Selasa, 28 Mei 2013

ANUGERAH YANG DIBERIKAN DENGAN CUMA-CUMA




ANUGERAH YANG DIBERIKAN DENGAN CUMA-CUMA
(Khotbah John Wesley)




Nama                : Matius Soboliem
Tgkt/ Smstr      : 5/9.
Mata Kuliah     : Hidup dan Theologia John Wesley
Dosen               : Francis Nawahoke

Pendahuluan

            Yang ada hal lain kecuali keyakinan yang terkuat dalam hati saya, yaitu bukan hanya apa yang disajikan, seperti "Kebenaran yang ada di dalam Yesus", tetapi juga kewajiban yang harus saya lakukan: memberitakan kebenaran itu kepada seluruh dunia. Hal ini memungkinkan saya secara terbuka menunjukkan kesalahan kepada mereka yang saya hargai pekerjaannya, dan mungkin di kaki merekalah saya yang ditemukan ketika Tuhan Yesus datang kembali.

            Saya hanya mempunyai satu permintaan bagi siapa saja yang percaya kepada kebenaran didalam Yesus: apa saja yang saudara lakukan, lakukanlah dalam kemurahan hati, dalam kasih, dan dalam roh kelemah lembutan. Tunjukkanlah dalam tindakan saudara bahwa saudara memiliki "tanda-tanda sebagai manusia pilihan Allah, perasaan berbelas kasihan, kelemah lembutan, kesabaran". Apabila semua ini terlaksana, maka akan terdengar suara yang mengatakan, "Lihatlah, betapa indahnya orang-orang Kristen yang saling mengasihi itu".


(Dikhotbahkan di Bristol, th 1740)
"Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32).
1.Dengan cuma-cuma Allah mengasihi dunia ini! Karena waktu kita masih lemah, "Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka". Ketika kita "mati dalam dosa", Allah tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi menyerahkanNya bagi kita semua. "Jadi, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia!". Sungguh anugerah ini diberikan Allah dengan cuma-cuma.

2.Anugerah atau kasih Allah, sumber keselamatan kita, merupakan segala sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma kepada siapa saja.

3.Yang pertama, Anugerah Allah merupakan segala sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma kepada siapa saja. Tidak tergantung pada kekuasaan atau kebajikan dalam diri manusia; tidak tergantung pada apapun yang dicapainya. Bagaimanapun hal ini tidak tergantung pada perbuatan baik atau kebenaran dalam diri si penerima; tidak tergantung pada segala sesuatu yang telah dilakukan, atau kedudukannya. Tidak tergantung pada usaha-usahanya, sifat-sifatnya yang baik, keinginan-keinginannya yang baik, tujuan-tujuannya yang baik serta cita-citanya yang baik. Semua yang baik ini merupakan aliran-aliran yang mengalir dari anugerah Allah yang diberikan dengan cuma-cuma; dan bukan merupakan sumbernya. Semua yang baik merupakan buah-buah dari anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma dan bukan merupakan akarnya. Bukan sebagai penyebabnya, tetapi sebagai hasilnya. Kebaikan apapun yang ada dalam diri manusia, ataupun apa yang dilakukan, maka Allah adalah Pencipta dan pelaksananya. Demikianlah segala sesuatu merupakan anugerahNya yang diberikan dengan cuma-cuma, tidak tergantung pada kekuasaan atau kebajikan apapun dalam manusia, tetapi hanya tergantung pada Allah saja, yang dengan cuma-cuma memberikan AnakNya sendiri, dan "bersama-sama dengan Dia mengaruniakan segala sesuatu kepada kita".

4.Apakah anugerah ini diberikan kepada siapa saja, serta dalam segala hal?
    Mengenai pertanyaan tersebut ada beberapa orang yang berpendapat:"Tidak, anugerah ini hanya diberika dengan cuma-cuma kepada mereka yang telah ditetapkan untuk hidup kekal, dan jumlah mereka hanya sedikit. Sedangkan manusia yang lebih besar jumlahnya telah ditetapkan oleh Allah untuk binasa (dihukum secara kekal); dan anugerahNya tidak diberikan dengan cuma-cuma kepada mereka. Mereka dibenci oleh Allah dan sebelum lahir mereka telah ditetapkan untuk binasa selamanya. Dalam hal ini Allah secara pasti menetapkannya, karena itu merupakan kegemaranNya, dan karena merupakan kehendakNya yang tertinggi, yang tidak dapat dicegah. Mereka dilahirkan untuk dibinasakan baik jasmani maupun rohani dalam neraka. Mereka dibesarkan dibawah kutukan Allah yang tidak dapat dibatalkan, tanpa kesempatan untuk diselamatkan; karena anugerah yang diberikan Allah itu bukan untuk mencegah tetapi untuk mempercepat kebinasaan mereka.

5.Itulah ketetapan predestinasti. Tetapi saya pikir seorang berkata, "Saya tidak menganut ketetapan predestinasti itu, saya hanya percaya pada anugerah pilihan. Apa yang saya anut adalah sebagai berikut: sebelum dunia ini dijadikan, Allah telah memilih sejumlah manusia untuk dibenarkan, disucikan, dan dimuliakan. Mereka inilah yang diselamatkan, sedangkan sejumlah manusia yang lainnya tidak dipilih; mereka dibiarkan oleh Allah, sehingga mereka mengikuti imaginasi dari hati mereka sendiri, yang merupakan kejahatan terus menerus, dan makin lama makin memburuk, dan pada waktu yang tertentu akan dihukum secara adil yaitu dengan kebinasaan yang kekal".

6.Apakah keterangan diatas mencakup semua maksud ketetapan predestinasti yang saudara anut?
    Mungkin saudara berfikir tidak. Tetapi apabila saudara percaya bahwa Allah menetapkan sebagian manusia untuk dibinasakan, maka berarti saudara menganut semua maksud ketetapan predestinasti, seperti yang telah dijelaskan diatas. Mungkin saudara berpikir bahwa saudara tidak menganut ketetapan itu, tetapi saudara percaya bahwa Allah mengeraskan hati sebagian manusia yang dibinasakan. Saudara percaya bahwa Allah benar-benar mengeraskan hati Firaun, dan hanya untuk akhir hidup yang binasa inilah Allah telah mengangkat serta menciptakannya. Jadi apabila saudara percaya bahwa Firaun atau siapa saja yang berada di atas bumi ini, yang diciptakan untuk akhir hidup yang binasa, utuk dihukum selamanya, maka berarti saudara menganut semua maksud ketetapan predestinasti itu. Tidak perlu saudara memberi alasan bahwa karena Allah mengukuhkan ketetapanNya yaitu pembinasaan yang telah ditetapkan sebelumnya, tidak bisa dirubah atau dihindari, maka Allah mengeraskan hati sebagian manusia yang merupakan wadah-wadah murka dan akhirnya mereka dibinasakan sesuai dengan ketetapanNya itu.

7.Mungkin saudara tidak percaya semua ketetapan itu, saudara tidak menganut semua ketetapan yang menyatakan bahwa sebagian manusia sudah ditetapkan untuk masuk ke dalam neraka; saudara tidak percaya bahwa Allah menetapkan sebagian manusia untuk dihukum selamanya, atau Allah mengeraskan hati dari sebagian manusia dan memberi hukuman yang tidak bisa dihindari; saudara berkata: secara akal  Allah telah menetapkan bahwa semua manusia telah mati dalam dosa, Ia akan berkata kepada beberapa dari tulang-tulang yang kering itu 'hidup', tetapi kepada yag lain Ia tidak berkata apa-apa, sebagai akibatnya, sebagian dihidupkan, dan yang lainnya tetap berada dalam maut, yang dihidupkan harus memuliakan Allah atas keselamatan mereka, tetapi yang lainnya atas kebinasaan mereka.

8.Bukankah keterangan itu merupakan apa yang saudara maksud dengan anugerah pilihan? Apabila benar, maka saya akan bertanya satu atau dua pertanyaan:
       Apakah orang-orang zaman sekarang atau orang-orang yang telah diciptakan sejak dunia dijadikan, yang tidak dipilih melalui anugerah pilihan itu bisa diselamatkan? Apakah mungkin manusia diselamatkan tanpa anugerah pilihan itu? Jika saudara menjawab "tidak mungkin", maka berarti bahwa saudara belum mengubah pendirian saudara dan masih percaya bahwa sebagai akibat ketetapan Allah yang tidak bisa diubah dan dihindari, maka sebagian besar dari manusia berada dalam maut, tanpa pengharapan untuk ditebus, karena tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan mereka kecuali Allah, dan Ia tidak akan menyelamatkan mereka. Saudara percaya bahwa secara mutlak Ia telah menetapkan untuk menghukum mereka selamanya dalam neraka? Jadi dalam kenyataan, bagaimanapun juga pendapat saudara itu menuju ke hal yang sama, karena misalnya saudara berada dalam maut, dan sama sekali tidak sanggup untuk menghidupkan diri sendiri, dan Allah secara mutlak telah menetapkan bahwa Ia hanya akan menghidupkan orang-orang lain, dan bukan saudara, berarti Ia secara mutlak telah menetapkan kebinasaan saudara yang kekal itu, secara mutlak saudara diserahkan kepada hukuman kekal dalam neraka. Dengan demikian walaupun saudara menggunakan kata-kata yang lebih halus dari pada orang lain, saudara mengartikan hal yang sama; dan keterangan saudara mengenai ketetapan Allah dalam anugerah pilihan itu adalah sama dengan keterangan dari mereka yag disebut "ketetapan Allah untuk memasukkan manusia kedalam neraka".

9.Oleh sebab itu, sebutlah hal itu dengan istilah apa saja yang saudara kehendaki, misalnya: pilihan, pengabaian (bagi yang tidak dipilih), predestinasti, atau penetapan (untuk masuk neraka), semua ini akan berakhir pada hal yang sama. Maksud dari semua itu adalah sebagai berikut - oleh karena suatu ketetapan Allah yang bersifat kekal, tidak bisa diubah, tidak bisa dihindari, maka sebagian manusia secara mutlak diselamatkan, dan sisanya dihukum selamanya; dan bagi yang diselamatkan tidak mungkin akan dihukum selamanya, atau bagi yang dihukum selamanya tidak mungkin akan diselamatkan.

10.Apabila pendapat ketetapan predestinasti itu benar, maka semua khotbah adalah sia-sia. Khotbah tidak dibutuhkan oleh mereka yang dipilih, sebab diberi khotbah atau tanpa khotbah, secara mutlak mereka akan diselamatkan. Oleh sebab itu, tujuan berkhotbah - untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, adalah sia-sia bagi mereka; dan juga tidak berguna bagi yang tidak dipilih, sebab mereka tidak mungkin bisa diselamatkan; mereka diberi khotbah atau tanpa khotbah, secara mutlak dakan dibinasakan. Maka tujuan khotbah juga sia-sia bagi mereka; sehingga khotbah merupakan hal yang sia-sia baik bagi mereka yang disematkan maupun yang dibinasakan dan tujuan saudara mendengarkan khotbah juga sia-sia.

11.Pertama, penjelasan tadi merupakan bukti yang sederhana bahwa ketetapan  predestinasti bukanlah ketetapan dari Allah, karena ketetapan tersebut menghancurkan rencana Allah; dan Allah tidak bisa melawan atau menentang diriNya sendiri. Kedua, ketetapan predestinasti mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menghancurkan kesucian, dan kesucian ini merupakan inti dari semua rencana Allah. Saya tidak bermaksud bahwa tidak ada dari mereka yang menganut ketetapan presdestinasti adalah orang suci, (karena Allah berbelas kasihan kepada mereka yang tidak sengaja terlibat dalam kesalahan apapun), tetapi ketetapan presdestinasti sendiri yang mengatakan bahwa setiap manusia baik yang dipilih maupun yang tidak dipilih dari kekekalan, dan bagi manusia yang dengan pasti diselamatkan, dan yang dengan pasti dihukum selama-lamanya, mempunyai suatu kecenderungan yang jelas untuk menghancurkan tujuan kesucian pada umumnya; karena ketetapan ini sepenuhnya meniadakan motif-motif pokok dari kesucian itu, yang sering disajikan dalam kitab suci, yaitu pengharapan pada pahala di masa depan dan ketakutan penghukuman, pengharapan masuk surga dan ketakutan masuk neraka. Adanya penetapan bahwa sebagian manusia harus pergi menuju ke penghukuman kekal, dan sebagian menuju ke kehidupan kekal, maka tidak ada tujuannya menggumuli kehidupan ini karena mereka percaya akan nasib yang sudah ditentukan itu; jadi tidak ada gunanya bagi seseorang untuk menggumuli kehidupannya, apabila ia berpikir bahwa dengan pasti ia telah ditetapkan untuk kehidupan kekal atau kebinasaan kekal. Saudara mungkin berkata: "Tetapi ia tidak mengetahui secara pasti tentang ketetapan kehidupan kekal atau penghukuman kekal bagi dirinya sendiri". Jadi bagaimana? - pendapat saudara itu tidak akan memecahkan persoalan tersebut, karena misalnya seorang yang sakit mengetahui adanya (kemungkinan) dua ketetapan bagi dirinya: dengan pasti ia akan meninggal atau dengan pasti ia akan disembuhkan. Maka walaupun ia belum tahu dengan pasti antara 2 ketetapan itu, tidak ada gunanya mencari obat bagi penyakitnya. Orang tersebut mungkin hanya berkata, (seperti yang pernah saya dengar dari beberapa orang, baik yang menderita secara jasmani maupun rohaninya). "Apabila saya ditetapkan untuk kehidupan kekal, saya akan hidup, apabila untuk penghukuman kekal, saya akan mati jadi saya tidak perlu merasa kuatir tentang keadaan saya". Demikianlah secara langsung ketetapan ini cenderung untuk menutup gerbang kesucian pada umumnya - menghalangi orang yang tidak suci dalam mencapai itu, atau menghalangi usahanya untuk masuk dalam kesucian itu.

12.Secara langsung ketetapan ini cenderung untuk menghancurkan beberapa hal kesucian yang khusus. Misalnya kelemah lembutan dan kasih-kasih terhadap musuh-musuh kita, yaitu mereka yang jahat dan yang tidak tahu berterima kasih. Memang saya mengakui bahwa diantara orang-orang yang menganut ketetapan ini memiliki kelemah lembutan dan kasih; tetapi kenyataannya ketetapan ini cenderung untuk menyebabkan dan meningkatkan suatu hasrat untuk marah dan berdebat, ketika ditentang pendapatnya, dan ini sungguh bertentangan dengan kelemah lembutan Krsitus. Dan kenyataannya, ketetapan ini juga menyebabkan perasaan menghina atau jijik terhadap orang-orang yang dianggap sudah dibuang oleh Allah. Tetapi saudara berkata, "saya tidak menganggap seorangpun sebagai manusia dibuang oleh Allah". Maksud saudara yaitu, saudara tidak akan menganggap seorangpun dibuang oleh Allah, apabila saudara bisa mengontrolnya terhadap penerapan ketetapan itu pada diri seseorang. Sebab si musuh manusia akan mendorong saudara untuk melakukannya. Saudara tahu, berapa sering ia telah melaksanakan dorongan itu. Saudara mungkin menolak anggapan itu sebagai kekejian. Memang benar pada saat saudara sanggup menolak dorongan si musuh. Tetapi betapa jauh ketetapan ini telah mempengaruhi sikap saudara terhadap orang yang malang, sebelum saudara sanggup menolak dorongannya. Saudara sadar, bahwa bukan roh kasih dalam perasaan saudara terhadap orang berdosa yang malang itu, baik dengan sengaja atau tidak, saudara menganggapnya sebagai orang yang telah dibenci oleh Allah dari kekekalan.

13.Yang ketiga: ketetapan ini cenderung untuk menghancurkan jaminan yang diberikan dalam kekristenan. Hal ini nyata sekali bagi mereka yang percaya bahwa mereka telah ditetapkan untuk penghukuman kekal, atau mereka yang merasa ragu-ragu atau takut terhadap nasib yang telah ditetapkan itu. Semua janji yang agung dan sangat berharga itu tak ada artinya bagi mereka. Mereka tidak bisa menerima dorongan/semangat/hiburan dari janji-janji itu. "Sehingga ketetapan ini merupakan perintang efektif terhadap pencarian mereka akan jaminan atau suka cita. Apakah ketetapan ini sesuai dengan agama yang ajaran-ajarannya direncanakan untuk menjadi "jalan-jalan yang menyenangkan dan memberi damai sejahtera?".


14.Bagi saudara sekalian yang percaya sebagai umat pilihan Allah apakah yang merupakan jaminan atau suka cita saudara? saya mengharapkan supaya suka cita ini bukan hanya sebagai suatu kepercayaan atau angan-angan saja, tetapi merupakan suatu pengalaman yang sungguh terjadi yaitu kehadiran Allah dalam hati saudara, yang dikerjakan oleh Roh Kudus, atau "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah". Hal ini juga disebut "jaminan iman yang penuh", yang merupakan dasar dari semua kesukacitaan orang Kristen, dan mengandung suatu jaminan yang penuh yaitu semua dosa saudara yang lampau diampuni dan sekarang saudara adalah anak Allah. Memang hal ini tidak harus mengandung jaminan yang penuh terhadap ketekunan di masa depan.

15.Pengalaman menunjukkan bahwa banyak kesaksian dari Roh itu dirintangi oleh ketetapan presdestinasti; rintangan ini bukan hanya dari mereka yang percaya bahwa mereka telah ditetapkan untuk penghukuman kekal, sehingga mereka membuang kesaksian roh kudus itu, tetapi dengan cepat telah hilang, dan berkecimpung kembali dalam kebimbangan, ketakutan, kegelapan -mungkin kegelapan yang mengerikan. Saya mohon bertanya kepada saudara yang menganut ketetapan ini, apakah saudara sering mengalami timbulnya kembali kebimbangan-kebimbangan dan ketakutan atas nasib pilihan atau jaminan saudara? Apabila saudara bertanya ....... siapakah yang mengalami hal itu? Saya akan menjawab: orang-orang yang jumlahnya sangat sedikit yang menganut ketetapan tersebut. Tetapi banyak, sangat banyak dari jumlah orang yang tidak menganut ketetapan tersebut, yang berada di semua bagian muka bumi, mereka yang mengetahui dan merasa bahwa hari ini mereka berada dalam Kristus, dan tidak merasa kuatir akan hari esok, yang tinggal didalam Dia melalui iman setiap saat; banyak dari mereka telah menikmati kesaksian dari RohNya yang kekal, pancaran dari doronganNya yang kekal, sejak saat mereka percaya, berlangsung terus hingga saat ini.

16.Jaminan iman yang dimiliki atau dinikmati itu meniadakan semua macam keraguan dan ketakutan, yaitu keraguan dan ketakutan mengenai ketekunan (keselamatan) di masa depan.Walaupun seperti yang pernah dinyatakan bahwa jaminan ini bukanlah merupakan jaminan tentang bagaimana keadaan masa depan, tetapi hanya jaminan bagaimana keadaan sekarang ini. Jaminan ini tidak membutuhkan dukungan dari kepercayaan yang bersifat spekulatif yang menyatakan barang siapa yang pernah ditetapkan untuk hidup kekal, maka pasti hidup; melainkan setiap saat jaminan tersebut dikerjakan oleh kuasa Allah yang besar. "Oleh Roh Kudus yang diberikan kepada mereka". Oleh sebab itu, ketetapan presdestinasti ini bukanlah berasal dari Allah, sebab ketetapan ini cenderung untuk menghalangi, bahkan menghancurkan karya agung dari Roh Kudus, yang merupakan sumber penghibur agama yang utama yaitu suka cita kekristenan.
17.Betapa menakutkan hasil pemikiran manusia yang menyatakan bahwa beribu-ribu bahkan berjuta-juta manusia, tanpa kejahatan atau kesalahan apapun, ditulahi penghukuman dalam nyala api yang kekal. Betapa anehnya, mereka yang telah percaya kepada Kristus! Karena mereka telah diisi dengan anugerah, kelamah lembutan dan belas kasihan yang sebenarnya, sehingga mereka bisa "bersedih hati, bahkan mau terkutuk demi saudara-saudaranya".

18.Yang keempat, ketetapan yang mengerikan ini secara langsung cenderung untuk menghancurkan semangat kita melakukan perbuatan baik. Hal ini terbukti, pertama: secara nyata ketetapan ini (sesuai dengan apa yang telah kita selidiki) cenderung untuk menghancurkan kasih kita terhadap bagian manusia yang lebih besar jumlahnya, yaitu mereka yang jahat dan tidak tahu berterima kasih. Apa saja yang menyebabkan kasih kita berkurang, maka akan juga mengurangi keinginan kita untuk melakukan kebaikan terhadapnya. Kedua: ketetapan ini memenggal salah satu motif terkuat yang menopang semua tindakan yang berbelas kasihan terhadap keperluan jasmani manusia, seperti memberi makan kepada yang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang dsb, - pengharapan untuk menyelamatkan jiwa mereka dari maut. Apakah yang bisa dipakai untuk menolong keperluan jasmani mereka yang sebentar lagi masuk dalam jurang api yang kekal? "Mungkin kita bisa lari dan merenggut mereka, bagaikan pengambilan kayu-kayu yang sedang dibakar dari perapiannya". Tidak, apa yang saudara pikirkan itu tidak mungkin. Saudara berkata, dari kekekalan mereka sudah ditetapkan untuk masuk ke situ, sebelum mereka melakukan kebaikan atau kejahatan. Saudara percaya bahwa mereka harus mati, itu merupakan kehendak Allah. Dan "Siapakah yang bisa melawan kehendakNya? Dan saudara berkata lagi bahwa saudara tidak tahu siapakah diantara mereka yang dipilih atau tidak dipilih. Apabila saudara mengetahui - mereka yang dipilih atau tidak dipilih segala usaha saudara adalah hampa dan sia-sia. Baik nasehat, teguran atau dorongan serta khotbah yang saudara berikan adalah tidak dibutuhkan dan tidak ada gunanya. Semua ini tidak dibutuhkan oleh mereka yang dipilih, karena dengan pasti mereka akan diselamatkan tanpa nasehat apapun. Juga tidak berguna bagi mereka yang tidak dipilih; karena diberi atau tanpa diberi semuanya itu, mereka dengan pasti akan dibinasakan. Oleh sebab itu saudara tidak bisa tetap mempergunakan prinsip-prinsip saudara untuk menolong keselamatan mereka. Sebenarnya prinsip-prinsip itu secara langsung cenderung untuk membinasakan semangat saudara dalam melakukan semua perbuatan yang baik, khususnya dalam hal yang terpenting dan terbesar yaitu menyelamatkan jiwa-jiwa dari maut.

19.Yang kelima, ketetapan ini bukan hanya cenderung untuk menghancurkan kesucian, sukacita serta perbuatan-perbuatan baik orang Kristen, tetapi juga mempunyai kecenderungan yang langsung dan jelas untuk membuang seluruh wahyu kekristenan. "Wahyu kekristenan adalah tidak penting" merupakan hal pokok yang paling diperhatikan dan diteliti untuk dibuktikan oleh orang-orang tidak percaya dalam abad modern ini. Dengan pasti mereka tahu, walaupun bisa membuktikannya, tetapi kesimpulannya mudah sekali ditolak. Karena "merupakan hal yang salah apabila Wahyu kekristenan itu tidak penting". Hal dasar ini saja saudara sudah menyerah!
Seandainya, hanya karena ketetapan yang kekal dan tidak bisa diubah, sebagian dari manusia harus diselamatkan, meskipun sebelum Wahyu kekristenan diberikan, dan sebagaian dari manusia lainnya harus dibinasakan, walaupun wahyu kekristenan itu tidak membenarkannya; maka apabila yang bisa diharapkan oleh orang kafir? Saudara menyebabkan Injil tidak penting bagi siapa saja, berarti saudara berusaha menghapus semua tujuan kekristenan. "Oh, janganlah menggembar-gemborkan ketetapan itu di Gath! Janganlah menerbitkannya di jalan-jalan Askelon! Supaya putri-putri dari mereka yang tidak bersunat itu tidak bersukacita; dan putra-putra dari mereka yang tak percaya itu tidak mengalami kemenangan.

20.Sebagaimana ketetapan ini secara jelas dan langsung bercenderung untuk membuang semua wahyu kekristenan, demikian pula dari akibatnya yang nyata dalam menjadikan wahyu itu bertentangan sendiri. Ketetapan tersebut berdasarkan penafsirannya dari beberapa ayat yang secara total bertentangan dengan semua ayat lainnya, bahkan bertentangan dengan semua maksud umum Firman Tuhan.
contohnya: pendukung-pendukung ketetapan ini menafsirkan ayat dari kitab suci "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau" dalam arti hurufiahnya bahwa Allah membernci Esau dan semua orang yang dari kekekalan telah ditetapkan untuk binasa. Penafsiran tersebut tidak hanya bertentangan dengan maksud umum Firman Tuhan, tetapi juga dengan semua ayat khusus yang secara jelas memberitakan bahwa "Allah adalah Kasih". Mereka menafsirkan ayat "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau, menaruh belas kasihan" (Roma 9:15), bahwa Allah hanya mengasihi beberapa orang, yaitu mereka yang dipilih, dan memperoleh belas kasihanNya; tafsiran ini sungguh bertentangan dengan maksud umum Firman Tuhan, seperti yang dinyatakan dalam ayat "Tuhan itu baik kepada semua orang dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya" (Mazmur 145:9). Mereka menafsirkan ayat "jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah", bahwa Ia hanya menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang telah dipilih dari kekekalan. Tafsiran tersebut tidak benar karena bertentangan dengan seluruh rencana Allah yang dinyatakan: "Allah tidak membedakan orang" (Kis.10:34), "Allah tidak memandang bulu" (Roma 2:11). Juga dari ayat "Waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan beluma melakukan yang baik atau yang jahat, supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya" dikatakan kepada Ribka "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda. " Saudara berkesimpulan bahwa diri kita dipanggil, dipilih, tidak tergantung pada apa yang telah diketahui oleh Allah sebelumnya. Kesimpulan tersebut bertentangan dengan ayat-ayat dalam FirmanNya "orang-orang yang dipilih, sesuai dengan apa yang diketahui oleh Allah sebelumnya" (IPetrus 1:2) "Mereka yang dikenalNya terdahulu, mereka itu juga dipanggilNya (Roma 8:30).


21.Paulus menyatakan "Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya (Roma 10:12). Tetapi Saudara menjawab "tidak, pernyataan itu hanya berlaku bagi mereka, yang karenanya Kristus telah mati. Jadi bukan untuk setiap orang, tetapi hanya beberapa, yang kepadanya Allah telah memilih dari dunia ini, karena Ia mati bukan untuk semua orang, tetapi hanya bagi mereka yang didalam Dia, Allah telah memilih sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4). Jelas sekali, penafsiran saudara itu bertentangan dengan maksud umum FirmanNya, seperti yang dinyatakan dalam ayat-ayat sbb:
"Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia" (Roma 14:15) suatu pembuktian yang jelas bahwa Kristus mati, bukan hanya untuk mereka yang diselamatkan, tetapi juga untuk mereka yang binasa: Dia adalah benar-benar "Juruselamat dunia" (Yoh 4:42). Dia adalah "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29) "Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia" (I Yoh 2:2). "Ia adalah Allah yang hidup, Juru Selamat semua manusia" (Tim 4:10) "Ia telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia" (I Tim 2:6). "Ia mengalami maut bagi semua manusia" (Ibrani 2:9).

22.Apabila saudara bertanya "Kalau begitu, mengapakah tidak semua manusia diselamatkan?" Seluruh isi kitab suci akan menjawab pertanyaan saudara itu. Yang pertama, bukan disebabkan oleh suatu ketetapan Allah, serta kegemaranNya supaya mereka binasa. Karena "Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya". (Yeh 18:3,32). Apabila Firman Allah itu benar maka apapun yang menyebabkan mereka binasa, tidak mungkin atas kehendakNya, karena Ia mengatakan "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (II Petrus: 3:9). "Ia menghendaki supaya semua manusia diselamatkan". Yang kedua, FirmanNya menyatakan penyebab dari mereka yang tidak diselamatkan itu adalah karena mereka tidak mau diselamatkan. Dengan jelas Tuhan mengatakan "Kamu tidak mau datang kepada Ku untuk memperoleh hidup itu". tetapi mereka menolakNya. "Mereka menolak ajakan itu, yaitu ajakan Allah yang penuh belas kasihan itu, dan mendatangkan penderitaan bagi diri mereka sendiri, seperti nenek moyang mereka yang degil itu. Dengan demikian tiada maaf bagi mereka, karena Allah ingin menyelamatkan, tetapi mereka tidak mau diselamatkan. Inilah hukuman mereka, "berkali-kali Aku rindu mengumpulkan kamu, tetapi kamu tidak mau" (Matius 23:37).

23.Demikianlah dengan jelas ketetapan ini cenderung untuk membuang seluruh wahyu kekristenan, dengan menjadikannya saling bertentangan sendiri, memberi penafsiran yang sedemikian kepada beberapa ayat, sehingga bertentangan dengan ayat-ayat lainnya, bahkan bertentangan dengan maksud umum Firman Tuhan. merupakan sejumlah bukti yang bukan dari Allah.
Yang ketujuh: ketetapan ini penuh dengan hujatan yang sebenarnya tidak patut saya sebutkan, tetapi demi kehormatan Allah kami yang penuh dengan belas kasihan, dan maksud dari kebenaranNya yang menyebabkan saya tidak bisa diam. Hanya karena Allah dan pembelaan kemuliaan namaNya yang besar itu, maka saya akan menyebutkan beberapa hujatan yang terdapat dalam ketetapan yang mengerikan ini. Sebelumnya, saya ingin memperingatkan setiap saudara yang mendengar dan yang harus memberi pertanggung jawaban pada hari penghakiman yang besar itu, supaya jangan menyalahkan saya (seperti yang telah dilakukan oleh beberapa orang) atas suatu penghujatan, hanya karena saya menyebutkan hujatan dari orang lain. Apabila saudara lebih "memperkuat kasih saudara terhadap mereka". Dan keinginan serta doa saudara kepada Allah yang terus berlangsung adalah "Ya Bapa, ampunilah mereka; karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!".

24.Marilah kita sekarang menyelidiki hujatan-hujatan itu.
Ketetapan ini menghujat Tuhan kita "Yesus Kristus yang suci dan benar, Anak Allah yang tunggal, penuh dengan kasih karunia dan kebenaran" sebagai seorang munafik, penipu manusia, seorang yang tanpa ketulusan. Tidak dapat disangkal bahwa dimana saja seakan-akan Ia menyatakan kerelaanNya untuk menyelamatkan semua orang. Oleh sebab itu, apabila mengatakan bahwa Ia tidak rela menyelamatkan semua manusia, berarti menggambarkan Dia sebagai seorang yang munafik dan pandai berpura-pura. Tidak dapat disangkal kata-kata berbelas kasihan yang keluar dari mulutNya itu penuh dengan undangan terhadap semua orang berdosa. Maka, kalau mengatakan Ia tidak bermaksud menyelamatkan semua orang berdosa, berarti menggambarkan Dia sebagai pendusta manusia yang ulung. Saudara tidak bisa menyangkal bahwa Ia mengatakan, "Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat". Dan kalau saudara mengatakan bahwa Ia memanggil mereka yang sebenarnya tidak dapat datang; mereka yang telah diketahui tidak sangup untuk datang, walaupun Ia bisa membuat mereka datang tetapi Ia tidak rela; apakah kita dapat menjelaskan tentang penipuan yang lebih besar? Saudara menggambarkan Dia sebagai pengejek manusia ciptaanNya yang tak berdaya, karen Ia menyajikan tetapi Ia tidak pernah rela memberikannya. Saudara menggambarkan Dia sebagai Tuhan yang mengatakan sesuatu, tetapi berarti lain; berpura-pura mengasihi tetapi sebenarnya tidak mengasihi.
Dia "Yang didalam mulutNya tidak ada tipu muslihat", saudara membuatNya menjadi penuh dengan tipu muslihat, tanpa ketulusan; khususnya pada saat Yesus dekat dengan kota Yerusalem, Ia menangisinya, dan berkata, "Oh Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu, orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpul kan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau". Sekarang apabila saudara mengatakan, mereka mau dikumpulkan, tetapi Ia tidak mau, maka saudara menggambarkan Dia sebagai Tuhan yang pura-pura sedih (pencucur air mata buaya), mengasihi mangsa yang sebenarnya telah ditetapkan untuk binasa.

25.Hujatan semacam itu mungkin sudah menggelenyarkan telinga dari orang Kristen! Tetapi masih ada yang lain lagi, karena sebagaimana ketetapan ini menghujat Anak, demikian pula menghujat Bapa. Dapat dikatakan, ketetapan ini menghancurkan semua ciri-ciri khas Allah pada sekejap mata, dengan memutar balikkan keadilanNya, belas kasihan serta  kebenaranNya. Ya, ketetapan ini menggambarkan Allah  yang maha suci itu lebih jahat dari si iblis, lebih curang, lebih kejam, lebih tidak adil. Lebih curang karena iblispun yang sebagai pembohong tidak pernah berkata "Ia rela menyelamatkan semua manusia". Lebih tidak adil, karena iblispun tidak akan melaksanakan ketidak adilan seperti yang saudara jelaskan tentang Allah, yaitu Ia menghukum berjuta-juta jiwa dalam api yang kekal, api yang disediakan untuk si iblis serta malaikat-malaikatnya, karena mereka berdosa terus, dan Ia tidak rela memberi anugerahNya yang diperlukan mereka untuk menghindari dosa itu. Lebih kejam, karena orang yang mengalami kepedihan, "yang mencari kelegaan tetapi tidak menemukan". akhirnya kesengsaraan yang tidak tertolong itu akan merupakan suatu godaan bagi pribadinya untuk mencobai orang-orang lain. Firman Tuhan menyatakan bahwa Allah bersemayam di tempat yang mulia dan suci; dan kalau dikatakan bahwa Dia oleh kehendakNya yang murni dan kegemaranNya menghukum ciptaan-ciptaanNya, baik yang bersalah atau tidak, dalam kesengsaraan kekal, maka patutlah kita menyalahkan Dia yang melakukan perbuatan yang kejam itu, karena, bahkan musuh besar Allah dan manusiapun tidak melakukan perbuatan semacam itu. Demikianlah ketetapan ini menggambarkan Allah yang maha Tinggi itu lebih kejam, curang dan tidak adil bila dibandingkan dengan si iblis!.

26.Itulah hujatan yang dengan jelas dicantumkan dalam ketetapan presdestinasti yang menakutkan! Di sini saya akan berdiri atas kebenaran, dan membahas bersama dengan setiap orang yang menganut ketetapan tersebut. Saudara menampilkan Allah lebih jahat, lebih curang, lebih kejam, lebih tidak adil, dari pada iblis. Dan saudara mengatakan "saya akan membuktikannya melalui Firman Tuhan".
Sebentar! Apakah yag akan saudara buktikan melalui Firman Tuhan? Apakah saudara akan membuktikan bahwa Allah lebih jahat dari pada si iblis? Tidak mungkin! Apa saja yang ada dalam Firman Tuhan itu tidak akan membuktikan pendapat saudara; sebab tafsiran apa saja yang benar, tidak akan berarti bahwa Allah lebih kejam dari pada iblis. Apakah saudara bertanya, kalau begitu apakah arti yang sebenarnya?" Apabila saya menjawab "Saya tidak tahu", maka saudarapun tidak boleh menafsirkan dengan sembarangan, sebab ada banyak ayat yang arti sebenarnya tidak akan diketahui hingga maut ditekan oleh kemenangan. Yang saya ketahui: lebih baik mengatakan bahwa Firman Tuhan itu sama sekali tidak mempunyai arti, dari pada menafsirkan nya sedemikian, seperti hujatan itu. Arti apapun yang diberikan, tetap tidak bisa membuktikan bahwa Allah kebenaran itu adalah pendusta, atau Hakim dunia itu tidak adil. Tidak ada satu ayatpun yang berarti bahwa Allah itu bukan kasih, atau belas kasihanNya itu tidak meliputi seluruh hasil karyaNya.
Kesimpulannya, apapun yang diberikan oleh kitab suci tidak membuktikan presdestinasti itu benar.

27.Itulah hujatan yang menyebabkan saya membenci ketetapan presdestinasti (walaupun saya mencintai siapa saja yang mengumandangkannya). Sesuai dengan pernyataan ketetapan presdestinasti (disebut juga doktrin pilihan, reprobasi, dsb. menurut selera saudara, karena semuanya berpangkal pada hal yang sama) maka seseorang mungkin akan berkata kepada musuh kita, si iblis, "Engkau bodoh, mengapa engkau masih berusaha meraung terus? Engkau berbaring dan menunggu jiwa-jiwa yang sebenarnya merupakan usaha yang tidak diperlukan dan tidak berguna seperti khotbah kita itu.
Apakah engkau tidak mendengar bahwa Allah telah mengambil alih pekerjaan/usahamu, dan Ia melaksanankannya jauh lebih berhasil? Engkau dan semua pengikut serta penguasamu hanya menyerang sedemikian rupa dan akan kami lawan, tetapi tidak seorangpun bisa melawan kehendakNya untuk membinasakan tubuh dan jiwa di dalam neraka! Engkau hanya bisa memikat/mencobai; tetapi ketetapanNya yang tidak bisa diubah itu memasukkan beribu-ribu jiwa dalam maut, memaksa mereka untuk berkecimpung dalam dosa terus, hingga akhirnya terjerumus dalam nyala api yang kekal. Engkau mencobai tetapi Ia memaksa kita supaya dihukum dalam neraka yang kekal, sebab kita tidak bisa menolak kehendaNya, Engkau bodoh mengapakah engkau masih berusaha terus untuk mencari mangsamu? Apakah engkau tidak mendengar bahwa Allah adalah singa pengganyang, pembinasa jiwa, pembunuh manusia?
Dewa Molok hanya menyebabkan pembakaran anak-anak dalam nyala api yang kemudian dipadamkan, atau setelah tubuh yang fama itu habis dibakar, maka penyiksaannya berakhir pula, tetapi seperti yang diberitahukan, Allah dengan ketetapanNya yang tidak bisa diubah itu, telah mengatur sedemikian rupa sebelum orang-orang itu melakukan kebaikan atau kejahatan, yang menyebabkan bukan hanya anak-anak yang masa hidupnya belum lama, tetapi juga para orang tua mereka, untuk dibakar dalam neraka dengan api yang tidak akan pernah padam! dan tubuh yang dibuang kedalamnya menjadi bersifat baka/kekal, akan terus dibakar dan tidak akan berakhir, karena hal ini merupakan kesukaan Allah dan " asap penyiksaan atas diri mereka itu naik selama-lamanya".

28.Oh berapa musuh Allah dan manusia itu akan bersorak sorai ketika mendengar hal-hal itu! Ia akan mengumandangkan suaranya dan tidak akan berhenti sedikitpun! Ia akan mendengungkan suaranya dan mengatakan "Demi kemahmu, oh Israel! Larilah dari wajah Allah tersebut, supaya engkau tidak binasa secara total! Tetapi kemanakah engkau akan lari? Ia juga berada di neraka. Engkau tidak bisa lari dari penguasa lalim yang dapat hadir dimana saja dan yang maha kuasa itu. Baik engkau lari atau tinggal, saya akan memanggil surga yang sebagai tahtaNya dan bumi sebagai tumpuhan kakiNya, untuk menjadi saksi bahwa engkau akan binasa, serta disiksa selama-lamanya. Marilah menyanyi oh neraka dan bergembiralah, hai engkau yang berada dibawah bumi.
Karena Allah, Allah yang maha Kuasa itu, telah bertitah serta menyerahkan beribu-ribu jiwa kepada maut, mulai terbitnya matahari hingga terbenam!. Disinilah oh maut sengatmu! Mereka tidak akan bisa melarikan diri; karena bibir Tuhan telah mengucapkannya. Disinilah, oh liang kubur kemenanganmu! Karena bangsa-bangsa yang belum lahir atau belum pernah melakukan kebaikan atau kejahaan, dan telah dijatuhi hukuman untuk tidak akan pernah melihat cahaya cahaya kehidupan, dan engkau liang kubur, akan menggerogoti mereka selama-lamanya! Biarlah semua bintang fajar yang jatuh bersama Lucifer, menyanyi bersama! Biarlah semua warga neraka bersorak sorai! Karena ketetapan itu telah berlangsung, siapakah yang bisa menarik kembali?

29.Ya, ketetapan itu telah berlangsung; dan sudah ditetapkan sebelum dunia dijadikan. Tetapi ketetapan apakah itu? Inilah ketetapan yang mengatakan: Aku akan memaparkan di hadapan manusia, kehidupan dan kemaian, berkat dan kutuk. Dan jiwa yang memilih hidup akan hidup, dan jiwa yang memilih mati akan mati. Ketetapan ini benar-benar ditetapkan dari kekekalan. Oleh ketetapan tersebut, mereka yang dikenalNya terdahulu, mereka itu juga dipanggilNya; mereka membiarkan Kristus menderita supaya menghidupkan kembali adalah sesuai dengan apa yang telah diketahui Allah sebelumnya. Sekarang perhatikanlah, walaupun ketika langit dan bumi lenyap, namun ketetapan ini tidak akan lenyap, karena ketetapan ini bersifat seperti keberadaan Allah yang memberikanNya yaitu tidak bisa berubah dan kekal.
Ketetapan ini menghasilkan semangat yang terkuat untuk memperkaya kebajikan serta kesucian; dan ketetapan ini merupakan sumber sukacita, kebahagiaan, penghibur kita yang besar, dan tidak akan berakhir. Ketetapan tersebut layak untuk dipersembahkan kepada Allah; setiap seginya sesuai dengan kesempurnaan sifatNya. Ketetapan ini memberi gambar yang termulia dari keadilan, kasih karunia dan kebenarannya. Semua tujuan dari wahyu kekristenan serta bagian-bagiannya menyetujui ketetapan tersebut. Musa dan semua nabi, juga Tuhan kita serta semua rasulnya memberi kesaksian tentang ketetapan tersebut. Demikian Musa, atas nama Tuhannya mengatakan: "Aku memanggil langit dan bumi untuk menjadi saksi pada hari ini bahwa aku telah memaparkan dihadapanmu kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk, oleh sebab itu pilihlah kehidupan, maka engkau dan keturunanmu akan hidup".
Demikianlah Yeheskiel (salah satu contoh dari semua nabi lainnya) mengatakan: "Orang yang berbuat dosa, itu harus mati. Anak tidak akan menganggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menganggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan bertanggung atasnya". (Yeh 18:20). Demikianlah Tuhan kita mengatakan "Barang siapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum" (Yoh 7:37). Paulus, rasulNya mengatakan (Kisal Rasul 17:30) "Allah memberitakan kepada manusia, bahwa dimana-mana semua mereka harus bertobat" - "Semua manusia dimana-mana" berarti setiap manusia di setiap tempat, tanpa perkecualian, baik tempat maupun orangnya. Yakobus mengatakan: "Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya" (Yakobus 1:5) Petrus (II Petrus 3:9) "Tuhan menghendaki supaya jangan ada yang binasa melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat".
Yohanes mengatakan: "Jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil, dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia" (I Yohanes 2:1,2)

30.Dengarkanlah hal ini, hai kamu yang lupa akan Allah! tidak bisa menyalakan Dia atas kebinasaanmu itu! "Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demkian Firman Tuhan Allah (Yez 18:23,30-32). Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan; yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kamu Israel? Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah Firman Tuhan. Oleh sebab itu, bertobatlah supaya kami hidup".
Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dan kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kamu Israel"?

KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?

  KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...