ROH ALLAH SEBAGAI ROH
KREASI
Umumnya kita mengaitkan Roh Kudus
dengan soteriologi dan ekklesiologi. Dalam penyelamatan manusia berdosa dan
dalam kehidupan bergereja, jelas peranan Roh Kudus sangat sentral. Roh
Kudus-lah yang melahir-barukan orang-orang berdosa (Yoh 3:5; Tit 3:5), dan
memberi hidup baru (Yoh 6:63; Rm 8:2). Dengan demikian Ia menciptakan suatu
umat kudus yang memuliakan Allah dan yang membuat Allah bersukacita.
Kadang-kadang yang agak terlalaikan
adalah penekanan pada peranan Roh Kudus dalam teologi penciptaan, padahal
hakekat karya Roh Allah adalah penciptaan dan pembaruan ciptaan. Dalam segenap
kisah penciptaan, pembaruan hidup, dan penciptaan baru, kita melihat Roh Allah
berkarya secara aktif. Misalnya dalam narasi penciptaan, dikatakan "Roh
Allah melayang-layang di atas permukaan air" (Kej 1:2). Roh, yang
diterjemahkan dari kata ruah (Ibr.) dapat berarti angin, nafas, dan roh.
"Roh Allah yang melayang-layang," jelas mengindikasikan kekuatan
Allah yang kreatif, yang memberi hidup, dan yang menopang kehidupan. Kata ini
juga mengisyaratkan kedekatan Allah dan menandakan kehadiranNya. Dan itulah
yang terjadi dalam kisah penciptaan: bukan hanya terciptanya sesuatu dari
ketiadaan (creatio ex nihilo), tetapi juga terjadinya transformasi atas kondisi
yang "belum berbentuk dan kosong" (tohu va vohu [Ibr.], yakni suatu
kondisi kekacauan). Roh Allah adalah Roh kreasi. Dalam peranan Roh yang
demikian, dapat kita mengerti bila dikatakan dalam Alkitab "Roh Allah telah
membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup" (Ayub 33:4).
Sebagai Roh kreasi, Roh Allah juga
adalah Roh yang menopang dan memperbarui ciptaan. "Oleh nafasNya langit
menjadi cerah" (Ayub 26:13). "Apabila Engkau mengirim RohMu, mereka
tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi" (Mzm 104:30).
"Mereka" yang disebutkan dalam ayat ini dijelaskan dengan rinci dalam
Mzm 104, yakni seisi alam ciptaan Allah, seperti awan-awan, angin, bumi,
samudera raya, gunung, bukit dan lembah, aneka satwa, dan pelbagai aktivitas
manusia di dalamnya. Dan pemazmur mengatakan, di dalam segenap nyanyian semesta
raya tersebut, Allah bersukacita (Mzm 104:31). Pembaruan ciptaan jelas
berkaitan dengan peranan soteriologis dan ekklesiologis yang disebutkan di
atas. Dan ini berujung kepada peranan eskatologis Roh Allah ketika Allah
"menjadikan segala sesuatu baru" (Why 21:5). Roh Allah yang
dicurahkan akan mengakibatkan "padang gurun akan menjadi kebun
buah-buahan," di mana keadilan dan kebenaran akan menang (Yes 32:15-17).
Hal ini diilustrasikan dengan baik oleh simbol kehidupan kembali
tulang-belulang yang kering (Yeh 37:1-14).
Salah satu aspek dalam teologi
penciptaan yang perlu ditekankan ketika kita mengatakan Roh Allah sebagai Roh
kreasi (yakni peranan Roh Kudus dalam karya penciptaan) adalah karyaNya dalam
teologi kebudayaan, yakni karunia Roh kepada orang-orang tertentu dalam karya
penciptaan seni-budaya. Roh Kudus bukan hanya menghasilkan buah kebenaran dan
kebaikan dalam diri umatNya, tetapi dari Dia lahir pula buah-buah keindahan,
seperti yang dikisahkan dalam pendirian Kemah Suci (Kel 35:30-36:2).
Pembuatan Kemah Suci dan segenap
perangkat alat dan busana yang berkaitan dengan upacara dalam kemah tersebut
dikerjakan dengan teliti dan dengan memperhatikan fungsi, simbolisme religius,
dan keindahan. Pakaian imam, misalnya, disulam untuk menunjukkan kemuliaan dan
keindahan (Kel 28:2). Karena itu Allah mengangkat Bezaleel, seorang seniman,
dan memenuhinya dengan Roh Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan religius dan
artistik. Orang Israel pada saat itu hidup dalam masa sulit menghadapi
musuh-musuh. Orang-orang terkenal biasanya muncul dari kancah peperangan dan
kepemimpinan religius dan militer. Tetapi Bezaleel dikenal sebagai seorang
seniman yang dipakai oleh Tuhan. Barangkali kita bertanya, untuk apa cerewet
dengan pelbagai presisi dan keindahan artistik dalam situasi darurat demikian!
Tetapi Allah tidak hanya memperhatikan fungsi bangunan dan pelbagai perangkat
kudus. Dia juga menitik-beratkan pada keindahan dan kemuliaan? juga dalam situasi perang dan
darurat seperti yang dialami Israel.
Bezaleel, dikatakan, dipenuhi oleh
Roh Allah. Barangkali dia adalah orang pertama dalam Alkitab yang dicatat
dipenuhi oleh Roh Allah. Dapat dipastikan Bezaleel adalah seorang yang memang
mempunyai kepandaian artistik dan kemampuan rancang-bangun. (Jelas dipenuhi
oleh Roh Allah, dalam konteks ini, bukan suatu mujijat yang mendadak mengubah
seseorang yang tidak mengerti apa-apa soal arsitektur dan seni menjadi ahli
bangunan dan seniman.) Bezaleel dipanggil, dipakai, dan diasah oleh Roh Allah
untuk kian berkomitmen, berhasil, dan bermutu. Apa yang Roh Allah kerjakan
dalam dirinya? Dikatakan, Roh Allah memberinya keahlian (yakni kemampuan
artistik), pengertian (yakni kecerdasan yang berkaitan dengan bidang
keahliannya), pengetahuan (yakni pengetahuan teoritis dan teknis) untuk
"membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan
tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan
untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu." Atau
seperti yang dikatakan oleh NIV, "to make artistic designs for work in
gold, silver and bronze, to cut and set stones, to work in wood and to engage
in all kinds of artistic craftsmanship." Bahkan kemudian dikatakan bahwa
Roh Allah juga memampukan dia (bersama Aholiab) untuk mengajar orang lain.
Jelas Bezaleel bukan sekedar tukang. Dia adalah seorang arsitek dan seniman
yang cerdas, seseorang yang dipakai Allah bukan hanya untuk membangun karya
seni, tetapi juga untuk mentranfser visi seni dan ilmu kepada orang lain
Menjadi jelas bahwa karya Roh Kudus
dalam hidup orang-orang percaya juga mencakup bidang kebudayaan. Bahkan
penulisan Kitab Suci, sebagai sebuah karya seni, pun adalah inspirasi dari Roh
Kudus. Karunia Roh Kudus tidak hanya menyangkut kemampuan administrasi,
pembuatan mujijat, atau kemampuan verbal menyampaikan Firman Allah. Karunia Roh
bagi orang percaya juga menyangkut bidang seni dan budaya. Roh Allah akan
memakai dan akan kian memampukan umatNya agar dapat menghasilkan karya seni
bermutu yang mengungkapkan keindahan yang membawa kebenaran dan kebaikan. Roh
Allah adalah Roh kreasi. KaruniaNya akan menghasilkan karya-karya kreatif.
Keyakinan ini seharusnya mendorong orang-orang Kristen untuk berani mengambil
bagian dalam bidang seni-budaya untuk menghasilkan karya-karya dan
kritik-kritik seni yang bermutu, misalnya, menjadi penyair, novelis, musisi,
pelukis, seniman teater, sutradara, sastrawan, arsitek. Menjadi Bezaleel yang
merancang bangunan dan karya kudus bukan hanya demi kegunaan tetapi juga demi
kemuliaan dan keindahan, sehingga membuat Allah bersukacita menikmatinya.
Sehingga kita pun dapat kian memahami Roh Kudus yang menjadi Penghibur kita
(Yoh 16:7). Sebab Dia menghibur kita melalui kebenaran dan kebaikan, dan juga
melalui keindahan.
Ev. Matius Sobolim, S. Th., M. Th.