ALLAH TELAH
MEMBANGKITKAN DIA DARI ANTARA ORANG MATI
Matius Sobolim |
Pengakuan iman yang
paling awal dari gereja PB bukanlah "Yesus adalah Juruselamat",
tetapi "Yesus Tuhan" (Yun. _kyrios_) berarti memiliki
kuasa, wibawa, dan hak untuk menguasai. Mengaku "Yesus adalah Tuhan"
ialah menyatakan bahwa Dia setara dengan Allah (ayat Rom 10:13; Yoh 20:28; Kis 2:36; Ibr 1:10), layak
untuk menerima kuasa (Wahy 5:12),
penyembahan (Fili 2:10-11),
kepercayaan (Yoh 14:1; Ibr 2:13), ketaatan
(Ibr 5:9) dan doa (Kis 7:59-60; 2Kor 12:8). Waktu orang Kristen PB memanggil Yesus
"Tuhan", maka hal ini bukan sekadar pengakuan lahiriah tetapi sikap
hati yang sungguh-sungguh (bd. 1Pet 3:15). Dengan ini mereka menjadikan Kristus dan
Firman-Nya Tuhan atas seluruh kehidupan mereka (Luk 6:46-49; Yoh 15:14). Yesus
harus menjadi Tuhan atas hal-hal rohani di rumah dan di gereja, maupun Tuhan di
bidang intelektual, keuangan, pendidikan, kesenangan, dan pekerjaan, pendeknya:
semua bidang hidup (Rom 12:1-2; 1Kor 10:31).
Hubungan Antara Kebenaran
Iman dan Objek Iman. (10:4-15).
Di dalam ayat 4 ada dua hal yang ditekankan: (1) siapa
Kristus sebenarnya; (2) siapa yang memperoleh manfaat dari Kristus. Kristus adalah kegenapan hukum
Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. Kata kegenapan
- telos - tampaknya memadukan pengertian dari
kata sasaran dan akhir (lih. Arndt, telos, 1.a.b.c, hlm. 819). Kita tidak dapat
mengatakan bahwa Kristus hanyalah sasaran dan akhir dari hukum Taurat. Lebih
tepat kalau dikatakan bahwa Dia adalah sasaran dan akhir dari hukum Taurat
dalam kaitan dengan kebenaran.
Sebelum Kristus datang, orang-orang yang percaya kepada
Allah berada dalam ketegangan. Artinya, mereka dijanjikan akan memperoleh hidup
dengan syarat bahwa mereka hidup dengan cara yang tidak mungkin dapat mereka
penuhi. 5. Sekalipun ketika mengutip Musa, Paulus
sedikit mengubah Imamat
18:5 dari naskah Ibrani dan
Yunani, ia pada dasarnya memberikan pengertian yang benar dari ayat itu. Orang yang melakukannya (kebenaran yang dituntut oleh hukum
Taurat) akan hidup karenanya (kata ganti orang feminin, mengacu
kepada kebenaran).
Di dalam naskah
Yunani untuk Imamat
18:5, orang percaya Yahudi diperintahkan untuk memelihara semua ketetapan dan peraturan. Sekalipun
seorang yang percaya kepada Allah berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi
tuntutan untuk hidup benar yang ditetapkan hukum Taurat. dia juga sadar akan
segala kegagalannya. Keadaan tidak konsisten ini menghasilkan ketegangan.
Karena itu ia selalu menyajikan persembahan kurban tebusan salah dan kurban
penghapus dosa. Sebab itu, seorang Yahudi yang percaya tidak dapat berpegang
pada Imamat
18:5 sebagai landasan hukum
yang menjamin dirinya memperoleh hidup kekal, tetapi hanya sebagai janji dari
Allah menyangkut persekutuan manusia dengan Dia. Manusia tidak dapat melihat
ayat tersebut sebagai sebuah peraturan hukum. Kalau manusia berbuat demikian
maka ketegangan yang muncul tidak tertahankan. Kristus telah mengakhiri
ketegangan ini. Melalui kehidupan dan kematian-Nya Dia menyatakan kebenaran
sempurna dari Allah, yang dicurahkan oleh Bapa melalui iman kepada Anak. Inilah
sasaran yang ditunjuk oleh hukum Taurat. Kehidupan dan kematian Kristus
mengakhiri ketegangan yang muncul karena adanya janji kehidupan kepada manusia
dengan syarat yang tidak akan pernah dapat dipenuhinya. Karena manusia tidak
dapat hidup sebagaimana dikehendaki oleh Allah, keselamatan di bawah Perjanjian
Lama maupun di bawah Perjanjian Baru haruslah oleh iman.
Di dalam Roma
10:6-8 Paulus mengutip Ulangan
30:12-14 dengan menyisipkan
aneka tanggapan dan frasanya sendiri. Di dalam nas Perjanjian Lama, kata
-"nya" di dalam pertanyaan mengenai siapa yang akan naik atau siapa
yang akan menyeberang untuk mengambil-"nya" bagi manusia, mengacu
kepada perintah untuk "mengasihi Tuhan, Allahmu." Perintah Allah
inilah yang ada di dalam hati dan diucapkan oleh mulut orang Israel itu. 6, 7. Tetapi Paulus mengambil kalimat dalam
Ulangan itu dan memakainya untuk soal kebenaran yang diperoleh karena iman.
Paulus mengaitkan masalah naik dan menyeberang itu dengan soal naik dan
turunnya Kristus. 8. Ucapan yang ada di mulut dan dalam
hati ialah firman iman yang
kami beritakan. Paulus tidak
mengatakan bahwa Musa di dalam kitab Ulangan menubuatkan bahwa kebenaran akan
diperoleh melalui iman. Yang dikatakan Paulus ialah, "Kebenaran karena
iman berkata demikian" (10:6). Kesesuaian dua perjanjian tersebut ditunjukkan oleh
fakta bahwa kebenaran ini ternyata demikian cocok dengan kalimat di Perjanjian
Lama itu.
Ayat. 9. Pengakuan
dengan mulut dan kepercayaan di dalam hati mengacu kepada tanggapan lahiriah
dan tanggapan batiniah orang percaya. Keyakinan batiniahnya harus terungkap
secara lahiriah. Ketika dia mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Dia sedang
menegaskan keilahian dan kemuliaan Kristus, dan kenyataan bahwa dirinya, si
orang percaya, adalah milik-Nya. Kepercayaan seseorang akan kebangkitan
menunjukkan bahwa dia mengetahui Allah bertindak dan menang di kayu salib.
Orang yang mengacu bahwa Kristus adalah Tuhan dan memiliki keyakinan semacam
itu akan memperoleh keselamatan.