HARI PENDAMAIAN
OLEH
MATIUIS SOBOLIEM, S. Th.
Soboliem Matius |
Nas : Im 16:32-33
Ayat: "Dan pendamaian harus
diadakan oleh imam ... bagi tempat mahakudus, bagi Kemah Pertemuan dan bagi
mezbah, juga bagi para imam dan bagi seluruh bangsa itu."
PERLUNYA PENDAMAIAN.
Istilah "pendamaian" (Ibr.
_kippurim_, dari kaphar yang artinya "menutupi") mengandung gagasan
menutup dosa dengan memberikan pembayaran yang setara (yaitu, sebuah
"tebusan"), sehingga telah dibayarkan pengganti kerugian yang memadai
karena pelanggaran yang dibuat (perhatikan prinsip "tebusan" dalam Kel 30:12;
Bil 35:31;
Mazm 49:8;
Yes 43:3).
1) Perlunya pendamaian timbul dari
kenyataan bahwa dosa-dosa Israel (Im 16:30),
apabila tidak didamaikan, akan menjadikan mereka sasaran murka Allah (bd. Rom 1:18;
Kol 3:5;
1Tes 2:16).
Jadi, tujuan Hari Pendamaian ialah menyediakan suatu korban yang meliputi semua
dosa yang mungkin tidak didamaikan oleh korban-korban setahun yang lalu. Dengan
demikian umat Israel akan disucikan dari dosa-dosa mereka tahun lalu,
mengalihkan murka Allah terhadap mereka, dan memelihara persekutuan dengan
Allah (Im 16:30-34;
Ibr 9:7).
2)
Karena Allah ingin menyelamatkan orang Israel, mengampuni dosa mereka d an
rukun kembali dengan mereka, Dia menyiapkan sebuah jalan keselamatan dengan
menerima sebagai pengganti mereka kematian makhluk yang tidak bersalah (yaitu,
binatang yang dikorbankan); binatang ini menanggung kesalahan dan hukuman
mereka (Im 17:11;
bd. Yes 53:4,6,11)
dan menutupi dosa mereka dengan darahnya yang tertumpah.
UPACARA HARI PENDAMAIAN. Im 16:1-34
menggambarkan
Hari Pendamaian, hari raya suci terpenting dalam tahun Yahudi. Pada hari ini
imam besar, dengan mengenakan pakaian suci, lebih dahulu
mempersiapkan dirinya dengan mandi.
Kemudian, sebelum mengadakan pendamaian bagi seluruh bangsa, dia harus
mempersembahkan lembu jantan untuk dosa-dosanya sendiri. Berikut dia mengambil
dua ekor kambing jantan lalu membuang undi: yang satu menjadi korban dan
satunya bagi Azazel (Im 16:8).
Ia membunuh kambing pertama, mengambil darahnya, memasuki Tempat Mahakudus di
belakang tirai, lalu memercikkan darah atas tutup tabut perjanjian, sehingga
darah itu berada di antara Allah dengan loh-loh hukum yang ada di dalam tabut
(hukum-hukum yang dilanggar tetapi sekarang ditutup oleh darah). Dengan
demikian ia mengadakan pendamaian untuk dosa-dosa seluruh bangsa (Im 16:15-16).
Sebagai langkah terakhir ia mengambil kambing yang masih hidup, menumpangkan
tangan ke atas kepalanya, mengakui di atasnya semua dosa bangsa Israel yang
belum diampuni, lalu mengusirnya ke padang gurun, melambangkan bahwa dosa-dosa
mereka telah dibawa ke luar perkemahan untuk menghilang di padang gurun (Im 16:21-22).
1.
1) Hari Pendamaian harus menjadi
hari perhentian penuh, ketika semua orang berpuasa dan merendahkan diri di
hadapan Tuhan (Im 16:31);
tanggapan ini menekankan kehebatan dosa dan kenyataan bahwa karya
pendamaian Allah hanya efektif bagi orang yang memiliki hati yang bertobat dan
iman yang tekun (bd. Im 23:27;
Bil 15:30; 29:7).
2. 2) Hari Pendamaian mengadakan pendamaian untuk semua dosa
dan pelanggaran yang tidak didamaikan selama tahun sebelumnya
(Im 16:16,21).
Upacara ini harus diulang kembali setiap tahun dengan cara yang sama.
KRISTUS DAN HARI PENDAMAIAN.
Hari Pendamaian penuh dengan lambang yang menunjuk kepada
karya Tuhan dan Juruselamat Yesus Kristus. Di dalam PB, penulis surat Ibrani
menekankan penggenapan tipologi upacara Hari Pendamaian di dalam perjanjian
yang baru (lih. Ibr 9:6-10:18;
lih. art.KRISTUS DALAM
PERJANJIAN LAMA).
1. 1) Kenyataan bahwa upacara-upacara persembahan korban PL
harus diulang setiap tahun menunjukkan bahwa upacara itu bersifat sementara. Semuanya
menunjuk ke depan kepada saat ketika Kristus akan datang untuk menghapus
selama-lamanya semua dosa yang diakui (bd. Ibr 9:28; 10:10-18).
2. 2) Kedua kambing jantan melambangkan pendamaian,
pengampunan, perukunan kembali, dan penyucian yang dilaksanakan oleh Kristus.
Kambing jantan yang dibunuh melambangkan kematian-Nya sebagai korban dan
pengganti orang-orang berdosa selaku hukuman atas dosa-dosa mereka (Rom 3:24-26;
Ibr 9:11-12,24-26).
Kambing jantan bagi Azazel, diusir sambil menanggung dosa-dosa bangsa
itu, melambangkan korban Kristus, yang melenyapkan dosa dan kesalahan dari
semua orang yang bertobat (Mazm 103:12;
Yes 53:6,11-12;
Yoh 1:29;
Ibr 9:26).
3. 3) Korban-korban yang dipersembahkan pada Hari Pendamaian
menyediakan sebuah "tutup" bagi dosa, bukan menghapus dosa. Akan
tetapi, darah Kristus yang tercurah di salib, adalah pendamaian Allah yang
sempurna bagi umat manusia yang menghapus dosa untuk selama-lamanya (bd. Ibr
10:4,10-11). Kristus sebagai korban sempurna (Ibr 9:26;
Ibr 10:5-10)
menanggung hukuman dosa kita sepenuhnya (Rom 3:25-26;
6:23; Gal 3:13;
2Kor 5:21)
dan mengerjakan korban pendamaian yang mengalihkan murka Allah, mendamaikan
kita dengan Dia dan memperbaharui persekutuan kita dengan-Nya (Rom 5:6-11;
2Kor 5:18-19;
1Pet 1:18-19;
1Yoh 2:2).
4. 4) Tempat Mahakudus yang dimasuki imam besar dengan membawa
darah untuk mengadakan pendamaian melambangkan takhta Allah di sorga; Kristus
memasuki "Tempat Mahakudus" ini setelah kematian-Nya, membawa
darah-Nya sendiri untuk mengadakan pendamaian bagi orang percaya di hadapan
takhta Allah (Kel 30:10;
Ibr
9:7-8,11-12,24-28).
5. 5) Karena korban binatang melambangkan korban Kristus yang
sempurna untuk dosa dan telah digenapi dalam korban Kristus sendiri, maka
korban binatang tidak diperlukan lagi setelah kematian-Nya di salib (Ibr 9:12-18).
Kemuliaan Allah
Turun di Atas Korban Pendamaian
Ayat Pokok: Imamat 9:1-2, 5-7
Sungguh berbahagia apabila kita mau
menempatkan Kristus sebagai Kepala di dalam kehidupan kita. Sebagai Penolong,
Ia mau kemuliaan-Nya senantiasa ada dalam kehidupan kita. Melalui ibadah kita,
Tuhan mau mengembalikan kemuliaan-Nya karena sesungguhnya kehidupan manusia
yang penuh dosa ini telah kehilangan kemuliaan Allah. Supaya
kemuliaan Allah kembali berada di tengah-tengah bangsa Israel, mereka harus
mengadakan korban penghapus dosa dan korban bakaran. Apabila dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh, maka kemuliaan Allah akan turun (Imamat 9:6). Harun
sebagai imam besar melaksanakan korban tersebut untuk pendamaian bagi dirinya
sendiri dan bagi bangsa Israel. Dengan adanya pendamaian antara pribadi kita
dengan Allah maupun dengan sesama, maka kemuliaan Tuhan akan turun di tengah
kita.
Imamat 16:3 mengatakan, bahwa untuk
mengadakan pendamaian harus ada korban, yaitu korban lembu jantan untuk
penghapus dosa dan domba jantan untuk korban bakaran. Korban penghapus dosa itu
berlaku untuk pribadi dan keluarga (ayat 9-12, 15-17). Pendamaian bagi kita
sekarang ini adalah melalui korban Yesus di atas kayu salib (1 Yohanes 4:9-10).
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita memerlukan korban
pendamaian itu? Roma 3:23-24 mengatakan, bahwa karena dosa semua manusia telah
kehilangan kemuliaan Allah. Dan karenanya manusia sering menutupinya dengan
kemuliaan dunia, yang keindahannya seperti bunga yang suatu saat akan luruh.
Tetapi Allah mau memberikan kemuliaan-Nya yang bersifat kekal secara cuma-cuma
melalui korban Anak-Nya, Yesus Kristus.
Pada Imamat 9:22, imam besar Harun
mengangkat kedua tangannya untuk memberkati bangsa itu, kemudian
mempersembahkan korban penghapus dosa, korban bakaran, dan korban keselamatan.
Maka kemuliaan Allah tampak dalam bentuk mujizat, yaitu keluar api dari hadapan
Tuhan dan menghanguskan semua korban itu (ayat 23-24). Jadi, korban bakaran itu
tidak dibakar dengan api dari manusia. Ketiga korban tersebut bagi kita sekarang
adalah ibadah kita, di mana korban penghapus dosa membuat dosa kita diampuni,
korban bakaran mengajarkan supaya kita membawa korban persembahan dari apa yang
kita miliki, serta korban keselamatan yang mengingatkan kita supaya senantiasa
bersyukur kepada Tuhan. Jika Tuhan berkenan atas ibadah kita yang dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh, maka Dia akan memberkati kita dengan kemuliaan-Nya,
yang dinyatakan dalam bentuk api Roh Kudus, yang memberikan sukacita, damai
sejahtera, kesembuhan, dan lain-lain.
Api Tuhan membakar korban bakaran itu
dan segala lemak di atas mezbah. Menurut Imamat 3:16, lemak adalah kepunyaan
Tuhan dan lemak itu pasti berasal dari binatang yang gemuk (Mazmur 66:13-15).
Korban yang disampaikan kepada Tuhan haruslah korban bakaran yang gemuk dan
memiliki banyak lemak. Hal ini menunjukkan bahwa kita barus membawa korban
persembahan yang terbaik beserta lemaknya, yaitu perpuluhan, yang adalah milik
Tuhan. Sebaliknya bila membawa korban yang cacat, akan membuat Tuhan marah
karena telah menghinakan mezbah Tuhan dan itu suatu hal yang jahat (Maleakhi
1:6-8, 12-14). Jangan sampai kita datang kepada Tuhan dengan membawa korban
yang cacat, yaitu ibadah yang dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh.
Persembahkanlah yang terbaik supaya kemuliaan Tuhan turun, sehingga ada
sorak-sorai dan sukacita lalu sujud menyembah Tuhan (Imamat 9:24). szk