Kamis, 17 April 2014

Mengapa Tuhan mengijinkan hal-hal yang tidak baik terjadi pada orang baik?

Mengapa Tuhan mengijinkan hal-hal yang tidak baik terjadi pada orang baik?

Mengapa hal-hal tidak baik terjadi pada orang baik? Ini adalah salah satu pertanyaan yang sulit dijawab. Allah adalah kekal, tak terbatas, maha tahu, maha hadir, maha kuasa, dll. Bagaimana mungkin kita manusia (yang tidak kekal, terbatas, tidak maha tahu, tidak maha kuasa atau tidak maha hadir) dapat mencoba memahami jalan-jalan Tuhan secara sepenuhnya? Kitab Ayub membicarakan soal ini. Tuhan mengijinkan Iblis melakukan apa saja terhadap Ayub, asal jangan membunuh dia. Bagaimana reaksi Ayub? ”Lihatlah, walaupun Ia hendak membunuh aku, aku hendak berharap kepadaNya (Ayub 13:15 – terjemahan dari NIV) "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1:21). Ayub tidak memahami mengapa Tuhan mengijinkan semua yang terjadi, namun dia tahu bahwa Tuhan itu baik dan karena itu dia tetap percaya kepadaNya. Pada akhirnya itu seharusnya juga menjadi sikap kita. Allah itu baik, adil, pengasih dan pemurah. Sering kali kita tidak bisa mengerti hal-hal yang terjadi. Namun demikian, daripada meragukan kebaikan Tuhan, kita seharusnya percaya kepadaNya. ”Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6).

            Barangkali pertanyaan yang lebih baik adalah, “Mengapa hal-hal yang baik terjadi pada orang jahat?” Tuhan itu suci (Yesaya 6:3; Wahyu 4:8). Umat manusia berdosa adanya (Roma 3:23; 6:23). Anda mau tahu bagaimana Tuhan memandang manusia? “Seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu." (Roma 3:10-18). Setiap manusia di bumi ini pantas untuk dilempar ke dalam neraka pada saat ini juga. Setiap detik yang kita hidupi itu adalah karena anugrah Tuhan. Bahkan kesengsaraan yang paling mengerikan yang kita alami dalam dunia ini masih ringan dibanding dengan apa yang kita pantas dapatkan, neraka lautan api untuk selama-lamanya.

            ”Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Tanpa menghiraukan kejahatan dan pribadidosa dari orang-orang dalam dunia ini, Allah tetap mengasihi kita. KasihNya cukup untuk membuat Dia mati untuk menanggung hukuman dosa-dosa kita (Roma 6:23). Yang kita perlu lakukan hanyalah percaya kepada Yesus Kristus (Yohanes 3:16; Roma 10:9) supaya memperoleh pengampunan dan janji rumah surgawi (Roma 8:1). Apa yang kita pantas dapat adalah neraka. Apa yang kita diberikan adalah hidup kekal di surga asal kita bersedia untuk percaya. Dikatakan bahwa dunia ini adalah satu-satunya neraka yang dialami oleh orang-orang percaya dan dunia ini adalah satu-satunya surga yang akan dinikmati oleh orang-orang yang tidak percaya. Lain kali waktu kita bertanya, ”Mengapa Tuhan mengijinkan hal-hal yang tidak baik terjadi pada orang baik?” mungkin kita lebih baik bertanya, ”Mengapa Tuhan mengijinkan hal-hal yang baik terjadi pada orang jahat?”