Minggu, 13 April 2014

ALLAH TELAH MEMBANGKITKAN DIA DARI ANTARA ORANG MATI Rom. 10:9

ALLAH TELAH MEMBANGKITKAN DIA DARI ANTARA ORANG MATI

Matius Sobolim 
 Pengakuan iman yang paling awal dari gereja PB bukanlah "Yesus adalah Juruselamat", tetapi "Yesus Tuhan" (Yun. _kyrios_) berarti memiliki kuasa, wibawa, dan hak untuk menguasai. Mengaku "Yesus adalah Tuhan" ialah menyatakan bahwa Dia setara dengan Allah (ayat Rom 10:13Yoh 20:28Kis 2:36Ibr 1:10), layak untuk menerima kuasa (Wahy 5:12), penyembahan (Fili 2:10-11), kepercayaan (Yoh 14:1Ibr 2:13), ketaatan (Ibr 5:9) dan doa (Kis 7:59-602Kor 12:8). Waktu orang Kristen PB memanggil Yesus "Tuhan", maka hal ini bukan sekadar pengakuan lahiriah tetapi sikap hati yang sungguh-sungguh (bd. 1Pet 3:15). Dengan ini mereka menjadikan Kristus dan Firman-Nya Tuhan atas seluruh kehidupan mereka (Luk 6:46-49Yoh 15:14). Yesus harus menjadi Tuhan atas hal-hal rohani di rumah dan di gereja, maupun Tuhan di bidang intelektual, keuangan, pendidikan, kesenangan, dan pekerjaan, pendeknya: semua bidang hidup (Rom 12:1-21Kor 10:31).
Hubungan Antara Kebenaran Iman dan Objek Iman. (10:4-15).

Di dalam ayat 4 ada dua hal yang ditekankan: (1) siapa Kristus sebenarnya; (2) siapa yang memperoleh manfaat dari Kristus. Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. Kata kegenapan - telos - tampaknya memadukan pengertian dari kata sasaran dan akhir (lih. Arndt, telos, 1.a.b.c, hlm. 819). Kita tidak dapat mengatakan bahwa Kristus hanyalah sasaran dan akhir dari hukum Taurat. Lebih tepat kalau dikatakan bahwa Dia adalah sasaran dan akhir dari hukum Taurat dalam kaitan dengan kebenaran. 

Sebelum Kristus datang, orang-orang yang percaya kepada Allah berada dalam ketegangan. Artinya, mereka dijanjikan akan memperoleh hidup dengan syarat bahwa mereka hidup dengan cara yang tidak mungkin dapat mereka penuhi. 5. Sekalipun ketika mengutip Musa, Paulus sedikit mengubah Imamat 18:5 dari naskah Ibrani dan Yunani, ia pada dasarnya memberikan pengertian yang benar dari ayat itu. Orang yang melakukannya (kebenaran yang dituntut oleh hukum Taurat) akan hidup karenanya (kata ganti orang feminin, mengacu kepada kebenaran).

 Di dalam naskah Yunani untuk Imamat 18:5, orang percaya Yahudi diperintahkan untuk memelihara semua ketetapan dan peraturan. Sekalipun seorang yang percaya kepada Allah berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi tuntutan untuk hidup benar yang ditetapkan hukum Taurat. dia juga sadar akan segala kegagalannya. Keadaan tidak konsisten ini menghasilkan ketegangan. Karena itu ia selalu menyajikan persembahan kurban tebusan salah dan kurban penghapus dosa. Sebab itu, seorang Yahudi yang percaya tidak dapat berpegang pada Imamat 18:5 sebagai landasan hukum yang menjamin dirinya memperoleh hidup kekal, tetapi hanya sebagai janji dari Allah menyangkut persekutuan manusia dengan Dia. Manusia tidak dapat melihat ayat tersebut sebagai sebuah peraturan hukum. Kalau manusia berbuat demikian maka ketegangan yang muncul tidak tertahankan. Kristus telah mengakhiri ketegangan ini. Melalui kehidupan dan kematian-Nya Dia menyatakan kebenaran sempurna dari Allah, yang dicurahkan oleh Bapa melalui iman kepada Anak. Inilah sasaran yang ditunjuk oleh hukum Taurat. Kehidupan dan kematian Kristus mengakhiri ketegangan yang muncul karena adanya janji kehidupan kepada manusia dengan syarat yang tidak akan pernah dapat dipenuhinya. Karena manusia tidak dapat hidup sebagaimana dikehendaki oleh Allah, keselamatan di bawah Perjanjian Lama maupun di bawah Perjanjian Baru haruslah oleh iman.

Di dalam Roma 10:6-8 Paulus mengutip Ulangan 30:12-14 dengan menyisipkan aneka tanggapan dan frasanya sendiri. Di dalam nas Perjanjian Lama, kata -"nya" di dalam pertanyaan mengenai siapa yang akan naik atau siapa yang akan menyeberang untuk mengambil-"nya" bagi manusia, mengacu kepada perintah untuk "mengasihi Tuhan, Allahmu." Perintah Allah inilah yang ada di dalam hati dan diucapkan oleh mulut orang Israel itu. 6, 7. Tetapi Paulus mengambil kalimat dalam Ulangan itu dan memakainya untuk soal kebenaran yang diperoleh karena iman. Paulus mengaitkan masalah naik dan menyeberang itu dengan soal naik dan turunnya Kristus. 8. Ucapan yang ada di mulut dan dalam hati ialah firman iman yang kami beritakan. Paulus tidak mengatakan bahwa Musa di dalam kitab Ulangan menubuatkan bahwa kebenaran akan diperoleh melalui iman. Yang dikatakan Paulus ialah, "Kebenaran karena iman berkata demikian" (10:6). Kesesuaian dua perjanjian tersebut ditunjukkan oleh fakta bahwa kebenaran ini ternyata demikian cocok dengan kalimat di Perjanjian Lama itu.


Ayat. 9. Pengakuan dengan mulut dan kepercayaan di dalam hati mengacu kepada tanggapan lahiriah dan tanggapan batiniah orang percaya. Keyakinan batiniahnya harus terungkap secara lahiriah. Ketika dia mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Dia sedang menegaskan keilahian dan kemuliaan Kristus, dan kenyataan bahwa dirinya, si orang percaya, adalah milik-Nya. Kepercayaan seseorang akan kebangkitan menunjukkan bahwa dia mengetahui Allah bertindak dan menang di kayu salib. Orang yang mengacu bahwa Kristus adalah Tuhan dan memiliki keyakinan semacam itu akan memperoleh keselamatan.