Situs media informasi publik menyakut dengan bahan-bahan teologi dan materi-materi umum di masa kini oleh Ev. Matius Sobolim, S.Th
Rabu, 05 Juni 2013
Devinisi Visi
Visi
Oloh
Matius Sobolim, S. Th.
“Dalam Tahun ……….
Aku Melihat Tuhan Duduk Di Atas Tahta Yang Tinggi Dan Menjulang, Dan Ujung
Jubahnya Memenuhi Bait Suci” (Yesaya 6:1).
A. Pengantar
Apa sesungguhnya visi itu? Apakah visi itu adalah monopoli
dari orang yang disebut visioner saja? Ada yang berkata bahwa pemimpin visioner
sajalah yang memiliki visi, sedangkang visi itu tidak ada pada orang
kebanyakan. Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Hampir bisa diduga bahwa orang
yang seperti ini cenderung mengatakan bahwa ia tidak memiliki visi karena
beberapa alasan. Pertama, Orang sering sulit mengetahui serta menemukan
visi karena pada dasarnya mereka tidak memahaminya dengan baik. Kedua,
Dari sudut pandang lain, orang juga sering tidak memahami apa dan di mana
sumber visi itu, dari mana visi itu datang, bagaimana cara untuk mengetahuinya
serta apa cara menggali serta mengembangkannya di dalam diri? Ketiga,
visi itu sering disamakan dengan mimpi, sehingga orang sulit menemukannya.
Dalam membahas pokok seputar VISI, maka ada tujuh pokok perbincangan yang akan
didiskusikan dalam Bab ini. Ketujuh pokok percakapan itu adalah antara lain: 1.
Apa sebenarnya VISI itu? 2. Karakteristik dari VISI., 3. Tanda
dari VISI., 4. Menggali VISI., 5. VISI dan IMAN., 6. Membagi VISI. dan 7.
Visi dan Perubahan.
- 1. APA SEBENARNYA VISI ITU?
Anda tentu telah mengetahui bahwa ada banyak definisi dan
pemahaman tentang VISI dalam berbagai literatur. Istilah VISI berasal
dari kata VISION (Bahasa Inggris) yang berakar dari kata visoum (Middle
English), dan vision (Old France) yang bersumber dari istilah Latin visio,
visus, videre, yang arti dasarnya ialah “to see atau melihat.”
Arti selengkapnya dari vision ini adalah “tindakan atau kekuatan melihat dengan
mata; atau kemampuan intuisi melihat.” Visi dapat juga berarti “kemampuan
melihat lebih dari keadaan normal, yaitu suatu kemampuan mental untuk
mengimajinasi; dan kemampuan untuk melihat serta memahami sesuatu yang tidak
terlihat oleh orang kebanyakan, dsb.” Visi seperti yang diterangkan di atas
menjelaskan tentang kekuatan diri untuk melihat karena visi berarti
melihat. Kini timbul pertanyaan, yaitu, dengan pengertian visi seperti ini,
apakah ada kejelasan mengenai apa sebenarnya substansi visi itu? Barangkali
pertanyaan ini dapat disederhanakan, yaitu, “kalau visi artinya melihat, apa
sesungguhnya yang dilihat?” Visi yang artinya melihat ini sebenarnya tidak
menjelaskan apa yang dilihat itu, sehingga pengertian tentang visi itu
sendiri perlu diperjelas. Dari perspektif yang substantif, VISI dapat
didefinisikan sebagai berikut: “VISI adalah kemampuan untuk melihat
keinginan suci yang ditulis oleh Sang Pencipta di dalam batin (guna menjawab
kebutuhan) yang berkaitan erat dengan pemenuhan hidup seseorang atau setiap
individu bagi diri mau pun organisasi yang dipimpinnya.” Defenisi visi yang diungkapkan di atas ini
menunjuk kepada Allah sebagai sumber dan pemberi visi yang dilakukan-Nya dengan menuliskannya di
dalam batin setiap orang. Visi juga menjelaskan tentang kemampuan untuk melihat
apa yang telah ditulis oleh Allah di dalam batin setiap orang tersebut. Visi
yang diberikan oleh Allah ini memiliki tujuan yang pasti yaitu untuk pemenuhan
hidup, baik kehidupan individu, rumah tangga mau pun kelompok dan kepemimpinan.
Pemahaman definisi visi seperti ini dapat dihubungkan dengan pendapat George
Barna yang mengatakan bahwa “Vision is a clear and precise mental portrait
of preferable future, imparted by God to His chosen servants, based on accurate
understanding of God, self and circumstances.” Pemahaman visi seperti yang
ditegaskan oleh Barna ini bersifat ekslusif Kristen, yang juga menempatkan
Allah sebagai sumber visi itu. Pada sisi lain ada penekanan yang diberikan pada
sisi pemimpin, yang memiliki kemampuan untuk melihat visi dimaksud secara
jelas, dimana akhirnya ia dapat mengetahui dengan pasti apa yang dinyatakan
Allah mengenai masa depan yang akan dimasuki kelak. Dalam kaitan dengan
pengertian visi seperti yang diungkapkan di atas dan dihubungkan dengan
kepemimpinan, maka dapat dikatakan bahwa, “Visi kepemimpinan adalah
kemampuan pemimpin untuk melihat serta memahami keinginan suci yang ditulis
oleh Allah di dalam batinnya bagi organisasi serta kepemimpinannya.”
Pengertian visi seperti ini jelas menunjuk kepada Allah sebagai sumber visi,
yang oleh kedaulatan-Nya ia menuliskan keinginan suci itu di dalam batin setiap
pemimpin bagi organisasi serta kepemimpinannya. Di sini dapat ditemukan bahwa
dalam visi itu ada kehendak Allah yang khusus bagi kepemimpinan seorang
pemimpin. Pada sisi lain, visi juga dijelaskan sebagai kemampuan pemimpin untuk
melihat secara jelas apa yang tertulis oleh Allah di dalam batinnya untuk
dilakukannya. Dalam kaitan ini, Allah sering kali memberikan konfirmasi tentang
visi yang ditulis-Nya itu melalui berbagai macam cara. Ia dapat menyatakan visi
itu untuk dilihat oleh pemimpin melalui mimpi (Yusuf, Daniel, Paulus,
dsb) atau penyataan intuitif langsung atau melalui peristiwa krusial
seperti kepada Nehemia dengan berita kehancuran Yerusalem atau Esther dengan berita
ancaman maut bagi bangsanya. Visi pun dapat dinyatakan melalui interaksi
dinamis dalam kelompok orang yang
terlibat dalam suatu kepemimpinan yang berupaya menemukan jawaban bersama untuk
mejawab pertanyaan “mengapa mereka ada sebagai suatu organisasi.” Kebenaran
mengenai VISI ini ditegaskan oleh Andy Stanley, dengan mengatakan: “Visi-visi
lahir dalam jiwa seorang pria atau perempuan yang dihadapkan kepada ketegangan
tentang apa sebenarnya yang ada dan apa yang dapat terjadi.” Hal-hal yang dapat
diperhatikan dalam penjelasan Stanley di atas adalah: Visi mulai terlihat
dengan adanya kebutuhan terasa dihadapkan dengan kondisi yang tidak
memuaskan. Dari sinilah VISI mulai menyatakan diri. Kebutuhan terasa
dimaksud menunjuk kepada visi sebagai dasar untuk memberikan jawaban kepadanya.
Kebutuhan terasa dan kondisi tidak memuaskan ini kemudian berkembang menjadi
suatu gambaran mental yang jelas tentang “apa yang dapat terjadi dari
apa yang ada.” Penyataan visi semakin menjadi jelas dengan adanya keyakinan
yang kuat atas apa yang mungkin saja terjadi dari apa yang ada itu. Dengan penyataan visi ini maka pemimpin
kemudian dapat memahami visi yang tertulis oleh Allah di dalam batinnya.
1.1.1.
KARAKTERISTIK
DARI VISI. dalam upaya untuk menjawab apa
sebenarnya VISI itu, tercermin pada pertanyaan tentang “Apa saja yang merupakan
karakteristik dasar dari VISI itu?” Pertanyaan tentang karakteristik visi ini
dapat dijawab dengan menyimak penjelasan berikut:
1.1.2.
VISI bersifat Ilahiah, berasal dari
Allah, yang menuliskan keinginan suci di dalam batin setiap
invidu. Rick Warren berkata, “You exist only because God wills that you
exist. You were made by God and for God – and until you understand that, life
will never make sense.”[12]
Dalam kaitan ini, Alkitab memberikan contoh yang jelas melalui pemanggilan
Yeremia dimana Allah sendirilah yang memberikan konfirmasi kepadanya
untuk memahami keinginan suci ini (Banding: Yeremia 1:4-10., Kolose 1:16b,
dsb).
1.1.3.
VISI menjelaskan tentang ‘mengapa
anda ber-ADA’ (esse), dan apa TUJUAN (purpose) keberadaan anda, serta ‘ke arah
mana’ (life objective) hidup anda tertuju’ (yang berhubungan dengan bene esse
atau kesejahteraan yang didambakan). Visi dalam pengertian ini menjelaskan
tentang tujuan khusus keber-ada-an setiap individu yang memberikan sense
of purpose dan fokus yang jelas kepadanya. Dengan demikian, apabila
ia menemukan sense of purpose dan fokus ini, maka ia kemudian dapat menjadi
berbeda dengan mencapai tujuan kehidupan bagi diri mau pun organisasi yang
dipimpinnya. Dalam kaitan ini, anda harus memperhatikan faktor yang disebut di
sini bila merumuskan visi itu.
1.
VISI bersifat dulu (life root), kini
(now) dan besok (future)., untuk itu anda harus menggali, memimpikannya, dan
melihatnya dengan jelas serta mengambilnya sebagai dasar bagi hidup dan
kepemimpinan anda.
2.
VISI berkenan dengan kebutuhan dasar
dari kehidupan; yang berhubungan dengan kepentingan “pribadi serta kepemimpinan
dalam suatu organisasi.” Kebenaran ini menegaskan bahwa visi sejati akan
bersifat obyektif, profitabel dan pragmatis bagi banyak
orang, visi itu harus selalu membawa kebaikan dan kemanfaatan bagi banyak
pihak, karena visi yang benar memiliki unsur altruistik.
3.
VISI membuka mata untuk melihat kekuatan
saat ini dan hal-hal yang mungkin dicapai di masa depan, serta
memberanikan untuk melompat ke air yang dalam. Visi sejati akan menolong
setiap orang untuk memahami bahwa ia memiliki kekuatan dalam dirinya untuk
bertindak maju memasuki masa depan.
4.1.1.
TANDA DARI
VISI. Setelah mempelajari karakteristik
visi seperti yang telah diuraikan, sekarang anda dapat merpindah untuk melihat
tanda dari visi. Ada beberapa tanda yang dapat menolong untuk mengidentifikasi
VISi itu. Tanda-tanda itu adalah sebagai berikut:
1.
VISI biasanya berteriak keras (di
dalam batin) tetapi tidak terucapkan, karena bertalian erat dengan kebutuhan
mendasar yang akan membawa keuntungan bagi diri dan orang lain. Tanda pertama
ini menerangkan bahwa apa yang disebut visi itu memiliki kekuatan yang sangat
mempengaruhi batin setiap individu. Kekuatan dari visi ini membuat individu
dimaksud menjadi sadar bahwa ia memiliki sesuatu yang harus diperjuangkan,
walau pun pada awalnya ia sulit membaginya kepada orang lain.
2.
VISI itu akan terus menerus
mendebarkan batin dengan frekuensi yang semakin tinggi. Visi sejati selalu akan
memberikan dinamika bagi individu (pemimpin), dimana ia akan terus menyala dan
menjadi dinamis oleh visi itu.
3.
VISI bersifat tunggal sebagai dasar
bagi fokus satu-satunya dalam hidup dan kepemimpinan. William Beausay II
berkata, “Satu adalah angka yang kuat.” Seseorang dapat saja memiliki beberapa visi
bagi diri, rumah tangga mau pun pekerjaan atau karir dan kepemimpinan, tetapi
setiap visi dimaksud harus bersifat tunggal, sehingga ia dapat difahami dan
dikerjakan secara terfokus.
4.
VISI mendorong untuk menetapkan
perhatian yang menjurus ke satu arah (tujuan)., yang menjelaskan tentang adanya
‘sense of purpose.’ Dalam kaitan ini visi yang memberi fokus itu mendorong
sehingga pemimpin memahami tujuan yang untuknya visi itu diberi.
5.
VISI menyemangati naluri berpikir
yang terus menalar mencari jalan ke luar ke fokus (yang membara dalam batin dan
benak) untuk menjawab setiap kebutuhan terkait.
6.
VISI selalu selaras dengan potensi
riil yang ada pada seseorang. Potensi riil ini sering belum disadari
sekarang, tetapi ada tanda-tandanya yang jelas. Dengan kata lain visi itu dapat
disebut visi sejati karena selaras dengan potensi riil dalam diri
individu (pemimpin).
4.1. 2. MENGGALI VISI. Setelah menggumuli dan mengenal tanda-tanda dari visi
kini timbul pertanyaan lain, bagaimana menggali, menemukan,
serta mengembangkan visi (keinginan suci) yang tertulis oleh Allah di dalam
batin anda itu? dalam upaya menggali visi, hal pertama yang harus dibuat dari
perspektif Kristen ialah berdoa, dimana Anda secara khusus
menyatakan kepada ALLAH tentang kerinduan untuk menemukan tulisan tangan-Nya di
dalam batin. Berdoa berarti mengadakan perenungan introspektif di
hadapan Allah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai keinginan
suci (visi) yang telah ditulis-Nya di dalam batin. Ada beberapa beberapa
langkah yang harus ditempuh dengan melihat tanda-tanda praksisnya seperti di
bawah ini:
1.
Awalilah dengan mencermatilah
keinginan terdalam yang adalah keinginan suci.” Keinginan suci ini harus
dibedakan dari keinginan biasa, yang ada pada kebanyakan orang. Ingatlah bahwa keinginan
suci ini bersifat khusus dan selalu berhubungan dengan kebutuhan pokok yang
terasa.[18]
Untuk membedakannya dengan keinginan biasa, cermatilah nilai-nilai bagi
keinginan itu dan cocokanlah dengan potensi terpendam dalam diri Anda.[19]
2.
“Salurkanlah keinginan suci tersebut
dengan jalan mengalimatkannya dengan kalimat berbobot. Contoh bagi kalimat
berbobot dimaksud dapat dilihat dengan membandingkan pernyataan berikut: ‘Saya
ingin banyak uang, hidup senang,’ dan ‘Saya mau memperkaya orang lain’.”[20]
Apabila Anda telah mengalimatkan visi maka anda sedang berpindah dari suatu ide
kepada konsep. Konsep ini adalah sebagai lambang fakta, yang
dengannya akan terwujud kenyataan yang didambakan secara riil nanti. Sebagai
contoh, anda dapat merangkum pernyataan visi sebagai berikut: “…………. ada
untuk memuliakan Allah dengan memperkaya banyak orang.” Perhatikanlah ini,
“…….. ada” menunjuk kepada subyek yang substantif, yang keberadaannya adalah
untuk memuliakan Allah. “Memuliakan Allah” menunjuk kepada utopi; dan
“memperkaya banyak orang,” menunjuk kepada tujuan operasi kerja dari pribadi
mau kepemimpinan dalam suatu organisasi.
3.
Sebagai dasar untuk melangkah
membuat “suatu perencanaan strategis” guna melaksanakan visi anda dimaksud,
maka anda membuat sebuah potret tentang bagaimana anda mengerjakan dan
mengalami pemenuhan (menggapai) visi dimaksud” (sekarang di suatu masa yang
akan datang) sebagai langkah kegenapan visi anda itu.[21]
Membuat potret masa depan diawali dengan membuat skenario masa depan sebagai
dasar untuk membangun suatu perencanaan strategis (strategic planning).[22]
Dengan adanya perancanaan strategis ini, anda dapat mengetahui dengan pasti
akan visi, misi, fokus dan inti bisnis kepemimpinan yang menjelaskan tentang
tugas-tugas yang akan dikerjakan mencapai tujuan yang telah dicanangkan dalam
organisasi yang anda pimpin.
4.1.2.
VISI DAN
IMAN. Iman sangatlah diperlukan dalam
upaya menetapkan dan melaksanakan VISI. Iman di sini merupakan pengukur
keabsahan visi dan penentu pelaksaannya. Kini timbul pertanyaan, apa sebenarnya
IMAN itu, dan apa hubungannya dengan VISI? Dalam perspektif Kristen, Kitab Suci
secara gambling menegaskan, “Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). Di sini iman menjelaskan tentang visi
sebagai sesuatu yang memiliki dasar pembuktian. Merumuskan hubungan ini lebih
jauh, dapat dikatakan bahwa IMAN adalah VISI, yaitu “Melihat hal yang ingin
kita capai, jauh sebelum itu ada” (J.C. Bowling). Beberapa unsur penting
dari hubungan VISI dan IMAN (Iman dan Visi) dapat dijelaskan sebagai berikut
ini:
1.
IMAN adalah dasar bagi VISI, yang
merupakan landasan bagi pencapaian gambaran “mimpi masa depan” yang
didambakan.[23]
Dapat dikatakan bahwa iman menjadikan visi sebagai suatu kenyataan, dan iman memastikan
bahwa visi adalah sejati.
2.
IMAN meneguhkan VISI, dan berperan
sebagai BUKTI bahwa visi yang didasarkan atas iman itu adalah
nyata (riil), dapat dikerjakan serta dapat dicapai. Dalam
kaitan ini, visi menjadi pasti sepasti iman akan TUHAN, dan ada hal-hal nyata
yang akan dilakukan untuk mencapai hal-hal nyata lainnya di masa depan yang
juga pasti.
3.
VISI yang dibangun di atas iman
menjelaskan tujuan organisasi dan meneguhkan untuk berjalan ke depan
mencapainya. Dengan adanya visi, maka individu (pemimpin) dapat melihat
tujuan yang jelas ke depan, serta dapat mengetahui apa-apa saja
yang patut dikerjakan untu mencapai tujuan dimaksud.
4.
VISI dan IMAN meneguhkan
kepemimpinan, sehingga pemimpin dapat memimpin orang lain yang diawali dengan membagi
visi. Dengan adanya visi (kepemimpinan) maka pemimpin dengan sendirinya
memiliki kuasa untuk memimpin, karena dengan visi dimaksud ia dapat membuat
sesuatu terjadi. Dengan visi yang sama, ia pun dapat menggerakan orang
lain (bawahan) untuk bertindak secara sinergis dengan berbagi visi dimaksud.
Dengan berbagi visi, pemimpin dapat memastikan bahwa upaya memimpinnya
(leadership attempt) pasti akan terlaksana.
5.
VISI dan IMAN memastikan masa depan
bertujuan, meneguhkan harapan mencapainya, karena VISI dan IMAN adalah “FAITH
LEAP.”[24]
Dengan adanya visi bertujuan ini, individu (pemimpin) dapat melihat jalan ke
masa depan yang memberikan kekuatan dan memberanikannya untuk melompat ke dalam
peluang (melompat ke air yang dalam), mencipta masa depan yang cerah.
6.
VISI dan IMAN memberi semangat untuk
membangun motivasi tinggi dan mendukung guna mengatasi tantangan bersama untuk
maju secara konsisten.[25]
4.1.3.
MEMBAGI
VISI. Telah dikatakan sebelumnya bahwa
VISI memiliki kekuatan yang ampuh untuk mengangkat dan membawa seseorang ke
atas serta ke depan. Secara khusus dapat dikatakan bahwa, VISI memberi kuasa
bagi pelaksanaan kepemimpinan, karena itu, VISI KEPEMIMPINAN itu harus dibagi.
Dalam kaitan ini, visi harus dilihat sebagai api yang membinarkan kekuatan yang
menghangatkan. Bill Newman mengatakan: “Visi adalah seperti api unggun di
perkemahan, dimana orang-orang akan berkumpul mengelilinginya, karena di sana
ada cahaya, energi, kehangatan dan kebersamaan.” Visi yang memiliki
kekuatan seperti yang digambarkan di sini menjelaskan bahwa visi dapat dibagi,
sehingga menjadi milik semua orang. Sekarang bagaimana VISI itu dapat Anda
bagi? Visi itu dapat dibagi dengan memperhatikan langkah penting berikut ini.
1.
Gunakanlah visi itu untuk melihat
gambaran suatu akhir dengan jelas, sebagai dasar untuk melibatkan orang lain.
Aristoteles berkata, “Jiwa tidak dapat berpikir tanpa adanya suatu
gambaran.” Dalam kaitan ini, visi memberi kemampuan untuk membuat dan
membagi gambar visi, pemimpin dapat membuat visualisasi profil masa depan
serta siap membaginya kepada orang lain.
2.
Perhatikanlah perubahan yang akan
terjadi dengan adanya gambaran akhir atau gambaran profil masa depan
dari visi ini, dan keuntungan apa yang saja yang akan dicapai, serta alasan
kuat untuk mencapainya. Dengan gambaran akhir ini, seorang pemimpin dapat
mengetahui secara pasti tentang apa yang dapat dan harus dilakukan untuk
menggapai visi itu.
3.
Anda dapat berbagi visi itu dengan
memberikan gambaran masa depan secara jelas. Dengan gambaran masa depan yang
jelas ini anda memiliki alat untuk mengambarkan masa depan. dimana Anda juga
dapat membangunkan keyakinan dan semangat semua orang yang anda pimpin bahwa visi
dimaksud dapat dicapai secara bersama.
4.
Kunci untuk berbagi VISI dalam
perspektif Kristen memiliki kekuatan khas. Kekuatan khas ini adalah seperti
yang dikatakan oleh Larry Crabb, bahwa “Suatu visi yang dibagi berkenan dengan
bagaimana seseorang adanya dan dapat menjadi kemudian, memiliki kuasa apabila
Roh Kudus telah berbicara kepada jiwanya.”[26]
Di sini terlihat jelas bahwa Roh Kudus sendirilah yang meneguhkan visi di dalam
jiwa seorang pemimpin. Di atas visi inilah pemimpin dapat membangun gambaran
masa depan yang bisa diungkapkannya secara dinamis oleh pertolongan Roh Kudus.
5.
Kebenaran tentang berbagi visi yang
memiliki daya dorong kuat ini ditegaskan oleh Burt Nanus dengan mengatakan,
“Tidak ada mesin penggerak organisasi ke arah ekselensi dan sukses jangka
panjang dari pada membagi secara luas suatu visi yang atraktif, bermanfaat, dan
dapat dilaksanakan untuk mencapai masa depan.”[27]
Dari uraian Burt Nanus ini dapat dikatakan dengan tegas bahwa visi harus
dirumuskan secara atraktif, pragmatis dan aplikatif yang olehnya pemimpin dapat
membaginya kepada orang yang dipimpinnya. Berbagi visi seperti inilah yang
menyebabkan adanya daya dorong yang menggerakan semua komponen organisasi untuk
terlibat aktif dalam kinerja kepemimpinan.
6.
VISI DAN
PERUBAHAN. Telah dibincangkan sebelumnya
bahwa visi yang adalah keinginan suci memberikan kemampuan untuk memahami
kehendak Allah dan melihat ke depan akan apa yang akan terjadi. Kondisi ini
dapat disebut sebagai “perubahan.” Perubahan dapat dijelaskan sebagai keadaan
yang dinamis yang terus bergerak ke arah bentuk yang baru ke depan.
Perubahan ini dapat berbentuk berubahan internal atau pun perubahan eksternal,
yang menyangkut perubahan esensi, bentuk, makna, fungsi dan peran yang dapat
terjadi secara penuh maupun setengah, mengganti, modifikasi, dan sebagainya.
Mengaitkan perubahan dimaksud dengan visi, maka Rick Warren mengatakan, “Visi
adalah kemapuan untuk menilai dengan tepat perubahan-perubahan yang terjadi
dewasa ini dan menarik manfaat dari perubahan-perubahan tersebut.”
Mencermati apa yang diuraikan oleh Rick Warren ini dapatlah dikatakan bahwa
dengan keinginan suci pemberian Allah (visi), pemimpin dapat belajar untuk
melihat adanya perubahan-perubahan pesat yang terjadi dan menyesuaikan strategi
serta tindakannya untuk melangkah secara baru menjawab tantangan perubahan
dengan menginisiasi perubahan ke depan. Dalam kaitan ini, pemimpin perlu peka
terhadap kondisi perubahan dalam arti yang sebenarnya. Hal inilah yang
dikatakan oleh Rick Warren bahwa “visi adalah perasaan peka terhadap setiap
kesempatan”[28]
Menghadapi kondisi perubahan dimaksud, ada dua hal yang dapat dikerjakan secara
simultan yaitu:
7.
Mengembangkan sikap kepekaan
terhadap masa depan. Dalam upaya mengembangkan kepekaan terhadap masa depan
maka ada beberapa langkah yang perlu di cermati. Langkah-langkah tersebut
adalah antara lain:
a)
Membangun pendekatan yang
konstruktif sebagai upaya mengidentifikasi hakikat, bentuk, dan kadar perubahan
yang sedang terjadi .
b)
Mendefinisikan perubahan dengan
melihat gejala-gejala dan mengadakan isolasi dari hakikat, bentuk dan makna
perubahan yang sesungguhnya.
c)
Mengantisipasi konflik yang terjadi
akibat dari setiap perubahan dan memberikan batas sekat kepadanya sehingga
tidak membawa akibat negatif.
d)
Memberi arah yang tegas untuk
mengendalikan perubahan terarah seseuai dengan visi yang ada untuk menciptakan
masa depan yang di dambakan.
e)
Mencipta skenario masa depan
menjawab tuntutan perubahan.[29]
Menagani perubahan yang sedang terjadi, pemimpin bertanggung jawab untuk
mencipta skenario untuk menghadapi masa depan yang telah dicanangkan. Skenario
masa depan itu dapat dilakukan dengan mengambil langkah berikut ini:
f)
Menegaskan kembali akan visi yang
telah ditetapkan untuk menetapkan arah yang jelas ke masa depan.
g)
Menggali info dari pengalaman masa
lalu terhadap isu yang berkaitan dengan visi untuk mempelajari
kecenderungan-kecenderungan yang akan ditimbulkan oleh perubahan.
h)
Menemukan indikator dari apa yang
telah terjadi guna menemukan jawaban bagi apa yang mungkin terjadi nanti.
i)
Menetapkan langkah-langkah strategis
yang akan ditempuh ke depan untuk membawa perubahan, sehingga anda tidak
digilas oleh perubahan itu.
B. RANGKUMAN.
Di
sini telah didiskusikan tentang VISI dengan mempertanyakan apakah
sebenarnya VISI itu, apa pula karakteristik dan tanda-tanda-nya serta
hubungannya dengan iman, serta bagaimana menggali dan membaginya di tengah
perubahan yang nyata. Pokok-pokok dimaksud telah dijabarkan secara rinci
sehingga diharapkan bahwa setiap aspek dari visi sudah menjadi jelas bagi anda.
Kiranya anda dapat memahami, memiliki dan membatinkannya dalam hidup, yang
menjadi landasan bagi anda untuk melaksanakannya. Telah ditegaskan bahwa visi
dapat diumpamakan seperti api kecil yang dapat membakar hutan rimba dengan
akibat yang dahyat. Dengan kekuatan visi, seorang individu (pemimpin) dapat
melihat rencana Allah, ia dapat mamahami masa lalu yang memberikan kepastian
tentang kebenaran visi masa kini untuk melangkah ke depan. Dengan visi seorang
individu (pemimpin) dapat melihat masa depan dengan jelas dan ia pun akan mampu
untuk mengajak orang lain untuk berjalan bersama-sama memasukinya. Bagaimana
seseorang pemimpin dapat mengajak orang lain untuk turut bersama dengannya
menuju ke masa depan? Hal penting yang perlu dilakukan seorang pemimpin untuk
melibatkan orang yang dipimpinnya dengan visi kepemimpinan yang TUHAN berikan
kepadanya, ialah:
1.
Berdoalah dengan tekun atas apa yang
perlu diketahui dari TUHAN Allah berkenan dengan visi yang diberikannya.
2.
Berpikirlah sejernih mungkin untuk
mencari secara introspektif dengan sensitivitas rohani yang tinggi.
3.
Berpikirlah sebesar (berpikir besar)
dan seluas (berpikir mendalam) mungkin untuk memahami, dengan melihatnya secara
jelas melalui gambaran mental yang lengkap.
4.
Kembangkanlah visi dimaksud melalui
suatu gambaran mental dengan melakukan ‘brain storming’ untuk pemahaman
lengkap.
5.
Padukan dengan nilai-nilai Anda
untuk menetapkan suatu rumusan visi pribadi atau kepemimpinan.
Sekarang Anda telah memiliki suatu pernyataan visi, yang
olehnya anda dapat berbagi dan mengajak orang lain untuk memahaminya serta
mengikut Anda ke depan.
Langganan:
Postingan (Atom)
KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?
KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...
-
VISI DAN MISI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI PERGURUAN TINGGI ...
-
Tuhan Yesus FINALITAS KRISTUS SEBAGAI TUHAN DAN JURUSELAMAT A. Yesus Kristus adalah Pusat dari Kekristensan Kekristena...
-
RINGKASAN KITAB KEJADIAN 1-15 Nama : Loani Yovena kobak Mata Kuliah : PL ...