Selasa, 22 April 2014

APAKAH JAMINAN KESELAMATAN ADALAH IZIN UNTUK BERDOSA?


Apakah jaminan keselamatan adalah ”izin” untuk berdosa?

SOBOLIMMATIUS

Keberatan yang paling umum terhadap doktrin jaminan keselamatan adalah bahwa doktrin ini katanya mempromosikan ide bahwa orang-orang Kristen boleh hidup semaunya dan tetap diselamatkan. Walaupun secara ”tehnis” hal ini mengandung kebenaran, ini bukan ”esensi” dari jaminan keselamatan. Seseorang yang telah benar-benar menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya ”dapat” hidup dalam dosa, namun dia tidak ”akan” berbuat demikian. Kita perlu menarik garis yang tegas antara bagaimana seorang Kristen hidup – dan apa yang dapat dilakukan orang untuk memperoleh keselamatan.

            Alkitab sangat jelas bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugrah melalui iman di dalam Yesus Kristus (Yohanes 3:16; Efesus 2:8-9; Yohanes 14:6). Seseorang diselamatkan melalui iman – hanya oleh iman. Pada saat seseorang percaya pada Yesus Kristus dengan sesungguhnya, dia diselamatkan dan keselamatannya terjamin. Keselamatan tidak diterima dengan iman dan kemudian dipertahankan dengan perbuatan. Rasul Paulus membicarakan isu ini dalam Galatia 3:3, “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Jika kita diselamatkan melalui iman, keselamatan kita juga dipelihara dan dijamin dengan iman. Kita tidak dapat menghasilkan keselamatan kita sendiri. Karena itu kita juga tidak dapat menghasilkan cara untuk memelihara keselamatan itu. Adalah Tuhan yang menjaga keselamatan kita (Yudas 24). Tangan Tuhan memegang kita dengan teguh dalam genggamanNya (Yohanes 10:28-29). Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Roma 8:38-39).

             penolakan terhadap jaminan keselamatan pada dasarnya adalah kepercayaan bahwa kita perlu menjaga keselamatan kita melalui pekerjaan baik kita. Ini sama sekali bertolak belakang dengan keselamatan berdasarkan anugrah. Kita diselamatkan karena jasa-jasa Kristus, bukan diri kita (Roma 4:3-8). Mengatakan bahwa kita perlu menaati Firman Tuhan atau hidup suci demi untuk mempertahankan keselamatan kita adalah sama dengan mengatakan bahwa kematian Yesus tidak cukup untuk melunasi hutang dosa kita. Kematian Yesus sudah sungguh-sungguh cukup untuk melunasi semua hutang dosa kita – dulu, sekarang dan akan datang, sebelum dan sesudah diselamatkan (Roma 5:8; 1 Korintus 15:3; 2 Korintus 5:21).

            Setelah mengatakan semua ini, apakah ini berarti bahwa orang Kristen dapat hidup semaunya dan tetap diselamatkan? Ini pada dasarnya adalah pertanyaan yang bersifat mengandai-andai karena Alkitab jeals mengatakan bahwa orang Kristen yang sejati tidak akan hidup ”semau mereka.” Orang-orang Kristen adalah ciptaan yang baru (2 Korintus 5:17). Orang-orang Kristen menyatakan buah Roh (Galatia 5:22-23), bukan perbuatan daging (Galatia 5:19-21). 1 Yohanes 3:6-9 dengan jelas mengatakan bahwa orang Kristen yang sejati tidak akan terus menerus hidup dalam dosa. Menanggapi tuduhan bahwa kasih karunia mengajurkan dosa, Rasul Paulus mengatakan, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” (Roma 6:1-2).

            Jaminan keselamatan bukan “izin” untuk berdosa. Sebaliknya, itu adalah suatu ketenangan karena mengetahui bahwa kasih Tuhan kepada orang-orang yang percaya adalah terjamin. Mengetahui dan memahami hadiah keselamatan yang begitu besar tidak akan menghasilkan ”izin” untuk berdosa. Bagaimana mungkin seseorang yang tahu harga yang harus dibayar oleh Yesus Kristus untuk kita dapat terus hidup dalam dosa (Roma 6:15-23)? Bagaimana mungkin seorang yang memahami kasih Tuhan yang tanpa syarat dan terjamin bagi mereka yang percaya dapat mengambil kasih itu dan membuangnya ke wajah Tuhan? Orang yang seperti ini bukan membuktikan bahwa jaminan keselamatan memberi dia izin untuk berdosa, namun justru membuktikan bahwa dia belum betul-betul mengalami keselamatan dalam Yesus Kristus. “ Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia” (1 Yohanes 3:6).



Apakah baptisan perlu untuk keselamatan? Apapakah baptisan itu kelahiran kembali?


Apakah baptisan perlu untuk keselamatan? Apapakah baptisan itu kelahiran kembali?

SOBOLIMMATIUS 

Baptisan kelahiran kembali adalah kepercayaan bahwa seseorang harus dibaptiskan supaya diselamatkan. Kami berpendirian bahwa baptisan adalah langkah ketaatan yang penting bagi seorang Kristen, namun dengan tegas kami menolak baptisan sebagai sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan. Kami percaya dengan teguh bahwa setiap dan semua orang Kristen harus menerima baptisan air secara selam. Baptisan melukiskan identifikasi orang Kristen dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Roma 6:3-4 menyatakan, “ Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:3-4). Dimasukkan secara keseluruhan ke dalam air menggambarkan dikuburkan bersama dengan Kristus. Keluar dari dalam air menggambarkan kebangkitan Kristus.


            Segala sesuatu yang ditambahkan kepada iman kepada Kristus sebagai syarat keselamatan adalah keselamatan yang berdasarkan pekerjaan. Menambahkan APA SAJA kepada Injil adalah mengatakan bahwa kematian Yesus di atas salib tidak cukup untuk membeli keselamatan kita. Mengatakan bahwa kita mesti dibaptis supaya diselamatkan adalah mengatakan bahwa kita mesti menambahkan perbuatan baik dan ketaatan kita kepada kematian Kristus supaya cukup untuk menyelamatkan kita. Kematian Yesus sendiri sudah cukup untuk membayar hutang dosa kita (Roma 5:8; 2 Korintus 5:21). Pembayaran Yesus untuk dosa-dosa kita diterapkan kepada “rekening” kita semata-mata karena iman (Yohanes 3:16; Kisah 16:31; Efesus 2:8-9). Karena itu, baptisan adalah langkah ketaatan yang penting setelah keselamatan, namun bukanlah merupakan persyaratan untuk keselamatan.



            Ya, ada beberapa ayat yang sepertinya mengindikasikan bahwa baptisan adalah persyaratan untuk keselamatan. Namun karena Alkitab dengan begitu jelas memberitahu kita bahwa keselamatan hanya diterima berdasarkan iman semata (Yohanes 3:16; Efesus 2:8-9; Titus 3:5), maka pastilah ada penafsiran lain untuk ayat-ayat tsb. Alkitab tidak bertentangan. Dalam zaman Alkitab, seseorang yang baru bertobat dari satu agama ke agama lainnya biasanya dibaptis untuk menyatakan pertobatan. Baptisan adalah cara untuk membuat keputusan itu diketahui umum. Mereka yang menolak untuk dibaptiskan mengatakan bahwa mereka tidak sungguh-sungguh percaya. Karena itu, dalam benak para rasul dan murid-murid mula-mula, konsep mengenai orang percaya yang tidak dibaptiskan adalah tidak ada sama sekali. Ketika seseorang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, namun malu untuk mengumumkan imannya di depan umum, hal itu mengindikasikan bahwa dia tidak memiliki iman yang sejati.



            Jikalau baptisan diperlukan untuk keselamatan, mengapa Paulus mengatakan, “Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus” (1 Korintus 1:14)? Mengapa dia mengatakan, “Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia” (1 Korintus 1:17)? Memang dalam ayat-ayat ini Paulus menentang perpecahan yang mewabah dalam gereja Korintus. Namun demikian, bagaimana mungkin Paulus bisa mengatakan bahwa “Aku mengucap syukur bahwa aku tidak membaptiskan …” atau “Sebab Kristus tidak mengutus aku untuk membaptis …” kalau baptisan dibutuhkan untuk keselamatan? Kalau baptisan perlu untuk keselamatan, berarti Paulus secara harafiah mengatakan, “Aku mengucap syukur bahwa kamu tidak diselamatkan …” atau “Sebab Kristus tidak mengutus aku untuk menyelamatkan ….” Itu akan menjadi pernyataan yang amat aneh yang diucapkan oleh Paulus. Lagipula ketika Paulus memberikan garis besar yang mendetil mengenai apa yang dipandangnya sebagai Injil (1 Korintus 15:1-8) mengapa dia tidak mencantumkan baptisan? Kalau baptisan adalah syarat untuk keselamatan, bagaimana mungkin penyajian Injil tidak menyebutkan baptisan?



            Baptisan kelahiran kembali bukanlah konsep Alkitab. Baptisan tidak menyelamatkan dari dosa, tapi dari hati nurani yang tidak tenang. Petrus dengan jelas mengajarkan bahwa baptisan bukan sekedar upacara yang membersihkan tubuh jasmani, namun adalah merupakan janji dengan hati nurani yang tulus kepada Allah. Baptisan adalah simbol dari apa yang sudah terlebih dahulu terjadi dalam hati dan hidup seseorang yang sudah percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat (bdgk. Roma 6:3-5; Galatia 3:27; Kolose 2:12). Untuk menegaskan sumber keselamatan secara benar-benar jelas, Petrus menambahkan, “oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati” (bdgk. 1 Petrus 1:3). Baptisan adalah langkah ketaatan yang penting yang harus ditempuh oleh setiap orang percaya. Baptisan bukanlah merupakan persyaratan untuk keselamatan. Kalau demikian, itu adalah merupakan suatu serangan terhadap kesempurnaan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.



BAGAIMANA DENGAN KESELAMATAN BAYI


Apa yang terjadi pada bayi dan anak-anak kecil ketika mereka meninggal? Di manakah dalam Alkitab saya dapat menemukan umur 
pertanggungjawaban?

ANIKMASS 

Alkitab memberitahukan bahwa sekalipun seorang bayi atau anak kecil tidak berbuat dosa secara pribadi, semua orang, termasuk bayi dan anak-anak bersalah di hadapan Allah karena dosa yang diwarisi dan diturunkan. Dosa yang diwarisi adalah yang peroleh dari orangtua kita. Dalam Mazmur 51:5 Daud menulis, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Daud mengenali bahwa bahkan saat masih dalam kandunganpun dia adalah orang berdosa. Fakta menyedihkan dari kematian bayi yang kadang terjadi sebetulnya membuktikan bahwa bayipun menerima dampak dari dosa Adam, karena kematian fisik dan rohani adalah merupakan akibat dari dosa Adam.

        Setiap orang, bayi maupun orang dewasa, bersalah di hadapan Allah; setiap orang telah melukai kesucian Allah. Satu-satunya cara untuk Allah tetap adil dan pada saat yang sama membenarkan seseorang adalah kalau orang itu menerima pengampunan melalui iman dalam Yesus Kristus. Kristus adalah satu-satunya jalan. Yohanes 14:6 mencatat apa yang dikatakan Yesus, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Demikian pula dalam Kisah 4:12 Petrus mengatakan, “ Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Keselamatan adalah pilihan pribadi.

        Bagaimana dengan para bayi dan anak kecil yang tidak pernah mencapai umur di mana mereka mampu mengambil keputusan pribadi? "Umur pertanggungjawaban" adalah konsep yang mengajarkan bahwa mereka yang meninggal sebelum mencapai "umur pertanggungjawaban" secara otomatis diselamatkan oleh anugrah dan kemurahan Allah. "Umur pertanggungjawaban" adalah kepercayaan bahwa Allah menyelamatkan semua yang meninggal dunia sebelum dapat memutuskan secara pribadi untuk menerima atau menolak Kristus. Tigabelas adalah umur yang paling umum disebutkan sebagai umur pertanggungjawaban berdasarkan kebiasaan orang Yahudi bahwa seorang anak menjadi orang dewasa saat berumur 13 tahun. Namun demikian, Alkitab tidak memberi dukungan langsung bahwa umur 13 selalu merupakan umur pertanggungjawaban. Kemungkinan hal ini berbeda dari satu anak ke anak lainnya. Seorang anak sudah melampaui umur pertanggungjawaban kalau dia sudah mampu memutuskan untuk menerima atau menolak Kristus.

        Dengan mengingat hal tsb. pertimbangkan pula hal-hal berikut ini: kematian Kristus adalah cukup bagi semua umat manusia, 1 Yohanes 2:2 mengatakan bahwa Yesus adalah “pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.” Jelas dalam ayat ini bahwa kematian Yesus sudah cukup untuk semua dosa, bukan hanya dosa mereka yang datang dan beriman kepadaNya. Fakta bahwa kematian Kristus cukup untuk semua dosa memungkinkan untuk Allah menerapkan bayaran atas dosa bagi mereka yang tidak mampu untuk percaya.

        Satu ayat Alkitab yang kelihatannya lebih berkaitan dengan topik ini dibandingkan ayat-ayat lainnya adalah 2 Samuel 12:21-23. Konteks dari ayat-ayat ini adalah raja Daud berzinah dengan Betsyeba, yang kemudian hamil. Nabi Natan diutus oleh Tuhan untuk memberitahu Daud bahwa karena dosanya Tuhan akan mematikan anak itu. Daud menanggapi dengan kesedihan, ratapan dan berdoa untuk anak tsb. Namun setelah anak itu meninggal dunia, ratapan Daud berakhir. Para hamba Daud terheran-heran dengan hal ini. Mereka berkata kepada Daud, "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!" Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku." Tanggapan Daud dapat dipandang sebagai argumen bahwa mereka yang tidak mampu untuk percaya ada dalam Tuhan dengan aman. Daud mengatakan dia dapat pergi kepada anak itu, namun dia tidak dapat mengembalikan anak itu kepadanya. Juga, sama pentingnya, Daud nampak terhibur dengan hal ini. Dengan kata lain, Daud nampaknya mengatakan bahwa dia nanti akan kembali melihat anak itu (di surga) meskipun dia tidak dapat mengembalikannya.

        Sekalipun Alkitab tetap membuka kemungkinan itu, ada satu masalah dengan mengatakan bahwa Allah menerapkan pembayaran Kristus akan dosa kepada mereka yang tidak mampu percaya, yaitu Alkitab tidak secara khusus mengatakan Dia melakukan hal itu. Karena itu ini adalah sebuah subyek yang kita tidak boleh bersikeras atau dogmatik. Namun demikian, kita dapat bersikap dogmatik dalam fakta bahwa Allah SELALU melakukan apa yang benar.

        Tahu akan kasih dan anugrah Allah, Allah menerapkan kematian Kristus kepada mereka yang tidak mampu percaya adalah konsisten dengan karakter Allah. Adalah posisi kami bahwa Allah menerapkan pembayaran Kristus akan dosa kepada para anak kecil dan mereka yang cacat mental karena mereka tidak mampu untuk memahami kondisi dosa mereka dan kebutuhan mereka akan Juruselamat. Tentang hal ini kami yakin, bahwa Allah itu pengasih, suci, penuh kemurahan, adil dan penuh anugrah. Apapun yang dilakukanNya, SELALU benar dan baik.




APA ITU RENCANA KESELAMATAN


Apa itu rencana keselamatan?

ANIKMASS 

Apakah Anda lapar? Bukan lapar secara fisik, tetapi apakah Anda lapar untuk hidup yang lebih baik? Apakah di dalam diri Anda ada sesuatu yang tidak pernah dipuaskan? Jika demikian, Yesus adalah jalannya. Yesus berkata, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yohanes 6:35).

        Apakah Anda kebingungan? Apakah Anda sepertinya tidak pernah menemukan dan mengerti jalan kehidupan? Apakah hidup Anda seperti dalam kegelapan dan Anda tidak bisa mencari cara untuk meneranginya? Jika demikian, Yesuslah jalannya. Yesus mengatakan,"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yohanes 8:12).

        Apakah Anda merasa terkunci? Anda mencoba berbagai pintu, dan yang Anda temukan adalah kekosongan dan hal-hal yang tidak ada artinya? Apakah Anda mencari pintu masuk kepada hidup yang berkelimpahan? Kalau demikian, Yesuslah jalannya! Yesus berkata, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” (Yohanes 10:9).

        Apakah orang lain mengecewakan Anda? Apakah relasi Anda dengan orang lain dangkal dan kosong? Apakah Anda merasa bahwa orang lain selalu berusaha memanfaatkan Anda? Jika demikian, Yesuslah jalannya. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; … Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” (Yohanes 10:11,14).

        Apakah Anda memikirkan apa yang terjadi setelah Anda meninggal dunia? Apakah Anda capek dengan hal-hal yang pada akhirnya rusak dan hancur? Apakah Anda sering merenungkan apakah hidup ini ada artinya? Apakah Anda ingin hidup setelah mati? Jika demikian, Yesuslah jalannya! Yesus menyatakan, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25-26).

        Apakah jalan itu? Apakah kebenaran itu? Apakah hidup? Yesus menjawab,"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).

        Kelaparan yang Anda rasakan adalah kelaparan rohani, dan hanya dapat dikenyangkan oleh Yesus. Yesus adalah Satu-satunya yang dapat menerangi kegelapan Anda. Yesus adalah Pintu kepada hidup yang berkelimpahan. Yesus adalah Sahabat dan Gembala yang Anda cari-cari. Yesus adalah Hidup – sekarang dan akan datang. Yesus adalah Jalan keselamatan!

        Penyebab dari kelaparan Anda, penyebab dari kegelapan yang melingkupi hidup Anda, penyebab dari kegagalan Anda mendapatkan makna hidup, semua itu adalah karena Anda terpisah dari Tuhan. Alkitab memberitahukan bahwa kita semua telah berdosa dan karena itu kita terpisah dari Tuhan (Pengkhotbah 7:20; Roma 3:23). Kekosongan yang Anda rasakan dalam hati adalah  karena Tuhan tidak ada dalam hidup Anda. Kita diciptakan untuk berhubungan dengan Allah. Karena dosa kita, kita tidak dapat memiliki hubungan itu. Yang lebih parah lagi, dosa akan menyebabkan kita terpisah dari Tuhan untuk kekekalan, dalam hidup ini dan sesudahnya (Roma 6:23; Yohanes 3:36).

        Bagaimana masalah ini dapat diselesaikan? Yesuslah jalannya. Yesus memikul dosa-dosa kita (2 Korintus 5:21). Yesus mati menggantikan kita (Roma 5:8) menanggung hukuman yang sepantasnya kita tanggung. Tiga hari kemudian Yesus bangkit dari antara orang mati, membuktikan kemenanganNya atas dosa dan kematian (Roma 6:4-5). Mengapa Dia melakukannya? Yesus sendiri menjawab pertanyaan ini, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13). Yesus mati supaya kita bisa hidup. Jika kita beriman kepada Yesus, percaya kepada kematianNya sebagai pembayaran atas dosa-dosa kita, semua dosa kita diampuni dan dibersihkan. Kelaparan rohani kita akan dikenyangkan. Terang akan bernyala. Kita akan mendapatkan jalan kepada hidup yang berkelimpahan. Kita akan mengenal Sahabat sejati dan Gembala kita yang baik. Kita akan tahu bahwa kita akan memiliki hidup setelah meninggalkan dunia ini, hidup dalam kebangkitan bersama dengan Yesus di surga untuk selama-lamanya.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Apakah Anda membuat keputusan untuk menerima Kristus karena apa yang Anda baca di sini? Jika demikian, klik pada tombol “Saya telah menerima Kristus pada hari ini” di bawah.




Apa itu pertobatan dan mengapa itu diperlukan untuk keselamatan?


Apa itu pertobatan dan mengapa itu diperlukan untuk keselamatan?

ANIKMAS 

Banyak orang memahami istilah “pertobatan” berarti “berbalik dari dosa.” Ini bukanlah definisi Alkitab mengenai pertobatan. Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti “berubah pikiran.” Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Rasul 3:19). Kisah 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Definisi pertobatan yang sepenuhnya secara Alkitabiah adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku.

            Kalau demikian, apa hubungan antara pertobatan dan keselamatan? Kitab Kisah Rasul nampaknya secara khusus memusatkan perhatian pada pertobatan dalam hubungannya dengan keselamatan (Kisah 2:38, 3:19; 11:18; 17:30; 20:21; 26:20). Bertobat, dalam kaitannya dengan keselamatan, adalah merubah pikiran Anda dalam hubungannya dengan Yesus Kristus. Dalam khotbah Petrus pada hari Pentakosta (Kisah 2) dia mengakhirinya dengan panggilan agar orang-orang bertobat (Kisah 2:38). Bertobat dari apa? Petrus memanggil orang-orang yang menolak Yesus Kristus (Kisah 2:36) untuk mengubah pikiran mereka mengenai Dia, untuk mengakui bahwa Dia sungguh-sungguh adalah “Tuhan dan Kristus” (Kisah 2:36). Petrus memanggil orang-orang untuk mengubah pikiran mereka dari menolak Kristus sebagai Mesias menjadi beriman kepadaNya sebagai Mesias dan Juruselamat.

            Pertobatan dan iman dapat dipahami sebagai “dua sisi dari koin yang sama.” Tidaklah mungkin beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat tanpa terlebih dahulu mengubah pikiran Anda mengenai siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan. Apakah ini adalah pertobatan dari penolakan secara sengaja, atau pertobatan dari ketidakacuhan atau ketidaktertarikan – itu adalah perubahan pikiran. Pertobatan Alkitabiah, dalam hubungannya dengan keselamatan, adalah merubah pikiran Anda dari menolak Kristus menjadi beriman kepada Kristus.

            Adalah penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil karya kita demi untuk mendapatkan keselamatan. Tidak ada seorangpun dapat bertobat dan datang kepada Allah kecuali kalau Allah menarik orang tsb. kepadaNya (Yohanes 6:44). Kisah 5:31 dan 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah – yang dimungkinkan semata-mata karena anugrahNya. Tidak ada seorangpun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah menganugrahkan pertobatan. Segala yang bersangkutan dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman, adalah hasil dari Allah menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada pertobatan (2 Petrus 3:9), demikian pula kebaikanNya (Roma 2:4).

            Sekalipun pertobatan bukanlah pekerjaan yang menghasilkan keselamatan, pertobatan yang menuntun pada keselamatan pasti menghasilkan suatu karya. Adalah tidak mungkin untuk benar-benar dan secara keseluruhan mengubah pikiran Anda tanpa hal itu menyebabkan perubahan dalam perilaku. Dalam Alkitab pertobatan menghasilkan perubahan tingkah laku. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis berseru agar orang-orang “menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan” (Matius 3:8). Seseorang yang benar-benar telah bertobat dari penolakan akan Kristus kepada iman akan Kristus akan nyata melalui hidup yang berubah (2 Korintus 5:17, Galatia 5:19-23, Yakobus 2:14-26). Pertobatan, didefinisikan secara tepat, adalah perlu untuk keselamatan. Pertobatan yang Alkitabiah adalah mengubah pikiran Anda mengenai Yesus Kristus dan berbalik kepada Allah dalam iman untuk keselamatan (Kisah 3:19). Berbalik dari dosa bukanlah definisi dari pertobatan, melainkan adalah salah satu hasil dari pertobatan yang sejati, yang berlandaskan iman yang menuntun kepada Tuhan Yesus Kristus.





APA ITU PENEBUSAN


Apa itu penebusan? 

Anikmass 

         Penebusan dengan penggantian” menunjuk pada kematian Kristus bagi semua orang berdosa. Alkitab mengajarkan bahwa semua orang telah berbuat dosa (baca Roma 3:9-18 dan Roma 3:23). Hukuman atas dosa kita adalah kematian. Roma 6:23 mengatakan, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”


            Ayat tsb mengajarkan kita beberapa hal. Kita semua akan mati dan menghabiskan kekekalan dalam neraka sebagai hukuman atas dosa-dosa kita. Dalam Alkitab kematian menunjuk pada ”pemisahan.” Setiap orang pasti akan mati, tapi sebagian akan hidup di surga bersama dengan Tuhan untuk selama-lamanya, sementara sebagian lainnya akan tinggal di neraka untuk selama-lamanya. Kematian yang disebutkan di sini menunjuk pada hidup di neraka. Namun demikian, bagian ke dua dari ayat ini mengajarkan kita bahwa hidup kekal tersedia melalui Yesus Kristus. Inilah karya penebusanNya melalui penggantian.


            Yesus Kristus mati menggantikan kita ketika Dia digantung di atas salib. Kita layak untuk mati di salibkan karena kitalah yang hidup dalam dosa. Namun Kristus mengambil hukuman kita dan menanggungnya bagi kita. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21). Dia mengambil tempat kita sebagai pengganti kita dalam menerima apa yang pantas kita terima.


            “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh” (1 Petrus 2:24). Di sini kita kembali melihat bahwa Kristus mengambil dosa-dosa yang kita perbuat dan melunasinya untuk kita. Beberapa ayat kemudian kita membaca bahwa “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,” (1 Petrus 3:18). Bukan saja ayat-ayat ini mengajar kita mengenai Kristus sebagai ”pengganti” kita, tapi juga bahwa Dia adalah ”penebusan” kita, yang artinya Dia telah melunasi segala hutang dosa manusia.


            Bagian Alkitab lain yang berbicara mengenai ”penebusan dengan penggantian” adalah Yesaya 53:5. Ayat ini berbicara mengenai datangnya Kristus yang akan mati di salib untuk dosa-dosa kita. Bagian ini memaparkannya dengan sangat terperinci dan penyaliban terjadi persis sebagaimana dinubuatkan. Perhatikan beberapa kata ini ketika Anda membacanya. “Tetapi DIA tertikam oleh karena pemberontakan KITA, DIA diremukkan oleh karena kejahatan KITA; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi KITA ditimpakan kepadaNYA, dan oleh bilur-bilurNYA KITA menjadi sembuh.” Perhatian penggantian yang terjadi. Sekali lagi di sini kita melihat bahwa Kristus membayar harga untuk kita!


            Kita sendiri tidak mampu membayar harga dosa. Atau kalaupun kita mampu, kita hanya akan dihukum dan ditempatkan di neraka untuk selama-lamanya. Namun Kristus mengambil inisiatif untuk datang ke dalam dunia dalam diri Anak Allah, Yesus Kristus, untuk membayar harga dosa kita. Karena Dia melakukan ini untuk kita, sekarang bukan saja dosa-dosa kita diampuni, tapi juga mendapat kesempatan untuk hidup dalam kekekalan bersama dengan Dia. Untuk itu kita perlu menempatkan iman kita dalam apa yang Kristus telah lakukan di atas salib. Kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri; kita butuh pengganti.




Apa itu pendamaian Kristen? Mengapa kita perlu diperdamaikan dengan Allah? Bagaimana kita dapat diperdamaikan dengan Allah?


Apa itu pendamaian Kristen? Mengapa kita perlu diperdamaikan dengan Allah? Bagaimana kita dapat diperdamaikan dengan Allah?

Anikmass

Bayangkan dua orang teman yang bersitegang atau bertengkar. Hubungan baik yang dulunya mereka miliki sekarang menjadi tegang dan hampir putus. Mereka berhenti bicara, komunikasi terasa ganjil. Lambat laun teman menjadi orang asing. Pemisahan seperti ini hanya dapat dipulihkan melalui pendamaian. Diperdamaikan berarti persahabatan atau keharmonisan dipulhkan kembali. Ketika teman lama menyelesaikan perbedaan mereka dan memulihkan hubungan mereka, pendamaian terwujud. 2 Korintus 5:18-19 menyatakan, “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.”

            Alkitab mengatakan bahwa Kristus memperdamaikan kita kepada Allah (Roma 5:10, 2 Korintus 5:18, Kolose 1:20-21). Fakta bahwa kita membutuhkan pendamaian menunjukkan bahwa hubungan kita dengan Allah terputus. Karena Allah itu suci, maka kitalah yang salah. Dosa kita memisahkan kita dari Dia. Roma 5:10 memberitahukan bahwa kita adalah musuh-musuh Allah: “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!”

            Ketika Kristus mati di atas salib, Dia memenuhi penghakiman Allah dan memungkinkan musuh Allah berdamai denganNya. “Pendamaian” kita dengan Allah meliputi pemberian anugrah Allah dan pengampunan dosa kita. Hasil dari pengorbanan Yesus adalah bahwa hubungan kita berubah dari permusuhan menjadi persahabatan. “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, … tetapi Aku menyebut kamu sahabat” (Yohanes 15:15). Pendamaian Kristen adalah suatu kebenaran yang mulia! Kita adalah musuh-musuh Allah, namun sekarang kita adalah sahabat-sahabat Allah. Kita dulunya berada di bawah hukuman karena dosa-dosa kita, namun kita sekarang diampuni. Kita dulunya berperang dengan Allah, namun kita sekarang memiliki damai yang melampaui segala pengertian (Filipi 4:7). “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Roma 5:1).



KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?

  KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...