ANUGERAH
YANG DIBERIKAN DENGAN CUMA-CUMA
Nama : Matius Soboliem
Tgkt/ Smstr : 5/9.
Mata Kuliah :
Hidup dan Theologia John Wesley
Dosen : Francis Nawahoke
Pendahuluan
Yang ada hal lain kecuali keyakinan
yang terkuat dalam hati saya, yaitu bukan hanya apa yang disajikan, seperti
"Kebenaran yang ada di dalam Yesus", tetapi juga kewajiban yang harus
saya lakukan: memberitakan kebenaran itu kepada seluruh dunia. Hal ini
memungkinkan saya secara terbuka menunjukkan kesalahan kepada mereka yang saya
hargai pekerjaannya, dan mungkin di kaki merekalah saya yang ditemukan ketika
Tuhan Yesus datang kembali.
Saya hanya mempunyai satu permintaan
bagi siapa saja yang percaya kepada kebenaran didalam Yesus: apa saja yang
saudara lakukan, lakukanlah dalam kemurahan hati, dalam kasih, dan dalam roh
kelemah lembutan. Tunjukkanlah dalam tindakan saudara bahwa saudara memiliki
"tanda-tanda sebagai manusia pilihan Allah, perasaan berbelas kasihan, kelemah
lembutan, kesabaran". Apabila semua ini terlaksana, maka akan terdengar
suara yang
mengatakan, "Lihatlah, betapa indahnya orang-orang Kristen yang saling
mengasihi itu".
(Dikhotbahkan di
Bristol, th 1740)
"Ia,
yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita
semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita
bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32).
1.Dengan cuma-cuma
Allah mengasihi dunia ini! Karena waktu kita masih lemah, "Kristus telah
mati untuk kita orang-orang durhaka". Ketika kita "mati dalam
dosa", Allah tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi menyerahkanNya
bagi kita semua. "Jadi, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala
sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia!". Sungguh anugerah ini
diberikan Allah dengan cuma-cuma.
2.Anugerah atau kasih
Allah, sumber keselamatan kita, merupakan segala sesuatu yang diberikan dengan
cuma-cuma kepada siapa saja.
3.Yang pertama,
Anugerah Allah merupakan segala sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma kepada
siapa saja. Tidak tergantung pada kekuasaan atau kebajikan dalam diri manusia;
tidak tergantung pada apapun yang dicapainya. Bagaimanapun hal ini tidak
tergantung pada perbuatan baik atau kebenaran dalam diri si penerima; tidak
tergantung pada segala sesuatu yang telah dilakukan, atau kedudukannya. Tidak
tergantung pada usaha-usahanya, sifat-sifatnya yang baik,
keinginan-keinginannya yang baik, tujuan-tujuannya yang baik serta cita-citanya
yang baik. Semua yang baik ini merupakan aliran-aliran yang mengalir dari
anugerah Allah yang diberikan dengan cuma-cuma; dan bukan merupakan sumbernya.
Semua yang baik merupakan buah-buah dari anugerah yang diberikan dengan
cuma-cuma dan bukan merupakan akarnya. Bukan sebagai penyebabnya, tetapi
sebagai hasilnya. Kebaikan apapun yang ada dalam diri manusia, ataupun apa yang
dilakukan, maka Allah adalah Pencipta dan pelaksananya. Demikianlah segala
sesuatu merupakan anugerahNya yang diberikan dengan cuma-cuma, tidak tergantung
pada kekuasaan atau kebajikan apapun dalam manusia, tetapi hanya tergantung
pada Allah saja, yang dengan cuma-cuma memberikan AnakNya sendiri, dan
"bersama-sama dengan Dia mengaruniakan segala sesuatu kepada kita".
4.Apakah
anugerah ini diberikan kepada siapa saja, serta dalam segala hal?
Mengenai
pertanyaan tersebut ada beberapa orang yang berpendapat:"Tidak, anugerah
ini hanya diberika dengan cuma-cuma kepada mereka yang telah ditetapkan untuk
hidup kekal, dan jumlah mereka hanya sedikit. Sedangkan manusia yang lebih
besar jumlahnya telah ditetapkan oleh Allah untuk binasa (dihukum secara
kekal); dan anugerahNya tidak diberikan dengan cuma-cuma kepada mereka. Mereka
dibenci oleh Allah dan sebelum lahir mereka telah ditetapkan untuk binasa
selamanya. Dalam hal ini Allah secara pasti menetapkannya, karena itu merupakan
kegemaranNya, dan karena merupakan kehendakNya yang tertinggi, yang tidak dapat
dicegah. Mereka dilahirkan untuk dibinasakan baik jasmani maupun rohani dalam
neraka. Mereka dibesarkan dibawah kutukan Allah yang tidak dapat dibatalkan,
tanpa kesempatan untuk diselamatkan; karena anugerah yang diberikan Allah itu
bukan untuk mencegah tetapi untuk mempercepat kebinasaan mereka.
5.Itulah ketetapan
predestinasti. Tetapi saya pikir seorang berkata, "Saya tidak menganut
ketetapan predestinasti itu, saya hanya percaya pada anugerah pilihan. Apa yang
saya anut adalah sebagai berikut: sebelum dunia ini dijadikan, Allah telah
memilih sejumlah manusia untuk dibenarkan, disucikan, dan dimuliakan. Mereka
inilah yang diselamatkan, sedangkan sejumlah manusia yang lainnya tidak
dipilih; mereka dibiarkan oleh Allah, sehingga mereka mengikuti imaginasi dari
hati mereka sendiri, yang merupakan kejahatan terus menerus, dan makin lama
makin memburuk, dan pada waktu yang tertentu akan dihukum secara adil yaitu
dengan kebinasaan yang kekal".
6.Apakah keterangan
diatas mencakup semua maksud ketetapan predestinasti yang saudara anut?
Mungkin saudara berfikir tidak. Tetapi
apabila saudara percaya bahwa Allah menetapkan sebagian manusia untuk dibinasakan,
maka berarti saudara menganut semua maksud ketetapan predestinasti, seperti
yang telah dijelaskan diatas. Mungkin saudara berpikir bahwa saudara tidak
menganut ketetapan itu, tetapi saudara percaya bahwa Allah mengeraskan hati
sebagian manusia yang dibinasakan. Saudara percaya bahwa Allah benar-benar
mengeraskan hati Firaun, dan hanya untuk akhir hidup yang binasa inilah Allah
telah mengangkat serta menciptakannya. Jadi apabila saudara percaya bahwa
Firaun atau siapa saja yang berada di atas bumi ini, yang diciptakan untuk
akhir hidup yang binasa, utuk dihukum selamanya, maka berarti saudara menganut
semua maksud ketetapan predestinasti itu. Tidak perlu saudara memberi alasan
bahwa karena Allah mengukuhkan ketetapanNya yaitu pembinasaan yang telah ditetapkan
sebelumnya, tidak bisa dirubah atau dihindari, maka Allah mengeraskan hati
sebagian manusia yang merupakan wadah-wadah murka dan akhirnya mereka
dibinasakan sesuai dengan ketetapanNya itu.
7.Mungkin saudara
tidak percaya semua ketetapan itu, saudara tidak menganut semua ketetapan yang
menyatakan bahwa sebagian manusia sudah ditetapkan untuk masuk ke dalam neraka;
saudara tidak percaya bahwa Allah menetapkan sebagian manusia untuk dihukum
selamanya, atau Allah mengeraskan hati dari sebagian manusia dan memberi
hukuman yang tidak bisa dihindari; saudara berkata: secara akal Allah telah menetapkan bahwa semua manusia
telah mati dalam dosa, Ia akan berkata kepada beberapa dari tulang-tulang yang
kering itu 'hidup', tetapi kepada yag lain Ia tidak berkata apa-apa, sebagai
akibatnya, sebagian dihidupkan, dan yang lainnya tetap berada dalam maut, yang
dihidupkan harus memuliakan Allah atas keselamatan mereka, tetapi yang lainnya
atas kebinasaan mereka.
8.Bukankah keterangan
itu merupakan apa yang saudara maksud dengan anugerah pilihan? Apabila benar,
maka saya akan bertanya satu atau dua pertanyaan:
Apakah orang-orang zaman sekarang atau
orang-orang yang telah diciptakan sejak dunia dijadikan, yang tidak dipilih
melalui anugerah pilihan itu bisa diselamatkan? Apakah mungkin manusia
diselamatkan tanpa anugerah pilihan itu? Jika saudara menjawab "tidak
mungkin", maka berarti bahwa saudara belum mengubah pendirian saudara dan
masih percaya bahwa sebagai akibat ketetapan Allah yang tidak bisa diubah dan dihindari,
maka sebagian besar dari manusia berada dalam maut, tanpa pengharapan untuk
ditebus, karena tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan mereka kecuali
Allah, dan Ia tidak akan menyelamatkan mereka. Saudara percaya bahwa secara
mutlak Ia telah menetapkan untuk menghukum mereka selamanya dalam neraka? Jadi
dalam kenyataan, bagaimanapun juga pendapat saudara itu menuju ke hal yang
sama, karena misalnya saudara berada dalam maut, dan sama sekali tidak sanggup
untuk menghidupkan diri sendiri, dan Allah secara mutlak telah menetapkan bahwa
Ia hanya akan menghidupkan orang-orang lain, dan bukan saudara, berarti Ia
secara mutlak telah menetapkan kebinasaan saudara yang kekal itu, secara mutlak
saudara diserahkan kepada hukuman kekal dalam neraka. Dengan demikian walaupun
saudara menggunakan kata-kata yang lebih halus dari pada orang lain, saudara
mengartikan hal yang sama; dan keterangan saudara mengenai ketetapan Allah
dalam anugerah pilihan itu adalah sama dengan keterangan dari mereka yag
disebut "ketetapan Allah untuk memasukkan manusia kedalam neraka".
9.Oleh sebab itu,
sebutlah hal itu dengan istilah apa saja yang saudara kehendaki, misalnya:
pilihan, pengabaian (bagi yang tidak dipilih), predestinasti, atau penetapan
(untuk masuk neraka), semua ini akan berakhir pada hal yang sama. Maksud dari
semua itu adalah sebagai berikut - oleh karena suatu ketetapan Allah yang
bersifat kekal, tidak bisa diubah, tidak bisa dihindari, maka sebagian manusia
secara mutlak diselamatkan, dan sisanya dihukum selamanya; dan bagi yang
diselamatkan tidak mungkin akan dihukum selamanya, atau bagi yang dihukum
selamanya tidak mungkin akan diselamatkan.
10.Apabila pendapat
ketetapan predestinasti itu benar, maka semua khotbah adalah sia-sia. Khotbah
tidak dibutuhkan oleh mereka yang dipilih, sebab diberi khotbah atau tanpa
khotbah, secara mutlak mereka akan diselamatkan. Oleh sebab itu, tujuan
berkhotbah - untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, adalah sia-sia bagi mereka; dan
juga tidak berguna bagi yang tidak dipilih, sebab mereka tidak mungkin bisa
diselamatkan; mereka diberi khotbah atau tanpa khotbah, secara mutlak dakan
dibinasakan. Maka tujuan khotbah juga sia-sia bagi mereka; sehingga khotbah
merupakan hal yang sia-sia baik bagi mereka yang disematkan maupun yang
dibinasakan dan tujuan saudara mendengarkan khotbah juga sia-sia.
11.Pertama,
penjelasan tadi merupakan bukti yang sederhana bahwa ketetapan predestinasti bukanlah ketetapan dari Allah,
karena ketetapan tersebut menghancurkan rencana Allah; dan Allah tidak bisa
melawan atau menentang diriNya sendiri. Kedua, ketetapan predestinasti
mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menghancurkan kesucian, dan kesucian
ini merupakan inti dari semua rencana Allah. Saya tidak bermaksud bahwa tidak
ada dari mereka yang menganut ketetapan presdestinasti adalah orang suci,
(karena Allah berbelas kasihan kepada mereka yang tidak sengaja terlibat dalam
kesalahan apapun), tetapi ketetapan presdestinasti sendiri yang mengatakan
bahwa setiap manusia baik yang dipilih maupun yang tidak dipilih dari
kekekalan, dan bagi manusia yang dengan pasti diselamatkan, dan yang dengan
pasti dihukum selama-lamanya, mempunyai suatu kecenderungan yang jelas untuk
menghancurkan tujuan kesucian pada umumnya; karena ketetapan ini sepenuhnya
meniadakan motif-motif pokok dari kesucian itu, yang sering disajikan dalam
kitab suci, yaitu pengharapan pada pahala di masa depan dan ketakutan
penghukuman, pengharapan masuk surga dan ketakutan masuk neraka. Adanya
penetapan bahwa sebagian manusia harus pergi menuju ke penghukuman kekal, dan
sebagian menuju ke kehidupan kekal, maka tidak ada tujuannya menggumuli
kehidupan ini karena mereka percaya akan nasib yang sudah ditentukan itu; jadi
tidak ada gunanya bagi seseorang untuk menggumuli kehidupannya, apabila ia
berpikir bahwa dengan pasti ia telah ditetapkan untuk kehidupan kekal atau
kebinasaan kekal. Saudara mungkin berkata: "Tetapi ia tidak mengetahui
secara pasti tentang ketetapan kehidupan kekal atau penghukuman kekal bagi
dirinya sendiri". Jadi bagaimana? - pendapat saudara itu tidak akan
memecahkan persoalan tersebut, karena misalnya seorang yang sakit mengetahui
adanya (kemungkinan) dua ketetapan bagi dirinya: dengan pasti ia akan meninggal
atau dengan pasti ia akan disembuhkan. Maka walaupun ia belum tahu dengan pasti
antara 2 ketetapan itu, tidak ada gunanya mencari obat bagi penyakitnya. Orang
tersebut mungkin hanya berkata, (seperti yang pernah saya dengar dari beberapa
orang, baik yang menderita secara jasmani maupun rohaninya). "Apabila saya
ditetapkan untuk kehidupan kekal, saya akan hidup, apabila untuk penghukuman
kekal, saya akan mati jadi saya tidak perlu merasa kuatir tentang keadaan
saya". Demikianlah secara langsung ketetapan ini cenderung untuk menutup
gerbang kesucian pada umumnya - menghalangi orang yang tidak suci dalam
mencapai itu, atau menghalangi usahanya untuk masuk dalam kesucian itu.
12.Secara langsung
ketetapan ini cenderung untuk menghancurkan beberapa hal kesucian yang khusus.
Misalnya kelemah lembutan dan kasih-kasih terhadap musuh-musuh kita, yaitu
mereka yang jahat dan yang tidak tahu berterima kasih. Memang saya mengakui
bahwa diantara orang-orang yang menganut ketetapan ini memiliki kelemah
lembutan dan kasih; tetapi kenyataannya ketetapan ini cenderung untuk
menyebabkan dan meningkatkan suatu hasrat untuk marah dan berdebat, ketika
ditentang pendapatnya, dan ini sungguh bertentangan dengan kelemah lembutan
Krsitus. Dan kenyataannya, ketetapan ini juga menyebabkan perasaan menghina
atau jijik terhadap orang-orang yang dianggap sudah dibuang oleh Allah. Tetapi
saudara berkata, "saya tidak menganggap seorangpun sebagai manusia dibuang
oleh Allah". Maksud saudara yaitu, saudara tidak akan menganggap
seorangpun dibuang oleh Allah, apabila saudara bisa mengontrolnya terhadap
penerapan ketetapan itu pada diri seseorang. Sebab si musuh manusia akan
mendorong saudara untuk melakukannya. Saudara tahu, berapa sering ia telah
melaksanakan dorongan itu. Saudara mungkin menolak anggapan itu sebagai
kekejian. Memang benar pada saat saudara sanggup menolak dorongan si musuh.
Tetapi betapa jauh ketetapan ini telah mempengaruhi sikap saudara terhadap
orang yang malang, sebelum saudara sanggup menolak dorongannya. Saudara sadar,
bahwa bukan roh kasih dalam perasaan saudara terhadap orang berdosa yang malang
itu, baik dengan sengaja atau tidak, saudara menganggapnya sebagai orang yang
telah dibenci oleh Allah dari kekekalan.
13.Yang ketiga:
ketetapan ini cenderung untuk menghancurkan jaminan yang diberikan dalam
kekristenan. Hal ini nyata sekali bagi mereka yang percaya bahwa mereka telah
ditetapkan untuk penghukuman kekal, atau mereka yang merasa ragu-ragu atau
takut terhadap nasib yang telah ditetapkan itu. Semua janji yang agung dan
sangat berharga itu tak ada artinya bagi mereka. Mereka tidak bisa menerima
dorongan/semangat/hiburan dari janji-janji itu. "Sehingga ketetapan ini
merupakan perintang efektif terhadap pencarian mereka akan jaminan atau suka
cita. Apakah ketetapan ini sesuai dengan agama yang ajaran-ajarannya
direncanakan untuk menjadi "jalan-jalan yang menyenangkan dan memberi
damai sejahtera?".
14.Bagi saudara
sekalian yang percaya sebagai umat pilihan Allah apakah yang merupakan jaminan
atau suka cita saudara? saya mengharapkan supaya suka cita ini bukan hanya
sebagai suatu kepercayaan atau angan-angan saja, tetapi merupakan suatu
pengalaman yang sungguh terjadi yaitu kehadiran Allah dalam hati saudara, yang
dikerjakan oleh Roh Kudus, atau "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh
kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah". Hal ini juga disebut
"jaminan iman yang penuh", yang merupakan dasar dari semua
kesukacitaan orang Kristen, dan mengandung suatu jaminan yang penuh yaitu semua
dosa saudara yang lampau diampuni dan sekarang saudara adalah anak Allah.
Memang hal ini tidak harus mengandung jaminan yang penuh terhadap ketekunan di
masa depan.
15.Pengalaman
menunjukkan bahwa banyak kesaksian dari Roh itu dirintangi oleh ketetapan
presdestinasti; rintangan ini bukan hanya dari mereka yang percaya bahwa mereka
telah ditetapkan untuk penghukuman kekal, sehingga mereka membuang kesaksian
roh kudus itu, tetapi dengan cepat telah hilang, dan berkecimpung kembali dalam
kebimbangan, ketakutan, kegelapan -mungkin kegelapan yang mengerikan. Saya
mohon bertanya kepada saudara yang menganut ketetapan ini, apakah saudara
sering mengalami timbulnya kembali kebimbangan-kebimbangan dan ketakutan atas
nasib pilihan atau jaminan saudara? Apabila saudara bertanya ....... siapakah
yang mengalami hal itu? Saya akan menjawab: orang-orang yang jumlahnya sangat
sedikit yang menganut ketetapan tersebut. Tetapi banyak, sangat banyak dari
jumlah orang yang tidak menganut ketetapan tersebut, yang berada di semua
bagian muka bumi, mereka yang mengetahui dan merasa bahwa hari ini mereka
berada dalam Kristus, dan tidak merasa kuatir akan hari esok, yang tinggal
didalam Dia melalui iman setiap saat; banyak dari mereka telah menikmati
kesaksian dari RohNya yang kekal, pancaran dari doronganNya yang kekal, sejak
saat mereka percaya, berlangsung terus hingga saat ini.
16.Jaminan iman yang
dimiliki atau dinikmati itu meniadakan semua macam keraguan dan ketakutan,
yaitu keraguan dan ketakutan mengenai ketekunan (keselamatan) di masa
depan.Walaupun seperti yang pernah dinyatakan bahwa jaminan ini bukanlah
merupakan jaminan tentang bagaimana keadaan masa depan, tetapi hanya jaminan
bagaimana keadaan sekarang ini. Jaminan ini tidak membutuhkan dukungan dari kepercayaan
yang bersifat spekulatif yang menyatakan barang siapa yang pernah ditetapkan
untuk hidup kekal, maka pasti hidup; melainkan setiap saat jaminan tersebut
dikerjakan oleh kuasa Allah yang besar. "Oleh Roh Kudus yang diberikan
kepada mereka". Oleh sebab itu, ketetapan presdestinasti ini bukanlah
berasal dari Allah, sebab ketetapan ini cenderung untuk menghalangi, bahkan
menghancurkan karya agung dari Roh Kudus, yang merupakan sumber penghibur agama
yang utama yaitu suka cita kekristenan.
17.Betapa menakutkan
hasil pemikiran manusia yang menyatakan bahwa beribu-ribu bahkan berjuta-juta
manusia, tanpa kejahatan atau kesalahan apapun, ditulahi penghukuman dalam
nyala api yang kekal. Betapa anehnya, mereka yang telah percaya kepada Kristus!
Karena mereka telah diisi dengan anugerah, kelamah lembutan dan belas kasihan
yang sebenarnya, sehingga mereka bisa "bersedih hati, bahkan mau terkutuk
demi saudara-saudaranya".
18.Yang keempat,
ketetapan yang mengerikan ini secara langsung cenderung untuk menghancurkan semangat
kita melakukan perbuatan baik. Hal ini terbukti, pertama: secara nyata
ketetapan ini (sesuai dengan apa yang telah kita selidiki) cenderung untuk
menghancurkan kasih kita terhadap bagian manusia yang lebih besar jumlahnya,
yaitu mereka yang jahat dan tidak tahu berterima kasih. Apa saja yang
menyebabkan kasih kita berkurang, maka akan juga mengurangi keinginan kita
untuk melakukan kebaikan terhadapnya. Kedua: ketetapan ini memenggal salah satu
motif terkuat yang menopang semua tindakan yang berbelas kasihan terhadap
keperluan jasmani manusia, seperti memberi makan kepada yang lapar, memberi
pakaian kepada yang telanjang dsb, - pengharapan untuk menyelamatkan jiwa
mereka dari maut. Apakah yang bisa dipakai untuk menolong keperluan jasmani
mereka yang sebentar lagi masuk dalam jurang api yang kekal? "Mungkin kita bisa lari dan merenggut mereka, bagaikan
pengambilan kayu-kayu yang sedang dibakar dari perapiannya". Tidak, apa
yang saudara pikirkan itu tidak mungkin. Saudara berkata, dari kekekalan mereka
sudah ditetapkan untuk masuk ke situ, sebelum mereka melakukan kebaikan atau
kejahatan. Saudara percaya bahwa mereka harus mati, itu merupakan kehendak
Allah. Dan "Siapakah yang bisa melawan kehendakNya? Dan saudara berkata
lagi bahwa saudara tidak tahu siapakah diantara mereka yang dipilih atau tidak
dipilih. Apabila saudara mengetahui - mereka yang dipilih atau tidak dipilih
segala usaha saudara adalah hampa dan sia-sia. Baik nasehat, teguran
atau dorongan serta khotbah yang saudara berikan adalah tidak dibutuhkan dan
tidak ada gunanya. Semua ini tidak dibutuhkan oleh mereka yang dipilih, karena
dengan pasti mereka akan diselamatkan tanpa nasehat apapun. Juga tidak berguna
bagi mereka yang tidak dipilih; karena diberi atau tanpa diberi semuanya itu,
mereka dengan pasti akan dibinasakan. Oleh sebab itu saudara tidak bisa tetap
mempergunakan prinsip-prinsip saudara untuk menolong keselamatan mereka.
Sebenarnya prinsip-prinsip itu secara langsung cenderung untuk membinasakan
semangat saudara dalam melakukan semua perbuatan yang baik, khususnya dalam hal
yang terpenting dan terbesar yaitu menyelamatkan jiwa-jiwa dari maut.
19.Yang kelima,
ketetapan ini bukan hanya cenderung untuk menghancurkan kesucian, sukacita
serta perbuatan-perbuatan baik orang Kristen, tetapi juga mempunyai
kecenderungan yang langsung dan jelas untuk membuang seluruh wahyu kekristenan.
"Wahyu kekristenan adalah tidak penting" merupakan hal pokok yang
paling diperhatikan dan diteliti untuk dibuktikan oleh orang-orang tidak percaya
dalam abad modern ini. Dengan pasti mereka tahu, walaupun bisa membuktikannya,
tetapi kesimpulannya mudah sekali ditolak. Karena "merupakan hal yang
salah apabila Wahyu kekristenan itu tidak penting". Hal dasar ini saja
saudara sudah menyerah!
Seandainya, hanya
karena ketetapan yang kekal dan tidak bisa diubah, sebagian dari manusia harus
diselamatkan, meskipun sebelum Wahyu kekristenan diberikan, dan sebagaian dari
manusia lainnya harus dibinasakan, walaupun wahyu kekristenan itu tidak
membenarkannya; maka apabila yang bisa diharapkan oleh orang kafir? Saudara
menyebabkan Injil tidak penting bagi siapa saja, berarti saudara berusaha
menghapus semua tujuan kekristenan. "Oh, janganlah menggembar-gemborkan
ketetapan itu di Gath! Janganlah menerbitkannya di jalan-jalan Askelon! Supaya
putri-putri dari mereka yang tidak bersunat itu tidak bersukacita; dan
putra-putra dari mereka yang tak percaya itu tidak mengalami kemenangan.
20.Sebagaimana
ketetapan ini secara jelas dan langsung bercenderung untuk membuang semua wahyu
kekristenan, demikian pula dari akibatnya yang nyata dalam menjadikan wahyu itu
bertentangan sendiri. Ketetapan tersebut berdasarkan penafsirannya dari
beberapa ayat yang secara total bertentangan dengan semua ayat lainnya, bahkan
bertentangan dengan semua maksud umum Firman Tuhan.
contohnya:
pendukung-pendukung ketetapan ini menafsirkan ayat dari kitab suci "Aku
mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau" dalam arti hurufiahnya bahwa Allah
membernci Esau dan semua orang yang dari kekekalan telah ditetapkan untuk
binasa. Penafsiran tersebut tidak hanya bertentangan dengan maksud umum Firman
Tuhan, tetapi juga dengan semua ayat khusus yang secara jelas memberitakan
bahwa "Allah adalah Kasih". Mereka menafsirkan ayat "Aku akan
menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau, menaruh belas kasihan" (Roma
9:15), bahwa Allah hanya mengasihi beberapa orang, yaitu mereka yang dipilih,
dan memperoleh belas kasihanNya; tafsiran ini sungguh bertentangan dengan
maksud umum Firman Tuhan, seperti yang dinyatakan dalam ayat "Tuhan itu
baik kepada semua orang dan penuh rahmat terhadap segala yang
dijadikanNya" (Mazmur 145:9). Mereka menafsirkan ayat "jadi hal itu
tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan
hati Allah", bahwa Ia hanya menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang
telah dipilih dari kekekalan. Tafsiran tersebut tidak benar karena bertentangan
dengan seluruh rencana Allah yang dinyatakan: "Allah tidak membedakan
orang" (Kis.10:34), "Allah tidak memandang bulu" (Roma 2:11).
Juga dari ayat "Waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan beluma melakukan
yang baik atau yang jahat, supaya rencana Allah tentang pemilihanNya
diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya"
dikatakan kepada Ribka "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda.
" Saudara berkesimpulan bahwa diri kita dipanggil, dipilih, tidak
tergantung pada apa yang telah diketahui oleh Allah sebelumnya. Kesimpulan
tersebut bertentangan dengan ayat-ayat dalam FirmanNya "orang-orang yang
dipilih, sesuai dengan apa yang diketahui oleh Allah sebelumnya" (IPetrus
1:2) "Mereka yang dikenalNya terdahulu, mereka itu juga dipanggilNya (Roma
8:30).
21.Paulus
menyatakan "Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi
semua orang yang berseru kepadaNya (Roma 10:12). Tetapi Saudara menjawab
"tidak, pernyataan itu hanya berlaku bagi mereka, yang karenanya Kristus
telah mati. Jadi bukan untuk setiap orang, tetapi hanya beberapa, yang
kepadanya Allah telah memilih dari dunia ini, karena Ia mati bukan untuk semua
orang, tetapi hanya bagi mereka yang didalam Dia, Allah telah memilih sebelum
dunia dijadikan (Efesus 1:4). Jelas sekali, penafsiran saudara itu bertentangan
dengan maksud umum FirmanNya, seperti yang dinyatakan dalam ayat-ayat sbb:
"Janganlah
engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati
untuk dia" (Roma 14:15) suatu pembuktian yang jelas bahwa Kristus mati,
bukan hanya untuk mereka yang diselamatkan, tetapi juga untuk mereka yang
binasa: Dia adalah benar-benar "Juruselamat dunia" (Yoh 4:42). Dia
adalah "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29)
"Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita
saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia" (I Yoh 2:2). "Ia adalah
Allah yang hidup, Juru Selamat semua manusia" (Tim 4:10) "Ia telah
menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia" (I Tim 2:6).
"Ia mengalami maut bagi semua manusia" (Ibrani 2:9).
22.Apabila
saudara bertanya "Kalau begitu, mengapakah tidak semua manusia
diselamatkan?" Seluruh isi kitab suci akan menjawab pertanyaan saudara
itu. Yang pertama, bukan disebabkan oleh suatu ketetapan Allah, serta
kegemaranNya supaya mereka binasa. Karena "Demi Aku yang hidup,
demikianlah Firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang
yang harus ditanggungnya". (Yeh 18:3,32). Apabila Firman Allah itu benar
maka apapun yang menyebabkan mereka binasa, tidak mungkin atas kehendakNya,
karena Ia mengatakan "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa
melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (II Petrus: 3:9).
"Ia menghendaki supaya semua manusia diselamatkan". Yang kedua,
FirmanNya menyatakan penyebab dari mereka yang tidak diselamatkan itu adalah
karena mereka tidak mau diselamatkan. Dengan jelas Tuhan mengatakan "Kamu
tidak mau datang kepada Ku untuk memperoleh hidup itu". tetapi mereka
menolakNya. "Mereka menolak ajakan itu, yaitu ajakan Allah yang penuh
belas kasihan itu, dan mendatangkan penderitaan bagi diri mereka sendiri,
seperti nenek moyang mereka yang degil itu. Dengan demikian tiada maaf bagi
mereka, karena Allah ingin menyelamatkan, tetapi mereka tidak mau diselamatkan.
Inilah hukuman mereka, "berkali-kali Aku rindu mengumpulkan kamu, tetapi
kamu tidak mau" (Matius 23:37).
23.Demikianlah
dengan jelas ketetapan ini cenderung untuk membuang seluruh wahyu kekristenan,
dengan menjadikannya saling bertentangan sendiri, memberi penafsiran yang
sedemikian kepada beberapa ayat, sehingga bertentangan dengan ayat-ayat
lainnya, bahkan bertentangan dengan maksud umum Firman Tuhan. merupakan
sejumlah bukti yang bukan dari Allah.
Yang
ketujuh: ketetapan ini penuh dengan hujatan yang sebenarnya tidak patut saya
sebutkan, tetapi demi kehormatan Allah kami yang penuh dengan belas kasihan,
dan maksud dari kebenaranNya yang menyebabkan saya tidak bisa diam. Hanya
karena Allah dan pembelaan kemuliaan namaNya yang besar itu, maka saya akan
menyebutkan beberapa hujatan yang terdapat dalam ketetapan yang mengerikan ini.
Sebelumnya, saya ingin memperingatkan setiap saudara yang mendengar dan yang
harus memberi pertanggung jawaban pada hari penghakiman yang besar itu, supaya
jangan menyalahkan saya (seperti yang telah dilakukan oleh beberapa orang) atas
suatu penghujatan, hanya karena saya menyebutkan hujatan dari orang lain.
Apabila saudara lebih "memperkuat kasih saudara terhadap mereka". Dan
keinginan serta doa saudara kepada Allah yang terus berlangsung adalah "Ya
Bapa, ampunilah mereka; karena mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat!".
24.Marilah
kita sekarang menyelidiki hujatan-hujatan itu.
Ketetapan
ini menghujat Tuhan kita "Yesus Kristus yang suci dan benar, Anak Allah
yang tunggal, penuh dengan kasih karunia dan kebenaran" sebagai seorang
munafik, penipu manusia, seorang yang tanpa ketulusan. Tidak dapat disangkal
bahwa dimana saja seakan-akan Ia menyatakan kerelaanNya untuk menyelamatkan
semua orang. Oleh sebab itu, apabila mengatakan bahwa Ia tidak rela
menyelamatkan semua manusia, berarti menggambarkan Dia sebagai seorang yang
munafik dan pandai berpura-pura. Tidak dapat disangkal kata-kata berbelas
kasihan yang keluar dari mulutNya itu penuh dengan undangan terhadap semua
orang berdosa. Maka, kalau mengatakan Ia tidak bermaksud menyelamatkan semua
orang berdosa, berarti menggambarkan Dia sebagai pendusta manusia yang ulung.
Saudara tidak bisa menyangkal bahwa Ia mengatakan, "Marilah kepadaKu semua
yang letih lesu dan berbeban berat". Dan kalau saudara mengatakan bahwa Ia
memanggil mereka yang sebenarnya tidak dapat datang; mereka yang telah
diketahui tidak sangup untuk datang, walaupun Ia bisa membuat mereka datang
tetapi Ia tidak rela; apakah kita dapat menjelaskan tentang penipuan yang lebih
besar? Saudara menggambarkan Dia sebagai pengejek manusia ciptaanNya yang tak
berdaya, karen Ia menyajikan tetapi Ia tidak pernah rela memberikannya. Saudara
menggambarkan Dia sebagai Tuhan yang mengatakan sesuatu, tetapi berarti lain;
berpura-pura mengasihi tetapi sebenarnya tidak mengasihi.
Dia
"Yang didalam mulutNya tidak ada tipu muslihat", saudara membuatNya
menjadi penuh dengan tipu muslihat, tanpa ketulusan; khususnya pada saat Yesus
dekat dengan kota Yerusalem, Ia menangisinya, dan berkata, "Oh Yerusalem,
Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu,
orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpul kan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah
sayapnya, tetapi kamu tidak mau". Sekarang apabila saudara mengatakan,
mereka mau dikumpulkan, tetapi Ia tidak mau, maka saudara menggambarkan Dia
sebagai Tuhan yang pura-pura sedih (pencucur air mata buaya), mengasihi mangsa
yang sebenarnya telah ditetapkan untuk binasa.
25.Hujatan
semacam itu mungkin sudah menggelenyarkan telinga dari orang Kristen! Tetapi
masih ada yang lain lagi, karena sebagaimana ketetapan ini menghujat Anak,
demikian pula menghujat Bapa. Dapat dikatakan, ketetapan ini menghancurkan
semua ciri-ciri khas Allah pada sekejap mata, dengan memutar balikkan
keadilanNya, belas kasihan serta
kebenaranNya. Ya, ketetapan ini menggambarkan Allah yang maha suci itu lebih jahat dari si iblis,
lebih curang, lebih kejam, lebih tidak adil. Lebih curang karena iblispun yang
sebagai pembohong tidak pernah berkata "Ia rela menyelamatkan semua
manusia". Lebih tidak adil, karena iblispun tidak akan melaksanakan
ketidak adilan seperti yang saudara jelaskan tentang Allah, yaitu Ia menghukum
berjuta-juta jiwa dalam api yang kekal, api yang disediakan untuk si iblis
serta malaikat-malaikatnya, karena mereka berdosa terus, dan Ia tidak rela
memberi anugerahNya yang diperlukan mereka untuk menghindari dosa itu. Lebih
kejam, karena orang yang mengalami kepedihan, "yang mencari kelegaan
tetapi tidak menemukan". akhirnya kesengsaraan yang tidak tertolong itu
akan merupakan suatu godaan bagi pribadinya untuk mencobai orang-orang lain.
Firman Tuhan menyatakan bahwa Allah bersemayam di tempat yang mulia dan suci;
dan kalau dikatakan bahwa Dia oleh kehendakNya yang murni dan kegemaranNya
menghukum ciptaan-ciptaanNya, baik yang bersalah atau tidak, dalam kesengsaraan
kekal, maka patutlah kita menyalahkan Dia yang melakukan perbuatan yang kejam itu,
karena, bahkan musuh besar Allah dan manusiapun tidak melakukan perbuatan
semacam itu. Demikianlah ketetapan ini menggambarkan Allah yang maha Tinggi itu
lebih kejam, curang dan tidak adil bila dibandingkan dengan si iblis!.
26.Itulah
hujatan yang dengan jelas dicantumkan dalam ketetapan presdestinasti yang
menakutkan! Di sini saya akan berdiri atas kebenaran, dan membahas bersama
dengan setiap orang yang menganut ketetapan tersebut. Saudara menampilkan Allah
lebih jahat, lebih curang, lebih kejam, lebih tidak adil, dari pada iblis. Dan
saudara mengatakan "saya akan membuktikannya melalui Firman Tuhan".
Sebentar!
Apakah yag akan saudara buktikan melalui Firman Tuhan? Apakah saudara akan
membuktikan bahwa Allah lebih jahat dari pada si iblis? Tidak mungkin! Apa saja
yang ada dalam Firman Tuhan itu tidak akan membuktikan pendapat saudara; sebab
tafsiran apa saja yang benar, tidak akan berarti bahwa Allah lebih kejam dari
pada iblis. Apakah saudara bertanya, kalau begitu apakah arti yang
sebenarnya?" Apabila saya menjawab "Saya tidak tahu", maka
saudarapun tidak boleh menafsirkan dengan sembarangan, sebab ada banyak ayat
yang arti sebenarnya tidak akan diketahui hingga maut ditekan oleh kemenangan.
Yang saya ketahui: lebih baik mengatakan bahwa Firman Tuhan itu sama sekali
tidak mempunyai arti, dari pada menafsirkan nya sedemikian, seperti hujatan
itu. Arti apapun yang diberikan, tetap tidak bisa membuktikan bahwa Allah
kebenaran itu adalah pendusta, atau Hakim dunia itu tidak adil. Tidak ada satu
ayatpun yang berarti bahwa Allah itu bukan kasih, atau belas kasihanNya itu
tidak meliputi seluruh hasil karyaNya.
Kesimpulannya,
apapun yang diberikan oleh kitab suci tidak membuktikan presdestinasti itu
benar.
27.Itulah
hujatan yang menyebabkan saya membenci ketetapan presdestinasti (walaupun saya
mencintai siapa saja yang mengumandangkannya). Sesuai dengan pernyataan
ketetapan presdestinasti (disebut juga doktrin pilihan, reprobasi, dsb. menurut
selera saudara, karena semuanya berpangkal pada hal yang sama) maka seseorang
mungkin akan berkata kepada musuh kita, si iblis, "Engkau bodoh, mengapa
engkau masih berusaha meraung terus? Engkau berbaring dan menunggu jiwa-jiwa
yang sebenarnya merupakan usaha yang tidak diperlukan dan tidak berguna seperti
khotbah kita itu.
Apakah
engkau tidak mendengar bahwa Allah telah mengambil alih pekerjaan/usahamu, dan
Ia melaksanankannya jauh lebih berhasil? Engkau dan semua pengikut serta
penguasamu hanya menyerang sedemikian rupa dan akan kami lawan, tetapi tidak
seorangpun bisa melawan kehendakNya untuk membinasakan tubuh dan jiwa di dalam
neraka! Engkau hanya bisa memikat/mencobai; tetapi ketetapanNya yang tidak bisa
diubah itu memasukkan beribu-ribu jiwa dalam maut, memaksa mereka untuk
berkecimpung dalam dosa terus, hingga akhirnya terjerumus dalam nyala api yang
kekal. Engkau mencobai tetapi Ia memaksa kita supaya dihukum dalam neraka yang
kekal, sebab kita tidak bisa menolak kehendaNya, Engkau bodoh mengapakah engkau
masih berusaha terus untuk mencari mangsamu? Apakah engkau tidak mendengar
bahwa Allah adalah singa pengganyang, pembinasa jiwa, pembunuh manusia?
Dewa
Molok hanya menyebabkan pembakaran anak-anak dalam nyala api yang kemudian
dipadamkan, atau setelah tubuh yang fama itu habis dibakar, maka penyiksaannya
berakhir pula, tetapi seperti yang diberitahukan, Allah dengan ketetapanNya
yang tidak bisa diubah itu, telah mengatur sedemikian rupa sebelum orang-orang
itu melakukan kebaikan atau kejahatan, yang menyebabkan bukan hanya anak-anak
yang masa hidupnya belum lama, tetapi juga para orang tua mereka, untuk dibakar
dalam neraka dengan api yang tidak akan pernah padam! dan tubuh yang dibuang
kedalamnya menjadi bersifat baka/kekal, akan terus dibakar dan tidak akan
berakhir, karena hal ini merupakan kesukaan Allah dan " asap penyiksaan
atas diri mereka itu naik selama-lamanya".
28.Oh
berapa musuh Allah dan manusia itu akan bersorak sorai ketika mendengar hal-hal
itu! Ia akan mengumandangkan suaranya dan tidak akan berhenti sedikitpun! Ia
akan mendengungkan suaranya dan mengatakan "Demi kemahmu, oh Israel!
Larilah dari wajah Allah tersebut, supaya engkau tidak binasa secara total!
Tetapi kemanakah engkau akan lari? Ia juga berada di neraka. Engkau tidak bisa
lari dari penguasa lalim yang dapat hadir dimana saja dan yang maha kuasa itu.
Baik engkau lari atau tinggal, saya akan memanggil surga yang sebagai tahtaNya
dan bumi sebagai tumpuhan kakiNya, untuk menjadi saksi bahwa engkau akan
binasa, serta disiksa selama-lamanya. Marilah menyanyi oh neraka dan
bergembiralah, hai engkau yang berada dibawah bumi.
Karena
Allah, Allah yang maha Kuasa itu, telah bertitah serta menyerahkan beribu-ribu
jiwa kepada maut, mulai terbitnya matahari hingga terbenam!. Disinilah oh maut
sengatmu! Mereka tidak akan bisa melarikan diri; karena bibir Tuhan telah
mengucapkannya. Disinilah, oh liang kubur kemenanganmu! Karena bangsa-bangsa
yang belum lahir atau belum pernah melakukan kebaikan atau kejahaan, dan telah
dijatuhi hukuman untuk tidak akan pernah melihat cahaya cahaya kehidupan, dan
engkau liang kubur, akan menggerogoti mereka selama-lamanya! Biarlah semua
bintang fajar yang jatuh bersama Lucifer, menyanyi bersama! Biarlah semua warga
neraka bersorak sorai! Karena ketetapan itu telah berlangsung, siapakah yang
bisa menarik kembali?
29.Ya,
ketetapan itu telah berlangsung; dan sudah ditetapkan sebelum dunia dijadikan.
Tetapi ketetapan apakah itu? Inilah ketetapan yang mengatakan: Aku akan
memaparkan di hadapan manusia, kehidupan dan kemaian, berkat dan kutuk. Dan
jiwa yang memilih hidup akan hidup, dan jiwa yang memilih mati akan mati.
Ketetapan ini benar-benar ditetapkan dari kekekalan. Oleh ketetapan tersebut,
mereka yang dikenalNya terdahulu, mereka itu juga dipanggilNya; mereka
membiarkan Kristus menderita supaya menghidupkan kembali adalah sesuai dengan
apa yang telah diketahui Allah sebelumnya. Sekarang
perhatikanlah, walaupun ketika langit dan bumi lenyap, namun ketetapan ini
tidak akan lenyap, karena ketetapan ini bersifat seperti keberadaan Allah yang
memberikanNya yaitu tidak bisa berubah dan kekal.
Ketetapan
ini menghasilkan semangat yang terkuat untuk memperkaya kebajikan serta
kesucian; dan ketetapan ini merupakan sumber sukacita, kebahagiaan, penghibur
kita yang besar, dan tidak akan berakhir. Ketetapan tersebut layak untuk
dipersembahkan kepada Allah; setiap seginya sesuai dengan kesempurnaan
sifatNya. Ketetapan ini memberi gambar yang termulia dari keadilan, kasih
karunia dan kebenarannya. Semua tujuan dari wahyu kekristenan serta
bagian-bagiannya menyetujui ketetapan tersebut. Musa dan semua nabi, juga Tuhan
kita serta semua rasulnya memberi kesaksian tentang ketetapan tersebut.
Demikian Musa, atas nama Tuhannya mengatakan: "Aku memanggil langit dan
bumi untuk menjadi saksi pada hari ini bahwa aku telah memaparkan dihadapanmu
kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk, oleh sebab itu pilihlah kehidupan,
maka engkau dan keturunanmu akan hidup".
Demikianlah
Yeheskiel (salah satu contoh dari semua nabi lainnya) mengatakan: "Orang
yang berbuat dosa, itu harus mati. Anak tidak akan menganggung kesalahan
ayahnya dan ayah tidak akan turut menganggung kesalahan anaknya. Orang benar
akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan bertanggung
atasnya". (Yeh 18:20). Demikianlah Tuhan kita mengatakan "Barang
siapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum" (Yoh 7:37). Paulus,
rasulNya mengatakan (Kisal Rasul 17:30) "Allah memberitakan kepada
manusia, bahwa dimana-mana semua mereka harus bertobat" - "Semua
manusia dimana-mana" berarti setiap manusia di setiap tempat, tanpa
perkecualian, baik tempat maupun orangnya. Yakobus mengatakan: "Tetapi
apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya
kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan
tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya" (Yakobus
1:5) Petrus (II Petrus 3:9) "Tuhan menghendaki supaya jangan ada yang
binasa melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat".
Yohanes
mengatakan: "Jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara
pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil, dan Ia adalah pendamaian untuk segala
dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh
dunia" (I Yohanes 2:1,2)
30.Dengarkanlah
hal ini, hai kamu yang lupa akan Allah! tidak bisa menyalakan Dia atas kebinasaanmu
itu! "Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demkian Firman
Tuhan Allah (Yez 18:23,30-32). Bertobatlah dan berpalinglah dari segala
durhakamu supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan; yang menjatuhkan
kamu ke dalam kesalahan. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kamu buat
terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai
kamu Israel? Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus
ditanggungnya, demikianlah Firman Tuhan. Oleh sebab itu, bertobatlah supaya
kami hidup".
Demi
Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada
kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu
dan kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang
jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kamu Israel"?