Kamis, 08 Januari 2015

ASAL MULA DOSA BAGIAN II



ASAL MULA DOSA BAGIAN II

Matius Soboliem, S. Th.
Dosa sudah ada di alam semesta sebelum Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Ini terbukti dengan hadirnya penggoda itu di Taman Eden dengan kata-kata godaannya. Tapi Alkitab tidak memberikan keterangan tentang kejatuhan Iblis dan malaikat-malaikatnya ke dalam dosa, kecuali asal-mula dosa dalam kaitannya dengan manusia (Kej. 3:1-13).

            Kejadian 3 menceritakan terjadinya peristiwa pencobaan, dan 1 Timotius 2:14 mengulas tentang pencobaan itu (bandingkan dengan Yakobus 1:13-14) : Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa1 Timotius 2:14; Yakobus 1:13-14; 1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya1:14 .


            Serangan iblis ditujukan kepada keutuhan dan kebenaran Allah (bandingkan dengan Kejadian 3:4). Dan silat katanya yang meyakinkan Hawa ialah, bahwa Hawa bersama suaminya akan menjadi sama seperti Allah, yakni akan mengenal yang baik dan yang Jahat (bandingkan dengan Kejadian 3:5). Kepada keinginan durhaka inilah perhatian Hawa dipusatkan, dan secara khusus dalam tanggapannya terungkap bisikan 'pohon itu menarik hati karena memberi pengertian', yang justru adalah tahapan menuju aib dan kemurtadan dalam hati dan pikira Hawa. Reaksi Hawa menunjukkan bahwa Iblis berhasil menjerat kepercayaan Hawa, dan bahwa Hawa membenarkan dakwahan Iblis terhadap kebenaran Allah. Reaksi itu juga menunjukkan bahwa Hawa ingin menjadi sama seperti Allah – tahu yang baik dan yang jahat.

            Jenis keinginan atau hawa nafsu itulah yang disoroti untuk melacak asal mula dosa. Hawa memebrikan tempat kepada Iblis, yang seharusnya hanya boleh diduduki Allah saja. Hawa menyetujui serangan Iblis yang bersifat paling menghujat atas kedaulatan Allah. Hawa menginginkan bagi dirinya hak-hak khusus Allah. Dalam kesediaannya berbincang-bincang dengan penggoda, dalam ketiadaan niatnya menolak saran-saran penggoda yang demikian kasar dan lacung, dan dalam persetujuan hatinya secara diam-diam terletak tahapan langkah-langkahnya yang mendahului tindakannya ememkan buah terlarang itu.

            Disitulah letak asal mula dosa dan sifatnya yang sesungguhnya. Dosa tidak bermula pada tindakan yang terang-terangan; dosa timbul dari hati dan pikiran (Markus 7:21-23).  Kebusukan hati terungkap sendiri dalam perbuatan melanggar perintah Allah; Adam dan Hawa mula-mula sesat dari Allah, barulah kemudian mereka melakukan pelanggaran-pelanggaran nyata. Mereka diahanyutkan oleh ahwa nafsu sendiri dan tergoda. Bagaimana ini dapat terjadi dalam hal mereka?; itulah rahasia asal mula dosa.

            Bobot kejahatan dosa yang pertama itu tampak dalam kenyataan, bahwa dosa itu memperkosa kedaulatan Allah dan perintah-Nya dalam hal kekuasaan, kebaikan, hikmat, keadilan, kesetiaan dan kasih-karuniaNya. Pelanggaran berarti membuang kekuasaan Allah, meragukan kebaikan hatiNya, mengingkari hikmahNya, menolak keadilanNya, memutar baikkan kebenaranNya, dan menghinakan kasih karuniaNya. Lawan dari segenap kemaha-sempurnaan Allah ialah dosa. Dan melawan itu tetap watak dosa.