Selasa, 28 Mei 2013

ROH ALLAH SEBAGAI ROH KREASI

ROH ALLAH SEBAGAI ROH KREASI

oleh
Ev. Matius Sobolim, S. Th. 

Roh Allah

Umumnya kita mengaitkan Roh Kudus dengan soteriologi dan ekklesiologi. Dalam penyelamatan manusia berdosa dan dalam kehidupan bergereja, jelas peranan Roh Kudus sangat sentral. Roh Kudus-lah yang melahir-barukan orang-orang berdosa (Yoh 3:5; Tit 3:5), dan memberi hidup baru (Yoh 6:63; Rm 8:2). Dengan demikian Ia menciptakan suatu umat kudus yang memuliakan Allah dan yang membuat Allah bersukacita. 

Kadang-kadang yang agak terlalaikan adalah penekanan pada peranan Roh Kudus dalam teologi penciptaan, padahal hakekat karya Roh Allah adalah penciptaan dan pembaruan ciptaan. Dalam segenap kisah penciptaan, pembaruan hidup, dan penciptaan baru, kita melihat Roh Allah berkarya secara aktif. Misalnya dalam narasi penciptaan, dikatakan "Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air" (Kej 1:2). Roh, yang diterjemahkan dari kata ruah (Ibr.) dapat berarti angin, nafas, dan roh. "Roh Allah yang melayang-layang," jelas mengindikasikan kekuatan Allah yang kreatif, yang memberi hidup, dan yang menopang kehidupan. Kata ini juga mengisyaratkan kedekatan Allah dan menandakan kehadiranNya. Dan itulah yang terjadi dalam kisah penciptaan: bukan hanya terciptanya sesuatu dari ketiadaan (creatio ex nihilo), tetapi juga terjadinya transformasi atas kondisi yang "belum berbentuk dan kosong" (tohu va vohu [Ibr.], yakni suatu kondisi kekacauan). Roh Allah adalah Roh kreasi. Dalam peranan Roh yang demikian, dapat kita mengerti bila dikatakan dalam Alkitab "Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup" (Ayub 33:4).

Sebagai Roh kreasi, Roh Allah juga adalah Roh yang menopang dan memperbarui ciptaan. "Oleh nafasNya langit menjadi cerah" (Ayub 26:13). "Apabila Engkau mengirim RohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi" (Mzm 104:30). "Mereka" yang disebutkan dalam ayat ini dijelaskan dengan rinci dalam Mzm 104, yakni seisi alam ciptaan Allah, seperti awan-awan, angin, bumi, samudera raya, gunung, bukit dan lembah, aneka satwa, dan pelbagai aktivitas manusia di dalamnya. Dan pemazmur mengatakan, di dalam segenap nyanyian semesta raya tersebut, Allah bersukacita (Mzm 104:31). Pembaruan ciptaan jelas berkaitan dengan peranan soteriologis dan ekklesiologis yang disebutkan di atas. Dan ini berujung kepada peranan eskatologis Roh Allah ketika Allah "menjadikan segala sesuatu baru" (Why 21:5). Roh Allah yang dicurahkan akan mengakibatkan "padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan," di mana keadilan dan kebenaran akan menang (Yes 32:15-17). Hal ini diilustrasikan dengan baik oleh simbol kehidupan kembali tulang-belulang yang kering (Yeh 37:1-14).

Salah satu aspek dalam teologi penciptaan yang perlu ditekankan ketika kita mengatakan Roh Allah sebagai Roh kreasi (yakni peranan Roh Kudus dalam karya penciptaan) adalah karyaNya dalam teologi kebudayaan, yakni karunia Roh kepada orang-orang tertentu dalam karya penciptaan seni-budaya. Roh Kudus bukan hanya menghasilkan buah kebenaran dan kebaikan dalam diri umatNya, tetapi dari Dia lahir pula buah-buah keindahan, seperti yang dikisahkan dalam pendirian Kemah Suci (Kel 35:30-36:2).

Pembuatan Kemah Suci dan segenap perangkat alat dan busana yang berkaitan dengan upacara dalam kemah tersebut dikerjakan dengan teliti dan dengan memperhatikan fungsi, simbolisme religius, dan keindahan. Pakaian imam, misalnya, disulam untuk menunjukkan kemuliaan dan keindahan (Kel 28:2). Karena itu Allah mengangkat Bezaleel, seorang seniman, dan memenuhinya dengan Roh Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan religius dan artistik. Orang Israel pada saat itu hidup dalam masa sulit menghadapi musuh-musuh. Orang-orang terkenal biasanya muncul dari kancah peperangan dan kepemimpinan religius dan militer. Tetapi Bezaleel dikenal sebagai seorang seniman yang dipakai oleh Tuhan. Barangkali kita bertanya, untuk apa cerewet dengan pelbagai presisi dan keindahan artistik dalam situasi darurat demikian! Tetapi Allah tidak hanya memperhatikan fungsi bangunan dan pelbagai perangkat kudus. Dia juga menitik-beratkan pada keindahan dan kemuliaan  juga dalam situasi perang dan darurat seperti yang dialami Israel.

Bezaleel, dikatakan, dipenuhi oleh Roh Allah. Barangkali dia adalah orang pertama dalam Alkitab yang dicatat dipenuhi oleh Roh Allah. Dapat dipastikan Bezaleel adalah seorang yang memang mempunyai kepandaian artistik dan kemampuan rancang-bangun. (Jelas dipenuhi oleh Roh Allah, dalam konteks ini, bukan suatu mujijat yang mendadak mengubah seseorang yang tidak mengerti apa-apa soal arsitektur dan seni menjadi ahli bangunan dan seniman.) Bezaleel dipanggil, dipakai, dan diasah oleh Roh Allah untuk kian berkomitmen, berhasil, dan bermutu. Apa yang Roh Allah kerjakan dalam dirinya? Dikatakan, Roh Allah memberinya keahlian (yakni kemampuan artistik), pengertian (yakni kecerdasan yang berkaitan dengan bidang keahliannya), pengetahuan (yakni pengetahuan teoritis dan teknis) untuk "membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu." Atau seperti yang dikatakan oleh NIV, "to make artistic designs for work in gold, silver and bronze, to cut and set stones, to work in wood and to engage in all kinds of artistic craftsmanship." Bahkan kemudian dikatakan bahwa Roh Allah juga memampukan dia (bersama Aholiab) untuk mengajar orang lain. Jelas Bezaleel bukan sekedar tukang. Dia adalah seorang arsitek dan seniman yang cerdas, seseorang yang dipakai Allah bukan hanya untuk membangun karya seni, tetapi juga untuk mentranfser visi seni dan ilmu kepada orang lain. 

Menjadi jelas bahwa karya Roh Kudus dalam hidup orang-orang percaya juga mencakup bidang kebudayaan. Bahkan penulisan Kitab Suci, sebagai sebuah karya seni, pun adalah inspirasi dari Roh Kudus. Karunia Roh Kudus tidak hanya menyangkut kemampuan administrasi, pembuatan mujijat, atau kemampuan verbal menyampaikan Firman Allah. Karunia Roh bagi orang percaya juga menyangkut bidang seni dan budaya. Roh Allah akan memakai dan akan kian memampukan umatNya agar dapat menghasilkan karya seni bermutu yang mengungkapkan keindahan yang membawa kebenaran dan kebaikan. Roh Allah adalah Roh kreasi. KaruniaNya akan menghasilkan karya-karya kreatif. Keyakinan ini seharusnya mendorong orang-orang Kristen untuk berani mengambil bagian dalam bidang seni-budaya untuk menghasilkan karya-karya dan kritik-kritik seni yang bermutu, misalnya, menjadi penyair, novelis, musisi, pelukis, seniman teater, sutradara, sastrawan, arsitek. Menjadi Bezaleel yang merancang bangunan dan karya kudus bukan hanya demi kegunaan tetapi juga demi kemuliaan dan keindahan, sehingga membuat Allah bersukacita menikmatinya. Sehingga kita pun dapat kian memahami Roh Kudus yang menjadi Penghibur kita (Yoh 16:7). Sebab Dia menghibur kita melalui kebenaran dan kebaikan, dan juga melalui keindahan.