Selasa, 22 April 2014

Apakah baptisan perlu untuk keselamatan? Apapakah baptisan itu kelahiran kembali?


Apakah baptisan perlu untuk keselamatan? Apapakah baptisan itu kelahiran kembali?

SOBOLIMMATIUS 

Baptisan kelahiran kembali adalah kepercayaan bahwa seseorang harus dibaptiskan supaya diselamatkan. Kami berpendirian bahwa baptisan adalah langkah ketaatan yang penting bagi seorang Kristen, namun dengan tegas kami menolak baptisan sebagai sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan. Kami percaya dengan teguh bahwa setiap dan semua orang Kristen harus menerima baptisan air secara selam. Baptisan melukiskan identifikasi orang Kristen dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Roma 6:3-4 menyatakan, “ Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:3-4). Dimasukkan secara keseluruhan ke dalam air menggambarkan dikuburkan bersama dengan Kristus. Keluar dari dalam air menggambarkan kebangkitan Kristus.


            Segala sesuatu yang ditambahkan kepada iman kepada Kristus sebagai syarat keselamatan adalah keselamatan yang berdasarkan pekerjaan. Menambahkan APA SAJA kepada Injil adalah mengatakan bahwa kematian Yesus di atas salib tidak cukup untuk membeli keselamatan kita. Mengatakan bahwa kita mesti dibaptis supaya diselamatkan adalah mengatakan bahwa kita mesti menambahkan perbuatan baik dan ketaatan kita kepada kematian Kristus supaya cukup untuk menyelamatkan kita. Kematian Yesus sendiri sudah cukup untuk membayar hutang dosa kita (Roma 5:8; 2 Korintus 5:21). Pembayaran Yesus untuk dosa-dosa kita diterapkan kepada “rekening” kita semata-mata karena iman (Yohanes 3:16; Kisah 16:31; Efesus 2:8-9). Karena itu, baptisan adalah langkah ketaatan yang penting setelah keselamatan, namun bukanlah merupakan persyaratan untuk keselamatan.



            Ya, ada beberapa ayat yang sepertinya mengindikasikan bahwa baptisan adalah persyaratan untuk keselamatan. Namun karena Alkitab dengan begitu jelas memberitahu kita bahwa keselamatan hanya diterima berdasarkan iman semata (Yohanes 3:16; Efesus 2:8-9; Titus 3:5), maka pastilah ada penafsiran lain untuk ayat-ayat tsb. Alkitab tidak bertentangan. Dalam zaman Alkitab, seseorang yang baru bertobat dari satu agama ke agama lainnya biasanya dibaptis untuk menyatakan pertobatan. Baptisan adalah cara untuk membuat keputusan itu diketahui umum. Mereka yang menolak untuk dibaptiskan mengatakan bahwa mereka tidak sungguh-sungguh percaya. Karena itu, dalam benak para rasul dan murid-murid mula-mula, konsep mengenai orang percaya yang tidak dibaptiskan adalah tidak ada sama sekali. Ketika seseorang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, namun malu untuk mengumumkan imannya di depan umum, hal itu mengindikasikan bahwa dia tidak memiliki iman yang sejati.



            Jikalau baptisan diperlukan untuk keselamatan, mengapa Paulus mengatakan, “Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus” (1 Korintus 1:14)? Mengapa dia mengatakan, “Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia” (1 Korintus 1:17)? Memang dalam ayat-ayat ini Paulus menentang perpecahan yang mewabah dalam gereja Korintus. Namun demikian, bagaimana mungkin Paulus bisa mengatakan bahwa “Aku mengucap syukur bahwa aku tidak membaptiskan …” atau “Sebab Kristus tidak mengutus aku untuk membaptis …” kalau baptisan dibutuhkan untuk keselamatan? Kalau baptisan perlu untuk keselamatan, berarti Paulus secara harafiah mengatakan, “Aku mengucap syukur bahwa kamu tidak diselamatkan …” atau “Sebab Kristus tidak mengutus aku untuk menyelamatkan ….” Itu akan menjadi pernyataan yang amat aneh yang diucapkan oleh Paulus. Lagipula ketika Paulus memberikan garis besar yang mendetil mengenai apa yang dipandangnya sebagai Injil (1 Korintus 15:1-8) mengapa dia tidak mencantumkan baptisan? Kalau baptisan adalah syarat untuk keselamatan, bagaimana mungkin penyajian Injil tidak menyebutkan baptisan?



            Baptisan kelahiran kembali bukanlah konsep Alkitab. Baptisan tidak menyelamatkan dari dosa, tapi dari hati nurani yang tidak tenang. Petrus dengan jelas mengajarkan bahwa baptisan bukan sekedar upacara yang membersihkan tubuh jasmani, namun adalah merupakan janji dengan hati nurani yang tulus kepada Allah. Baptisan adalah simbol dari apa yang sudah terlebih dahulu terjadi dalam hati dan hidup seseorang yang sudah percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat (bdgk. Roma 6:3-5; Galatia 3:27; Kolose 2:12). Untuk menegaskan sumber keselamatan secara benar-benar jelas, Petrus menambahkan, “oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati” (bdgk. 1 Petrus 1:3). Baptisan adalah langkah ketaatan yang penting yang harus ditempuh oleh setiap orang percaya. Baptisan bukanlah merupakan persyaratan untuk keselamatan. Kalau demikian, itu adalah merupakan suatu serangan terhadap kesempurnaan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.