ROH ALLAH SEBAGAI ROH KREASI
oleh
Ev. Matius Sobolim, S. Th.
Roh Allah |
Umumnya kita mengaitkan Roh Kudus
dengan soteriologi dan ekklesiologi. Dalam penyelamatan manusia
berdosa dan dalam kehidupan bergereja, jelas peranan Roh Kudus sangat
sentral. Roh Kudus-lah yang melahir-barukan orang-orang berdosa (Yoh
3:5; Tit 3:5), dan memberi hidup baru (Yoh 6:63; Rm 8:2). Dengan
demikian Ia menciptakan suatu umat kudus yang memuliakan Allah dan
yang membuat Allah bersukacita.
Kadang-kadang yang agak terlalaikan
adalah penekanan pada peranan Roh Kudus dalam teologi penciptaan,
padahal hakekat karya Roh Allah adalah penciptaan dan pembaruan
ciptaan. Dalam segenap kisah penciptaan, pembaruan hidup, dan
penciptaan baru, kita melihat Roh Allah berkarya secara aktif.
Misalnya dalam narasi penciptaan, dikatakan "Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air" (Kej 1:2). Roh, yang
diterjemahkan dari kata ruah (Ibr.) dapat berarti angin, nafas, dan
roh. "Roh Allah yang melayang-layang," jelas
mengindikasikan kekuatan Allah yang kreatif, yang memberi hidup, dan
yang menopang kehidupan. Kata ini juga mengisyaratkan kedekatan Allah
dan menandakan kehadiranNya. Dan itulah yang terjadi dalam kisah
penciptaan: bukan hanya terciptanya sesuatu dari ketiadaan (creatio
ex nihilo), tetapi juga terjadinya transformasi atas kondisi yang
"belum berbentuk dan kosong" (tohu va vohu [Ibr.], yakni
suatu kondisi kekacauan). Roh Allah adalah Roh kreasi. Dalam peranan
Roh yang demikian, dapat kita mengerti bila dikatakan dalam Alkitab
"Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat
aku hidup" (Ayub 33:4).
Sebagai Roh kreasi, Roh Allah juga
adalah Roh yang menopang dan memperbarui ciptaan. "Oleh nafasNya
langit menjadi cerah" (Ayub 26:13). "Apabila Engkau
mengirim RohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi"
(Mzm 104:30). "Mereka" yang disebutkan dalam ayat ini
dijelaskan dengan rinci dalam Mzm 104, yakni seisi alam ciptaan
Allah, seperti awan-awan, angin, bumi, samudera raya, gunung, bukit
dan lembah, aneka satwa, dan pelbagai aktivitas manusia di dalamnya.
Dan pemazmur mengatakan, di dalam segenap nyanyian semesta raya
tersebut, Allah bersukacita (Mzm 104:31). Pembaruan ciptaan jelas
berkaitan dengan peranan soteriologis dan ekklesiologis yang
disebutkan di atas. Dan ini berujung kepada peranan eskatologis Roh
Allah ketika Allah "menjadikan segala sesuatu baru" (Why
21:5). Roh Allah yang dicurahkan akan mengakibatkan "padang
gurun akan menjadi kebun buah-buahan," di mana keadilan dan
kebenaran akan menang (Yes 32:15-17). Hal ini diilustrasikan dengan
baik oleh simbol kehidupan kembali tulang-belulang yang kering (Yeh
37:1-14).
Salah satu aspek dalam teologi
penciptaan yang perlu ditekankan ketika kita mengatakan Roh Allah
sebagai Roh kreasi (yakni peranan Roh Kudus dalam karya penciptaan)
adalah karyaNya dalam teologi kebudayaan, yakni karunia Roh kepada
orang-orang tertentu dalam karya penciptaan seni-budaya. Roh Kudus
bukan hanya menghasilkan buah kebenaran dan kebaikan dalam diri
umatNya, tetapi dari Dia lahir pula buah-buah keindahan, seperti yang
dikisahkan dalam pendirian Kemah Suci (Kel 35:30-36:2).
Pembuatan Kemah Suci dan segenap
perangkat alat dan busana yang berkaitan dengan upacara dalam kemah
tersebut dikerjakan dengan teliti dan dengan memperhatikan fungsi,
simbolisme religius, dan keindahan. Pakaian imam, misalnya, disulam
untuk menunjukkan kemuliaan dan keindahan (Kel 28:2). Karena itu
Allah mengangkat Bezaleel, seorang seniman, dan memenuhinya dengan
Roh Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan religius dan artistik.
Orang Israel pada saat itu hidup dalam masa sulit menghadapi
musuh-musuh. Orang-orang terkenal biasanya muncul dari kancah
peperangan dan kepemimpinan religius dan militer. Tetapi Bezaleel
dikenal sebagai seorang seniman yang dipakai oleh Tuhan. Barangkali
kita bertanya, untuk apa cerewet dengan pelbagai presisi dan
keindahan artistik dalam situasi darurat demikian! Tetapi Allah tidak
hanya memperhatikan fungsi bangunan dan pelbagai perangkat kudus. Dia
juga menitik-beratkan pada keindahan dan kemuliaan
juga dalam situasi perang dan darurat seperti yang dialami Israel.
Bezaleel, dikatakan, dipenuhi oleh Roh
Allah. Barangkali dia adalah orang pertama dalam Alkitab yang dicatat
dipenuhi oleh Roh Allah. Dapat dipastikan Bezaleel adalah seorang
yang memang mempunyai kepandaian artistik dan kemampuan
rancang-bangun. (Jelas dipenuhi oleh Roh Allah, dalam konteks ini,
bukan suatu mujijat yang mendadak mengubah seseorang yang tidak
mengerti apa-apa soal arsitektur dan seni menjadi ahli bangunan dan
seniman.) Bezaleel dipanggil, dipakai, dan diasah oleh Roh Allah
untuk kian berkomitmen, berhasil, dan bermutu. Apa yang Roh Allah
kerjakan dalam dirinya? Dikatakan, Roh Allah memberinya keahlian
(yakni kemampuan artistik), pengertian (yakni kecerdasan yang
berkaitan dengan bidang keahliannya), pengetahuan (yakni pengetahuan
teoritis dan teknis) untuk "membuat berbagai rancangan supaya
dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata
supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala
macam pekerjaan yang dirancang itu." Atau seperti yang dikatakan
oleh NIV, "to make artistic designs for work in gold, silver and
bronze, to cut and set stones, to work in wood and to engage in all
kinds of artistic craftsmanship." Bahkan kemudian dikatakan
bahwa Roh Allah juga memampukan dia (bersama Aholiab) untuk mengajar
orang lain. Jelas Bezaleel bukan sekedar tukang. Dia adalah seorang
arsitek dan seniman yang cerdas, seseorang yang dipakai Allah bukan
hanya untuk membangun karya seni, tetapi juga untuk mentranfser visi
seni dan ilmu kepada orang lain.
Menjadi jelas
bahwa karya Roh Kudus dalam hidup orang-orang percaya juga mencakup
bidang kebudayaan. Bahkan penulisan Kitab Suci, sebagai sebuah karya
seni, pun adalah inspirasi dari Roh Kudus. Karunia Roh Kudus tidak
hanya menyangkut kemampuan administrasi, pembuatan mujijat, atau
kemampuan verbal menyampaikan Firman Allah. Karunia Roh bagi orang
percaya juga menyangkut bidang seni dan budaya. Roh Allah akan
memakai dan akan kian memampukan umatNya agar dapat menghasilkan
karya seni bermutu yang mengungkapkan keindahan yang membawa
kebenaran dan kebaikan. Roh Allah adalah Roh kreasi. KaruniaNya akan
menghasilkan karya-karya kreatif. Keyakinan ini seharusnya mendorong
orang-orang Kristen untuk berani mengambil bagian dalam bidang
seni-budaya untuk menghasilkan karya-karya dan kritik-kritik seni
yang bermutu, misalnya, menjadi penyair, novelis, musisi, pelukis,
seniman teater, sutradara, sastrawan, arsitek. Menjadi Bezaleel yang
merancang bangunan dan karya kudus bukan hanya demi kegunaan tetapi
juga demi kemuliaan dan keindahan, sehingga membuat Allah bersukacita
menikmatinya. Sehingga kita pun dapat kian memahami Roh Kudus yang
menjadi Penghibur kita (Yoh 16:7). Sebab Dia menghibur kita melalui
kebenaran dan kebaikan, dan juga melalui keindahan.