Sabtu, 15 Juni 2013

HARI PENDAMAIAN



HARI PENDAMAIAN

OLEH
MATIUIS SOBOLIEM, S. Th.

Soboliem Matius
Ayat: "Dan pendamaian harus diadakan oleh imam ... bagi tempat mahakudus, bagi Kemah Pertemuan dan bagi mezbah, juga bagi para imam dan bagi seluruh bangsa itu."

PERLUNYA PENDAMAIAN.
Istilah "pendamaian" (Ibr. _kippurim_, dari kaphar yang artinya "menutupi") mengandung gagasan menutup dosa dengan memberikan pembayaran yang setara (yaitu, sebuah "tebusan"), sehingga telah dibayarkan pengganti kerugian yang memadai karena pelanggaran yang dibuat (perhatikan prinsip "tebusan" dalam Kel 30:12; Bil 35:31; Mazm 49:8; Yes 43:3).

1) Perlunya pendamaian timbul dari kenyataan bahwa dosa-dosa Israel (Im 16:30), apabila tidak didamaikan, akan menjadikan mereka sasaran murka Allah (bd. Rom 1:18; Kol 3:5; 1Tes 2:16). Jadi, tujuan Hari Pendamaian ialah menyediakan suatu korban yang meliputi semua dosa yang mungkin tidak didamaikan oleh korban-korban setahun yang lalu. Dengan demikian umat Israel akan disucikan dari dosa-dosa mereka tahun lalu, mengalihkan murka Allah terhadap mereka, dan memelihara persekutuan dengan Allah (Im 16:30-34; Ibr 9:7). 

2) Karena Allah ingin menyelamatkan orang Israel, mengampuni dosa mereka d an rukun kembali dengan mereka, Dia menyiapkan sebuah jalan keselamatan dengan menerima sebagai pengganti mereka kematian makhluk yang tidak bersalah (yaitu, binatang yang dikorbankan); binatang ini menanggung kesalahan dan hukuman mereka (Im 17:11; bd. Yes 53:4,6,11) dan menutupi dosa mereka dengan darahnya yang tertumpah. 

UPACARA HARI PENDAMAIAN. Im 16:1-34
          menggambarkan Hari Pendamaian, hari raya suci terpenting dalam tahun Yahudi. Pada hari ini imam besar, dengan mengenakan pakaian suci, lebih dahulu
mempersiapkan dirinya dengan mandi. Kemudian, sebelum mengadakan pendamaian bagi seluruh bangsa, dia harus mempersembahkan lembu jantan untuk dosa-dosanya sendiri. Berikut dia mengambil dua ekor kambing jantan lalu membuang undi: yang satu menjadi korban dan satunya bagi Azazel (Im 16:8). Ia membunuh kambing pertama, mengambil darahnya, memasuki Tempat Mahakudus di belakang tirai, lalu memercikkan darah atas tutup tabut perjanjian, sehingga darah itu berada di antara Allah dengan loh-loh hukum yang ada di dalam tabut (hukum-hukum yang dilanggar tetapi sekarang ditutup oleh darah). Dengan demikian ia mengadakan pendamaian untuk dosa-dosa seluruh bangsa (Im 16:15-16). Sebagai langkah terakhir ia mengambil kambing yang masih hidup, menumpangkan tangan ke atas kepalanya, mengakui di atasnya semua dosa bangsa Israel yang belum diampuni, lalu mengusirnya ke padang gurun, melambangkan bahwa dosa-dosa mereka telah dibawa ke luar perkemahan untuk menghilang di padang gurun (Im 16:21-22).
1.         1) Hari Pendamaian harus menjadi hari perhentian penuh, ketika semua orang berpuasa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan (Im 16:31); tanggapan ini menekankan kehebatan dosa dan kenyataan bahwa karya pendamaian Allah hanya efektif bagi orang yang memiliki hati yang bertobat dan iman yang tekun (bd. Im 23:27; Bil 15:30; 29:7).
2.    2) Hari Pendamaian mengadakan pendamaian untuk semua dosa dan pelanggaran yang tidak didamaikan selama tahun sebelumnya (Im 16:16,21). Upacara ini harus diulang kembali setiap tahun dengan cara yang sama.
KRISTUS DAN HARI PENDAMAIAN.
Hari Pendamaian penuh dengan lambang yang menunjuk kepada karya Tuhan dan Juruselamat Yesus Kristus. Di dalam PB, penulis surat Ibrani menekankan penggenapan tipologi upacara Hari Pendamaian di dalam perjanjian yang baru (lih. Ibr 9:6-10:18;
1.    1) Kenyataan bahwa upacara-upacara persembahan korban PL harus diulang setiap tahun menunjukkan bahwa upacara itu bersifat sementara. Semuanya menunjuk ke depan kepada saat ketika Kristus akan datang untuk menghapus selama-lamanya semua dosa yang diakui (bd. Ibr 9:28; 10:10-18).
2.    2) Kedua kambing jantan melambangkan pendamaian, pengampunan, perukunan kembali, dan penyucian yang dilaksanakan oleh Kristus. Kambing jantan yang dibunuh melambangkan kematian-Nya sebagai korban dan pengganti orang-orang berdosa selaku hukuman atas dosa-dosa mereka (Rom 3:24-26; Ibr 9:11-12,24-26). Kambing jantan bagi Azazel, diusir sambil menanggung dosa-dosa bangsa itu, melambangkan korban Kristus, yang melenyapkan dosa dan kesalahan dari semua orang yang bertobat (Mazm 103:12; Yes 53:6,11-12; Yoh 1:29; Ibr 9:26).
3.    3) Korban-korban yang dipersembahkan pada Hari Pendamaian menyediakan sebuah "tutup" bagi dosa, bukan menghapus dosa. Akan tetapi, darah Kristus yang tercurah di salib, adalah pendamaian Allah yang sempurna bagi umat manusia yang menghapus dosa untuk selama-lamanya (bd. Ibr 10:4,10-11). Kristus sebagai korban sempurna (Ibr 9:26; Ibr 10:5-10) menanggung hukuman dosa kita sepenuhnya (Rom 3:25-26; 6:23; Gal 3:13; 2Kor 5:21) dan mengerjakan korban pendamaian yang mengalihkan murka Allah, mendamaikan kita dengan Dia dan memperbaharui persekutuan kita dengan-Nya (Rom 5:6-11; 2Kor 5:18-19; 1Pet 1:18-19; 1Yoh 2:2).
4.    4) Tempat Mahakudus yang dimasuki imam besar dengan membawa darah untuk mengadakan pendamaian melambangkan takhta Allah di sorga; Kristus memasuki "Tempat Mahakudus" ini setelah kematian-Nya, membawa darah-Nya sendiri untuk mengadakan pendamaian bagi orang percaya di hadapan takhta Allah (Kel 30:10; Ibr 9:7-8,11-12,24-28).
5.    5) Karena korban binatang melambangkan korban Kristus yang sempurna untuk dosa dan telah digenapi dalam korban Kristus sendiri, maka korban binatang tidak diperlukan lagi setelah kematian-Nya di salib (Ibr 9:12-18).


Kemuliaan Allah Turun di Atas Korban Pendamaian
Ayat Pokok: Imamat 9:1-2, 5-7
            Sungguh berbahagia apabila kita mau menempatkan Kristus sebagai Kepala di dalam kehidupan kita. Sebagai Penolong, Ia mau kemuliaan-Nya senantiasa ada dalam kehidupan kita. Melalui ibadah kita, Tuhan mau mengembalikan kemuliaan-Nya karena sesungguhnya kehidupan manusia yang penuh dosa ini telah kehilangan kemuliaan Allah. Supaya kemuliaan Allah kembali berada di tengah-tengah bangsa Israel, mereka harus mengadakan korban penghapus dosa dan korban bakaran. Apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka kemuliaan Allah akan turun (Imamat 9:6). Harun sebagai imam besar melaksanakan korban tersebut untuk pendamaian bagi dirinya sendiri dan bagi bangsa Israel. Dengan adanya pendamaian antara pribadi kita dengan Allah maupun dengan sesama, maka kemuliaan Tuhan akan turun di tengah kita. 

            Imamat 16:3 mengatakan, bahwa untuk mengadakan pendamaian harus ada korban, yaitu korban lembu jantan untuk penghapus dosa dan domba jantan untuk korban bakaran. Korban penghapus dosa itu berlaku untuk pribadi dan keluarga (ayat 9-12, 15-17). Pendamaian bagi kita sekarang ini adalah melalui korban Yesus di atas kayu salib (1 Yohanes 4:9-10). Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita memerlukan korban pendamaian itu? Roma 3:23-24 mengatakan, bahwa karena dosa semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Dan karenanya manusia sering menutupinya dengan kemuliaan dunia, yang keindahannya seperti bunga yang suatu saat akan luruh. Tetapi Allah mau memberikan kemuliaan-Nya yang bersifat kekal secara cuma-cuma melalui korban Anak-Nya, Yesus Kristus.

Pada Imamat 9:22, imam besar Harun mengangkat kedua tangannya untuk memberkati bangsa itu, kemudian mempersembahkan korban penghapus dosa, korban bakaran, dan korban keselamatan. Maka kemuliaan Allah tampak dalam bentuk mujizat, yaitu keluar api dari hadapan Tuhan dan menghanguskan semua korban itu (ayat 23-24). Jadi, korban bakaran itu tidak dibakar dengan api dari manusia. Ketiga korban tersebut bagi kita sekarang adalah ibadah kita, di mana korban penghapus dosa membuat dosa kita diampuni, korban bakaran mengajarkan supaya kita membawa korban persembahan dari apa yang kita miliki, serta korban keselamatan yang mengingatkan kita supaya senantiasa bersyukur kepada Tuhan. Jika Tuhan berkenan atas ibadah kita yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka Dia akan memberkati kita dengan kemuliaan-Nya, yang dinyatakan dalam bentuk api Roh Kudus, yang memberikan sukacita, damai sejahtera, kesembuhan, dan lain-lain.

            Api Tuhan membakar korban bakaran itu dan segala lemak di atas mezbah. Menurut Imamat 3:16, lemak adalah kepunyaan Tuhan dan lemak itu pasti berasal dari binatang yang gemuk (Mazmur 66:13-15). Korban yang disampaikan kepada Tuhan haruslah korban bakaran yang gemuk dan memiliki banyak lemak. Hal ini menunjukkan bahwa kita barus membawa korban persembahan yang terbaik beserta lemaknya, yaitu perpuluhan, yang adalah milik Tuhan. Sebaliknya bila membawa korban yang cacat, akan membuat Tuhan marah karena telah menghinakan mezbah Tuhan dan itu suatu hal yang jahat (Maleakhi 1:6-8, 12-14). Jangan sampai kita datang kepada Tuhan dengan membawa korban yang cacat, yaitu ibadah yang dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh. Persembahkanlah yang terbaik supaya kemuliaan Tuhan turun, sehingga ada sorak-sorai dan sukacita lalu sujud menyembah Tuhan (Imamat 9:24). szk





Apa yang dimaksud dengan iptek



Apa yang dimaksud dengan iptek 

oleh 
Matius Soboliem 

Iptek adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Definisi ilmu pengetahuan kurang lebih  adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan ilmiah tertentu, baik kualitatif, kuantitatif maupun eksploratif untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan atau kemasyarakatan tertentu. 


Sedangkan teknologi lebih merupakan cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia.

Hampir tiap negara maju menggunakan iptek sebagai salah satu pengungkit pembangunan ekonomi negaranya yang penting. Itulah sebabnya, iptek menjadi sangat penting peran dan fungsinya di tiap negara.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERTOBATAN PERTOBATAN (METANOIA)



APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERTOBATAN
PERTOBATAN (METANOIA)



Oleh
Matius Soboliem, S. Th.

             Pertobatan berasal dari akar kata tobat (Ing; repentance) yang secara harafiah dikenal dan diterapkan oleh seluruh agama bahkan aliran kepercayaan, dimana seorang/sekelompok orang menyesal atas kesalahan, pelanggaran, kejahatan ataupun dosa yang telah diperbuatnya dan berbalik kepada ajaran agama atau kepercayaan yang diyakininya sebagai suatu kebenaran. Dan biasanya sebagai konsekuensi logis dari suatu pertobatan adalah orang tersebut “dikarantinakan” selama beberapa waktu ataupun melakukan meditasi spritual bahkan adapula yang harus menjalani hukuman badan dan diindokrinasi kembali tentang ajaran agama/kepercayaan yang dianutnya.
Dalam ajaran Kristen, bentuk pertobatan apapun, jika itu terjadi diluar Kristus (bertobat tapi tidak percaya kepada TUHAN Yesus) maka tidak diperhitungkan sebagai bagian dari proses keselamatan kekal. Dengan lain perkataan, pertobatan yang terjadi diluar Tuhan Yesus, adalah sia-sia sebab tidak adanya jaminan pengampuan dosa untuk menerima kehidupan yang kekal setelah kematian (Yohanes 14:6).

            Tindakan pertobatan yang bertolak belakang dengan salib Kristus bersifat sementara dan sangat rentan untuk kembali hidup didalam dosa. Alkitab mencatat bahwa dibawah kolong langit ini, tiada nama lain yang olehnya manusia bisa selamat karena dosanya telah diampuni, selain nama Tuhan kita Yesus Kristus. (Lukas 24:47, “dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa,……”; Kisah Para Rasul 4:12, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.").

Dibawah ini akan dijelaskan tentang pertobatan dari sudut pandang teologis Kristiani :



A. TERMINOLOGI PERTOBATAN
            Pertobatan dapat didefinisikan sebagai tindakan yang secara sadar dilakukan oleh seorang yang telah diregenerasikan untuk berbalik dari dosa kepada Allah dalam Kristus Yesus yang dapat dilihat dari suatu perubahan kehidupan sepenuhnya, yang dinyatakan didalam bentuk suatu cara berpikir, merasa dan berkehendak yang baru.
Pertobatan merupakan pengalaman yang bersifat satu kesatuan, tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi bagian-bagian. Walaupun aspek-aspek dari pertobatan dibawah ini dapat dibedakan, tetapi tidak boleh dipisahkan.

  1. Suatu aspek intelektual (pikiran). Pertobatan sejati melibatkan, pengenalan akan kekudusan dan keagungan Allah dalam alam pikiran (pengakuan/pengenalan secara intelektual). Pengenalan Yesaya akan kekudusan Allah-lah yang membawa dirinya untuk berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir” (Yesaya 6:5). Di sini dapat dilihat bahwa secara intelektual, Yesaya menyadari dan mengakui bahwa salah satu dari anggota tubuhnya tidak berkenan kepada Allah karena dosa. Pertobatan harus mencakup pengakuan atas dosa dan kesalahan kita, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum Allah dan penolakan terhadap kehendak-Nya atas hidup kita. Juga harus terdapat pemahaman akan kasih setia Allah dan akan kesiapan Allah untuk mengampuni, karena jika terpisah dari pemahaman ini, maka pengakuan dosa hanya akan menyebabkan ketakutan dan keputusasaan. Pertobatan intelektual merupakan suatu bentuk penaklukan terhadap pikiran manusia yang bersifat kedagingan kedalam suatu bentuk pemikiran rohani yang terdapat dalam Kristus Yesus (2 Korintus 10:5).
  2. Suatu aspek emosional (perasaan). Harus terdapat suatu dukacita yang dirasakan didalam hati karena dosa dan akibat dari dosa itu sendiri. Rasul Paulus, ketika menulis surat kepada jemaat di Korintus memberi gambaran tentang “dukacita menurut kehendak Allah”. Perlu dicatat, “dukacita” yang dimaksudkan Paulus, tidaklah identik dengan pertobatan tetapi “menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan” (2 Korintus 7:10). Bentuk dukacita dari Allah ini dikontraskan dengan “dukacita duniawi”.
  3. Suatu aspek volisional (kehendak/kemauan). Pertobatan dalam aspek intelektual & emosional, belumlah lengkap jika tidak diikuti dengan perubahan dalam kemauan kita yang benar-benar harus tampak lewat buah-buah pertobatan yang dihasilkan. Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas bahwa pertobatan sejati melibatkan komitmenn total dan tidak kurang daripada ini : “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; …..” (Mat. 10:37-39). “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mat. 16:24). “Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk. 14:33).

MODERNISASI DAN CIRIR-CIRI MASYARAKAT MODERN



MODERNISASI


Oleh

Matius Soboliem

Matius Ani Kobak Soboliem


1. APA  ITU MODERNISASI ?

Modernisasi merupakan sati istilah yang menjadi mode setelah perang Dunia II. Meskipun pengertianya samara-samar istilah kita bermanfaat oleh karena Ia cendrung untuk membangkitkan asosiasi-asosiasi fikiran yang serupa pada pembaca-pembaca pada zaman ini. Di manapun ia terjadi, modernisasi masyarakat lahir dari struktur social yang ditandai oleh tidak adanya persamaan dan keasaan itu didasarkan atas ikatan-ikatan kekerabatan, hak-hak istimewa yang turun temurun, dan kekuasaan yang sudah mapan dengan kestabilan yang berbeda-beda.

2. ARTI MODERNISASI
            Dengan perkataan modernisasi saya ingin menunjukan pada satu tipe perubahan sosial dari refolusi industri dia inggris 1760-1730, dan dar revolusi di perancis, 1789-1794. kita dapat menetabkan permulaan dari perubahan-perunahan yang dibahas disini secara berbeda-bebeda, dan sebenarnya hal itu ada baikmya untuk tujuan – tujuan tertentu. Dan dengan kata lain segala bergembangan yang terjadi misalnya peng export senjata dan mencetak mesi uap dan lain sebagainya pada abad ke libalas merupakan
 Suatu.

CIRI CIRI MASYARAKAT MODERN SUDUT PANDANG SOSIOLOGI
  1. Kata Modern berasal dari bahasa latin “ Modo” = cara dan “ Ernus” = masa kini
    Menurut Talcott Parson :
    Netralitas efektif yaitu bersikap netral, bahkan dapat menuju sikap tidak memperhatikan ol/ling.
  2. Orientasi diri yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri.
  3.  Universalisme yaitu menerima segala sesuatu dengan obyektif.
  4. Prestasi yaitu masyarakatnya suka mengejar prestasi.
  5.  Spesifitas yaitu berterus terang dalam mengungkapkan segala sesuatu.
    Menurut Alex Inkeles manusia modern memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
  6. Menerima hal-hal baru.
  7. Menyatakan pendapat baik tentang lingkungannya sendiri maupun luar.
  8. Menghargai waktu.
  9. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
  10. Percaya diri
  11. Perhitungan
  12. Menghargai harkat hidup orang lain
  13.  Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
  14.  Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan sesuai dengan presentasi 
yang diberikanTambahan :
15.  Masyarakatnya heterogen.
16.  System pelapisan sosialnya terbuka
17.  Mobilitas sosialnya tinggi
18.  Melakukan tindakan secara rasional.
19.  Tidak terikat pada tradisi/adat.

Syarat-syarat modernisasi:
1.      Berfikir ilmiah ( scientific thinking )
2.      System administrasi Negara yang baik.
3.       System pengumpulan data yang baik.
4.       Penciptaan iklim yang menyenangkan ( favourable )
5.      Tingkat organisasi yang tinggi.
6.       Social planning yang baik


KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?

  KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...