Minggu, 09 Juni 2013

Pengertian Visi dan Misi



Pengertian Visi dan Misi

 

OLEH

MATIUS SOBOLIM, M. Th

 

Soboliem Matius, M. Th
Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.
  
   Bagi mereka yang
 berkecimpung dalam
kegiatan organisasi tentu tidak asing dengan kalimat Visi dan Misi di karenakan suatu organisasi, kelompok atau badan suatu instansi pasti memiliki Visi dan Misi untuk mewujudkan
tujuannya, tapi apakah Visi dan Misi hanya bisa di miliki dan di terapkan oleh Suatu Organisasi, kelompok atau bandan suatu instansi…? Jawabnya tentu tidak, Visi dan Misi pun bisa di miliki dan di terapkan secara personal dan individu.

Lalu apakah pengertian dari Visi dan Misi…?
Dari referensi materi berikut ada beberapa pengertian dari Visi dan Misi yang mudah-mudahan dapat memberi manfaat...

Pengertian Visi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang suatu,tujuan-tujuan organisasi dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut.Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:
- Berorientasi ke depan
- Tidak dibuat berdasarkan
    kondisi saat ini
-Mengekspresikan 
  kreatifitas
-Berdasar pada prinsip nilai yangmengandung penghargaan bagi masyarakat

Pengertian Misi

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi suatu organisasi adalah tujuan dan alasan mengapa organisasi itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
a.    Arti lain :
Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan clan karakteristik yang
ingin di capai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Banyak
intepretasi yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai
lembaga tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas
menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan clan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa
yang panjang tersebut. Pernyataan Visi tersebut harus selalu berlaku pada
semua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu Visi hendaknya

mempunyai sifat/fleksibel. Untuk itu ada beberapa persyaratan yang hendaknya
dipenuhi oleh suatu pernyataan Visi: 1) Berorientasi pada masa depan; 2) Tidak
dibuat berdasar kondisi atau tren saat ini; 3) Mengekspresikan kreativitas; 4)
Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat ; 5)
Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada perubahan
terduga ; 6) Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota
lembaga ; 7) Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuan-
tujuannya ; 8 ) Memberikan semangat clan mendorong timbulnya dedikasi pada
lembaga ; 9) Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya
10) Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga (Lewis&Smith,1994).

b.    Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam
usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada
pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga bekerja.

Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu diperhatikan masukan-masukan dari anggota lembaga serta sumber-sumber lain yang dianggap penting. Untuk secara Iangsung pernyataan Misi belum dapat dipergunakan sebagai petunjuk bekerja.

Intepretasi lebih mendetail diperlukan agar pernyataan Misi dapat
diterjemahkan ke langkah-langkah kerja atau tahapan pencapaian tujuan
sebagaimana tertulis dalam pernyataan Misi. Untuk memberikan tekanan pada
faktor komprehensif dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya
mampu memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan pertanyaan sbb (Lewis & Smith 1944) : 1) Keberadaan lembaga adalah untuk berbuat apa; 2) Apa produk atau jasa yang utama dari lembaga; 3) Apa yang bersifat unik dari lembaga ; 4) Siapa konsumen utama dari lembaga; 5) Mengapa mereka merupakan konsumen utama; 6) Pihak lain mana yang berkepentingan dengan lembaga dan mengapa; 7) Apa
“Core Values” / nilai dasar lembaga; 8 ) Apa yang berbeda pada lembaga 5 th
yang lalu dan sekarang ; 9) Mengapa berbeda ; 10) Apa yang berbeda pada
lembaga saat sekarang dan 5 th dari sekarang; 11) Mengapa hal itu akan menjadi beda; 12) Apa produk atau jenis jasa yang akan diberikan lembaga di masa depan; 13) Apa yang harus dikerjakan lembaga untuk menyiapkan produk baru tersebut; 14)Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan Visi lembaga ? ; 15) Bila tidak, pertanyaan mana yang harus ada dan apa jawabannya. materi referensi:RKAP EXSAM

Dari sumber lain yang mendefinisikan tentang Visi dan Misi diantaranya:
·         Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar
dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.

·         Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.

·         Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misitersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.

·         Visi adalah pandangan/pemikiran pada yang akan datang (cita cita)
Misi adalah sedang/akan melakukan apa yang sudah ada dalam visi itu.

Itulah sekilas tentang pengertian dari Visi dan Misi, walau masih banyak pengertian dan definisi lainnya yang di paparkan oleh para ahli tentang Visi dan Misi…
Selengkapnya...

Armagedon/Harmagedon



Armagedon /Harmagedon

Oleh 
Matius Sobolim, S. Th. 
 
Lembah Megidon/Lokasi Prang Harmegodon
Harmagedon atau Armagedon pada umumnya merujuk kepada akhir zaman atau bencana apokaliptik besar dan dahsyat dalam berbagai agama dan budaya. Kata ini juga dapat merujuk kepada kekalahan besar dalam peperangan sehingga banyak orang yang meninggal atau penggunaan senjata pemusnah massal.

Pengertian
Kata Harmagedon yang disebut di Alkitab Kristen[1] diduga berasal dari kata bahasa Ibrani Har Megido (הר מגידו), yang artinya "Bukit Megiddo". Tempat yang dirujuk ini adalah sebuah dataran lembah yang disebut Megiddo, yang merupakan lokasi dari banyak pertempuran yang menentukan pada masa purbakala (lihat Pertempuran di Megiddo). Salah satunya yang terjadi pada 609 SM dan digambarkan dalam Kitab 2 Raja-raja 28-30 dan 2 Tawarikh 20-25, mengakibatkan kematian Yosia, seorang raja yang muda dan karismatis yang kematiannya mempercepat merosotnya dinasti Daud dan mungkin sekali telah mengilhami kisah-kisah tentang datangnya kembali seorang Mesias dari garis keturunannya. Lembah ini ditandai oleh kehadiran gundukan-gundukan arkeologis atau tel, yang merupakan hasil akumulasi reruntuhan dari pemukiman Zaman Perunggu dan Zaman Besi yang berkembang antara 5.000 tahun lalu dan tahun 650 SM. Sebagian orang mengatakan bahwa kata Armagedon merupakan contoh dari sebuah salah kaprah (biasanya kebetulan) yang belakangan memperoleh makna yang baru.

Satu-satunya tempat yang menyebutkan kata Armagedon dalam Alkitab muncul dalam Kitab Wahyu 16:16: "Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon. Namun Alkitab mencakup banyak nas yang merujuk kepada konsep tentang Armagedon. Namun rujukan nubuat Alkitab yang spesifik tidak menunjukkan secara jelas apakah peristiwa-peristiwa itu benar-benar akan terjadi di sini, atau apakah pengumpulan pasukan-pasukan itu hanya dianggap sebagai sebuah tanda. Memang sejumlah pasukan Romawi pernah dikumpulkan di tempat ini untuk salah satu penyerangan mereka terhadap Yerusalem pada 67 M. Hal ini sesuai dengan penafsiran preteris tentang kejadian-kejadian dalam Wahyu 16:17-21 yang merujuk kepada kejadian-kejadian yang memuncak pada penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M.

            Sebuah penafsiran lainnya adalah kematian mendadak Yosia, seorang pembaharu agama pada usia 30-an yang memperlihatkan pengharapan besar untuk memperbarui negara teokratis Yahudi, yang menghasilkan mitos-mitos tentang kepulangannya dengan kemenangan. Yosia konon mati di tangan firaun Mesir Nekho II justru pada saat kerajaan Daud sedang naik setelah suatu masa kekacauan dan korupsi. Kematiannya mempercepat kemerosotan faksi yang sangat monoteistik di Yudea pada tahun-tahun sebelum pembuangan Babel. Gagasan bahwa seorang raja keturunan Daud suatu hari akan kembali untuk berperang dan menang di Megiddo adalah sebuah contoh tentang mitos mengenai kepulangan yang kekal (the myth of eternal return). Sebelum Perang Dunia II, Perang Dunia I biasanya dirujuk di koran-koran dan buku-buku sebagai "Armagedon", selain juga "Perang Besar".

Agama Bahá'í
Sebagai bagian dari keseluruhan teologi dari agama Bahá'í, literatur dan riset Bahá'í menafsirkan penggenapan pengharapan-pengharapan di sekitar Pertempuran Armagedon dalam tiga cara, dan ketiga-tiganya telah terjadi. Lihat Catastrophe, Armageddon and Millennium: some aspects of the Bábí-Bahá’í exegesis of apocalyptic symbolism untuk tinjauan mendalam mengenai bahan ini.

Yang pertama berkaitan dengan serangkaian tulisan yang dikarang oleh Bahá'u'lláh, pendiri agama Bahá'í, untuk dikirim ke berbagai raja dan pemimpin negara. Akta dari Yang Dijanjikan yang membahas kekuasaan dunia dengan kritik adalah sebuah kejadian yang menggemparkan.
Yang kedua terkait dengan kejadian-kejadian terinci menjelang akhir Pertempuran Megiddo (1918) dari Perang Dunia I – semacam penggenapan haraiah di mana kekuatan-kekuatan dunia sedang bertempur. Secara khusus kemenangan Jenderal Allenby di Megiddo, yang mencegah Kekaisaran Ottoman menyalibkan 'Abdu'l-Baha, yang saat itu merupakan pemimpin dari agama Baha'i, dipandang oleh umat Baha'i sebagai Pertempuran Armagedon yang harafiah.

Yang ketiga meninjau seluruh perkembangan Perang Dunia (I dan II) (meskipun keduanya dapat dipandang sebagai satu proses yang terdiri dari dua tahap), dan kehancuran yang dihasilkannya terhadap berbagai sarana dan norma dunia sebelum dan sesudahnya.

Saksi-Saksi Yehuwa
            Menurut agama Saksi-Saksi Yehuwa, Armagedon adalah pertempuran di mana Setan mempersatukan semua penguasa di muka bumi dalam melawan Raja yang ditunjuk oleh Allah, yaitu Yesus. Jadi, Wahyu mengatakan bahwa Armagedon adalah perang besar dari Yehuwa yang Mahakuasa. Berbeda dengan banyak kelompok Kristen, Saksi-saksi Yehuwa tidak percaya bahwa satu ‘Antikristus’ akan terlibat dalam perang ini. Setan sendiri akan menggerakkan kerajaan-kerajaan dunia untuk memerangi umat pilihan Allah. Wahyu mengatakan bahwa "roh-roh setan … mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa. (Wahyu 16:14). Namun kemudian, "Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja" karena keadilannya akan mengalahkan mereka demi kemuliaan Allah yang mahakuasa. (Wahyu 17:12-14).

Para Saksi Yehuwa percaya bahwa terbukti dari teks ini bahwa perang ini bukanlah peperangan antara suatu bangsa melawan yang lainnya dengan menggunakan senjata nuklir, biologis, atau senjata pemusnah massal lainnya, karena dikatakan bahwa raja-raja di muka bumi “seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu” untuk melawan Kristus”. Juga jelas bahwa tidak mungkin bahwa seluruh tentara dunia dapat berkumpul di tempat yang relative kecil, yaitu Megiddo di Israel masa kini. Akhirnya, Wahyu 16:16 menyebut Har-Mageddon (Bukit Megiddo) "tempat itu" di mana raja-raja ini dikumpulkan untuk pertempuran yang terakhir.
Karena Bukit Megiddo bukanlah sebuah tempat harafiah, mereka merasa tepatlah bahwa Alkitab menggunakank Megiddo sebagai tempat "simbolis" untuk mengumpulkan semua raja di muka bumi dan di sana mereka akan berusaha berperang melawan Allah dan seluruh kekuatan-Nya. Tindakan raja-raja di muka bumi ini diprovokasi oleh pernyataan dan tanda-tanda yang diilhami oleh roh-roh jahat. (Lihat Wahyu 16:13). 

Saksi Yehuwa percaya bahwa tindakan kolektif untuk menganiaya umat pilihan Allah di muka bumi itulah yang akan memicu perang ini. Kitab Yehezkiel 38 mempunyai sebuah nubuat di mana Gog dari negeri Magog mengumpulkan suatu pasukan yang terdiri dari berbagai bangsa untuk menyerang umat Allah, karena percaya bahwa mereka tidak dilindungi. Allah menjawabnya dengan menyebabkan mereka tewas karena saling membunuh. Allah akan menghukum mereka dengan wabah penyakit, banjir besar, hujan es, api dan belerang. Pasal ini ditutup dengan pernyataan Allah bahwa "mereka (bangsa-bangsa) akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN ('Yehuwa')".

Armagedon diikuti oleh pembentukan Kerajaan Allah di muka bumi— suatu masa yang biasanya disebut sebagai "Pemerintahan Kristus selama Seribu Tahun ", ketika "naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan ... (diikat selama) seribu tahun lamanya" (Lihat Wahyu 20:1,2). Penghakiman terakhir dan pembersihan dosa-dosa dunia pada akhir milenium, ketika Satan "dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya" dan diizinkan untuk "menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi ... mengumpulkan mereka untuk berperang" melawan "perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu". Ketika Iblis kalah dalam pertempuran ini, ia akhirnya dilemparkan ke dalam "lautan api dan belerang” (yang melambangkan kehancuran total dan kekal). Mereka yang bergabung bersamanya pun akan dihancurkan untuk selama-lamanya.

Masehi Advent Hari Ketujuh
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mempunyai penafsiran bahwa Pertempuran Terakhir Armagedon akan terjadi setelah masa seribu tahun yang disebutkan dalam Kitab Wahyu, di mana orang-orang benar akan tinggal bersama Allah di dalam surga dan orang-orang yang jahat akan dihakimi. Menurut penjelasan ini, Kristus dan orang-orang kudusnya (serta kerajaan surga tempat tinggal mereka sekarang) akan turun ke muka bumi, dan dilindungi dari orang-orang jahat. Kristus akan membangkitkan orang-orang jahat yang telah mati dan kedua pihak akan terlibat dalam sebuah pertempuran terakhir antara kekuatan baik dan jahat. Setan dan para pengikutnya akan berusaha mengalahkan para pengikut Kristus namun mereka akan dikalahkan oleh kekuatan Kristus. Di bawah perintah-Nya, Allah akan menghancurkan Satan dan orang-orang yang jahat untuk selama-lamanya dengan api yang luar biasa dahsyatnya. Bumi akan dibakar dan kemudian, setelah dibersihkan dari semua kejahatan, menurut kedua pasal terakhir Kitab Wahyu, bumi akan dijadikan baru dan dipulihkan ke dalam keadaannya semula sebelum dosa mula-mula masuk ke dalam dunia. Lalu Kristus dan orang-orang kudus yang telah ditebusnya akan dinyatakan menang.

AKIBAT-AKIBAT DOSA



      AKIBAT-AKIBAT DOSA 
MATIUS SOBOLIM


Dosa Adam dan Hawa bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri tanpa kaitan. Akibat-akibatnya terhadap mereka, terhadap keturunanya dan terhadap dunia segera kelihatan.



    a.       Sikap manusia terhadap Allah

Perubahan sikap Adam dan Hawa terhadap Allah menunjukkan pemberontakan yang terjadi di dalam hati mereka 'bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman' (Kejadian 3:8 ), dan 'ditutupilah dirinya dengan cawat' (Kejadian 3 :7). Padahal manusia diciptakan untuk hidup di hadapan Allah dan dalam persekutuan dengan Dia. Tapi sekarang- setelah mereka jatuh ke dalam dosa – mereka gentar berjumpa dengan Allah (Bandingkan dengan Yohane 3:20). Rasa malu dan ketakutan yang sekarang merajai hati mereka.  

Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak (Yohanes 3:20 ). Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu (Kejadian 2:25). Bandingkan dengan Kejadian 3:7,10) menunjukkan bahwa perpecahan sudah terjadi.



b.      Sikap Allah terhadap manusia

Perubahan tidak terjadi pada sikap manusia terhadap Allah, tetapi juga pada sikap Allah terhadap mansuia. Hajaran, hukuman, kutukan dan pengusiran dari Taman Eden, semuanya menandakan perubahan itu. Dosa timbul pada satu pihak, tapi akibat-akibatnya melibatkan dua-pihak. Dosa itu menimbulkan amarah Allah dan memang harus demikian, sebab dosa bertentangan dengan hakikat Allah. Mustahil Allah masa bodoh terhadap dosa, karena mustahil pula Allah menyangkali diriNya sendiri.



c.       Akibat-akibatnya terhadap umat manusia



Sejarah umat manusia berikutnya melengkapi daftar kejahatan :
Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila. Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat (Kejadian 4:8, 19, 23,24). Maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, Kejadian 6:2,3,5 Dan timbullah kejahatan yang merajalela itu mencapai kesudahannya dalam pemusnahan umat manusia, kecuali 8 orang :

            Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi (Kejadian 6:7,13). Lalu mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi, burung-burung, ternak dan binatang liar dan segala binatang merayap, yang berkeriapan di bumi, serta semua manusia. Matilah segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat. Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu. Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya (Kejadian 7:21-24).  

Kejatuhan manusia ke dalam dosa berakibat tetap dan menyeluruh tidak hanya menimpa Adam dan Hawa, tapi juga menimpa segenap keturunan mereka; dalam hal-ihwal dosa dan kejahatan terkandung solidaritas insani, yakni sama-sama langsung terhisap dalam perbuatan-perbuatan dosa itu dan menanggung segala akibatnya.



d.      Akibat-akibatnya terhadap alam semesta 


Akibat-akibat dari kejatuhan ke dalam dosa ini, meluas sampai ke alam semesta.
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu (Kejadian 3:17). Bandingkan dengan  Roma 8:20  Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya,

Manusia adalah mahkuta dari seluruh ciptaan, dijadikan menuurt gambar Allah, dan karena itu merupakan wakil Allah: Kejadian 1:26  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Bencana kejatuhan manusia ke dalam dosa mendatangkan bencana atas alam semesta, yang tadinya atasnya manusia telah dikaruniai kuasa. Dosa adalah peristiwa dalam kawasan rohani manusia, tapi akibatnya menimpa seluruh alam semesta.



e.     Munculnya maut

Maut adalah rangkuman hukuman atas dosa. Inilah peringatan yang bertalian dengan larangan di Taman Eden : tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati (Kejadian 2:17 )."

Dan merupakan pengejawantahan langsung kutuk ilahi atas orang berdosa :
dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."((Kejadian :19 ). 


Maut sebagai gejala alamiah, ialah prorandanya unsur-unsur kedirian manusia yang pada asalinya adalah utuh dan padu sejalin. Keporandaan terungkap sejelas-jelasnya dalam terpisahnya manusia dari Allah, yang nyata pada pengusiran manusia dari Taman Eden. Oleh karena dosa, manusia gentar menghadapi kematian : Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia  (Lukas 12:5); dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut (Ibrani 2:15). [1]


[1] Penjelasan KEMATIAN AKIBAT DOSA, bisa dibaca di :
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=629#629 


KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?

  KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...