Eksposisi Kitab Kejadian
oleh: Matius
Soboliem, S. Th.
KEJADIAN 3:1-24
I) Serangan setan.
1) Setan
memakai ular (ay 1).
a) Ada dua hal yang sering
diperdebatkan yaitu :
· Ular disebut binatang
yang paling cerdik (ay 1).
Ini kelihatannya bertentangan dengan fakta
karena kita melihat binatang-binatang lain yang rasanya lebih pandai dari ular
seperti anjing, kera, lumba-lumba, dsb. Menghadapi persoalan ini perlu kita
ingat bahwa dalam ay 14 ular dikutuk oleh Tuhan. Jadi, bisa saja setelah itu
ular kehilangan kecerdikannya. Dalam Mat 10:16 pada waktu Yesus berkata bahwa
orang kristen harus ‘cerdik seperti ular’, mungkin Yesus menunjuk pada saat
sebelum ular kehilangan kecerdikannya.
· Ular bisa bicara.
Ini dianggap sebagai dongeng. Tetapi
sebetulnya tidak ada sesuatu yang aneh dalam bagian ini. Tuhan bisa membuat
keledai Bileam bicara. Setan bisa membuat ular bicara. Dalam kekristenan ada
bahasa lidah / Roh. Dalam agama-agama lain dan occultisme, bahkan dalam kalangan
kristen, juga ada bahasa lidah / roh yang datang dari setan. Kalau setan bisa
memberi bahasa lidah / roh kepada manusia, mengapa ia tidak bisa memberi pada
ular?
b) Yang
disebutkan adalah ular, bukan setan.
Hal yang menarik dalam Kej 3 ini adalah
bahwa setan sendiri tidak pernah disebutkan! Tetapi, sebetulnya inilah
pengalaman kita sehari-hari! Setan sendiri tidak menampakkan diri; hanya
agen-agennya / alat-alatnya yang kelihatan. Karena itu setiap kali ada ajakan,
perintah, bujuk rayu untuk membuat dosa, sekalipun saudara tidak melihat setan
dengan mata jasmani saudara, ingatlah bahwa setan ada dibalik orang yang
mengajak saudara berbuat dosa itu.
2) Setan menyerang Hawa (ay
1).
a) Setan
menyerang Hawa waktu Hawa sedang sendirian.
Kata-kata ‘yang bersama-sama dengan dia’
dalam ay 6b tidak berarti bahwa Adam sudah bersama-sama dengan Hawa sejak ay 1.
Ay 17a dan 1Tim 2:14 menunjukkan bahwa
Adam tidak mendengar bujukan setan, tetapi mendengarnya dari Hawa. Jadi, waktu
setan menyerang, Hawa sedang sendirian. Setan selalu menyerang pada saat yang
tepat.
b) Hawa
adalah titik lemah.
Hawa adalah titik yang lebih lemah
dibanding dengan Adam karena Hawa tidak mendengan larangan makan buah secara
langsung. Kej 2:16-17 dikatakan oleh Allah hanya kepada Adam karena pada saat
itu Hawa belum diciptakan. Hawa lalu mendengar larangan itu dari Adam. Karena
itu Hawa merupakan titik lemah. Setan selalu menyerang titik lemah! Karena itu
sadarilah apa kelemahan saudara dan berdoalah selalu supaya Tuhan menguatkan saudara
di titik lemah itu.
3) Setan menyerang Firman
Tuhan.
a) Setan
menyerang supaya Hawa meragukan Firman Tuhan (ay 1b).
Dalam ay 1b ini Alkitab Indonesia kurang
tepat terjemahannya.
NIV : “Did God really say ...” (=
Benarkah Allah berkata ...).
b) Setan
mengubah Firman Tuhan (ay 1- semua tak boleh dimakan).
Reaksi Hawa:
a.
Hawa mengurangi Firman Tuhan.
Bandingkan kata-kata
Hawa dalam ay 2 dan larangan asli dari Tuhan dalam Kej 2:16-17. Kata ‘semua’
ditiadakan. Sepintas lalu penghapusan kata ‘semua’ ini tidak ada artinya.
Tetapi sebetulnya ada! Kalau ada kata ‘semua’ maka penekanannya ada pada kasih
Allah (Allah mengijinkan memakan semua, kecuali satu). Tetapi dengan tidak
adanya kata ‘semua’, maka penekanan Hawa adalah pada larangan Allah.
b. Hawa menambahi Firman Tuhan
(ay 3- ‘raba’).
Dari reaksi Hawa ini jelaslah bahwa Hawa
kurang kuat berpegang pada Firman Tuhan! Ini menyebabkan setan makin berani
menyerang. Dalam ay 4 setan secara terang-terangan menentang Firman Tuhan!
Melalui ay 4 ini setan ingin supaya Hawa:
· tidak percaya kepada
Allah.
· menganggap Firman Tuhan
tak benar.
· menganggap hukuman tidak
ada.
Setan selalu menyerang Firman Tuhan.
Karena itu kita harus belajar Firman Tuhan baik-baik.
4) Setan
menyerang dengan dusta (ay 5 bdk. Yoh 8:44).
Dalam ay 5 ini jelas setan menawarkan
sesuatu sebagi imbalan (bdk. Mat 4:9). Imbalan yang ditawarkan oleh setan ialah
‘menjadi seperti Allah’. Ini tentu dusta!
Penerapan:
Setan selalu mengajak kita melanggar
Firman Tuhan dengan ‘imbalan’ tertentu. Misalnya:
· Mendorong kita untuk
membolos dari kebaktian dengan imbalan piknik / kesenangan dunia yang lain.
· Mendorong kita pergi ke
dukuin / menggunakan magic dengan imbalan kesehatan, kesembuhan, atau
kekayaan / sukses.
II) Kejatuhan Adam dan Hawa.
Hawa ‘melihat’ (ay 6). Banyak dosa terjadi
karena penggunaan mata yang salah (bdk. 2Sam 11:2). Lalu dalam diri Hawa timbul
keinginan untuk makan (ay 6), ia mengambil buah itu dan makan. Ia juga
memberikannya kepada Adam dan Adam ikut makan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa!
Mungkin mereka sudah puluhan kali lewat pohon itu dan tidak jatuh, tetapi kali
itu mereka jatuh! Ini memberikan pelajaran kepada kita: kita tidak pernah bisa
kebal terhadap dosa apapun juga!
Dosa Adam dan Hawa tidak ringan:
· mereka tidak perduli dan
tidak percaya pada Firman Tuhan.
· mereka berambisi menjadi
Allah (ini kebalikan dari sikap Yesus. Bdk. Fil 2:5-7). Mereka diciptakan
sebagai peta dan teladan Allah, tetapi mereka ingin menjadi seperti Allah! Ini
adalah pemberontakan.
Disamping itu ada hal-hal yang memperberat
dosa mereka:
¨ dusta (ay 10 - ia takut bukan karena
telanjang).
¨ tidak mau mengaku dosa, tetapi bahkan
menyalahkan orang lain dan Allah sendiri (ay 12-13).
III) Akibat / hukuman dosa.
1) Rasa malu dan rasa takut.
Ay 7 mereka malu (bdk. Kej 2:25 - tidak
malu).
Ay 8-10 mereka takut sehingga bersembunyi.
2) Penderitaan.
Ini berlaku untuk perempuan (ay 16) maupun
laki-laki (ay 17-19a).
3) Kematian jasmani (ay 19b).
Adam dan Hawa tidak mengalami kematian
jasmani saat itu. Apakah itu berarti Kej 2:16-17 adalah salah? Tidak! Kej
2:16-17 terjadi saat itu. Saat itu juga Adam dan Hawa mengalami kematian rohani.
Artinya mereka putus hubungan dengan Allah. Ini akan disusul oleh kematian
jasmani (ay 19b).
Apa arti ay 20? Ada beberapa penafsiran:
a) Adam
melakukan ay 20 sebagai wujud imannya terhadap kata-kata Tuhan dalam ay 15.
b) Karena
kematian jasmani tidak terjadi saat itu, maka Adam melakukan ay 20.
c) Ay 20
harus diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect.
‘Adam had named his wife Eve...’.
Jadi, Musa sebagai penulis kitab Kejadian
ini, mengatakan bahwa tadinya (sebelum jatuh ke dalam dosa), Adam memberi nama
Hawa (artinya hidup / kehidupan), tapi ternyata melalui Hawa ia justru jatuh ke
dalam dosa dan harus mati.
4) Diusir dari taman Eden (ay
22-24).
a) Ay 22a
tidak boleh diartikan secara hurufiah. Itu adalah irony (= ejekan).
Tuhan mengatakan itu karena Adam / Hawa percaya pada kata-kata setan dalam ay
5.
b) Ay
22b-24: Adam dan Hawa diusir dari taman Eden.
Ada yang menafsirkan ini sebagai tindakan
kasih Allah. Allah tidak ingin mereka hidup menderita selama-lamanya dan karena
itu mereka dihalangi untuk makan buah pohon kehidupan. Dengan dihalangi, mereka
akan mati dan terbebas dari penderitaan. Ini tafsiran yang salah!
Allah menghalangi mereka makan buah pohon
kehidupan karena Allah tidak ingin FirmanNya dalam ay 19b (bahwa manusia harus
mati) lalu tidak terlaksana. Kalau mereka makan buah pohon kehi-dupan, maka
mereka tidak akan mati dan ay 19b tidak terjadi. Karena itu Allah menghalangi
mereka makan buah pohon kehidupan.
IV) Kasih Allah.
Ditengah-tengah hukuman yang diberikan
oleh Allah, kita masih bisa melihat kasih Allah kepada manusia!
1) Ay 14: hukuman kepada ular:
a)
Terkutuk.
b)
Menjalar dengan perut.
Ini menyebabkan ada penafsir yang
beranggapan bahwa dulu ular berjalan tegak atau punya kaki.
c)
Makan debu tanah.
Tetapi kenyataannya ular tidak makan debu.
Bagaimana penyelesaiannya?
Jawab: Makan debu tanah bisa diartikan
secara:
· Hurufiah:
* karena menjalar dengan
perut, maka pasti ada debu yang masuk ke mulutnya.
* ini berlaku untuk ular
itu saja, bukan untuk ular lain.
· Kiasan.
Artinya: ular direndahkan (bdk. Mikha
7:17; Yes 49:23; Maz 72:9).
Satu hal yang perlu dipertanyakan: Ular
adalah binatang yang tidak bermoral. Lalu mengapa ia dihukum?
1.
Binatang yang tidak bersalahpun ikut jadi korban dosa manusia.
Contoh: banjir Nuh.
2.
Kej 9:5 & Kel 21:28 menunjukkan bahwa binatang yang salah memang
dihukum. Binatang diciptakan untuk manusia. Kalau ia menghancurkan manusia,
maka ia harus dihancurkan.
3.
Seorang yang bernama Chrysostom berkata:
“God destroys the instrument that brought
His creature to fall, just as a loving father, when punishing the murderer of
his son, might snap in two the sword or dagger with which the murder had been
committed” (= Allah menghancurkan alat yang menyebabkan
ciptaanNya jatuh, sama seperti seorang bapa yang mengasihi, ketika menghukum
pembunuh anaknya, bisa mematahkan pedang atau pisau dengan mana pembunuhan itu
telah dilakukan).
Jadi, Allah menghukum ular saking jengkelnya
melihat manusia yang Dia cintai telah jatuh ke dalam dosa. Jadi, dari hukuman
ular ini, kita melihat kasih Allah kepada manusia.
2) Ay 15 terutama ditujukan
kepada setan.
Ini sering disebut PROTO EVANGELIUM (Injil
yang pertama).
Sekalipun kata-kata ini ditujukan kepada
ular / setan, tetapi artinya penting sekali untuk manusia, karena ini adalah
janji Allah bahwa dari keturunan Hawa akan ada seorang yang akan mengalahkan
setan. Nubuat ini telah digenapi dengan kedatangan, kematian, dan kebangkitan
Yesus yang sudah mengalahkan setan.
Penutup:
Dari bagian ini kita bisa melihat kebencian Allah kepada dosa dan juga
keadilan Allah yang menyebabkan Ia menghukum dosa. Ini mengajar kita untuk
tidak meremehkan dosa.
Tapi tetap kita juga bisa melihat kasih Allah. Ia memberikan pengharapan
untuk manusia yang berdosa untuk bisa diselamatkan. Betapapun besarnya /
banyaknya dosa saudara, jangan putus asa. Masih ada harapan! Allah mengasihi
saudara dan ingin menyelamatkan saudara. Yesus sudah menggenapi Kej 3:15
sehingga sekarang setan sudah dikalahkan. Kalau saudara percaya kepada Yesus,
saudara akan diampuni dan diselamatkan.
-AMIN-