VISI DAN MISI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI PERGURUAN
TINGGI
Matius Sobolim
NIM: 16 047
DiserahkanKepada:
Dr. Stevri Indra
Lumintang, Ph. D
Sebagai Bagian Dari
Tugas Mata Kuliah
Colloqium
Didacticum
INSTITUT
INJIL INDONESIA
PROGRAM
DOKTORAL
A.
Latar Belakang
Visi adalah suatu pandangan yang terdapat pada organisasi
atau lembaga yang mempunyai pandangan jauh tentang tujuan-tujuan dan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Mengapa kita
memerlukan Visi dan misi ? Ada
banyak alasan mengapa kita membutuhkan visi dan misi bagi lembaga pendidikan Kristen, antara lain: membuat manusia memiliki prioritas dan lebih fokus;
meningkatkan efisiensi dan mendorong efektifitas; membantu dalam menyusun
rencana dan strategi yang tepat; memberikan motivasi dan semangat; menghindari
frustasi; menarik orang untuk bersatu dan berpartisipasi; menjadi alat untuk
menilai dan mengevaluasi. Pendidikan Agama Kristen
(PAK) di Perguruan Tinggi disajikan kepada mahasiswa dengan tujuan supaya
mahasiswa mampu mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam pengalaman keseharian
dan dengan demikian dapat mengalami trasformasi nilai-nilai kehidupan
Kristiani.
Mahasiswa Kristen yang hidup di
abad posmodern ini diberhadapkan dengan berbagai tawaran nilai-nilai kehidupan
bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, mereka membutuhkan
nilai-nilai Kristiani yang dapat dipakai sebagai acuan dalam berpikir,
bersikap, dan bertindak. dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa
Indonesia telah mengalami multi dimensional sejak beberapa tahun terakhir ini. Krisis yang berkepanjangan cendrung
melahirkan frustrasi dalam masyarakat dan dalam situasi seperti ini konflik dan
kekerasan dapat dengan mudah merebak di berbagai tempat. Mahasiswa Kristen
terpanggil untuk menjadi pewarta dan pembawa damai dimana pun mereka berada. Diharapkan
seluruh substansi kajian PAK di Perguruan Tinggi dapat memperlengkapi mahasiswa
dalam proses penemuan diri dan membentuk karakter sebagai intelektual Kristen
yang mampu mewujudkan nilai-nilai agama dan imanya dalam seluruh kehidupan. Dengan
demikian visi dan misi
menjadi tolok ukur dalam menyelengkarahkan suatu lembaga atau organisasi.
Dalam menjalankan roda lembaga pendidikan Kristen tentu hal ini digagas dan dirancang
sedemikian rupa ketika organisasi tersebut didirikan dan menjadi pedoman dalam
menjalankan organisasi. Visi dan Misi harus dituangkan dalam bentuk
tulisan agar semua pihak, baik internal maupun eksternal, mengetahui tujuan
dari organisasi yang didirikan. Walaupun
keduanya merupakan satu kesatuan, pada dasarnya pengertian Visi dan Misi itu
sebenarnya berbeda. Untuk menjelaskan lebih jauh
maka, perlu
menggali kedua kata tersebut , dan didalamnya tujuan Pendidikan Kristen, sasaran
Pendidikan Kristen, Strategi Program Studi serta
kompetensi utama yang dihasilkan oleh pendidikan Agama Kristen, lebih dalam. Masalah istilah dan terminologi secara
etimologi sudah digagas dalam pendahuluan, dan supstansi keahlian pendidikan
Agama Kristen.
I.
Visi Pendidikan Agama
Kristen
Visi Secara
Etimologi dalam bahasa latin “Videre (melihat,
pengelihatan Visio atau visionis (memandang melawat), visum (gambaran, pengertian, ide), vidi daya pengelihatan, melihat). Visi adalah suatu pandangan yang
terdapat pada organisasi atau lembaga yang mempunyai pandangan jauh tentang
tujuan-tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang
akan datang.
1)
Menjadikan Agama Kristen sebagai sumber
nilai dan pedoman dalam pengembangan iman dan kepribadian Kristiani yang
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Menjadi Program Studi Pendidikan Aagama Kristen (PAK) yang berkulitas dan unggul dalam
mempersiapkan tenaga pendidikan yang handal, profesional
dan kreatif inofatif, yang berwawasan global.[1]
2)
Menjadi
Program Studi Pendidikan Agama Kristen yang unggul dalam menyediakan guru Agama Kristen yang
berkompeten dan kreatif dalam mendidik
serta memiliki kepribadian Kristen yang tangguh yang mampu
berperan aktif dalam pembangunan Bangsa
dan Negara melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
3)
II.
Misi
Pendidikan Agama Kristen
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan
oleh lembaga dalam usahanya dalam mewujudkan visi. Misi merupakan sesuatu yang
nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara
pencapaian visi. pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa
yang dituju serta memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga
bekerja. Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Pendidikan Agama Kristen tersebut memiliki beberapa unsur Misi sebagai
berikut:
1.
Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi
peserta didik atau calon guru agama Kristen, agar memiliki kemampuan akademis
dalam bidang pembelajaran PAK dan spiritualitas yang handal
serta mengupayakan pemanfaatannya dalam
proses pembangunan nasional.
2.
Melatih peserta didik atau calon guru Agama Kristen agar memiliki
kompetensi dalam melakukan penelitian dan pengembangan pembelajaran PAK
sehingga menghasilkan sarjana yang kompeten dan profesional yang mampu
berempati dan memberikan solusi pada masalah dan kebutuhan individu dan
masyarakat.
3.
Memperlengkapi peserta didik atau calon guru agama Kristen agar mampu
mengabdikan ilmunya di tengah-tengah Gereja dan masyarakat dengan keterampilan
entrepreneur, yaitu pertalian secara terpadu.
4.
Mewujudkan pelayanan secara maksimal pada stakeholders melalui pengembangan
kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
5.
Melaksanakan
pendidikan dan pengajaran yang berkulitas dan berkompeten dibidang Agama
Kristen.
6.
Mempersiapkan
Mahasiswa yang terampil dan konstruktif dalam pengembangan dan penelitian
dibidang Pendidikan Agama Kristen (PAK).
7.
Melaksanakan
pengabdian pada masayarakat dalam bidang pelaynan yang berorientasi pada
pengarjaran Kristiani.
8.
Melaksanakan pendidikan kristen yang
menumbuhkembangkan berbagai aspek pendidikan agama kristen yang kreatif, inovatif, dinamis, dalam masayarakat majemuk, serta multi
etnik.
9.
Menjadikan Mahasiswa mampu mewujudkan
nilai-nilai Kristiani dalam arti memperjungkan kasih, keadilan, dan kebenaran
dalam keluarga, masyarakat, dan seluruh aspek kehidupan.
III.
Tujuan
Pendidikan Agama Kristen
Setelah
membahas Misi, maka selanjutnya tujuan pendidikan Kristen. Tujuan
Pendidikan
Kristen di sekolah bukanlah semata-mata
untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi lebih jauh dari
pada itu. Lewat Visi , Misi, dan Tujuan, Pendidikan Kristen Mahasiswa Kristen diharapkan dapat berkembang
terus dalam pemahaman tentang Allah dan menolong mereka supaya dapat
hidup sebagai murid-murid Kristus. Jadi, pendidikan Kristen di sekolah adalah sebuah alat strategis
dalam pembentukan iman dalam arti yang sesungguhnya, terutama di dalam
menghadapi heterogenitas masyarakat Indonesia. Untuk itulah bahwa Pendidikan
Kristen harus dikelola secara
sungguh-sungguh. Peserta didik yang telah mengikuti pengajaran Kristen mulai dari tingkat dasar
hingga perguruan tinggi diharapkan menjadi bekal utama dalam hidupnya. Tujuan pendidikan Kristen di sekolah
diselenggarakan dengan arah yang jelas. Arah itu disebut dengan tujuan.[2]
Tujuan PAK bukanlah pergumulan masa kini, tetapi berlangsung dalam sejarah ke
Kristenan. Di mana ada komunitas Kristen
di sana berlangsung proses pergumulan itu. Itulah sebabnya, menemukan banyak
rumusan tujuan tentang PAK. Tujuan Pendidikan Agama Kristen dari masa ke
masa mengalami perkembangan, khususnya dalam rumusan tujuan Pendidikan Agama
Kristen. Tujuan adalah bagian dari visi dan misi. ciri khasnya adalah untuk memberi penegasan dari visi dan misi
diatas:
1.
Agar Mahasiswa
mampu menghayati kasi Allah dalam Yesus Kristus dengan bimbingan Roh Kudus
sehingga dapat bertumbuh sebagai pribadi yang utuh dalam segalah aspek dan
dapat membuktikan dirinya sebagai manusia baru yang dewasa, bertanggung jawab
kepada Allah, sesama manusia, dan alam linggungan hidupnya, serta bersedia
mengapdikan hidup dan karyanya demi kepentingan manusia.
2.
Menyadarkan anak didik dan orang dewasa
tentang keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu mereka orang berdosa. Maka setiap
manusia harus bertobat dan berseru kepada Allah agar diampuni. Dengan kata lain,
tujuan pendidikan Kristen melibatkan semua manusia (jemaat), khususnya yang muda dalam rangka
belajar teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosa mereka serta bergembira
dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan mereka di samping memperlengkapi
mereka dengan sumber iman, khususnya pengalaman berdoa, Firman tertulis,
Alkitab, dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk
masyarakat dan negara serta mengambil bagian secara bertanggung jawab dalam
persekutuan Kristen yaitu Gereja.
3.
Agar terjadi proses pemupukan akal orang-orang
percaya dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui
sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan di Perguruan
Tinggi persekolahan Kristen,
sehingga di dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang
berkesinambungan yang diaplikasikan semakin mendalam melalui pengabdian diri
kepada Yesus Kristus, dan berupa
tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya. Berdasarkan pemahaman Calvin tentang pendidikan Kristen, maka
4.
Mendidik
semua Mahasiswa, agar mereka dilibatkan dalam penelaahan
Alkitab secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus, diajar mengambil
bagian dalam kebaktian serta diperlengkapi untuk memilih cara-cara mewujudkan
suatu pengabdian diri kepada Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sehari-
hari, serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah, demi kemuliaan
namaNya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.[3]
5.
Memimpin Mahasiswa pada pengenalan akan
peristiwa-peristiwa Ilahi dalam Alkitab dan pengajaran-pengajaran yang ada
dalam Alkitab. Membimbing siswa dengan kebenaran firman Allah yaitu Alkitab. Mendorong
siswa melakukan mempraktekkan ajaran-ajaran Alkitab. Meyakinkan siswa tentang kebenaran-kebenaran Alkitab untuk pemecahan
masalah dalam kehidupan. Menghasilkan tenaga pendidik agama
Kristen yang handal dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan Aagama Kristen dan memiliki spiritual yang berlandaskan kebenaran firman Allah
sehingga berdaya guna dan
tepat guna dalam proses pembangunan
nasional.[4]
6.
Menghasilkan
tamatan yang memiliki ketrampilan dalam melakukan penelitian dan
pengembangan pembelajaran PAK secara professional.
7.
Menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mengabdikan ilmunya di tengah-tengah
gereja dan masyarakat dengan dilengkapi keterampilan terpadu.
8.
Menghasilkan sumber daya manusia yang berorientasi
pada pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada gereja dan
masyarakat.
9.
Membawa
peserta didik untuk mengalami perjumpaan dengan Kristus, mengasihi Allah dengan
sungguh-sungguh, hidup dalam ketaatan serta mampu mempraktekkan imannya dalam
kehidupan sehari hari. Tujuan
Pendidikan Kristen mendidik Guru yang terdidik,
agar bertanggung jawab kepada Tuhan, kepada
sekolah, kepada gereja dan kepada masyarakat.
10. Membawa peserta didik menjadi
pribadi yang terbuka dan mampu hidup ditengah-tengah kemajemukan masyarakat,
baik agama, suku ras maupun golongan.
11. Membawa
mahasiswa mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dalam segala
aspek. Siswa mampu mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga serta
kaitannya dengan pengaruh modernisasi. Siswa mampu menjelaskan makna
kebersamaan dengan orang lain tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai orang
Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus. Siswa mampu mewujudkan nilai-nilai
Kristiani dalam menghadapi gaya hidup modern. Siswa mampu mengkritisi
perkembangan budaya dan Iptek.
IV.
Sasaran
Pencapaian Program Studi Pendidikan Kristen
Dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan
tersebut ditetapkan serangkaian sasaran sebagai panduan yaitu meningkatkan
kualitas dan penguatan dosen, staf administrasi, unit-unit kerja dan lulusan
yang tangguh dan berberkompeten dalam pembelajaran di bidang pendidikan Agama
Kristen agar berdaya guna bagi bangsa, gereja dan masyarakat meliputi:
1.
Peningkatan
kwalitas dan mutu pembelajaran untuk
mewujudkan optimalisasi program studi yang memiliki spiritual yang
berlandaskan kebenaran firman Tuhan pada level nasional.
2.
Peningkatan
kwalitas secara akademis dan penguatan
dosen yaitu pencapaian kwalitas dosen yang memiliki komitmen, etika, integritas dan
akuntabilitas.
3.
Peningkatan
daya dukung sarana dan prasarana secara berkelanjutan dalam menunjang aktivitas
pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
4.
Peningkatan
kualitas lulusan yang memiliki kompetensi keilmuwan dan berkemampuan dalam penerapan
di masyarakat dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
5.
Peningkatan kapasitas organisasi dan
kelembagaan yang sinergis dengan unit-unit kerja dalam pencapaian Tridharma
Perguruan Tinggi.
6.
Pengembangan jaringan kerja dalam
mendukung pengembangan program studi secara berkelanjutan atau upaya pemenuhan
kebutuhan stake-holder (demands compliance).
V.
Strategi Program Studi Pendidikan
Kristen adalah
Untuk mencapai sasaran yang sesuai
dengan visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran di atas, maka strategi
yang dipakai adalah dengan:
1.
Memaksimalkan penyelenggaran kegiatan
pembelajaran berbasis teoritis yang didukung oleh spiritual yang
handal maupun secara praktis atau
pelatihan-pelatihan di lapangan setiap semester dengan disertai
evaluasi baik terhadap mahasiswa, dosen, staf administrasi, dan juga suasana
akademik.
2.
Meningkatkan kualitas dosen secara
akademik atau studi lanjut di sekolah-sekolah lain yang lebih berkualitas sesuai dengan
RENSTRA yaitu Rencara Strategi Jangka pendek atau per-lima tahunan serta
mengupayakan pengurusan jabatan akademik para dosen sesuai waktu dan tingkat jabatan
masing-masing.
3.
Mengupayakan agar setiap unit kerja
dalam Prodi S-1 PAK memiliki sarana dan prasarana, khususnya
bagi ruang kantor, ruang dosen, dan berupaya mengadakan prasarana bagi ruang
kuliah yang memadai untuk meningkatkan kualitas kerja sehingga
menciptakan suasana akademik yang kondusif.
4.
Mengevaluasi dan meningkatkan
kurikulum secara strategis untuk setiap
matakuliah pada setiap tahun, agar lebih sesuai dengan perkembangan ilmu dan
pengetahuan.
5.
Memberikan penguatan atas personalia
yang menunjukkan performance kerja yang mendukung dalam pencapaian
Tridharma Perguruan Tinggi.
6.
Meningkatan kepercayaan dan jaringan
kerja dalam mendukung pengembangan dalam lembaga Pendidikan Agama Kristen dengan
gereja-gereja interdenominasi, masyarakat, dan lembaga-lembaga pemakai jasa
keilmuwan dan atau semua stake-holder
(sekolah-sekolah pemakai lulusan, gereja-gereja, pemerintah, dan badan-badan
kerohanian) dengan cara: menjalin hubungan dengan pihak sekolah di
akhir atau di awal tahun ajaran; dan dengan melibatkan diri dalam
pertemuan-pertemuan berkala dengan pihak gereja-gereja melalui Badan Musyawarah
Gereja-gereja Kristen (BMGK) dan juga Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG).
VI.
KOMPETENSI
UTAMA
1. Memiliki
karakter dan kepribadian yang utama dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik di
sekolah dan di masyarakat.
2. Memiliki
pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik peserta didik tingkat Perguruan Tinggi.
3. Memiliki
pengetahuan konsep dan teori Pendidikan Agama Kristen setingkat sarjana S 3 (doktoral) sebagai sumber materi pengajaran pada tingkat PT.
4. Menguasai
konsep dan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada lefel Perguruan Tinggi.
5. Memiliki
kemampuan mengelola pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada tingkat Perguruan Tinggi.
6. Memiliki
kemampuan memanfaatkan berbagai alat, bahan, media dan teknologi pembelajaran
yang mutakhir untuk pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang menarik dan
berdampak pada kehidupan peserta didik di tingkat Perguruan Tinggi di lembaga pendidikan Agama Kristen.[5]
VII.
KOMPETENSI
PENDUKUNG
1. Memiliki
kemampuan dan aktif berperan dalam organisasi profesi Guru Pendidikan
Agama Kristen di Indonesia.
2. Memiliki
kemampuan mengembangkan diri sebagai pendidik Kristen.
3. Memiliki
kemampuan mengembangkan wawasan sebagai pendidik di tingkat perguruan tinggi sekolah Kristen.
4. Memiliki keyakinan bahwa Ia adalah seorang guru Pendidikan
Agama Kristen sejati yang dibebaskan dari segalah hukuman dosa dan sudah
diselamatkan. Seorang guru Agama Kristen, dipanggil untuk membagikan harta abadi
yaitu berita keselamatan kepada anak didik.[6]
5. Seorang Pendidik-Pendidikan Kristen sadar bahwa hal yang
perluh dimiliki adalah hikmat, dan pengetahuan.
VIII.
Substansi
Kajian dalam Pendidikan Kristen
Kajian materi
PAK di PT disajikan berdasarkan komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
terdiri atas: Kompetensi supstansi- kajian- indikator keberhasilan-subkajian
dan pembelajaran yang meliputi proses belajar-mengajar seperti metologi dan
evaluasi serta sumber belajar. Substansi kajian merupakan topik yang telah
ditetapkan oleh Dirjen Dikti melalui SK. No. 38/Dikti/Kep/2002 kemudian
dikembangkan oleh masing-masing tim keja kelompok agama masing-masing ada 9
supstansi kajian yang dikembangkan dalam sub-sub kajian berikut ini:
1. Tuhan: Subkajian
membahas mengenai konsepsi TUHAN menurut iman Kristen, TUHAN yang dikenal dan dapat dipercaya dalam
hidup keseharian, dalam kerangka pemahaman tentang TUHAN juga dibahas apa itu
agama dan apa peranya bagi manusia, Khususnya mengenai hakikat ke Kristenan, Gereja
dan ciri khas kekristenan berupa dokma atau ajaran. Tujuan Kajian ini
diharapkan mahasiswa mampu memeperoleh pemahaman yang mendalam mengenai TUHAN
Menurut Iman Kristen, memahami hakikat greja serta, menghayati hakikat
kekristenan dan ajaran pokok yang menjadi landasan iman dan percayanya.
2. Manusia: Subkajian
mengenai konsepsi manusia menurut kekristenan, yaitu: Manusia sebagai mahkota
ciptaan yang memiliki harkat dan martabat. Manusia dilihat sebagai
multidimensional.
3. Moral: Dengan
subkajian pilihan dan pengambilan keputusan moral. Mahasiswa Kristen diharapkan
mampu memiliki kemampuan memfilter berbagai tawaran nilai-nilai kehidupan
dengan menggunakan nilai dan moral Kristen sebagai tolok ukur.
4. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan seni: Subkajian
mengenai hubungan iman dan ilmu pengetahuan, serta membahas teori evolusi yang
diperhadapkan dengan iman Kristen. Aspek tersebut penting mengingat ada banyak
pendapat menyangkut topik iman, IPTEK dan Seni yang lebih sering prespektif negatif terhadap IPTEK dan seni seolah-olah
ajaran Alkitab menolak teknologi dan rasionalisasi. Padahal dengan kenyataan
Alkitab memberi ruang kepada pengembangan IPTEK dan Seni yang berguna dan dapat
dimanfaatkan bagi kesejahteraan umatmanusia. Dalam kajian ini Mahasiswa
diharapkan mampu memahami hubungan timbal balik antara Iman Kristiani dengan
Ilmu Pengetahuan Teknologi dan seni dalam prespektif historis, yakni
kecenderungan untuk saling mendominasi. Selanjutnya Mahasiswa mampu mengintetifikasi
hubungan bermakna antara iman dengan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni
mengenai upaya pengembangan serta pemanfaatanya demi kesejahteraan manusia dan
kelestarian linggungan.
5. Kerukunan: Suatu kajian mengenai pluralisme di
Indonesia, dialog dan kerja sama antarumat beragama di Indonesia. Kajian ini
menjadikan kepedulian dan keprihatinan terhadap masalah-masalah kemanusiaan
sebagai pintu masuk bersama agama-agama dalam melakukan dialog dan kerja sama.
Semua penganut di Indonesia perlu membangun sikap toleransi dan kerja sama
dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa yang kini tengah terancam
oleh disintegrasi. Setiap Mahasiswa Kristen memiliki tanggung jawab untuk
mewujudkan rekonsiliasi atau perdamaian melalui dialog dan kerjasama antarumat
beragama.
6. Masyarakat: Subkajian
difokuskan pada tnggung jawab orang Kristen dalam pemberdayaan masyarakat iman
yang mewujud dalam tindakan serta berbagai bentuk partisipasi nyata mahsiswa
dalam rangka menjalankan tanggung jawab panggilanya sekaligus sebagai warga
bangsa. Sebagaimana warga bangsa lainya, mahsiswa bergumul bersama dalam
berbagai persoalan kemasyarakatan dan diharapkan sangkup menemukan solusi demi
tercapainya keadilan dan kesejahteraan bangsa.
7. Budaya: Subkajian
diletakan pada kenyataan adanya budaya “narimo”
yang secara fatalistik menngangkap segala sesuatu dalam hidup ini sebagai
takdir, termasuk takdir sebagai miskin, miskin dan kaya. Mahasiswa Kristen
sebagai hati nurani rakyat seharusnya turut aktif merekonstruksi budaya narimo menjadi budaya kerja keras untuk
kesejahteraan hidupnya. Bersama-sama dengan masyarakat lainya. Mahasiswa
diharapkan mampu membangun sendi-sendi harapan dan semangat kerja keras selaras
dengan hak dan kewajibanya sebagai warga bangsa yang merdeka di negaranya
sendiri.
8. Politik: Subkajian makna
dan partisipasi dalam kehidupan politik; membantu mahasiswa memahami tanggung
jawabnya dibidang politik serta bagaimana menggunakan haknya secara baik, dan
benar serta bertanggung jawab sesuai hati nuraninya.
9. Hukum: Subkajian
bagaimana Alkitab berbicara mengenai hukum dan keadilan. Gereja dan lembaga
agama sebagai alat kontrol terhadap kebenaran dan keadilan, termasuk peran
mahasiswa dalam memelihara dan mengembangkan hukum dan keadilan di Indonesia.[7]
B. Kesimpulan
Visi pendidikan
Agama Kristen di perguruan tinggi adalah
menjadikan agama sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan kehidupan
kristiani yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Selain itu, Visi
di PT adalah menjadikan nara didik menjadi pribadi yang dibentuk dalam iman dan
percaya pada Yesus Kristus melalui pengajaran Alkitab. Sebab, Alkitab adalah sumber informasi yang akurat,
berotoritas, dan memiliki nilai ineran. Misi Pendidikan Agama Kristen di PT
adalah Mahasiswa mampu mewujudkan nilai Kristiani dalam arti memperjuangkan
kasih, keadilan, dan kebenaran, dalam keluarga, masyarakat, dan seluruh aspek
kehidupan. Sedangkan, Tujuan Pendidikan Kristen di PT diselenggarakan dengan
arah yang jelas. Arah itu disebut dengan tujuan, tujuan PAK bukanlah pergumulan
masa kini, tetapi berlangsung dalam sejarah ke Kristenan. Di mana ada komunitas Kristen di sana berlangsung proses
pergumulan itu. Itulah sebabnya, menemukan banyak rumusan tujuan tentang PAK.
Tujuan Pendidikan Agama Kristen dari masa ke masa mengalami perkembangan,
khususnya dalam rumusan tujuan Pendidikan Agama Kristen. Tujuan adalah bagian
dari visi dan misi. Ciri khasnya adalah
untuk memberi penegasan dari visi dan misi diatas:
Didalam Visi
Misi, dan Tujuan Pendidikan Agama Kristen terus berkembang pada Strategis
Pendikan Agama Kristen, Sasaran Pendidikan Agama Kristen, Kompetensi utama dan
kompetensi pendukung, dalam pendidikan agama Kristen dan Supstansi kajian dalam
pendidikan Agama Kristen adalah golnya dari visi dan misi.
C. PERTANYAAN, KRITIK, DAN SARAN
1.
Pertanyaan: Bagaimana
Merancang Visi dan Misi Pendidikan Kristen? Orang yang bagaimana berhak
merancang visi dan misi pendidikan agama Kristen? Apakah bawahan ataukah atasan
yang berhak merancang visi dan misi pendidikan agama Kristen? Bagaimana pengaruhnya
apabilah visi dan misi pendidikan agama Kristen dirancang oleh bawahan
berdasarkan main tunjuk, tidak berdasar pada konsep pendiri Yayasan? Apakah pemimpin- pemimpin Kristen, para
sendikiawan dan sendikiawati, ilmuwan Kristen serta Theolog Kristen, puas
dengan visi dan misi yang sudah dijalankan selama ini?
2.
Kritik: Visi dan Misi
Pendidikan Kristen telah di kaburkan oleh pengaruh waja pendidikan di indonesia
yang muram. Visi dan Misi yang telah dibahas diatas jelas kelihatan, terkhusus
di bagian Supstansi Kajian, memberikan batasan melalui Kurikulum Berbasis
Kompetensi, oleh mentri pendidikan tahun 2000, hal ini yang membuat hak dan
kewajiban Pendidikan Agama Kristen menggabur pula.
3.
Rekomendasi: Penulis
sarankan bahwa merancang visi dan misi pendidikan Kristen secara universal,
sangat membutuhkan ide, konsep, dan pengetahuan, seorang, Prof. Dr. Theology,
dan Prof. Dr. Pendidikan Agama Kristen. Agar, Terintegrasi membagun suatu
rancang bagun yang utuh, terstruktur dan terarah. Kemudian, visi dan misi
organisasi kecil baik di sekolah maupun Gereja, akan disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.
C. Daftar Bibliografi
H. Dawan Rahardjo, Wawasan
dan Visi Pembangunan Abad-21.
Tomatala Yakob.
Anda
Juga Bisa Menjadi Pemimpin Visioner.
Jakarta. 2005
George Barna. Lederson Ledership,
Pandangan Para Pemimpin tentang kepemimpinan.Hal yang Berkaitan dengan Visi.
Gandum Mas Malang. 2002.
Gordon Bob. Visi
Seorang Pemimpin. Terjemahan.
Penerbit: Nafiri Gabriel: Jakarta. 2002
Stanley, Andi. Visioneering: Bagaimana Mengubah Impian Anda Menjadi
Kenyataan.
Penerbit: ANDI: Yokyakarta, 2002.
Samuel
T. Gunawan. Artikel-artikelnya
dapat ditemukan di Googgle
Penerbit: Malang. 01
Pebruwari, 2018
Sumiayutningsih Dien. Mengajar
Dengan Kreatif dan Menarik.
Penerbit:
ANDI, 2009.
Nuhamara, Daniel. Pembimbing
PAK Pendidikan Agama Kristen.
Penerbit: Jurnal Info Media, 2007.
Nainggolan John. Menjadi Guru Agama Kristen. Atau Upaya peningkatan Mutu dan Kualitas
Profesi
Keguruan.
Dr. Nuhamara, Pdt. Janse B. Non-serano, Oditha R.
Hutabarat. Drs, Jerri R. Sirait, Pdt. Yusri Paggabean.
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi
Pendidikan agama Kristen.
Penerbit. Bina Media Indonesia. Bandung. 2005
[1]
Pdt. Dr. Dien Sumiyatningsih, GD.
Th., M.A. Mengajar dengan Kreatif dan
Menarik. Buku Pegangan untuk Mengajar Pendidikan Agama Kristen, Sd sampai
PT, Pendidikan Jemaat Kategorial, (Penerbit: ANDI, 2009) Hal. 1
[2] Pdt. Dr.
Daniel Nuhamara, M. Th. Pembimbing PAK
Pendidikan Agama Kristen, (Penerbit: Jurnal Info Media, 2007). Hal. 28-30.
[5] Bolandina,
Janse Non Serrono, M. Si, Pdt. Profesionalisme
Guru dan Bingkai Materi PAK , SD, SMP, SMA, SMK, PT. (Bandung: Bina (Media
Informasi, 2005, hal. 1-9).
[6] John M.
Nainggolan, M. Th. Menjadi Guru Agama
Kristen, Suatu Upaya Peningkatan Mutu dan Kuwalitas Profesi keguruan.
(Penerbit: Info Media, 2007, hal. 3).
[7]
Dr. Nuhamara, Pdt. Janse B.
Non-serano, Oditha R. Hutabarat. Drs, Jerri R. Sirait, Pdt. Yusri Paggabean. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian,
Untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Pendidikan Agama Kristen (Penerbit:
Bina Media Informasi, Bandung, 2005. hal. xx-xxi