga 24 menjadi 39).

33 Gereja Katolik (Konsili Trente) menjawab bahwa tetap akan mengakui 7 kitab yang ditemukan dalam terjemahan Yunani dan Latin, sehingga seluruh jumlah kitab-kitab PL adalah 46.Daftar Yahudi dengan 24 (39) kitab itu disebut Proto Kanonika, artinya kitab-kitab itu terdapat di daftar pertama / tertua (Protos berarti pertama, kanon berarti daftar resmi).Tujuh kita tambahan disebut Deuterokanonika, artinya : terdapat pada daftar kedua / kemudian (Deuteros berarti kedua). Namun tidak berarti bahwa kitab-kitab ini dinomorduakan. Nilainya adalah sama dengan nilai kitab-kitab Protokanonika.

34 Perbedaan jumlah buku ini mempersulit usaha modern untuk menerbitkan satu Alkitab untuk semua gereja.Akhirnya ditemukan jalan keluar yang praktis, yaitu : ketujuh kitab Deuterokanonika (dan beberapa tambahan kitab Daniel dan Ester) tidak dimasukkan di dalam PL, malainkan dikumpulkan menjadi bagian tersendiri. Dalam terbitan untuk umat Katolik, bagian itu dimasukkan di antara PL dan PB.

Copy ring dari tetangga

Matius Soboliem

STANDAR KUALIFIKASI GURU ATAU PENGAJAR

KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU
         Matius Soboliem, M. Th

Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan peserta didik harus memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus dan tersendiri di bidang akademik. Dengan kompetensi yang dimilikinya guru dapat menjalankan tugas dengan baik untuk mencerdaskan peserta didik.

Pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 42 ayat (1) “Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Dalam pasal ini sangat jelas dikatakan bahwa guru di Indonesia harus memiliki kualifikasi minimum serta harus mengikuti sertifikasi untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

Kemudian dijelaskan lagi pada Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 8, pasal 9, dan pasal 10. Pasal 8 berbunyi “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Pasal 9 berbunyi “Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.” Sedangkan pada pasal 10 tertulis “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.” Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru lebih lanjut diatur dalam Peraturaan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 16 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional.”.

Kualifikasi Akademik Guru

Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 kualifikasi akademik yang harus dimiliki oleh guru meliputi:

  • Kualifikasi akademik Guru PAUD / TK / RA Guru pada PAUD, TK, RA harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperolah dari program studi yang terakreditasi.
  • Kualifikasi akademik Guru SD / MI Guru pada SD dan MI harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) dalam bidang pendidikan SD/MI atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang ter akreditasi.
  • Kualifikasi akademik Guru SMP / MTS Guru pada SMP dan MTS harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi.
  • Kualifikasi akademik Guru SMA / MA Guru pada SMA dan MA harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi
  • Kualifikasi akademik Guru SDLB / SMPLB / SMALB Guru pada SDLB, SMPLB dan SMALB harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) dalam bidang pendidikan khusus atau program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi.
  • Kualifikasi akademik Guru SMK / MAK Guru pada SMA dan MAK harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi.

Kompetensi Guru

Kompetensi guru yang dijelaskan pada Permendiknas No.16 Tahun 2007 dikembangkan secara utuh dalam empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, social, dan professional. Kompetensi inti guru meliputi:

  • Kompetensi Pedagogik
  1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, social, cultural, emosional, dan intelektual.
  2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
  3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
  4. Menyelenggarakan kegiatan pengembanga yang mendidik.
  5. Memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangannyang mendidik.
  6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
  7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
  8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
  9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
  10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
  • Kompetensi Kepribadian
  1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social, dan kebudayaan nasional Indonesia
  2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
  3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
  4. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
  5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
  • Kompetensi Sosial
  1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
  2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
  3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
  4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
  • Kompetensi Profesional
  1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
  2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
  3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
  4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
  5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Adapun persyaratan pengadaan tenaga pendidik di atur dalam PP 38 / 1992 pada pasal 9 ayat 1 yaitu :

  • sehat jasmani dan rohani yang di nyatakan dengan tanda bukti dari yang berwenang, yang meliputi : (a) Tidak menderita penyakit menahun ( kronis ) dan / atau yang menular; (b) Tidak memiliki cacat tubuh yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai tenaga pendidik; (c) Tidak menderita kelainan mental.
  • Berkepribadian, yang meliputi : (a) beriman dan bertakwa kepeda tuhan yang maha esa; dan (b) Berkepribadian pancasila.

Dalam PP diatas disebutkan bahwa setiap orang yang ingin menjadi guru atau tenaga pendidik harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Sehat jasmani dapat dilihat dibuktikan dengan tidak pernah menderita penyakit kronis atau menular, tidak memiliki cacat, dan tidak memiliki kelainan mental. PP 38/1992 juga menuliskan bahwa tenaga pendidik harus memiliki kepribadian sepeti beriman dan bertakwa pada tuhan yang maha esa, dan berkeperibadian pancasila.

Dalam PP 38/1992 dirasa tidak relefan terhadap kehidupan sekarang. Oleh karena itu lahirlah sertifikasi untuk menjadi tenaga pendidik seperti diatur pada Permendiknas No. 18 Tahun 2007.


Senin, 03 Mei 2021

TEMPAT KUDUS BAGI ALLAH

TEMPAT KUDUS TEMPAT TERPISAH UNTUK ALLAH 

    Ev. Matius Sobolim, M. Th
Keluaran 25:1-40 (Ayat 8) Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

Allah menyuruh bangsa Israel sebagai umat kepunyaan-Nya untuk menyiapkan tempat yang kudus bagi Tuhan. Di tempat kudus itulah Allah akan berdiam di tengah-tengah umat-Nya. Di sanalah Tuhan akan bertemu dengan umat-Nya dan untuk menyampaikan pesan atau perintah Tuhan.

Allah memberikan secara detail tempat kudus yang harus mereka buat lengkap dengan perabotnya. Dan Allah memperlihatkan contoh tempat kudus yang harus dibuat kepada Musa di atas gunung Sinai dan Musa harus membuatnya sama seperti contoh tersebut.

Allah yang kudus tidak bisa berdiam di sembarang tempat. Sampai saat inipun, Allah tetap meminta tempat kudus untuk Allah berdiam di tengah umat-Nya. Dalam Perjanjian Baru, Allah tidak meminta tempat kudus secara fisik atau bangunan untuk Allah tinggal. Allah minta tubuh umat-Nya atau setiap orang percaya menjadi tempat kudus Allah atau Bait Allah (1 Kor. 6:19).

ALLAH YANG KUDUS BERDIAM DALAM TUBUH ORANG PERCAYA; OLEH KARENA ITULAH KITA SEBAGAI ORANG PERCAYA HARUS MENJAGA TUBUH KITA TETAP KUDUS

Allah yang kudus berdiam dalam tubuh orang percaya. Oleh karena itulah kita sebagai orang percaya harus menjaga tubuh kita tetap kudus. Jangan cemari tubuh kita dengan kenajisan-kenajisan apapun juga. Kita harus senantiasa mengoreksi kehidupan kita.  Hidup dalam pertobatan sehingga kita senantiasa berkenan di hadapan Tuhan. 

Dalam 1 Korintus 3:16 (TB)  mengatakan kepada kita agar kita mengetahui diri kita seperti ini. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?  Dan lanjut lagi dari kitab 1 Korintus 6:19-20 (TB)  Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?  Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 

Artinya ayat firman ini membawa kita kepada suatu pemikiran yang benar mengenai arti tempat kudus sesunggunya. Dalam PL tempat kudus adalah dimana umat Allah menetap suatu tempat untuk nemberikan pemujaan terhadap YHWH, Yerusalem sendiri adalah tempat khusu untuk memuliakan YHWH. Dalamn PB definisi tempat Kudus lebih mengarah pada tubuh kita. Tubuh kita adalah tempat Roh Allah atau Roh Kudus bersemayam, dan hal menandakan bahwa diri kita bukanlah milik kita, melainkan milik Allah. Dasar hukum dari kepemilikan ini adalah Dia sudah bayar secara tunai, berarti jelas bahwa hutang dosa kita telah lunas dibayar dengan kematian Yesus Kristus sang penebus dosa manusia. 

https://alkitab.app/v/799d93eee9f

https://alkitab.app/v/f21ae22f6c8d


Sabtu, 03 April 2021

KEBANGKITAN

KEBANGKITAN 
Ev. Matius Sobolim, M. Th

Ada bercaya kepercayaan mengenai kehidupan setelah mati di kalangan masyarakat umum dan cendekiawan di zaman Alkitab. Orang Ibrani kuno menolak, baik penyembahan Baal orang Kanaan, yang dalam peribadahannya mengenal peringatan tahunan akan matinya dan bangkitnya ilah, maupun kepercayaan Yunani mengenai jiwa' yang kekal. Tetapi, pengertian kebangkitan menurut PB hanya mempunyai sekadar beberapa petunjuk saja dalam PL. 

Gagasan tentang keadaan tidak berpengharapan yang tidak jelas di syeol (Mzm. 88:3-5) mulai secara berangsur-angsur mendapatkan bentuk yang lebih kaya mengenai kehidupan sesudah kematian. Ayb.19:25-27 bergumul mencari suatu pandangan yang cocok dengan perasaan Ibrani bahwa tubuh manusia yang adalah bagian dari ciptaan Allah itu sesungguhnya 'sangat baik' (Kej. 1:3 1), dan oleh karena itu kehidupan tanpa 'tubuh' adalah tidak lengkap dan tidak memuaskan.

Lagi pula, karena keadaan di syeol itu adalah upah sepadan bagi orang jahat (Mzm. 49:14), mestinya orang baik harus mendapatkan bagian yang lebih baik. Dengan demikian, ada janji kebangkitan bagi Israel selaku bangsa (Yes. 26:19). orang-orang setia dari Yahweh, yang telah menderita akan bangkit sebagai ganjaran yang tepat (Dan. 12:2) dan mereka yang murtad akan dipermalukan dan mengalami kebinasaan kekal. Dalam 2 Makabe ada harapan kebangkitan bagi mereka yang menderita (7:9), dan di masa hidup Yesus pandangan orang-orang Farisi juga demikian (tidak demikian pandangan orang) dan juga pandangan Yesus sendiri (Mrk. 12:18-27). Kebangkitan orang-orang percaya adalah bagian dari pengharapan Paulus pada akhir sejarah nanti. Paulus mengharapkan suatu perubahan sama sekali dari keadaan manusia (1Kor. 15:53-55). 

Ciri dan kejutan khas berita Kristen pertama ialah penekanannya pada kebangkitan. Pengkhotbah-pengkhotbah pertama yakin bahwa Kristus telah bangkit dan, karena itu, yakin bahwa orang-orang percaya akan bangkit pula pada waktunya. Hal ini membuat mereka bertentangan sama sekali dengan semua guru lain dari dunia kuno. Memang ada kebangkitan-kebangkitan pada agama lain, namun tidak satu pun yang sama dengan kebangkitan Kristus.

Pada umumnya semua kebangkitan lain itu merupakan dongeng-dongeng yang dihubungkan dengan pergantian musim dan dengan keajaiban musim semi pada tiap tahun. Tapi Injil-injil menceritakan Seorang Pribadi yang sungguh-sungguh mati, namun mengalahkan kematian dengan bangkit kembali. Dan karena kebangkitan Kristus tidak sama dengan kebangkitan apa pun dalam kekafiran, maka benar pula bahwa sikap orang Kristen terhadap kebangkitan diri mereka sendiri, yang merupakan dampak wajar dari kebangkitan Tuhan, adalah sama sekali berbeda dari apa pun di dalam dunia kekafiran. Ciri khas pemikiran pada zaman itu ialah ketidakberdayaan menghadapi kematian. Jelas bahwa kebangkitan merupakan yang paling penting bagi iman Kristen.

Gagasan Kristen tentang kebangkitan harus dibedakan baik dari gagasan Yunani maupun dari gagasan Yahudi. Orang Yunani menganggap tubuh sebagai hambatan ke kehidupan sejati, dan mereka mengharapkan saatnya jiwa akan bebas dari kungkungannya. Mereka memahami hidup setelah mati sebagai keamartaan1) jiwa,'tapi mereka dengan kuat menolak segala gagasan tentang kebangkitan (bnd olok-olok atas khotbah Paulus dalam Kis 17:32). Orang Yahudi meyakini teguh harkat-harkat tubuh dan menganggapnya tidak akan binasa. Jadi mereka berharap bahwa tubuh akan dibangkitkan. Tapi mereka berpikir bahwa yang dibangkitkan adalah tepat tubuh yang sama dengan tubuh yang mati (Apoc Bar 1.2). Orang Kristen berpikir tentang tubuh yang dibangkitkan, tapi sebagai yang diubah sedemikian rupa sehingga 'tepat guna' bagi kehidupan yang akan datang, yang begitu berbeda dari kehidupan kini (1 Kor 15:42). Jadi, gagasan Kristen adalah khas.

1) Keamartaan dimaksudkan sebagai padanan immortalitas. Kata dasarnya 'amarta', dari bahasa Jawa yang berasal dari bahasa Sansekerta.

Kebangkitan dalam PB. Mengenai kebangkitan hanya sedikit dalam PL dan tidak mencolok. Orang-orang PB sangat praktis, memusatkan perhatian pada tugas menjalani hidup kini dalam pelayanan kepada Allah. Mereka hanya memberi sedikit perhatian tentang kehidupan yang akan datang. Lagipula jangan dilupakan bahwa mereka hidup sebelum kebangkitan Kristus, padahal kebangkitan itu adalah justru dasar doktrin ini. Kadang-kadang mereka menggunakan gagasan tentang kebangkitan untuk menyatakan harapan nasional mengenai kelahiran kembali bangsa (ump Yeh 37). Pernyataan yang paling jelas dan tegas mengenai kebangkitan pribadi adalah, 'banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk memperoleh hidup yang kekal, dan sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal' (Dan 12:2). Ini jelas membayangkan kebangkitan baik orang benar maupun orang jahat, dan juga melihat konsekuensi-konsekuensi yang kekal dari perbuatan manusia.

Ada bagian-bagian lain Alkitab yang membicarakan kebangkitan, terutama beberapa mazmur (ump Mzm 16:10 dab; Mzm 49:14 dab). Arti yg tepat dari perkataan Ayub yang terkenal itu (Ayb 19:25-27) masih merupakan pencarian, tapi sulit untuk memastikan bahwa di sini tidak ada gagasan tentang kebangkitan. Kadang-kadang nabi-nabi pun mengungkapkan gagasan itu (ump Yes 26:19). Tapi dalam keseluruhannya PL berbicara sedikit saja tentang kebangkitan. Barangkali sebabnya adalah fakta bahwa ajaran mengenai kebangkitan terdapat di antara bangsa-bangsa seperti Mesir dan Babel. Dalam suatu kurun waktu ketika sinkretisme merupakan bahaya yang gawat, fakta itu nampaknya telah mencegah orang Ibrani untuk terlalu menaruh perhatian terhadap gagasan tentang kebangkitan.

Selama periode antara dua Perjanjian, ketika bahaya tidak begitu menekan, gagasan tentang kebangkitan lebih menonjol. Tidak dicapai kesepakatan mengenai itu, malah dalam zaman PB orang Saduki tetap menolak adanya kebangkitan. Tapi pada waktu itu kebanyakan orang Yahudi menerima gagasan tentang kebangkitan. Pada umumnya mereka menganggap bahwa tubuh-tubuh yang sama ini akan dikembalikan hidup sebagaimana adanya sekarang.

Kebangkitan Kristus. Dalam tiga peristiwa Kristus menghidupkan kembali orang mati (putri Yairus, putra janda dari Nain, dan Lazarus). Tapi itu tidak dianggap sebagai kebangkitan, melainkan hidup kembali. Tidak ada petunjuk bahwa seorang pun dari ketiganya mengalami lain kecuali kembali ke kehidupan yang telah mereka tinggalkan. Dan Paulus dengan tegas mengatakan, bahwa Kristus adalah 'yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal' (1 Kor 15:20). Tapi keajaiban-keajaiban itu memperlihatkan bahwa Kristus adalah Tuan atas maut. Hal itu nyata lagi dalam fakta bahwa la bernubuat yang la akan bangkit pada hari yang ke-3 setelah disalibkan (Mrk 8:31; 9:3 1; 10:34). Hal ini adalah penting. Ini memperlihatkan bahwa Kristus adalah berdaulat dan berkuasa atas keadaan. Itu berarti pula bahwa kebangkitan adalah sangat penting, sebab kejujuran Tuhan Yesus terlibat di dalamnya.

Injil-injil menyaksikan bahwa Kristus disalibkan, mati dan dikuburkan. Juga menyaksikan bahwa pada hari yang ketiga kuburan yg di dalamnya Dia dikuburkan menjadi kosong. Dan bahwa malaikat-malaikat mengatakan kepada perempuan-perempuan tertentu, bahwa Yesus dibangkitkan, dan bahwa dalam jangka waktu beberapa minggu Ia muncul di depan para pengikut-Nya. Sering kali disangkal bahwa Yesus bangkit, tapi sangkalan itu sama sekali tidak dapat bertahan terhadap bukti-bukti berupa fakta-fakta nyata. Bukti pertama, yakni fakta nyata kuburan yang kosong. Keempat Injil sepakat mengenai hal ini. Ada yang mendalihkan bahwa murid-murid pergi ke kuburan yang salah, di mana seorang muda berpakaian putih berkata, 'la tidak di sini', yang berarti, Ia ada di kuburan yang lain'. Pada satu pihak itu adalah spekulasi semata-mata. Pada pihak lain menimbulkan macam-macam pertanyaan. Adalah tidak mungkin, bahwa kuburan yang benar sama sekali dilupakan oleh semua orang, baik kawan maupun lawan. Dan apabila 'kuburan yang sebenarnya' maupun 'kuburan yang lain' itu memang masih berisikan mayat Yesus, kenapa penguasa dan lawan-lawan Yesus tidak menjadikan itu bukti untuk membuyarkan berita kebangkitan, yang justru sangat mereka tentang dan sangat memusingkan mereka?

Tapi kalau toh kosongnya kuburan Yesus itu harus dipermasalahkan, maka ada tiga kemungkinan: pertama, para sahabat Yesus menyingkirkan tubuh Yesus; kedua, para lawan Yesus menyingkirkan tubuh Yesus; ketiga, benar Yesus bangkit. Kemungkinan pertama sukar dipertahankan. Semua bukti menunjukkan bahwa tidak ada pikiran tentang kebangkitan dalam benak para murid. Mereka mutlak tak berpengharapan pada sore hari Jumat Agung yang pertama itu. Mereka putus asa, kalah, bersembunyi karena ketakutan terhadap orang-orang Yahudi. Lagipula, Matius menceritakan bahwa penjaga ditempatkan di seberang kuburan Yesus, sehingga tidak mungkin mereka telah mencuri mayat Yesus, seandainya pun mereka ingin melakukannya.

Tapi ketidakmungkinan yang melengkapkan segala ketidakmungkinan ialah, bahwa murid-murid sendiri menderita karena memberitakan kebangkitan, sebagaimana Kis mencatat bahwa mereka menanggung derita karenanya. Beberapa orang dipenjarakan, dan Yakobus dihukum mati. Orang tidak akan mau memikul hukuman-hukuman demikian hanya demi menjunjung tinggi sesuatu yang mereka sendiri jelas ketahui adalah penipuan. Harus pula dipertimbangkan, bahwa ketika agama Kristen menjadi masalah gawat, sehingga cukup alasan bagi para penguasa untuk membasminya, tentu para imam kepala telah siap untuk membayar informasi mengenai pencurian mayat Yesus. Tentang bayaran, kasus Yudas cukup menunjukkan bahwa seorang pengkhianat bisa dibeli di kalangan murid-murid. Dengan segala pertimbangan itu, mustahillah untuk beranggapan bahwa orang Kristen mencuri mayat Kristus.

Juga adalah sama sulitnya untuk mempertahankan pandangan, bahwa musuh-musuh Yesus memindahkan tubuh Yesus. Mengapa mereka harus melakukan itu? Jelas tidak ada alasan yang masuk akal. Seandainya mereka memang melakukannya, maka mereka sendiri telah membangkitkan berita kebangkitan, yang justru jelas terbukti mereka mati-matian membasminya. Lagipula penjaga kuburan akan jadi penghalang bagi mereka seperti bagi murid-murid. Dan atas kemungkinan kedua, penolakan paling kuat dan menentukan ialah, kemustahilan mereka dapat atau mampu menunjukkan atau mengajukan mayat Yesus, sebagai satu-satunya bukti utuh dan sempurna bahwa mayat itu tidak bangkit, teristimewa pada pertama kalinya berita kebangkitan diberitakan.

Petrus dan sahabat-sahabatnya memberikan penekanan utama pada kebangkitan Tuhan Yesus. Jelas betapa kebangkitan itu memotivasi dan memacu pikiran mereka. Dalam situasi demikian, seandainya musuh-musuh mereka mempertunjukkan tubuh Yesus, maka agama Kristen pasti telah tenggelam jadi tertawaan besar. Bungkamnya orang Yahudi adalah sama bobotnya dan maknanya dengan wicaranya orang Kristen itu. Kemustahilan atau ketidakmampuan musuh-musuh Yesus untuk mempertunjukkan tubuh Yesus, menjadi bukti yang memeteraikan bahwa kemustahilan itu adalah mutlak!

Kedua kemungkinan di atas sama-sama tidak dapat diterima. Justru kebangkitan sebagai penyebab kuburan menjadi kosong mencolok khas sebagai kenyataan, benar dan mutlak. Ini diperkuat oleh penampakan-penampakan Yesus sesudah kebangkitan. Seluruhnya 10 kali penampakan dalam peristiwa yang berbeda-beda, yang direkam dalam lima cerita yg kita miliki (ke-4 Injil dan I Kor 15). Memang sukar menyelaraskan cerita-cerita itu (namun bukan tidak mungkin, usaha dim Scofield Reference Bible, menunjukkan bahwa penyelarasan adalah mungkin). Kesulitan-kesulitan itu hanyalah menunjukkan bahwa cerita-cerita itu berdiri sendiri. Tidak ada pengulangan yang baku dari suatu cerita resmi. Dan ada kesesuaian yang mengesankan mengenai fakta-fakta pokok. Ada keanekaragaman dalam kesaksian-kesaksian utama. Kadang-kadang 1 atau 2 orang melihat Tuhan Yesus, kadang-kadang jumlah yg lebih besar, ump ke-11 murid, lain kali sebanyak 500 orang. Baik laki-laki maupun perempuan termasuk dalam jumlah itu. Penampakan itu kebanyakan kepada orang-orang percaya, tapi penampakan kepada Yakobus barangkali merupakan kepada orang yang sampai pada saat itu tidak percaya.

Istimewa pentingnya adalah Paulus. Ia tidak mudah percaya, terpelajar dan sangat membenci orang Kristen. Dan ia tegas telah melihat sendiri Yesus setelah Yesus bangkit dari kematian. Paulus begitu pasti mengenai kebangkitan Yesus, sehingga ia mendasarkan seluruh sisa hidupnya pada kepastian. Tentang Paulus berkata Canon Kennett, 'dalam jangka waktu 5 thn pertama dari penyaliban Yesus, bukti kebangkitan Yesus dalam hemat paling sedikit seorang terpelajar, tak dapat dibantah' (Interpreter 5, 1908-1909, hlm 267).

Dalam semua hal ini janganlah dilupakan perubahan diri murid-murid. Sebagaimana dikemukakan di atas, mereka adalah orang-orang yang kalah total dan putus asa pada waktu penyaliban Yesus, tapi hanya beberapa hari kemudian sesudah itu mereka bersedia dijebloskan ke penjara bahkan mati demi Yesus. Mengapa ada perubahan itu? Orang tidak akan menempuh risiko sedemikian apabila mereka tidak benar-benar yakin akan kebenaran sesuatu. Murid-murid benar-benar yakin justru karena mereka adalah saksi mata.

Juga dapat ditambahkan bahwa keyakinan mereka tercermin dalam ibadah mereka. Mereka menghormati hari Tuhan, suatu peringatan mingguan tentang kebangkitan, sebagai ganti hari Sabat. Pada hari Tuhan mereka melaksanakan perjamuan suci, yang adalah bukan peringatan tentang Kristus yang mati, melainkan pengungkapan dan pernyataan terima kasih untuk berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan yang hidup dan menang berjaya. Sakramen mereka yang lain, baptisan, adalah mengingatkan bahwa orang percaya dikuburkan bersama Kristus dan dibangkitkan bersama Dia (Kol 2:12). Kebangkitan memberi makna kepada semua yang mereka lakukan.

Sering dikatakan bahwa Kristus tidak benar mati, melainkan jatuh pingsan. Kemudian dalam dinginnya kuburan la sadar kembali. Ini menimbulkan bermacam-macam pertanyaan. Bagaimana Kristus keluar dari kuburan? Apa yang terjadi kemudian atas Dia? Apa kegiatan-Nya sesudah itu? Kenapa la tidak segera ditangkap? Kapan Dia mati dan di mana dikuburkan? Dan pertanyaan-pertanyaan lain.

Di samping itu pendapat lain mengatakan bahwa murid-murid korban halusinasi. Tapi penampakan-penampakan setelah kebangkitan tidak dapat diterangkan dengan cara demikian. Halusinasi dialami orang dalam hal tertentu dan yang mencarinya. Tidak ada bukti bahwa hal itu terdapat di antara para murid. Dan sekali halusinasi mulai, akan cenderung untuk terulang terus; padahal sebaliknya, penampakan Yesus berhenti tiba-tiba. Halusinasi merupakan ihwal pribadi, padahal penampakan bahkan terhadap 500 orang terjadi sekaligus bersama-sama dan dalam suatu waktu yang sama melihat Tuhan Yesus. Jelas tidak ada gunanya menukarkan keajaiban pada aras fisik (kebangkitan tubuh) dengan keajaiban pada aras psikologis (halusinasi masal) yang dituntut oleh pandangan ini.

Pada zaman modern ini banyak ahli yang berkata bahwa kebangkitan dari kematian tidaklah mungkin, bahwa 'tulang-tulang Yesus beristirahat di tanah Palestina'. Mereka 'menerangkan' bahwa Yesus bangkit dalam pemberitaan Kristen, artinya: para murid mengerti bahwa sekalipun sudah mati la hidup melalui kematian, sehingga mereka boleh memberitakan la masih hidup. Yang lain 'menerangkan' kebangkitan sebagai perubahan dalam pikiran para murid. Orang-orang ini telah mengenal Yesus yang hidup dalam kebebasan penuh, sekarang mereka juga mengalami kebebasan demikian. Artinya, mereka mengerti bahwa walaupun Yesus mati, pengaruh-Nya masih hidup.

Tentang pandangan-pandangan berdasarkan filsafat di atas, ada dua hal yang perlu dikatakan. Pertama, Alkitab tidak berkata demikian. Alkitab tegas, gamblang dan pasti: Yesus mati, dikuburkan, lalu bangkit. Kedua, kesulitan besar di sini ialah hal moral. Pasti murid-murid percaya bahwa Yesus telah bangkit dan kepercayaan mereka mantap dan mutlak. Kebangkitan itulah tema pokok berita mereka dan yang memacu mereka. Apabila Yesus mati dan tinggal mati, maka Allah telah membangun gereja atas penipuan, suatu kesimpulan yang tidak mungkin. Lagipula, pandangan-pandangan semacam itu mengabaikan kuburan yang kosong -- bukti dan fakta nyata yang tak terpungkiri. Juga perlu ditambahkan bahwa pandangan-pandangan filsafat itu merupakan pandangan modem (kendati didahului oleh 2 Tim 2:17), dan adalah jelas tidak merupakan bagian dari Kekristenan yang historis.

Kebangkitan orang-orang percaya. Bukan hanya Yesus yang bangkit, tapi pada satu hari semua orang juga akan bangkit. Yesus mematahkan ketidakpercayaan kelompok Saduki mengenai kebangkitan dengan pembuktian Alkitab yang sangat menarik (Mat 22:31,32). Kesepakatan umum PB ialah bahwa kebangkitan Kristus mendampakkan serta kebangkitan orang percaya.  Yesus berkata, 'Aku-lah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati' (Yoh 11:25). Beberapa kali Yesus bicara tentang hal membangkitkan orang-orang percaya pada akhir zaman (Yoh 6:39, 40, 44, 54). Orang Saduki sangat marah karena para rasul mengajarkan bahwa 'dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati' (Kis 4:2). Paulus berkata, 'Sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus' (1 Kor 15:21 dab; bnd 1 Tes 4:14). Demikian juga Petrus berkata bahwa Allah 'telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan' (1 Ptr 1:3).

Betapa jelas bahwa para penulis PB melihat kebangkitan Kristus sebagai suatu kejadian yang tidak berdiri sendiri. Itu adalah tindakan akbar Ilahi, suatu tindakan yang penuh konsekuensi bagi manusia. Dengan membangkitkan Kristus, maka Allah membubuhkan meterai yang mengukuhkan karya penebusan dan penyelamatan yang dilaksanakan Kristus di kayu salib. Allah memperlihatkan kuasa ilahi-Nya di depan dosa dan maut, dan sekaligus kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia. Jadi, kebangkitan orang percaya secara langsung adalah seutuhnya dampak dari kebangkitan Yesus Kristus Juruselamat. Kebangkitan begitu khas bagi orang percaya, sehingga Yesus mengatakan bahwa 'mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan' (Luk 20:36).

Tapi itu tidak berarti bahwa semua yang bangkit akan bangkit ke dalam berkat. Yesus bicara tentang 'kebangkitan untuk hidup yang kekal', tapi juga tentang 'kebangkitan untuk penghukuman' (Yoh 5:29). Ajaran PB jelas dan tegas bahwa semua akan bangkit, tapi mereka yang menolak Kristus akan mendapati kebangkitan sebagai kemutlakan yang teramat pahit. Bagi orang percaya adalah fakta, bahwa kebangkitan mereka berkaitan dengan kebangkitan Kristus, dan justru itulah yang mengubah keadaannya. Dalam terang karya penebusan-Nya untuk mereka, orang percaya menyambut kebangkitan dengan ketenangan dan kegembiraan.

Mengenai hakikat tubuh kebangkitan, Alkitab bicara hanya sedikit. Paulus menyebutnya 'tubuh rohaniah' (1 Kor 15:44), yang agaknya berarti sarana yang memenuhi kebutuhan roh. Dengan jelas ia membedakannya dari 'tubuh alamiah' yang sekarang kita miliki. Dapat disimpulkan bahwa tubuh kebangkitan yang memenuhi kebutuhan roh, dalam beberapa hal berbeda dari tubuh alamiah kita yang sekarang. Tubuh rohaniah memiliki kualitas-kualitas: tidak binasa, mulia, kuat (1 Kor 15:42 dab). Tuhan Yesus mengajarkan bahwa tidak akan ada kawin-mawin setelah kebangkitan, dan dengan demikian tidak ada fungsi seksual (Mrk 12:25).Menolong sekali memikirkan tubuh kebangkitan Kristus, sebab Yohanes berkata bahwa, 'kita akan menjadi sama seperti Dia' (1 Yoh 3:2), dan Paulus mengatakan bahwa'tubuh kits yg hina' akan diubah 'sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia' (Flp 3:21).

Tubuh kebangkitan Kristus dalam beberapa hal sama seperti tubuh alamiah, tapi dalam beberapa hal lain berbeda Demikianlah, pada beberapa peristiwa Dia dikenal dengan segera (Mat 27:9; Yoh 20:19 dab), tapi pada peristiwa-peristiwa lain tidak (khususnya perjalanan ke Emaus, Luk 24:16; bnd Yoh 21). la muncul tiba-tiba di tengah-tengah murid-murid yang berkumpul dengan pintu tertutup (Yoh 20:19); tapi sebaliknya la lenyap dari pandangan kedua orang di Emaus (Luk 24:31). la bicara tentang diriNya yg memiliki 'daging dan tulang' (Luk 24:39). Kadang-kadang Ia menikmati makanan (Luk 24:41-43) kendati makanan jasmaniah bukanlah kebutuhan bagi kehidupan di seberang kematian (bnd I Kor 6:13). Dan adalah jelas, bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit dapat menyesuaikan diri dengan batasan-batasan kehidupan jasmani seturut kehendak-Nya. Hal itu memberi kesan, bahwa apabila kita bangkit kita akan memiliki kemampuan yang sama.

Makna doktrin kebangkitan

Dalam Kristologi (ajaran mengenai Kristus). Kebangkitan adalah sangat penting. Fakta bahwa Yesus bernubuat akan bangkit dari kematian pada hari yang ke-3, mempunyai siratan sangat penting bagi pribadi-Nya. Pribadi yg dapat berbuat demikian adalah Pribadi yang lebih besar daripada manusia biasa. Paulus menalar jelas kebangkitan Kristus sangat penting. 'Andaikata Kristus tidak dibangkitkan', katanya, 'maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah kepercayaan kamu; kamu masih hidup di dalam dosamu' (1 Kor 15:14, 17). Maksudnya ialah bahwa Kekristenan adalah Injil, dan Injil adalah kabar baik tentang bagaimana Allah mengutus AnakNya untuk menjadi Juruselamat manusia. Tapi jika Kristus tidak benar bangkit, maka kita tidak mempunyai jaminan bahwa keselamatan kita telah terselesaikan.

Jadi dengan demikian realitas kebangkitan Kristus mempunyai arti yang sangat dalam. Kebangkitan orang percaya juga penting. Pandangan Paulus ialah, bahwa jika orang mati tidak akan bangkit, maka kita boleh menerima semboyan 'marilah makan dan minum, sebab besok kita akan mati' (1 Kor 15:32). Bagi orang percaya kehidupan kini tidaklah berarti segala-galanya. Harapan mereka terletak di tempat lain (1 Kor 15:19). Dan harapan itulah yang memberikan kepada mereka perspektif dan makna kehidupan yang dalam.

Kebangkitan Kristus dihubungkan dengan keselamatan orang percaya seperti dikatakan, 'Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita' (Rm 4:25; bnd 8:33 dab). Kebangkitan Kristus dihubungkan dengan tindakan yang pokok, yang dengannya orang percaya diselamatkan. Keselamatan bukanlah sesuatu yang terjadi terlepas dari kebangkitan. 

Hubungan kebangkitan dengan keselamatan tidak pula berhenti di situ. Paulus bicara tentang keinginan mengenal Kristus 'dan kuasa kebangkitan-Nya' (Flp 3:10), dan ia mendesak orang Kolose, 'Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas...' (Kol 3:1). la sudah mengingatkan mereka bahwa mereka dikuburkan bersama dengan Kristus dalam baptisan, dan dalam sakramen yang sama mereka dibangkitkan bersama dengan Dia (Kol 2:12). Dengan kata lain, rasul melihat kuasa yang sama, yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati diberlakukan atas mereka yang menjadi milik Kristus. Kebangkitan terus terjadi. 

Selasa, 03 November 2020

PNEUMATOLOGI

PNEUMATOLOGI
Ev. Matius Sobolim, M. Th.

Kata Ibrani ruah dan kata Yunani pneuma berarti 'napas' atau 'angin', dan diterjemahkan dengan 'roh', yang menunjukkan kuasa pemberi kehidupan yang tak terlihat. Jika digabungkan dengan 'kudus', maka kuasa itu dikatakan sebagai yang ilahi, meskipun kombinasi dua kata tersebut hanya tampak tiga kali dalam PL (Yes. 63:10, 11Mzm. 51:11).Roh dalam Kej. 1:2 adalah kuasa Allah, yang dengan-Nya Allah menciptakan alam semesta. Itu adalah roh yang menyemarakkan persekutuan dengan  pengharapan masa depan (Yeh. 11:14-21) dan yang menghembuskan kehidupan ke dalam tulang-tulang kering di lembah dalam *penglihatan Yehezkiel (Yeh. 37:1-10). Dinubuatkan bahwa era mesianik di masa depan akan ditandai dengan --> karunia Roh Allah ke atas semua bangsa, tanpa memandang umur atau jenis kelamin (Yl. 2:28).Pembicaraan mengenai Roh Kudus dalam Injil-injil Sinoptik hanya sedikit, kecuali pada saat --> kelahiran Yesus (Mat, 1:18Luk. 1:35) dan *pembaptisan-Nya (Mrk. 1:8). Dikatakan bahwa Roh bekerja dalam  pelayanan Yesus melawan kuasa-kuasa  jahat (Mat. 12:28). Sedikitnya petunjuk tentang Roh Kudus mungkin karena adanya keyakinan bahwa karya Roh Kudus baru terlihat setelah kebangkitan Yesus (Yoh. 7:39).Dikatakan bahwa setelah kebangkitan, Roh Kudus akan menjadi penopang semangat misioner jemaat (Kis. 1:8), sebagaimana dijanjikan Yesus (Luk. 24:49). 50 hari setelah  Paskah (Kis. 2:1), atau pada malam Paskah (Yoh. 20:22) Roh Kudus turun, Dia adalah Roh Kristus (Rm. 8:42Kor. 3:18). Paulus tidak menyamakan Yesus dengan Roh Kudus. Juga tidak dalam 2Kor. 3:17, di sana terdapat kesamaan fungsi dalam karya penebusan. Roh bekerja melalui Gereja, dan Kisah Para Rasul merupakan cerita panjang lebar mengenai pimpinan Roh atas para rasul dan para pemberita Injil. Dalam Injil Yohanes lima kali Roh itu disebut sebagai 'paraklete', yang berarti 'pembela'. Ia hadir untuk memperdalam pengertian para murid mengenai kebenaran Kristus. Sebagaimana Roh memenuhi jemaat (Ef. 4:4), Ia juga adalah kuasa yang membimbing orang beriman secara individual dan mengaruniakan berbagai karunia kepada mereka untuk melayani seluruh persekutuan (1Kor. 12:7), jangan dikacaukan dengan roh-roh jahat (Rm. 8:5) yang menimbulkan perselisihan (1Tim. 4:1). Karena itu, roh' dipertentangkan dengan 'daging', yang berturut-turut merupakan sifat kehidupan zaman baru dan kehidupan lama.Dalam teologi Kristen kemudian hari, Roh Kudus adalah pribadi ketiga Trinitas -- dalam PB bukanlah doktrin yang dapat dilihat secara eksplisit. Namun, dipertahankan bahwa para penulis PB memberi jalan bagi apa yang pada waktunya didefinisikan oleh Bapa-bapa Gereja, yang hidup dalam iklim filsafat Yunani. Mereka menggunakan terminologi zamannya untuk menarik implikasi-implikasi metafisik dari data PB.

Alkitab menyebut Roh Kudus juga Roh Allah, Roh Kebenaran, Roh Tuhan, Roh Yesus, Roh Penghibur. Roh Kudus juga dilambangkan dengan nafas, angin, merpati, jari Allah, api. Kepelbagaian itu membantu untuk menerangkan identitas dan kerja Roh.

Ada yg berpendapat bahwa ajaran PL dan ajaran PB mengenal pokok ini tak dapat dipersatukan, tapi pendapat itu tidak benar. PL dan PB tidak bertentangan tentang pemeliharaan Allah dan anugerah-Nya, atau tentang tindakan Logos dalam penciptaan dan pekerjaan penyelamatan oleh Anak Allah, atau mengenal Roh Kudus. Bapak dan Anak aktif dalam kedua Kitab Perjanjian itu, dan Roh Kudus bekerja sepanjang zaman. Memang benar, hanya dalam PB terdapat gambaran rinci mengenal aktivitas-Nya. Tapi ajaran Tuhan Yesus dan para rasul sama sekali tidak bertentangan dengan apa yang kita pelajari dari penulis PL.

Karena Allah itu Roh adanya (Yoh 4:24), pemikiran tentang Trinitas berasaskan 'Roh', mengaburkan perbedaan antara Roh, Bapak, dan Anak. Berbicara mengenal Roh sebagai tali kasih antara Bapak dan Anak, atau mendefinisikan Roh sebagai 'tindakan hidup Allah di dunia', memang menekankan kebenaran berharga namun cenderung mengurangi kepribadian Roh, sehingga Ia menjadi tidak lebih dari pengaruh atau kekuatan yang bersifat baik.

Berita PL tentang aktivitas Roh memang lebih mudah diterangkan sebagai aktivitas dari sesuatu yang impersonal -- tidak berpribadi -- daripada berita PB. Tapi Allah hadir secara pribadi dan berkuasa melalui Roh-Nya, demikian PL dan PB. Dalam PL dan PB ada gerakan dalam pekerjaan Roh Kudus dari yang eksternal ke yang internal -- dari yang lahiriah ke yang batiniah, dan dari penerapan atas 'keadaan' ke penerapan atas 'watak'. Ihwal yang ragawi dan amoral menuju ke yang rohani dan moral.

I. PL

Dalam PL dapat dilihat lima segi pekerjaan Roh.

a. Pekerjaan Roh dalam penciptaan

Roh melayang-layang di atas permukaan air (Kej 1:2), membentuk manusia (Kej 2:7), mencerahkan langit (Ayb 26:13), memelihara kehidupan binatang, dan membaharui permukaan bumi (Mzm 104:30). Roh itulah ruakh ('nafas', 'angin') Allah, tenaga dan kekuatan Allah, asas dari kehidupan manusia dalam segala seginya. Manusia -- roh, jiwa dan tubuh -- terbuka bagi kuasa Roh Allah, belajar mencerminkan Allah. Roh manusia adalah 'pelita Tuhan' (Ams 20:27) bila berada dalam Roh Tuhan. Bila roh manusia mempunyai hubungan yg benar dengan Roh Allah, maka ia memenuhi kehendak Tuhan atas dirinya. (Dlm PL manusia mempunyai roh atau roh adalah sinonim dari ia mempunyai 'hati' atau ia adalah pribadi.) Sayang, karena dosa, manusia membuat dirinya menjadi pusat hidupnya. Dalam keadaan ini ia merusak kepribadiannya sendiri, tidak menghormati Allah dan menghinakan RohNya. Tapi bila kepribadiannya berpusat pada Roh Allah maka ia mempermuliakan Allah.

b. Pekerjaan Roh dalam melengkapi manusia bagi pelayanan

Roh datang pada orang yang dipilih Allah untuk tugas tertentu dan menganugerahkan kecakapan untuk mengemban tugas itu, mis keahlian (Kel 31:3), kepemimpinan (Hak 3:10), kekuatan badani (Hak 14:6). Hal itu dibuat-Nya tanpa harus mengubah moral orang itu.

c. Pekerjaan Roh dalam mengilhami para nabi

Ada kalanya mereka yang fanatik mengatakan dini digerakkan oleh Roh Kudus melakukan hal-hal yg bagi orang-orang lain adalah berlebih-lebihan. Orang-orang lain itu sangat berhati-hati dan lebih mengerti perihal rohani. Akibatnya orang-orang lain itu cenderung memisahkan dini dari kelompok fanatik itu, dan tidak begitu gamblang menyebut diri didiami oleh Roh Kudus (Am 7:14Yer 31:33Hos 9:7). Sementara itu ada pula nabi yang sungguh-sungguh menyadari peranan dan pengaruh Roh Kudus. Karya Roh Kudus dipandang tinggi bobotnya dalam wujud moral, sedangkan kemungkinan bergerak secara spontan dalam hal-hal rohani dan kebebasan melampaui kebiasaan diakui.

Pada prinsipnya pandangan ini diulangi oleh Yesaya dan Yehezkiel, yang terus terang dan tegas menyamakan Roh Kudus dengan Allah (Yes 63:10, 11) dan memberikan dua dari ketiga contoh dalam PL dimana istilah 'Roh Kudus' digunakan.

d. Pekerjaan Roh Kudus dalam menghasilkan kehidupan bermoral

Bagi pemazmur kehadiran Roh Kudus berarti kehancuran roh manusia dan penyesalan, hati yang bersih, setia dan bahagia. Dalam Mzm 139:7 Roh Allah disamakan dengan kehadiran-Nya dan keduanya tak dapat dihindari. Pendekatan dan kuasa Allah membuat pemazmur menaikkan permohonan supaya hati nuraninya diselidiki dan ia dipimpin di jalan kekal (ayat 23, 24).

e. Pekerjaan Roh menubuatkan Mesias

Pemazmur mencatat kehadiran Roh pada zamannya dan beberapa penafsir menganggap itu puncak penyataan Roh dalam PL. Tapi nabi juga merujuk pada pekerjaan Roh pada masa datang, dan tentang itu ada dua acuan. Pertama, nubuat bahwa Roh akan mendiami tokoh mesianis (Yes 11:2; 42:1-4; 61:1, 2; bnd Luk 4:18). Kedua, nubuat tentang kegiatan Roh dalam umat perjanjian Allah umumnya (Yeh 36:26, 27Yl 2:28 dab).

Kurun waktu antar perjanjian (inter-testamental) kurang mengalami kehadiran Roh. Menurut dugaan, dengan penuh kerinduan orang zaman itu menoleh ke belakang, atau dengan sangat berharap memandang ke depan, tapi tidak mengalami sukacita sebagai dampak pekerjaan Roh. Namun beberapa penafsir Gulungan Laut Mati berkata, kuasa Roh Kudus dialami oleh orang Esen dan mungkin juga oleh sekte lain sebelum kedatangan Kristus.

II. PB

PB penuh rujukan pada Roh (Yunani pneuma). Ia disebut dalam tiap kitab kecuali 2 dan 3 Yoh. Dalam Injil Sinoptik banyak acuan kepada Roh berkaitan dengan peristiwa akbar dalam hidup Yesus, kontras dengan kurangnya ucapan Yesus sendiri mengenai pekerjaan Roh. Ucapan Yesus yang berkaitan dengan Roh hanya lima, dan beberapa sarjana mengatakan hanya satu dari antaranya sebagai asli (Mrk 3:29 = Mat 12:31 = Luk 12:10), yang lainnya dicurigai dengan berbagai alasan. Ini bukanlah tempat untuk membicarakan keberatan itu secara rinci. Cukup mengatakan bahwa seandainya ucapan Kristus tentang Roh ditiadakan, maka tindakan itu sama sekali tidak dapat diterapkan atas rincian kehidupan-Nya yang dicatat penulis Sinoptik. Roh itu berperan serta dalam peristiwa sebelum kelahiran Yesus (Luk 1:15, 35, 41), pada kelahiran dan peristiwa lain yang segera menyusul (Luk 2:25-27), baptisan (Mat 3:13-17), pencobaan (Mat 4:1-11), permulaan pelayanan (Luk 4:14), ucapan pengantar pada awal pelayanan Yesus (Luk 4:18 dab), pengusiran roh jahat dan pemberian kuasa kepada rasul-Nya untuk membaptis dalam nama Tritunggal termasuk Roh Kudus (Mat 28:19). Hal ini bersama pertimbangan lain, cukup untuk membantah pendapat bahwa dalam 'agama Yesus' peranan Roh lebih sempit dari peranan-Nya dalam 'kepercayaan gereja perdana', dan pendapat bahwa Yesus takut terhadap pengertian yang berlebih-lebihan perihal Roh pada saat itu, sehingga lebih menyukai persekutuan akrab dengan BapakNya.

Yoh 14-16 yang penuh uraian tentang Roh, menerangkan mengapa Yesus kurang menyebut Roh pada permulaan pelayanan-Nya. Roh tak berperan sepenuhnya dalam dini orang percaya dan atas dunia sampai Anak kembali kepada Bapak melalui salib, kebangkitan dan kenaikan. Memang Yesus memiliki Roh dan Roh tersedia bagi Dia (Yoh 3:34), tapi Roh hanya dapat mendiami murid Yesus (Yoh 14:17). Dan karena Roh -- pada hakikatnya -- adalah 'diri Kristus', maka peranan langsung Roh tidak terlalu mendesak bagi sedikit orang yg sedang menikmati kehadiran Kristus. Kristus sendiri adalah Penasihat, Pembela, Penghibur dan Sumber kekuatan, sehingga selama kehadiran-Nya sepanjang kurun waktu inkarnasi-Nya di bumi ini, peranan penghibur (Parakletos) belum begitu mendesak hingga Kristus kembali ke sorga. Selama Kristus sendiri dapat langsung menjelaskan diriNya sendiri, bersaksi dan menyampaikan ajaran-Nya kepada murid-murid-Nya, maka tidak diperlukan Yang lain untuk memberikan pencerahan, bersaksi dan membuat Firman diingat. Tapi bila Yesus meninggalkan mereka, maka penting Bapak mengutus Roh untuk mengambil alih tugas-tugas tersebut terhadap orang-orang percaya, dan juga tugas-tugas selanjutnya yakni menginsafkan dunia akan dosa karena tidak percaya kepada Kristus; akan kebenaran karena Kristus, penjelmaan kebenaran, telah naik kepada Bapak; akan penghakiman karena penguasa dunia dihukum dalam kematian Kristus (Yoh 16:7-11). Dengan jelas Kristus menyatakan bahwa Roh tidak akan meniadakan karya dan pribadi-Nya, tapi akan menyampaikan dan menata kekayaan anugerah dan karya Kristus (lih Kis 1:1, berarti Yesus melanjutkan pekerjaan dan ajaran-Nya melalui RohNya Yang Kudus).

Dengan demikian tak dapat dikatakan bahwa Yesus menurut Alkitab sengaja mengabaikan atau tidak mengakui pentingnya peranan Roh; atau bahwa bila Ia dicatat menyebut Roh, maka hal itu adalah melulu pengaruh gereja perdana yang memasukkan pengalaman Pentakosta dan post Pentakosta ke dalam Injil.

Pernah dikatakan bahwa pada ps-ps permulaan Injil Yoh, Yesus menarik perhatian pada Roh yang ada sekarang (Yoh 3:5-8), tapi dalam bagian terakhir Yesus berbicara mengenai Roh yg akan datang. Dalam hal ini harus diterima keduanya, bukan mempertentangkan yang satu terhadap yang lain. Nubuat Yohanes Pembaptis bahwa Kristus akan membaptis orang dengan Roh dan api, digenapi sebagian dalam hidup-Nya, namun hal ini baru mendapat penggenapan sepenuhnya pada hari Pentakosta.

Kis menceritakan 'pencurahan' Roh dan pekerjaan ganda-Nya. Kadang-kadang penekanan terletak pada kekuatan Roh seakan-akan Ia bertindak secara impersonal ('turun ke atas', 'memenuhi'; lih Kis 2:1 dab). Kadang-kadang Ia bertindak dengan penampilan berpribadi personal, ump Kis 5:1 dab, di mana Ia dapat dibohongi dan dalam ayat lain Ia membimbing, memilih dan menghibur. Dalam Kis, Kristus dan Roh terang dibedakan. Perhatikanlah 8:16 dan 19:1-6, di mana karunia Roh diberikan menyusuli kelahiran baru dan nampaknya dapat dilihat dan didengar. Tapi tidak ada landasan untuk menyimpulkan bahwa kuasa karunia Roh dapat dialami tanpa Kristus. Roh datang kepada orang yang percaya akan janji yang dibuat bagi dan oleh Kristus (bnd acuan PL yang mengacu pada Kis 2:39 yakni Yes 54:13; 57:19Yl 2:28-32), dan menantikan penggenapannya -- bahwa Roh Kudus datang. Tujuan kedatangan Roh disebut sebagai memperlengkapi saksi-saksi perihal karya akbar Allah dalam Kristus ketika Ia mengerjakan keselamatan di Sion. Janganlah kita mensyukuri Roh demi Roh itu sendiri, tapi demi Kristus. Rasul-rasul dipenuhi oleh Roh, berkhotbah dan melakukan pekerjaan kasih yang ajaib dalam nama Yesus dari Nazaret (Kis 3:6); Roh menjaga kehormatan Anak dan menolak hormat bagi diriNya dan bagi manusia (Yoh 16:14).

Ajaran paling rinci perihal Roh terdapat dalam surat rasuli yang bicara tentang pengalaman jemaat yang dipenuhi oleh Roh. Beberapa sarjana melihat perkembangan kronologis dalam ajaran Paulus mengenai Roh. Menurut mereka dalam Surat Paulus yang paling pertama (2 dan 2 Tes), ia sependapat dengan gereja perdana, terutama dalam pengakuan yang kurang kritis mengenai karunia lahiriah dari Roh (karunia lidah, nubuat, 1 Tes 5:19, 20) disamping sifat moral batiniah, kekuatan-kekuatan moral yang dikerjakan oleh Roh (1 Tes 1:5, 6). Tapi dalam Surat Rm, Kor dan Gal Paulus prihatin demikian para sarjana itu  perihal tuntutan berlebih-lebihan akan Roh dari orang-orang yang menyalahgunakan karunia Roh sehingga merusak keharmonisan gereja. Ia tetap mengklaim dan sadar akan pengalamannya sendiri dan rekannya tentang 'karunia lahiriah' itu, tapi menomorduakannya dibanding agape Kristen kasih Kristus yang dicurahkan dalam hati oleh Roh dan disebut kasih Roh (Rm 15:30). Penekanan lebih terletak pada buah moral spontan yang memancar nyata dalam hidup atau perilaku orang percaya karena Roh, ketimbang pada 'karunia' Roh. Karunia itu dinilai berdasarkan bobot buah-buah Roh itu (Gal 5:22, 23).

Pada tahap ini terdapat ajaran Paulus mengenai Roh yang sangat berharga, yaitu hubungan Roh yang sangat dekat dengan Kristus yang hampir tak dapat dipisahkan. Paulus bicara tentang 'Roh Kristus', 'Roh Allah' 'Roh Kudus' dan 'Roh' tanpa perbedaan sampai ungkapan yg sangat sulit 'Tuhan yang adalah Roh' (2 Kor 3:18).

Kumpulan Surat-surat terakhir ditulis (menurut tradisi) saat masa Paulus di penjara (Flp, Ef, Kol, dan Surat-surat Penggembalaan) menekankan secara bersama-sama pekerjaan Roh yang menciptakan dan memelihara kesatuan gereja (Ef 4:3, 4).

Dalam tulisan baik yang paling pertama maupun yang terkemudian (1 Kor 2 dan 2 Tim 3 -- bila theopneustos menunjuk pada Nafas Roh Allah), Paulus memperlihatkan hubungan antara Roh dan pengetahuan spiritual, pengertian dan kebijaksanaan. Roh-lah yang mengetahui pikiran Allah dan yang sanggup mengajarkan perihal Allah dengan meresapkannya ke dalam pikiran (roh) manusia (1 Kor 2:4Rm 8:26, 27). Karya Roh dalam penyataan bersifat menebus. Ia tidak hanya memberitakan berita menarik tentang Allah, tapi juga bekerjasama dengan Allah dalam aktivitas yang dibarengi kekuatan (1 Kor 2:4). Paulus tidak menulis langsung mengenai karya Roh yang menuntun orang pada pertobatan, atau mengenai kelahiran baru. Tapi karya Roh pada saat kelahiran baru atau sesudahnya sering disebut. Roh-lah yang mengangkat manusia menjadi anak Allah, dan bersaksi dengan roh manusia tentang hal itu (Rm 8:15, 16Gal 4:6). Roh Perjanjian yang memeteraikan orang percaya (Ef 1:13). Roh yang satu yang oleh-Nya tersedia jalan masuk dalam Kristus kepada Bapak. Jalan masuk meliputi perdamaian dan persekutuan, terutama dalam doa. Sama seperti Anak yg berdoa di sebelah kanan Bapak, Roh juga berdoa untuk kita (Ef 2:18Rm 8:26).

Roh Kudus -- dengan memberi diriNya menjadi kehidupan rohani orang percaya, memungkinkan orang percaya itu mengalami kehidupan Kristus yang bangkit dalam dirinya. Roh adalah Pencipta, Sumber dan Penata kekuatan sepanjang hidup dalam proses pertumbuhan spiritual, dan hanya dengan Roh maka orang percaya dapat memperoleh kemenangan melawan dosa. Roh melepaskan orang kudus dari belenggu ketergantungan mutlak pada hukum secara harfiah; Roh adalah Roh Kristus Pembebas, dan Yang mengubah orang berdosa, yang menyesuaikannya dengan citra Kristus (2 Kor 3:17, 18). Roh Kudus ialah Roh Kerajaan Allah yang mengutamakan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita di atas makanan dan minuman (Rm 14:17). Di atas segala-galanya, Roh-lah sumber kebenaran, sumber kasih kudus yang mengungguli imam dan pengharapan, yang paling pertama dan utama dalam daftar buah Roh hasil spontan dari pekerjaan-Nya (Gal 5:22, 23). Dalam rangka itu maka karunia-Nya kepada gereja harus dihargai dan digunakan (1 Kor 12, 13). Roh-lah yang mempersatukan, dan apabila Ia membagikan karunia yang berbeda Ia berusaha memelihara kesatuan dalam ikatan damai sejahtera (Ef 4:3). Janganlah memadamkan Roh karena tidak bersandar pada-Nya, dan janganlah mendukakan-Nya dengan mengandalkan-Nya secara salah (1 Tes 5:19Ef 4:30).

Di luar Surat-surat rasul Paulus acuan pada Roh Kudus sedikit dan tidak menambah kejelasan mengenai sifat atau tabiat-Nya. Alkitab adalah ucapan dan karya-Nya (Ibr 3:72 Ptr 1:21). Hubungan-Nya dengan Kristus dinyatakan (Ibr 9:141 Ptr 1:1, 21 Yoh 4:3). Dalam Why Kristus yang ditinggikan berbicara kepada jemaat melalui Roh yang transenden; Roh memperlengkapi penulis Wahyu dengan wahyu eskatologis dan melihat drama universal yang mencapai puncaknya pada saat Roh dan Pengantin Perempuan bersama-sama memberi hormat kepada Kristus Tuhan pada kedatangan-Nya yang kedua kalinya kelak.

Data-data alkitabiah mengenai Roh Kudus menyatakan bahwa Roh Kudus tidak diciptakan, tapi adalah daya kreatif dari Allah pengasih yang kudus, transendental namun sebagai yang berpribadi hadir dalam roh manusia. Kadang-kadang Roh Kudus nampak sebagai daya imanen, atau asas hidup, yg menopang alam semesta dan isinya. Pengakuan akan kuasa Roh pada tingkat ini pun sudah sangat bermanfaat bagi manusia, yang setiap waktu dan yang senantiasa makin tergantung pada energi alam, tapi cenderung menyalahgunakan energi itu untuk menimbulkan kekacauan dan bencana. PL bicara tentang Roh memampukan para tukang, mengilhami para pemimpin umat, dan menobatkan orang-orang saleh sehingga haus akan kekudusan. Semua peri 'kecakapan' itu digenapi dalam PB pada Dia yg melalui nafas Allah tidak terhalang mengucapkan Firman Allah, dan yg pada diriNya sendiri adalah Logos -- Firman Allah. Dosa yang menjadi kendala dalam diri manusia dipikul oleh Dia yang melalui Roh yg kekal mempersembahkan diriNya yang tanpa cacat kepada Allah, yang oleh Roh kekudusan dibangkitkan dari antara orang mati (Ibr 9:14Rm 1:4). Sejak pengalaman itu Allah yg menjadi manusia bersama kita, menjadi pengalaman Allah Roh berdiam dalam kita. Kehidupan, terang, kemerdekaan dan kasih Kristus diambil oleh Roh dan diterapkan pada roh manusia, sehingga manusia diinsyafkan akan kematian, kegelapan, perhambaan, dan kebencian akan Allah dan segala kebaikan, ia diperbaharui oleh kekuatan yang menuju pada kebenaran, yaitu Roh kemuliaan.

Pengikut Kristus wajib sadar akan tindakan Roh yg berperang demi dia dan dengan dia, meyakinkannya, mengubah, mendesak, mengawal dengan peringatan lembut, supaya tidak memadamkan atau mendukakan Roh dan teristimewa supaya tidak menghujat Roh. Dampak moral dan spiritual dalam kepribadian manusia tidak dapat terjadi oleh dan karena sesuatu yang tidak berpribadi. Dan peningkatan kepribadian yg benar terjadi hanya bila manusia dipertemukan dengan Roh, dalam Siapa Allah Yahweh -- AKU ADALAH YANG AKU ADA -- menjumpai manusia. Pada perjumpaan itu manusia tahu pasti, bahwa tidak ada yg lain kecuali Allah sendiri yang memanggilnya. Waktu bersekutu dengan Allah dalam persekutuan Roh penyucian, manusia tahu bahwa sekarang dirinya berada dalam persekutuan yang baru dengan sesamanya di dalam Kristus, memasuki dan sekaligus menghayati sarana dan tanggung jawab dalam kerajaan Roh. Manusia baru dapat tercipta hanya bila Roh Kudus mempersatukan manusia ragawi yang memiliki roh itu dengan Makhluk Baru Yang Kudus. Dikelilingi oleh dosa, ketidakbenaran, pencemaran hidup dan ancaman kematian, manusia wajib berseru kepada Roh Kudus yang dapat menghidupkan dan yang dapat memberikan realitas pada ibadatnya, pekerjaannya dan kesaksiannya. Hanya dengan mengambil bagian dalam Roh Kudus dan menghormati anugerahNya, manusia dapat senantiasa dan untuk selamanya berada dalam citra baru dan menikmati persekutuan dengan Roh Kudus.

KEPUSTAKAAN. H Berkhof, The Doctrine of the Holy Spirit, 1965; F. D Bruner, A Theology of the Holy Spirit, 1970; J. D. G Dunn, Baptism in the Holy Spirit, 1970; Jesus and the Spirit, 1975; 'Spirit, Holy Spirit', NIDNTT 3, hlm 689-709; M Green, I Believe in the Holy Spirit, 1975; G. S Hendry, The Holy Spirit in Christian Theology, 1965; J. H. E Hull, The Spirit in the Acts of the Apostles, 1967; M. E Isaacs, The Concept of Spirit, 1976; G. W. H Lampe, Holy Spirit, 1DB 2, hlm 626-638; K McDonnell (red.) The Holy Spirit and Power, 1975; G. T Montague, The Holy Spirit: Growth of a Biblical Tradition, 1976; D Moody, Spirit of the Living God, 1968; E Schweizer dll, TDNT 6, hlm 332-451; T. S Smail, Reflected Glory, The Spirit in Christ and Christians, 1975; A. M Stibbs dan J. I Packer, The Spirit within You, 1967; L. J Suenens, A New Pentecost?, 1975; J. V Taylor, The Go-Between God, 1972. Tentang roh manusia: H. W Robinson, The Christian Doctrine of Man, 1926; W. D Stacey, The Pauline View of Man, 1956. GW/IMP/HAO

IMAN DAN KEPERCAYAAN

IMAN Dan KEPERCAYAAN 

Ev. Matius, M. Th

I. Iman dan Kepercayaan Dalam PL

Walaupun kata 'iman' (Ibrani 'emun) sering muncul dalam PB bh Indonesia, dalam PL hanya dua kali yakni Ul 32:20 (TBI menerjemahkan 'kesetiaan') dan Hab 2:4 (TBI menerjemahkan 'percayanya'). Tapi ini tidak berarti bahwa gagasan iman tidak penting, banyak istilah lain, misalnya Ibrani batakh, yang dalam TBI biasanya diterjemahkan 'percaya'.

Kita dapat mulai dengan Mzm 26:1 dan ay-ayat yang serupa, Aku telah hidup dalam ketulusan; kepada Yahweh aku percaya dengan tidak ragu-ragu'. Sering orang berkata bahwa menurut PL orang diselamatkan berdasarkan pada perbuatannya, tapi ayat tadi menempatkan soal itu dalam letaknya yang sebenarnya. Memang pemazmur menyebut 'ketulusan hatinya', tapi hal ini tidak berarti bahwa ia percaya kepada dirinya atau perbuatan-perbuatannya. Yang dia percayai ialah Allah. Ketulusan hatinya adalah bukti kepercayaannya ke pada Allah.

PL adalah Kitab yang besar, yang menyatakan kebenaran tentang keselamatan dengan berbagai cara. Para penulis tidak selalu membuat pembedaan yang mungkin kita inginkan bila membaca PB. Tapi jika teliti disimak maka akan nyata bahwa dalam PL seperti juga dalam PB, yang dituntut ialah sikap yang benar terhadap Allah, artinya iman atau kepercayaan. Bnd Mzm 37:3 dab, 'Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yg baik... dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak'. Di sini jelas bahwa pemazmur berusaha supaya hidupnya benar, dan jelas juga bahwa pada dasarnya ia mengajak orang supaya berharap kepada Allah, dan ini hanya cara lain mengajak orang hidup dari iman. Kadang-kadang orang didesak supaya mempercayai Firman Allah (Mzm 119:42), tapi yang lebih biasa dicari ialah supaya mereka percaya kepada Allah sendiri. 'Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri' (Ams 3:5).

Bagian akhir dari ay ini tidak memberi tempat bagi percaya kepada kekuatan sendiri: 'Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal' (Ams 28:26), dan pikiran ini sering muncul. Manusia tidak boleh mengandalkan kebenarannya sendiri (Yeh 33:13). Efraim dihajar karena 'mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-mu'. Mengandalkan berhala dicela keras (Yes 42:17Hab 2:18). Yeremia memperingatkan supaya jangan percaya kepada apa pun yang dari manusia, 'Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yg hatinya'menjauh dari Tuhan' (Yer 17:5).

Daftar hal-hal yang tidak boleh diandalkan masih bisa ditambah, tapi daftar ay-ayat yang mendesak orang supaya mengandalkan Tuhan masih lebih, panjang dan mengesankan. Jelas bahwa masyarakat PL menganggap Tuhan satu-satunya yang 'layak menjadi andalan. Mereka tidak mengandalkan sesuatu apa pun yg mereka lakukan, atau yang dilakukan oleh orang lain, atau yang dilakukan oleh ilah-ilah lain. Andalan atau yg diharapkan oleh mereka hanya Tuhan. Kadang-kadang hal ini diungkapkan dengan kiasan, 'Dia-lah bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku; Allah-ku, gunung batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku; Allah-ku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku' (Mzm 18:2-3). Memang iman dapat dipautkan dengan pasti pada Allah yg seperti itu.

Di sini Abraham harus disebut secara khusus. Seluruh hidupnya membuktikan, bahwa ia sungguh-sungguh percaya kepada Allah, dengan iman yang mendalam. Mengenai dia tertulis, 'Percayalah ia kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran' (Kej 15:6). Ayat ini diambil oleh penulis-penulis PB dan kebenaran dasar di dalamnya dikembangkan lebih lengkap.

II. Iman dan Kepercayaan Dalam PB

a. Pemakaian umum

Dalam PB kata benda pistis dan kata kerja pisteuo keduanya muncul lebih 240 kali, dan kata sifat pistos 67 kali. Tekanan yg diberikan kepada iman harus dilihat dengan latar belakang karya penyelamatan Allah dalam Kristus. Yang menjadi inti PB ialah gagasan Allah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia. Kristus beroleh penyelamatan manusia dengan mengalami kematian yang mendamaikan manusia dengan Allah di salib-Nya.

Iman ialah sikap yang di dalamnya seseorang melepaskan andalan pada segala usahanya sendiri untuk mendapat keselamatan, entah itu kebajikan, kebaikan susila atau apa saja, kemudian sepenuhnya mengandalkan Yesus Kristus, dan mengharap hanya dari Dia segala sesuatu yg dimaksud oleh 'keselamatan'. Sewaktu kepala penjara di Filipi bertanya, 'Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?' Dijawab oleh Paulus dan Silas tanpa ragu-ragu, 'Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat' (Kis 16:30 dab). Setiap orang yg percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Iman ialah satu-satunya jalan, melalui mana manusia beroleh keselamatan.

Kata kerja pisteuo kerap kali diikuti oleh 'bahwa', yang menandakan bahwa obyek iman ialah realita-realita tertentu. Hal ini penting, seperti Yesus jelaskan kepada orang Yahudi, 'Sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Aku-lah Dia, kamu akan mati dalam dosamu' (Yoh 8:24). Tapi Yakobus menyatakan bahwa setan-setan pun percaya hanya ada satu Allah, namun 'iman' ini tidak menguntungkan mereka (Yak 2:19). Pisteuo bisa disusuli keadaan ketiga (dativum), jika maksudnya ialah mempercayai atau menerima sebagai hal yang benar apa yang dikatakan seseorang. Maka Yesus mengingatkan orang Yahudi bahwa 'Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya' (Mat 21:32). Di sini kata 'percaya' tidaklah mengandung arti 'mengandalkan diri' kepada Yohanes: orang Yahudi tidak percaya apa yang dikatakannya.

Hal itu bisa juga kena kepada Yesus, seperti dalam Yoh 8:45, 'Kamu tidak percaya kepada-Ku', atau ayat berikutnya, 'Aku mengatakan kebenaran, mengapa kamu tidak percaya kepada-Ku?' Tapi tidak boleh kita lupakan bahwa kepercayaan mempunyai isi kognitif. Karena itu susunan kalimat ini kadang-kadang mengacu kepada iman yang menyelamatkan seperti dalam Yoh 5:24, 'Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal'. Orang yg sungguh percaya kepada Allah, tentu akan bertindak selaras dengan iman itu, Dengan perkataan lain, kepercayaan yg sungguh bahwa apa yang dinyatakan Allah memang benar, akan nampak dalam iman yang benar pula.

Susunan tata bahasa khas untuk iman yg menyelamatkan, ialah kata kerja pisteuo disusuli kata eis. Arti harfiahnya ialah percaya 'ke dalam'. Maksudnya ialah iman yang mengeluarkan seseorang dari dirinya sendiri, dan menaruh dirinya di dalam Kristus (bnd ungkapan yang sering dipakai Paulus mengenai orang Kristen yaitu'di dalam Kristus'). Pengalaman ini dapat juga disebut 'kesatuan dengan Kristus melalui iman'. Maksudnya bukan melulu iman dalam arti persetujuan intelektualis, tapi iman yg melaluinya orang percaya berpaut pada Juruselamat-nya dengan segenap hatinya. Orang percaya dalam pengertian ini tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam dia (Yoh 15:4). Iman tidak berarti menerima hal-hal tertentu sebagai benar, tapi menyerahkan diri (mengandalkan diri) kepada suatu diri, yaitu diri Kristus.

Kadang-kadang pisteuo disusuli epi, 'di atas'. Iman mempunyai dasar yg kuat dan teguh. Susunan tata bahasa ini didapati dalam Kis 9:42. Di situ, sesudah tersiar kebangkitan Tabita, 'banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan' (epi ton kurion). Orang-orang sudah menyaksikan sendiri apa yg dapat dilakukan oleh Kristus, maka mereka mengalaskan iman mereka 'di atas' Dia. Kadang-kadang iman dialaskan kepada Allah Bapak, misalnya Rm 4:24, 'Kita percaya kepada (epi) Dia yang telah membangkitkan Yesus Tuhan kita dari antara orang mati'.

Yang sangat khas PB ialah pemakaian mutlak kata kerja itu. Sewaktu Yesus berada di daerah Samaria, banyak orang 'menjadi percaya' karena perkataan-Nya (Yoh 4:41). Tidak perlu ada tambahan pada apa yang mereka percayai, atau kepada siapa mereka percaya. Iman begitu khas dalam Kekristenan sehingga orang Kristen dapat disebut pendek saja 'orang percaya'. Pemakaian ini luas di seluruh PB dan tidak terbatas hanya pada seorang penulis saja. Kita dapat menyimpulkan bahwa iman merupakan dasar Kekristenan.

Ihwal waktu dari kata kerja pisteuo mengandung acuan. Waktu aoristus mengacu kepada tindakan yg terjadi pada waktu lalu. Dan bila dipakai demikian akan menandakan sifat yang menentukan dari iman. Jika seseorang menjadi percaya ia menyerahkan dirinya secara menentukan kepada Kristus. Waktu presens mengandung gagasan 'berjalan terus' atau berulang-ulang. Ini menandakan bahwa iman bukanlah sesuatu yg berlalu, tapi berlangsung terus-menerus. Waktu perfektum mengandung kedua gagasan di atas dan membicarakan tentang tindakan masa kini yang merupakan kesinambungan tindakan pada waktu lalu. Tentang iman, ini menandakan bahwa orang yang menjadi percaya memasuki suatu keadaan yang menetap. Perlu diperhatikan bahwa kata benda pistis kadang-kadang dilengkapi dengan kata sandang, maksudnya, keseluruhan batang tubuh ajaran Kristen, seperti waktu Paulus menghimbau orang Kolose 'hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu' (Kol 2:7).

b. Pemakaian khusus

(i) Dalam Injil-injil Sinoptik iman sering dihubungkan dengan penyembuhan. Yesus berkata kepada perempuan yang menjamah jubah-Nya di tengah-tengah orang banyak, 'Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau' (Mat 9:20). Tapi iman dalam arti yang lebih luas dilukiskan juga dalam Injil-injil ini. Markus mencatat perkataan Yesus, 'Tidak ada yg mustahil bagi orang yg percaya!' (Mrk 9:23). Begitu juga Dia berkata bahwa seseorang akan melakukan pekerjaan besar, sekiranya mempunyai iman kendati hanya sebesar biji sesawi (Mat 17:20Luk 17:6). Jelas, Yesus menuntut iman tertuju kepada diriNya sendiri. Tuntutan khas Kristen bahwa orang harus beriman kepada Yesus gamblang didasarkan pada tuntutanNya sendiri.

(ii) Dalam Injil Yoh iman menduduki tempat sangat mencolok, terlihat dari munculnya kata kerja pisteuo sampai 98 kali. Memang ganjil, kata benda pistis tidak pernah dipakainya. Mungkin sebabnya ialah kata pistis dipakai di kalangan sejenis Gnostik. Ada tanda bahwa Yohanes memperhitungkan lawan-lawan seperti itu, dan bisa saja ia menghindari untuk memakai istilah yang sangat mereka gemari. Atau mungkin dia lebih menyukai arti yang lebih dinamis yang diberikan oleh kata kerja itu. Apa pun alasannya, ia lebih sering memakai kata kerja pisteuo (dibandingkan penulis PB lainnya, sampai 3 kali lebih banyak dari ketiga temannya penulis Injil Sinoptik itu). Susunan katanya yg khas ialah penggunaan kata depan eis, 'percaya kepada'.

Hal terpenting ialah hubungan orang percaya dengan Kristus. Justru Yohanes berulang-ulang berbicara tentang percaya kepada-Nya atau percaya dalam nama Kristus (mis Yoh 3:18). Bagi orang zaman itu'nama' mengungkapkan seluruh kedirian seseorang, keberadaan orang itu seutuhnya. Maka 'percaya dalam nama Kristus' berarti mutlak percaya kepada diri Yesus seutuhnya. Yoh 3:18 berkata, 'Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman'. Ajaran khas Yohanes ialah, bahwa ihwal kekekalan ditentukan kini dan di sini. Iman tidak melulu menjamin hidup yang kekal pada suatu masa depan yang tidak diterangkan, tapi juga memberi hidup yg kekal sekarang ini. 'Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh (ekhei, waktu presens, jadi sekarang sudah) hidup yang kekal' (Yoh 3:36; bnd 5:24).

(iii) Dalam Kis, yang melaporkan upaya penginjilan yang maju pesat, ungkapan khas yang dipakai ialah (waktu) aoristus dari pisteuo, yang mengacu kepada tindakan keputusan. Lukas menceritakan beberapa peristiwa yang mendampakkan orang-orang menaruh kepercayaan kepada Kristus. Susunan pengalimatan yang lain ada juga, dan baik iman yang terus menerus maupun buahnya yang menetap disebut, tapi keputusan itulah yang paling khas.

(iv) Bagi Paulus, iman adalah sikap khas Kristen. Tidak seperti Yohanes, Paulus memakai kata benda pistis lebih dua kali lipat dari kata kerja pisteuo. Kata pistis dikaitkan dengan beberapa gagasannya utama. Jadi dalam Rm 1:16 ia berkata bahwa Injil 'adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya'. Bahwa agama Kristen lebih dari sekedar pola nasihat yang baik sangat berarti bagi Paulus. Injil tidak hanya mengatakan kepada manusia apa yg wajib mereka lakukan, tapi juga memberi kekuatan kepada mereka untuk melakukannya. Beberapa kali Paulus mempertentangkan kata-kata belaka dengan kekuatan, umumnya guna menekankan bahwa kekuatan Roh Kudus harus diperlihatkan dalam hidup orang Kristen. Dan kekuatan ini dapat berperan dalam hidup seseorang hanya jika ia percaya. Tidak ada yang bisa mengganti iman.

Banyak perselisihan Paulus berkisar pada silang nalar dengan pengikut Yudaisme. Kelompok ini mempertahankan bahwa tidak cukup bagi orang Kristen hanya dibaptis -- mereka harus disunat, dan bila mereka diterima masuk agama Yahudi dengan jalan sunat itu, mereka harus menggenapi seluruh hukum Taurat Musa. Kelompok Yudais ini membuat ketaatan kepada Taurat prasyarat yang harus dipenuhi sebelum memperoleh keselamatan, paling tidak dalam arti keselamatan secara utuh.

Paulus menentangnya. Ia menandaskan bahwa manusia tidak dapat berbuat apa pun juga untuk mendatangkan keselamatan dirinya. Segala sesuatu telah genap seutuhnya dilakukan oleh Kristus, justru tidak seorang pun dapat menambahkan apa-apa untuk menyempurnakan pekerjaan Kristus yang sudah tuntas itu. Demikianlah Paulus menekankan bahwa manusia dibenarkan oleh iman (Rm 5:1). Doktrin pembenaran oleh iman adalah pusat pemberitaan Paulus. Apakah dengan memakai istilah ini atau tidak, gagasan itu selalu dia kemukakan. Dengan penuh semangat ia menentang setiap pemikiran yang mengajarkan dan mengandalkan perbuatan baik. 'Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tapi hanya oleh iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan karena iman dalam Kristus dan bukan karena melakukan hukum Taurat'. Sebab 'tidak ada seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat' (Gal 2:16). Jelas bagi Paulus iman berarti melepaskan segala kepercayaan yang mengandalkan kemampuan diri untuk mendapat keselamatan sebagai imbalan dari jasa atau amal bakti. Beroleh keselamatan hanyalah dengan percaya sepenuhnya menerima karunia Allah di dalam Kristus, mengandalkan Kristus dan hanya Dia, untuk memperoleh segenap arti keselamatan.

Ciri khas lain dalam teologi Paulus ialah peranan Roh Kudus yang begitu luas dan mencolok. Paulus berpendapat bahwa semua orang Kristen didiami oleh Roh Kudus (Rm 8:9, 14) dan hal ini dia hubungkan juga dengan iman. Karena itu tentang Yesus, dia tulis kepada orang Efesus, 'Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita...' (Ef 1:13 dab). Meterai melambangkan hak pemilikan, suatu kiasan yg dimengerti pada suatu zaman, tatkala banyak orang buta aksara. Roh Kudus yang diam dalam diri orang percaya menandakan hak milik Allah, dan tanda ini dibubuhkan kepada seseorang hanya sesudah dia percaya. Ayat yang dikutip di atas berkata mengenai Roh Kudus sebagai jaminan bagian kita'. Di sini Paulus memakai suatu kata yang pada abad pertama berarti panjar, yang sekaligus adalah jaminan bahwa sisa harga akan dilunasi kemudian. Jadi, jika seseorang menjadi percaya, ia menerima Roh Kudus sebagai bagian dari kehidupan di 'dunia yang akan datang', juga jaminan bahwa sisanya pasti menyusul.

(v) Penulis Surat Ibr melihat bahwa iman selalu merupakan ciri khas umat Allah. Dalam ps 11, yaitu gedung lukisannya yg indah, penulis mengenang orang-orang terhormat pada masa lampau, sambil menunjukkan bagaimana masing-masing mengemukakan tema luhurnya bahwa 'tanpa iman, tak mungkin orang berkenan kepada Allah' (Ibr 11:6). Penulis secara khusus tertarik pada pertentangan iman dengan penglihatan. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Ia menekankan bahwa orang yg tidak mempunyai apa pun secara lahiriah yang bisa menopangnya dalam perjalanannya, toh tetap berpegang teguh kepada janji janji Allah. Dengan perkataan lain, mereka hidup dan berjalan di dalam iman; bukan dalam penglihatan.

(vi) Di antara penulis PB, baiklah kita memberi perhatian kepada Yakobus. Ada pendapat bahwa dalam hal iman dia bertentangan dengan Paulus. Apabila Paulus mempertahankan bahwa orang dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan, Yakobus mempertahankan 'bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, bukan hanya karena imannya' (Yak 2:24). Tapi ini hanyalah selisih verbalisasi saja. Jenis 'iman' yang ditentang oleh Yakobus bukanlah kepercayaan pribadi yang membara kepada Juruselamat yg hidup seperti dibicarakan oleh Paulus. Yang dibicarakan Yakobus ialah iman, yang diterangkan Yakobus sendiri, 'Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan gemetar' (2:19). Maksud Yakobus ialah ihwal akal budi menyetujui kebenaran-kebenaran tertentu, tapi tidak. mendukung pendapat bahwa hidup selaras dengan kebenaran-kebenaran itu akan mendampakkan keselamatan (2:15 dab). Betapa jauhnya Yakobus dari menentang iman dalam arti seutuhnya, sehingga di mana saja dia mempradalilkannya. Pada awal suratnya secara wajar ia berbicara tentang 'ujian terhadap imanmu' (1:3), dan dia menasihati pembacanya supaya 'sebagai orang yg beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia itu, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka' (2:1). Ia mengecam iman yang salah, tapi menganggap bahwa tiap orang akan mengakui perlunya iman yang benar.

Lagipula arti 'perbuatan' bagi Yakobus tidaklah sama dengan arti seperti dimaksudkan Paulus. Paulus memikirkan ketaatan kepada tuntutan perintah Taurat yang dipandang sebagai sistem, yang olehnya seseorang dapat meraih keselamatan karena jasa. Bagi Yakobus Taurat ialah 'Taurat yang memerdekakan' (2:12). Yg dia sebut 'perbuatan' adalah sama dengan 'buah-buah Roh' yg dibicarakan oleh Paulus. Perbuatan-perbuatan kasih timbul sebagai dampak dari sikap yang benar terhadap Allah. Perbuatan itu adalah buah iman. Yakobus keberatan terhadap pernyataan bahwa iman ada kendati tanpa buah yang membuktikannya.

Iman jelas merupakan salah satu konsepsi penting dalam seluruh PB. Di mana-mana iman dituntut dan keutamaannya ditekankan. Iman membuang segala kepercayaan pada sumber-sumber kekuatan sendiri. Iman berarti pasrah menyerahkan diri sendiri tanpa syarat kepada rahmat Allah. Iman berarti memegang teguh janji Allah di dalam Kristus dengan memautkan seluruh kepercayaan kepada karya Kristus yang genap seutuhnya demi keselamatan, dan kepada kekuasaan Roh Kudus demi kekuatan sehari-hari. Iman mencakup kepercayaan yang utuh dan ketaatan mutlak kepada Allah.

KEPUSTAKAAN. D. M Baillie, Faith in God, 1964; W. F Howard, Christianity according to St. John, 1943; 13.13 Warfield in HDB; W. A Whitehouse dalam RTWB; J. G Machen, What is Faith?, 1925; G. C Berkouwer, Faith and Justification, 1954; J Hick, Faith and Knowledge', 1966; NIDNTT, hlm 587-606; TDNT 6, hlm 1-11; TDNT 6, hlm 174-228. LM/MHS