Selasa, 04 Juni 2013

Kisah Parah Rasul

Kisah Parah Rasul 

 oleh 
Matius Soboliem, S. Th.
Kisah Para Rasul

 Prakata
 "Dan kamu akan menjadi saksi-Ku ... sampai ke ujung bumi." Siapakah yang dimaksudkan dengan 'kamu' itu? Hanya Petrus dkk. yang ditegur oleh Yesus dalam Kis 1:8? Mereka memberi kesaksian tentang Yesus Kristus di Yerusalem, Palestina dan jauh di luarnya. Tetapi mereka tidak sampai ke ujung bumi. Kesaksian mereka akan dibawa lebih jauh oleh seorang yang namanya Paulus. la menjelajahi Asia Kecil, Yunani, dan memberikan kesaksian tentang Tuhan yesus sampai di pusat kekaisaran Romawi. Tetapi langkah-langkahnya yang lincah belum dapat menjangkau segala ujung bumi. Kisah Para Rasul berakhir pada awaltahun 60-an di Roma, tetapi kisah kesaksian tentang Yesus masih berjalan terus, berabad-abad lamanya, dan tidak akan tamat sebelum dunia berakhir. Pada setiap masa ditemukan ujung-ujung bumiyang baru, yang masih harus mendengar kesaksian tentang Yesus. Pada masa ini kitalah yang dipanggil untuk menjadi saksi-Nya. Secara kuantitatif kesaksian satu milyar umat Kristen modern jauh melampaui kesaksian sekelompok nelayan dari Galilea. Tetapi bagaimana secara kualitatif? Bukankah sekarang ada teolog, cendekiawan, penderma dan telekomunikator Kristen yang tiada bandingnya dengan abad pertama? Kendatipun demikian, telah menjadi keputusan Roh Kudus dan Gereja untuk tidak memandang zaman kita yang hebat ini sebagai kriterium untuk mengukur zaman dahulu, tetapi sebaliknya. Kita yqng dapat memasukkan amanat lnjil ke dalam komputer dan menyiarkannya lewat satelit ke segala ujung bumi, kita yang unggul ini tetap berguru kepada rasul-rasul pertama yang sebagai saksi Kristus tidak mempunyai modal lain daripada hafalan, dua kaki, suara tanpa maik, tulisan tangan, dan yang paling pentingr iman mereka yang digerakkan oleh pengurapan Roh. Didalam kesaksian mereka yang agak sederhana itu kita yang ,maju, ini menemukan ukuran, terang dan ilham bagi kesaksian kita yang kaya akan pengalaman tetapi mudah kehilangan fokusnya. Apa yang paling pokok dalam tugas kerasulan kita? Bagian-bagian jawaban atas pertanyaan itu ingin kita kumpulkan, selagi membaca dan mendalami kisah para pendahulu kita yang paling pertama, Kisah para Rasul. Bahan yang disajikan dalam buku ini, tidak sepenuhnya baru. Kami pernah menyusun bahan tentang Kisah untuk Kelompok Kitab suci (KKS 1978). Bahan itu yang diedarkan pada hetai-helai lepas, Pendahuluan : Cara Kerja Tiap-tiap bab dalam buku ini terdiri atas dua bagian: (A) persiapan, (B) Pelaksanaan Pertemuan. Dalam bagian A Jisajikan usul-usul dan pertanyaan-pertanyaan untuk mempelajari teks dengan tenaga sendiri; disusul oleh tafsiran singkat sebagai bahan perbandingan. Dalam bagian B diberikan saran-saran untuk pendalaman berkelompok. Kedua bagian itu memerlukan keterangan pendahuluan yang berlaku untuk setiap bab. Keterangan itu tidak akan diulang-ulang. Pada setiap bab akan ditunjuk kembali ke pendahuluan ini A. PERSIAPAN: MEMPELAJARI TEKS Setiap orang Kristen diandaikan mau mempelajari teks-teks Alkitab agar dapat memahami pesan sabda Allah baginya. Hal itu semakin penting bagi orang yang ingin ikut memberitakan sabda Allah di tengah umat dan masyarakat, bukan hanya dengan carahidup, tetapi juga dengan cara-cara yang rebih khususl seperti misalnya mengajar, memimpin doa, memberi renungan, menggerakkan Kelompok Kitab Suci, dll. Mereka ini memerlukan persiapan yang rebih matang. Bagaimana mereka dapat memperajari teks-teks Alkitab sesuai dengan tujuan mereka? Tentu mereka dapat langsung membuka buku tafsir, kalau ada.Sering tidak adal Tetapi bahkan kalau ada, jalan pintas itu bukanlah jalan yang paling baik atau paling menarik. Langsung membaca tafsir berarti: mendapat banyak penjelasan tentang suatu hal yang sendiri belum dikenal; ibarat membaca keterangan terperinci tentang robot, padahal belum berkenalan dengan robot itu sendiri. Sangat memusingkan! Baru kalau seorang sudah mulai biasa memakai robot, keterangan terperinci itu menjadi bacaan yang menarik dan berguna baginya. Buku tafsir baru akan memikat dan -bermanfaat, kalau pembaca terlebih dahulu sudah menjadi akrab dengan teks Alkitab sendiri. Keakraban dengan teks Alkitab akan terjadi kalau pembaca terlebih dahuru mau bergumur sendiri dengan teks itu, membacanya berurang kari, mengamatinya dengan teriti, berusaha memahami maksudnya dan membuka diri bagi pesan sabda itu. Karena itu tiap-tiap bab daram buku ini murai dengan saran-saran yang mendorong usaha sendiri. Dengan berusaha mempelajariteks dengan tenaganFsendiri, orang menjadi lebih akrab dengan teks, dan juga mendapa: pengalaman yang menyenangkan: ia sendiri dapat menemukar banyak hal di dalam teks itu, dapat mengenal isinya dan mulai mengertiartinya. Dan justru karena ditemukan sendiri, hasilnya lebih melekat dan berbekas. 1. Usaha sendiri Usaha sendiri dapat dijalankan dengan bantuan beberapa pertanyaan yang akan disajikan pada tiap-tiap teks (A,1). Pertanyaan-pertanyaan itu mengarahkan penyelidikan. Akan tetapi pertanyaalh pertanyaan itu sendiri merupakan hasil dari suatu pendekatan yang lebih awal dan lebih metodis. Pertanyaan pengarahan yang bermutu hanya dapat dirumuskan kalau teks sudah dipelajari secara metodl.Karena itu pertanyaan pengarahan dapat juga diabaikan dan diganti dengan pendekatan metodis yang lebih awal itu. Metode itu kanfuraikan dalam pendahuluan ini, satu kali untuk seterusnya, dengan selalu menunjuk kembali kepadanya. Ada banyak metode untuk mempelajari Alkitab, metode-metode yang sangat teliti dan ilmiah, dan metode-metode yang lebih kasar dan sederhana. Sambil menyadari hal itu, kami mengusulkan di sinisemacam jalan tengah: beberapa langkah yang cukup praktis, yang barangkali terlalu sederhana untuk ilmuwan, dan terlalu ilmiah untuk pembaca sederhana. Namun menurut penilaian kami beberapa langkah ini dapat dikerjakan oleh tiap-tiap orang - juga awam yang mencintai Alkitab dan suka belajar. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Membaca teks Seluruh teks dibaca dengan perlahan-lahan, beberapa kali. Pada pembacaan yang kedua juga konteks diperhatikan: judul-judul dalam bab-bab sebelumnya dan sesudahnya dilihat sepintas, sedangkan ayat-ayat (alinea/perikop) yang langsung meftdahului dan menyusul teks kita, ikut dibaca pada pembacaan yang kedua kali itu. Pembacaan pertama dan kedua hendak dilakukan dari Alkitab ( * Deuterokanonika) dalam Teriemahan Baru, yang merupakan buku studi kita. Tetapi pembacaan ketiga kalinya dapat dilakukan dari terjemahan lain (BlS; Firman Allah yang Hidup; Ende dll.) sebagaibahan perbandingan. b) Menyalin teks secara kolom Membaca secara paling intensif ialah membuat salinan teks, dengan tulisan tangan atau mesin. Salinan itu sangat membantu penafsiran, kalau dibuat dengan cara tertentu, yaitu dalam bentuk kolom atau lajur: Tiap-tiap kalimat dan anak kalimat dimulai di baris baru; kata-kata yang diucapkan tokoh-tokoh dalam kisah, dipindahkan sedikit ke kanan, sehingga unsur pidato atau dialog segera kelihatan. (Setelah selesai, salinan anda dapat dibandingkan dengan salinan kamidalam buku ini.) c) Mencari kata/kalimat kunci Sewaktu membaca dan menyalin teks, perhatian diarahkan kepada banyak hal. Semuanya diamati, biarpun secara global. Pada langkah berikut observasi perlu ditujukan kepada hal-hal yang lebih penting dalam teks. Cara yang baik untuk menemukan yang paling penting, ialah mencari kata-kata kunci... kata-kata yang membuka pintu menuju pemahaman teks. Kata/kalimat kunci dapat ditentukan dengan memperhatikan beberapa hal yang berikut ini: Kata-kata yang diulang. Hendaklah digarisbawahi. Dalam Kis 1 :1-8 misalnya: Roh Kudus, Keraiaan, Yerusalem, Bapa, menunjukkan/menampakkan diri.Terutama no 1, 3 dan 5 merupakan kunci untuk mengerti teks ini. Kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipertentangkan biasanya menunjukkan sesuatu yang penting di mata pengarang. Tanda adanya kontras serupa itu ialah kata-kata seperti: tetapi, melainkan, namun, toh, bukan. Dalam Kis 1:4 mis.: melarang – menyuruh meninggalkan Yerusalem tinggal disitu Kis 1:5 : dengan air dengan Roh Kudus lewat perlawanan itu ditekankan bahwa rasul-rasul harus tinggal di Yerusalem dan dibaptis dalam Roh Kudus, duaunsur yang sangat penting (kunci) dalam instruksi Yesus ini. Perbandingan atau kiasan sering kali menunjukkan pentingnya salah satu unsur dalam teks. Dalam Kis 2:2 mis.: bunyi seperti tiupan angin 2:3 : lidah-lidah seperti nyala api. Perbandingan bunyi dengan tiupan angin /seperti), dan perbandingan lidah-lidah itu dengan nyala api (seperti) membuat bunyi dan lidah-lidah itu semakin menonjol, se-makin penting. Sebutan 'bunyi' dan 'lidah-lidah'itu sendiri bersifat kiasan (tanpa sepertil, sebab mengiaskan atau melambangkan penampakan Roh Allah. Dan mungkin masih ada beberapa kata lain yang perlu kita garisbawahisebagai kata kunci: janji Bapa 11:4l,, sampai keujung bumi 11:8). (Dalam salinan kami hanyalah kata-kata yang diulang ditandai). d) Mencari arti kata/kalimat kunci Setelah mengamati teks dan menemukan perkataan-perkataan yang terpenting, perlu ditanya juga apa yang menjadi arti, makna atau maksud perkataan-perkataan yang terpenting itu. Kendatipun kita rasanya sudah tahu arti kata 'Kerajaan' atau 'menampakkan diri', namun artinya toh harus dipertanyakan dan dipersoalkan, agar dengan demikian pengertian kita diperdalam. Langkah-langkah yang dapat ditempuh, ialah yang berikut ini: Mencari kata tsb. dalam Kamus Umum Bahasa lndonesia. Manakah dari beberapa arti kata yang dikemukakan dalam Kamus itu, berlaku dalam teks kita? Membandingkan dengan terjemahan lain, khususnya kabar baik dalam Bahasa lndonesia Sehari-hari(LAl/LBl) atau Firman Allah Yang Hidup (Living Bible, Kalam Hidup). Kedua-duanya berusaha menerjemahkan Alkitab bukan secara harafiah, tetapi menurut arti atau maksud teks. Maka kedua terjemahan itu merupakan semacam tafsir singkat. Kerajaan Allah lKis 1:3) diartikan sebagai Pemerintahan Allah; dan "memulihkan kerajaan bagi lsrael" diartikan "mendirikan kembali pemerintahan bangsa lsrael" atau "membebaskan lsrael(dari penjajahan Romawi dan memulihkannya sebagai bangsa yang merdeka". Memakaiteks-teks perbandingan. Di bawah perikop biasanya disebut teks-teks perbandingan, misalnya pada Kis. 1:1-5 disebut: ay 1: Luk 1:1-4, ay 4: Luk 24:49, ay 5: Mat 3:1 1, Mrk 1 :8, Luk 3:16, Yoh 1 :33 (cukuplah membandingkan dengan Luk 3:16, sebab dari pengarang yang sama). Dalam salinan teks kami ditambah sejumlah teks perban. dingan di pinggir halaman. Dengan bantuan Konkordansi Alkitab (Kanisius 1978) kita dapat menemukan banyak teks perbandingan pada tiap-tiap kata kunci. Perhatikanlah terutama teks-teks perbandingan dari Kisah Rasul-rasul sendiri dan dari lnjil Lukas; dan pilihlah hanya teks-teks yang sungguh berhubungan dengan teks kita, dan betul menjelaskan artikata sebagaimana dipakaidalam teks kita. Memakai Alkitab dengan catatan kaki. Pada Kis 1:1-8 kebetulan terdapat banyak catatan kaki dalam Kitab Suci Perjanjian Baru dengan Pengantar dan Catatan (Ende): yang pertama, terangkat, Roh Kudus, Kerajaan Allah, Yerusalem, dibaptis dengan Roh, berkumpul, masa dan waktu, kerajaan bagi lsrael, Roh Kudus, saksi-Ku, sampai keujung bumi. Dari banyaknya keterangan dalam catatan yang padat itu hanya perlu dipilih apa yang sungguh berlaku bagi kata tsb. dalam konteks perikop kita. Kalau se-buah kata tidak diberi catatan di kaki halaman itu sendiri, maka dapat dicari catatan di lain tempat lewat "Daftar Catatan pokok". Misalnya tentang Rasul-rasul (Kis 1:2) ada catatan kaki pada Rm 1:1 , Kis22:21, lbr 3:1. Carilah apakah disitu ada keterangan yang menjelaskan arti kata rasul-rasul sebagaimana dipakai dalam konteks perikop kita. Memakaialat bantuan Iain seperti misalnya: Kamus Alkitab (H. Haag, Nusa lndah 1982) Ensiklopedia Alkitab Praktis (McElrath, LBB 1978) Atlas Alkitab (Rowley, BPK 1983; khususnya untuk perjalanan Paulus). Arti kata yang ditemukan dicatat dengan singkat, misalnya dipinggir salinan teks anda. e) Mencari maksud seluruh perikop Dengan mengerti arti kata-kata kita belum tentu mengerti arti perikop seluruhnya. Dengan membeli semua onderdil sepeda, orang belqm mempunyaisepeda, dan belum dapat naik sepeda. Kita harus memperhatikan dan memahami hubungan antara kata-kata dan kalimat-kalimat yang bersama-sama merupakan suatu keseluruhan dengan maksud tersendiri. Kata-kata harus dipahami dalam kaitannya dengan kalimat, alinea, perikop, bab dan kitab. Dengan kata lain. yang perlu diperhatikan ialah struktur atau susunan teks. susunan itu mengungkapkan maksud utama si pengarang. Langkah-langkah praktis yang dapat diambilialah: Amatilah dan garisbawahilah dahulu semua kata penghubung yang menghubungkan kalimat-kalimat, atau menghubungkan kalimat induk dengan anak kalimat. Dalam Kis. 1:4-8 ditemukan kata-kata penghubung: ketika, dan, yang, sebab, tetapi, maka, yang, tetapi, kalau, dan, dan, dan. Kata-kata kecil yang biasanya terdapat pada awal baris baru, amat penting untuk diperhatikan sebab mengungkapkan jenis hubungan antara (bagian) kalimat. Hubungan itu dapat bersifat'menambah' (dan, baik/ maupun),'mempertentangkan' (tetapi, melainkan, namun), alternative (atau, entah/entah/, alasan (sebab, karena), waktu (ketika, waktu, sebelum, setelah), syarat (jikalau), tujuan (supaya), akibat (sehingga), uraian (bahwa), keterangan (yang), perbandingan (sepen+ sebagaimana ), dll. Cobalah membedakan bagian-bagian (alinea-alinea) dalam perikop. Ayat-ayat yang merupakan kesatuan keci karena berbicara tentang pokok yang sama, ditanda dengan tanda akolade. Dalam Kisah 1:1-11 dapat dibedakan empat alinea. Ay 1-3 mengenai karya Yesus yang diceritakan dalam lnifr khususnya sesudah penderitaan-Nya dan sebelum la terangkat; ay 4-5 tentang perintah menantikan Roh Kudus di Yerusalem; ay 6-8 tentang soal kerajaan yang dijawab dengan pengu- tusan; ay9-1 1 tentang pengangkatan ke surga. Pembagian anda dapat dibandingkan dengan pembagian yang diusulkan dalam salinan kami, di mana alinea-alinea diberi berjarak sedikit. Coba tentukan maksud dari tiaptiap bagian dengan manfaatkan apa saja yang sampai sekarang ditemukaru kata-kata kunci, artinya, kata-kata penghubung, dll. Maksud utama alinea kedua (ay 4-5) ialah pesan untuk menunggu pemenuhan janji Bapa di Yerusalem ( 4bc : kalimat induk!); 4a menjelaskan kapan pesan itu diberi; 4d menjelaskan (yang) bahwa janji itu dulu sudah diberi tahu (Luk 24:29); Sab memberi alasan bagi pesan itu: dalarn waktu dekat mereka akan dipenuhi oleh Yesus dengan Roh Kudus (2:1 dst.). Dengan satu kalimat dapat disimpulkan dan dicatat di samping kolom ay 4-5 "Yesus menyuruh rasul-rasul menunggu pemberian Roh-Nya di Yerusalem"' Begitu juga alinea-alinea lain disimpulkan menurut maksudnya yang utama. Kemudian diusahakan untuk melihat dan memahami hubungan antara bagian-bagian,perkembangan gagasan dari alinea ke alinea. Misalnya: Alinea pertama (ay 1-3) menyebut berbagai hal: terutama penampakan sebelum pengangkatan, tetapi juga Roh Kudus dan Kerajaan Allah. Tema-tema itu dikembangkan dalam alinea-alinea berikut.Alinea kedua (ay 4-5) mengembangkan tema pemberian Roh Kudus (ay 2) yang harus dinantikan di Yerusalem. Alinea ketiga (ay 6-8) menghilangkan salah pengertian ten- tang kerajaan ,\llah (ay 3), dan menyatakan bahwa mereka dengan turunnya Roh Kudus (ay 5) akan dapat menjadi saksi Kristus di seluruh dunia. Alinea terakhir mengatakan bahwa penampakan (ay 3) berakhir dan Yesus untuk seterusnya hilang dari mata mereka, sampai kedatangan-Nya kembali. Dalam satu dua kalimat maksud utama seluruh perikop disimpulkan dan dicatat dibawah salinan teks. Misalnya: Sebelum hilang dari mata para rasul untuk seterusnya,Yesus memperlihatkan kepada mereka bahwa la hidup, menyuruh mereka menantikan Roh yang dijanjikan, memberi misi universal kepada mereka. 2. Membaca karangan tafsir Setelah berusaha sendiri untuk mengenal dan mengerti sebuah teks, sangat bermanfaatlah untuk membandingkan hasil usaha kita sendiri dengan penemuan-penemuan seorang ahli. Dalam tafsirannya pasti ditemukan beberapa hal yang melengkapi pengertian kita, entah mengenaiartisalah satu kata atau kalimat penting, entah mengenai maksud seluruh perikop. Tambahan pengertian itu kita catat pula dengan singkat di pinggir salinan kita. Dalam buku tafsir (juga bagian pengantarnya) umumnya di- temukan penjelasan tentang orang-orang yang menjadi alamat karangan itu, keadaan dan masalah mereka, latar belakang sejarah teks. lnformasi itu sangat membantu untuk semakin mengerti maksud pengarang/perikop dalam situasi para pembaca yang pertama itu. Buku tafsir barangkali mengaitkan perikop ini dengan bagian lain dalam kitab yang sama atau dalam kitab-kitab lain, sehingga kita dibantu juga untuk melihat arti perikop dalam konteks seluruh kitab dan seluruh Alkitab. Di toko buku sekarang tidak tersedia sebuah buku tafsir mendalam tentang Kisah Para Rasul dalam bahasa lndonesia (H.v.d. Brink, Tafsiran Kisah Rasul-Rasul, BPK, sudah habis terjual; Seri Tafsir PB, Kisah Para Rasul> Kanisius, terlalu singkat untuk tujuan ini). Karena itu kamidisini menyajikan suatu tafsiran mengenai teks-teks yang dipakai dalam buku ini. Jadi tafsiran itu hendaknya dibaca sebagai pelengkap saja, setelah berusaha sendiri untuk memahami teks dengan bantuan metode yang diuraikan diatas ini, atau dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan khusus yang disajikan pada tiap-tiap perikop. Untuk para pemandu Kelompok Kitab Suci perlu ditambah: tafsir itu tidak dimaksud sebagai bahan pengajaran dalam pertemuan. 'Menggurui' melanggar asas pertemuan. Kelompok sendiri hendak menemukan arti teks. Penggerak kelompok baru boleh menambahkan pengertiannya sendiri mengenai teks, kalau hasil usaha ke- lompok sungguh perlu dilengkapi. Hal itu biasanya tidak perlu, apabila kerja kelompok diarahkan dengan baik oleh pertanyaan dan pancingan seorang penggerak yang telah mempersiapkan diri. yang menjadi harapan umat; di mana masyarakat harus berubah? DIl. Arti aktual yang kita temukan, tidak cukup menjadi terang dan paham saja, tetapi perlu menjadi keyakinan yang mendarah daging sehingga terungkap dalam kehidupan kita. Apa yang dapat dilakukan agar pesan Tuhan yang kita terima dari sabda-Nya lebih meresapi hidup dan tingkah laku kita? Beberapa hal yang dapat membantu ialah: Meditasitentang sabda Tuhan. Manusia yang tergesa-gesa dan suka menangkap sesuatu dengan cepat-cepat, memerlukan waktu dan ketenangan untuk sungguh-sungguh mengendapkan pahamnya ke dalam kepribadiannya. Sharing Alkitab. Dengan saling menyampaikan pesan Tuhan yang diterima dari firman-Nya, orang dapat saling memperkuat satu sama lain dalam kelemahan masing-masing. Berdoa. Sendirian dan bersama-sama dengan orang lain mengucapkan syukur karena terang yang diterima dari Tuhan, dan tak henti-hentinya memohon agar terang itu dapat terwujud dalam hidupnya. Mengambil keputusan. Kemauan tinggi yang samar-samar tidak akan terwujud dalam kehidupan, tetapi sebagian dari kemauan tinggi itu yang dikonkretkan dalam suatu kepu- tusan realistis, dengan rahmat Tuhan dapat kita lakukan. A. PELAKSANAAN PERTEMUAN Cara mengamati teks, memahami maksudnya dan merenungkan artinya yang aktual, sebagaimana diuraikan di atas, meminta waktu, latihan dan pengalaman. Cara kerja itu boleh diharapkan dari seorang yang mau mempersiapkan diri secara serius atas tugasnya sebagai pewarta, guru atau penggerak Kelompok Kitab Suci. Tetapi cara kerja itu terlalu berat bagi Kelompok Kitab Suci itu sendiri. Dalam pertemuan umat biasa yang dipimpin oleh salah seorang dari antara mereka, diperlukan cara kerja yang lebih sederhana. Unsur- unsur pengamatan, pemahaman dan aktualisasi harus ada, namun dengan cara yang dapat dikerjakan dalam waktu singkat oleh seke- lompok orang yang belum sangat terlatih. Cara-cara pendalaman Alkitab berkelompok sudah banyak diperkenalkan dalam beberapa buku yang disebut dalam DAFTAR KEPUSTAKAAN di bagian belakang buku ini. Di situ pasti ditemukan beberapa cara yang cocok untuk kelompok anda. Untuk mereka yang tidak memiliki buku-buku itu, kamidisini menunjukkan salah satu cara yang dapat ditempuh. Tentu cara ini perlu disesuaikan dengan kekhasan tiap-tiap kelompok. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Doa/Nyanyian Pembukaan 2. Pengantar Bacaan Alkitab Pengantar itu tidak mutlak perlu, Kalau ingin diadakan, dapat beraneka rupa. Satu dua kalimat yang menimbulkan dan perhatian, sudah cukup. Atau penggerak menceritakan berapa pengalaman aktualyang sedikit banyak berkaitan dengan caan yang akan didengarkan. Atau kelompok diajak memb sejenak suatu kasus aktual yang berkaitan dengan bacaan menyusul. Tujuan pengantar itu ialah agar para pesertakan Alkitab sebagai bacaan yang masih menyangkut kita sekarang 3. Bacaan Alkitab Salah seorang peserta membacakan seluruh teks, sedangkan peserta lain mengikutinya dalam buku mereka. 4. Pertanyaan pengarahan untuk memahami bacaan Alkitab Pengamatan dan pemahaman teks dapat diarahkan dengan beberapa pertanyaan yang sederhana. Dari sekian banyak tanyaan yang dapat diajukan tentang setiap teks, harus dipilih berapa saja; dua tiga pertanyaan yang memungkinkan bahwa hal-hal utama dalam perikop akan dilihat dan akan dipahami. Beberapa tanyaan serupa itu dalam buku ini disajikan pada tiap-tiap teks, bagai contoh atau saran. Pertanyaan-pertanyaan usulan itu hanya disesuaikan oleh penggerak kelompok setelah mempersi teks. Penggerak itu tahu kemampuan kelompoknya, serta sidan kebutuhan mereka. 5. Renungan dan sharing Renungan dan sharing tentang pesan sabda Allah untuk para peserta kelompok dapat diarahkan juga dengan bantuan satu dua tanyaan. Namun pertanyaan serupa itu tidak dirumuskan buku ini, sebab di sini diusulkan suatu cara renungan dan yang lebih terbuka jalannya. Cara itu mengandaikan kelompok Seandainya langkah 1-4 di atas dijalankan dalam kelompok agak besar, maka kelompok itu pada langkah ini hendak di dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing 4-6 orang' Titiap-tiap kelompok kecil mendapat seorang pemandu, yang harus menjaga agar langkah-langkah berikut berjalan menurut tempo yang tentukan (seluruhnya antara 30-45 menit). a) Bacaan: Teks yang tadi sudah dibacakan dan dipelajari sama-sama, sekali lagi dibacakan. Pembacaan ulang itu sekali. Para peserta akan semakin akrab dengan teks, sehingga sharing lebih terjamin menjadi sharing pengalaman iman terang sabda Allah ini. b) Hening: tiap-tiap peserta selama lima menit merenungkan sabda Allah. Ia dapat memilih salah satu kalimat yang tampak penting dalam teks, suatu kalimat yang maksudnya sudah cukup jelasbaginya. Lalu ia bertanya: Apa arti kalimat ini bagisaya sekarang? Apa yang menggembirakan hati saya dalam sabda ini? Adakah petuniuk didalamnya bagi hidup saya yang konkret sekarang? Renungan itu hendaknya diadakan dengan sikap doa. Peserta dapat berdoa dalam hati: "Apa yang ingin Kaukatakan kepada-ku, ya Tuhan, lewat sabda-Mu ini?" Lalu ia berusaha menangkap pesan Tuhan baginya. Peserta dapat menuliskan buah renungannya dengan singkat, sehingga ada pegangan nanti di saat sharing. c) Sharing: Pemandu mengundang para peserta untuk saling membagikan buah renungan; saling menceritakan pesan Tuhan yang diperoleh peserta masing-masing dari sabda yang dire- nungkan. Tentu saja hanya sejauh dapat dibagikan dalam kelompok itu. Bila seorang memperoleh suatu peringatan yang terlalu pribadi, sebaiknya unsur yang sangat pribadi itu pada lain kesempatan dibicarakan dengan temannya, pastornya atau pe- nasihat lain, tetapi tidak dalam sembarangan kelompok. Yang saling dibagikan ialah 'pesan Tuhan bagi diriku'. Jadi maksud sharing bukanlah saling mengkhotbahi atau saling menasihati. Nada khotbah dan nasihat itu dapat dihindarkan, dengan mengelak kata 'kita', dan selalu memakai kata 'saya', 'Aku' (atau 'kami'dalam arti 'saya') selama sharing itu. Setelah tiap-tiap peserta sempat membagikan pesan untuk dirinya sendiri, pembicaraan bersama masih dapat dilanjutkan untuk melihat bersama-sama apa yang ada didalam sabda Allah itu untuk ‘kita bersama-sama’, sebagai umat, sebagai masyarakat. 6. Doa-doa/Nyanyian Penutup Selesai sharing, kelompok berdiam diri sejenak untuk berdoa dalam hati, menjawab pesan Tuhan dengan doa-doa syukur, pujian, pe- nyesalan, permohonan. Setelah beberapa saat pemandu meng- undang para peserta untuk mengucapkan doa-doa singkat secara spontan. Doa-doa ini dapat diakhiri dengan doa Bapa Kami ber- sama-sama (atau dengan nyanyian penutup, kalau tidak meng- ganggu kelompok-kelompok kecil lain). Pengantar Kepada Kisah Rasul-Rnsul Dalam Alkitab keempat kitab lnjil disusul oleh sebuah kitab yang tampak melanjutkan cerita lnjil. Kitab lanjutan itu dalam terjemahan lndonesia disebut Kisah Para Rasul, dalam bahasa Yunani Tindakan-tindakan Para Rasul. Dalam kitab itu diceritakan bagaimana karya Yesus diteruskan oleh para rasul. Mereka memberikan kesaksian tentang Dia dan karya-Nya diYerusalem, diseluruh Palestina, bahkan diseluruh dunia. lnjil Lukas dan Kisah Para Rasul Ayat pembukaan Kisah Para Rasul (selanjutnya Kisah atau Kis) berbunyi begini: "HaiTeofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari la terangkat." Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa Kisah merupakan lanjutan bukan saja dari lnjil-injil pada umumnya, tetapi lebih tepat dari lnjil Lukas yang juga dialamatkan kepada Teofilus (Luk 1:1). lnjil Lukas dan Kisah merupakan dua buku yang berkaitan erat, dua jilid dari satu karya, karangan satu orang. Kini dalam Alkitab kedua jilid itu dipisahkan oleh lnjil Yohanes. Jangan hal itu menjadi halangan untuk membaca kedua jilid itu sebagaisatu karya. Kalau Lukas dan Kisah diselidiki bersamaan, akan dilihat dan dirasakan betapa eratnya kaitan antara kedua kitab itu, karena kesatuan pandangan dan kesamaan bahasanya. Apabila garis besar kedua kitab itu diperhatikan, maka tampaklah adanya kesejajaran. Baik Kis maupun Luk mulai di daerah tertentu dan kemudian bergerak menuju kota tertentu juga. Dalam Lukas Yesus mula-mula berkarya di daerah Galilea; kemudian dalam ceritera perjalanan yang panjang (9:51 - 19:Zll la digambarkan berjalan menuju Yerusalem. Di kota itu lnjil mencapai puncaknya dalam wafat, kebangkitan dan penampakan Yesus. Dalam Kisah Para Rasul lnjil mula-mula diwartakan di Yerusalem dan seluruh Palestina fi-121; kemudian lewat perjalanan misi Paulus dkk. lnjil dibawa ke Asia Kecil, Yunani, sampai ke ibu kota kerajaan Romawi, Roma. Di kota itu pewartaan lnjil mencapai puncaknya .28:.17-311" Kesejajaran antara Luk dan Kis tampak juga, kalau memperhatikan tokoh-tokohnya. Dalam bagian pertama lnjil menonjollah keduabelas rasul (5:1-9, 9:1-9), sedangkan pada bagian kedua cerita perjalanan Yesus mengutus 7O murid lain untuk mendahului-Nya. (10:1 dst.). Dalam bagian pertama Kis (1-12) perhatian kepada kelompok rasul di sekitar petrus, sedangkan dalam kedua seluruh perhatian berpindah kepada kelompok utusan lain,yaitu Paulus dkk. (13-28). Dua bagian Dari perbandingan Kisah dengan Lukas di atas sudah bahwa Kisah dapat dibagikan dalam dua bagian utama. Dalam Rom 1-12 Petrus dkk. menyebarkan lnjil di Yerusalem dan seluruh Palestina, sedangkan dalam bab 16-28 paulus dkk. Menyebarkan Asia, Yunani dan Roma. (Bab 13-15) mesti dipandang sebagai peralihan dan penghubung. Pewartaan paulus dkk. di Asia mulai (bab 13-141, tetapi mereka harus kembali ke yerusalem mendapat restu para rasul atas misi mereka di tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi (bab 15). Baru setelah sidang di yerusalem menyetujui penerimaan orang bukan-Yahudi ke dalam umat Kristen tanpa menuntut sunat dan Taurat, paulus dkk. Dapat misi mereka diAsia dan Yunani, sampaidi Roma. Juga susunan kedua bagian utama Kisah tampak tidak Bagian kedua, cerita tentang misi paulus, disusun dengan rapih; mempunyai garis ceritera yang cukup jelas dan iurus; ragamkan oleh banyak catatan waktu. Keseragaman itu kurang pas dalam bagian pertama, cerita tentang misi para rasul di Yerulem dan Palestina. Bagian itu disusun dari aneka macam cerita yang lebih berdampingan daripada berurutan; catatan-catatan kronologis kurang juga. Penyusunan Kisah dan nilai sejarah Susunan yang berbeda antara dua bagian utama itu dengan posisi penyusun Kisah (lih. di bawah). Peristiwa lnjil di Palestina yang diceriterakan dalam bagian pertama tidak dialami langsung olehnya. la tidak menuliskannya pengalamannya sendiri atau berdasarkan pengalaman teman-yang masih hidup. Dasarnya ialah bermacam-macam kisah yang dalam ada tentang tokoh-tokoh besar seperti petrus dan Yohanes, Yakobus rasul, Yakobus penatua, Barnabas, Stefanus, Filipus, dll. Kisah-kisah itu sebagian barangkali sudah terkumpul dalam berapa koleksi yang lantas dipakai oleh penyusun Kisah sebagai sumber; tetapi mungkin juga sebagian kisah itu baru dikumpulkan oleh penyusun sendiri, dipungut dari berbagai jemaah di palestina: Setelah mengadakan dokumentasi, penyusun Kisah mengatur mengurutkan bahan dokumentasi itu sedemikian sehingga telahbarlah penyebaran lnjir yang bertahap-tahap di Yerusarem dan seluruh Palestina, sampai mulai masuk ke siria (Damsyik, Antiokhia). Melihat cara penyusunan itu, kita harus hati-hati dengan menerima Kis 1-12 begitu saja sebagaitulisan s e j a r a h, sejarah Gereja perdana. Maksudnya bukan membuat rekaman fakta-fakta sejarah, melainkan memberi kesaksian tentang awal misi Gereja: bagaimana para rasul dengan bantuan Roh Kudus memenuhi tugas pewartaan yang diterima dariYesus (Kis 1:8). Di lain pihak tidak perlu diragukan bahwa di dalam kesaksian itu tersimpan banyak ingatan sejarah. Namun sering kali tidak mungkin lagi untuk tepat membedakan batas antara sejarah dan kesaksian. Perjalanan misi Paulus yang dikisahkan dalam bagian kedua, se- bagian dialami secara langsung oleh penyusun Kisah. Dalam bebe- rapa pasal(16:9-18, 2A:4 - 21:18,27:1 - 28:16)dipakaikata'kami', tanda bahwa pada waktu itu penyusun sendiri ikut dalam rombongan Paulus. la seorang rekan sekerja dan kawan seperjalanan Paulus. Maka Kisah misi itu ditulisnya berdasarkan pengalamannya sendiri, dilengkapi dengan pengalaman yang secara langsung didengarnya dari kawan-kawan, khususnya dari Paulus. Posisi penyusun yang menyaksikannya dari dekat, memperbesar nilai sejarah bab 13-28, Tetapi juga di sini maksudnya bukan rnenulis sejarah saja. Suatu perbandingan dengan surat-surat Paulus membuktikan bahwa gambaran Kisah sewaktu-waktu meleset dari kenyataan sejarah, baik dalam menceritakan riwayat hidup paulus (misalnya jumlah kunjungan Paulus ke Yerusalem), maupun dalam menyampaikan pandangan Paulus (bdk. Kis 14:22-28 dengan Rm.1:18 dst., tentang pernilaian Paulus terhadap agama kafir). penyimpangan dari kenyataan historis yang diketahui dari surat-surat Paulus, dapat terjadi bukan hanya karena Kisah disusun beberapa puluh tahun kemudian, tetapi terutama karena penyusun mempunyai tujuan lain daripada melaporkan fakta-fakta sejarah. la ingin memberikan kesaksian tentang penyebaran lnjil dalam kerajaan Romawi yang luas. Kesaksian itu ditujukan bukan kepada orang-orang Kristen-Yahudi yang dulu menjadi lawan bicara paulus dalam surat-suratnya, tetapi ditujukan kepada umat Kristen bukan-yahudi. Perbedaan zaman, situasi dan alamat itu menyebabkan kesaksian Lukas tentang misi Paulus tidak tepat sama dengan kesaksian Paulus sendiri. Meneruskan warta gembira dalam perubahan zaman selalu meminta aksen-aksen yang baru. Pidato-pidato Halyang sangat menonjol dalam seluruh Kisah ialah banyaknya pidato yang diucapkan oleh para tokoh. Kurang lebih 30% Kisah bersifat pidato: khotbah-khotbah petrus, Stefanus, paulus, pidato-pidato pembelaan Paulus, dll. Dari manakah bahan pidato yang banyak itu diambil? Apakah penyusun menemukan sebuah kumpulan yang menyimpan khotbah-khotbah asli para rasul dan misionaris yang pertama? Barangkali tidak. Pada zaman itu belum ada sarana-sarana (steno, dll.) untuk merekam pidato-pidato. Semua pidato dalam Kisah itu juga tidak memberi kesan bahwa pernah diucapkan demikian. Bahasa dan pandangannya juga tidak mencerminkan keunikan Petrus, Stefanus dan Paulus masing-masing, melainkan agak sama dan sering kali lebih mencerminkan bahasa dan an penyusun Kisah sendiri. Maka banyak ahli tafsir berkesi bahwa pidato-pidato itu dikarang oleh penyusun Kisah, lakukan ke dalam mulut tokoh-tokohnya, seperti menjadi kebanyakan pengarang pada zaman kuno. Pandangan dan mereka disampaikan lewat mulut tokoh-tokoh kisah. Kendatipun semua pidato dalam Kisah bukanlah pidato pernah diucapkan demikian, melainkan disusun oleh Kisah, itu tidak berarti pidato-pidato inisama sekali tidak manilai historis. Dalam pidato-pidato ini pengarang tidak menyampaikan ajarannya sendiri; sebaliknya, dengan caran) diri ia ingin meneruskan pewartaan para rasul kepada suatu pembaca baru. Dalam pidato-pidato inidiolahnya banyak rumusan pewartaan yang diterimanya dari tradisi Gereja yang sejak semula mewartakan Yesus yang disalibkan dan kaitkan, sesuai dengan nubuat Perjanjian Lama, demi keselamatan orang yang percaya kepada-Nya. Pewartaan rasuli inilah yang ingin diteruskan pengarang Kisah dengan cara yang dapat dipahami oleh para pembaca sezamannya. Juga di sini berlaku bahwa seringkali tidak dapat dibedakan lagi dengan jelas antara rumusan asll rasul dan penyadurannya oleh pengarang Kisah. Pengarang dan zamannya Dengan memakai kata ganti 'kami', pengarang dengan memperkenalkan diri sebagai kawan seperjalanan Paulus. La mengikut Paulus pada perjalanan misi yang kedua dari Asia Kecil ke Makedonia (16:10-16); pada akhir perjalanan misi yang ketiga ia menyertai Paulus dari Makedonia kembali ke Asia Kecil, lalu terus sampai ke Yerusalem (20:5 - 21:18). Kemudian ia menemani Paulus pada perjalanannya sebagai tahanan dari Kaisarea ke Roma (127:1 - 28:1). Menurut tradisi Gereja sejak abad kedua (lreneus, Kanon Muratorius) teman sekerja Paulus yang mengarang Kisah, ialah Lukas Sebutan nama ini sungguh cocok dengan data-data di surat Paulus. Dalam surat yang dikirim Paulus dari rumah tahanan kepada Filemon, ia menyinggung kehadiran Lukas dan menyebutnnya 'teman sekerja' (Flm 24) Dalam surat tahanan lain (Kol. 4:14) teman sekerja itu duuluki "Lukas yang kekasih" dan ia disebut seorang 'tabib', seorang cendekiawan; dan ia tidak termasuk orang "yang bersunat", ia seorang bukan-Yahudi. Data-data tentang Lukas ini cocok juga dengan sifat Kisah Para Rasul, sebuah karangan yang ditulis dalam bahasa indah seorang cendekiawan, yang juga mengutamakan pewartaan lnjil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, bangsa Lukas sendiri.1 Kapankah Kisah dikarangT Hal terakhir yang diceritakan dalam Kisah, ialah masa tahanan Paulus di Roma (thn. 61-63 Mas.). pembunuhan Paulus dan Petrus (antara 63-67) tidak dimuat lagi. Hal itu menyebabkan orang dahulu (mis. Eusebius) berkesimpulan bahwa Lukas mengarang Kisah sekitar tahun 62-63 Mas., sebelum Petrus dan Paulus menjadi martir. Kesimpulan sederhana ini yang masih dibela oleh beberapa ahli modern, sesungguhnya tidak kuat. Mungkin Lukas sudah mengetahui kemartiran Petrus dan Paulus, tetapi mempunyai alasan khusus untuk tidak menceritakannya (mis. Agar jangan menyinggung perasaan penguasa Romawi); tampaknya Lukas beranggapan tujuan kisahnya telah tercapai dalam Kis 28:31, yaitu dengan pewartaan lnjildiibu kota kerajaan Romawi. Kisah Para Rasul baru disusun setelah lnjil Lukas selesai. lnjil itu jelas baru dikarang sesudah lnjil Markus, artinya sesudah pembunuhan Petrus dan Paulus; bahkan sesudah penghancuran Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 70 Mas., kejadian mana diandaikan sudah terjadi (Luk. 21). Maka kebanyakan ahli berkesimpulan bahwa Kisah baru disusun dalam tahun 70-an atau 80-an. Di daerah manakah Kisah disusun? Ada beberapa ahliyang menyebut Kaisarea di Palestina. Tetapi kebanyakan ahli menunjuk ke salah satu daerah diluar Palestina (Yunani, Roma??). Pengantar yang lebih baik Pengantar yang terbaik, sebelum menafsirkan Kisah para Rasul, ialah sekali membaca Kisah itu sebagai keseluruhan; membacanya terus tanpa terlalu menghiraukan seluk-beluk yang belum dimengerti. Ratusan atau mungkin ribuan hal kecil yang masih kabur, dibiarkan dulu. Membaca terus, sambil memperhatikan kejadian-kejadian utama saja (sebaiknya dicatat, didaftarkan), dan mengenali tokoh-tokoh utama (catatlah dengan singkat apa yang merupakan peranan mereka dalam kisah). Perhatian hendaknya diberikan juga kepada unsur waktu dan tempat: kapan dan di mana kejadian-kejadian itu terjadi? Gunakanlah (atau buatlah sendiri) peta palestina/siria /Asia Kecil/Yunani/ ltalia, dan gambarkanlah jalan penyebaran Injilyang diceritakan dari bab ke bab. Pembacaan keseluruhan Kisah itu sebaiknya dilakukan dalam satu minggu (tiap-tiap hari 4-5 bab), tetapi dapat juga dalam satu bulan (tiap-tiap hari 1 bab). Jangan lebih lama, agar tidak kehilangan garis besar Kisah. Barangsiapa merasa belum mampu menemukan garis besarnya ketika membaca seluruh Kisah, dapat juga membacanya dengan bantuan skema yang dimuat di bawah ini. Dalam skema itu bukan hanya isi Kisah yang diperhatikan, tetapijuga strukturnya kejadian penting, tokoh-tokoh utama, dan perkembarl dalam ruang dan waktu. Skema itu dapat dipakai sebagebing untuk pembacaan cepat dalam lima tahap besar, bacaan sedang dalam sembilan belas tahap yang sedang. Lebih baik tidak langsung memanfaatkan skema ini. Coba dulu berjuang sendiri; membaca keseluruhan Kisah sambil membuat skema sendiri. Setelah selesai, hasilnya dapatkan dengan skema dibawah ini. Susunan Kisah Para Rasul 1:1 - 8:3 PENYEBARAN INJIL DI YERUSALEM l: l-26 Antara Paska dan Pentakosta 1 :1-1 1 Prakata Kisah Para Rasul. Kitab dihubungkan dengan lnjil Lukas (1-2). Yesus memberi kata perpisahan (3-8) yang tak hanya mempersiapkan peristiwa Pentakosta (4) tetapi juga memuat program seluruh Kisah, yaitu penyebaran lnjil dari Yerusalem sampai ke ujung bumi (8). Lalu Yesus terangkat ke surge (9-11). 1:12-26 Umat pertama di Yerusalem $2-141memilih seorang pengganti Yudas (15-26). 2:l-47 Hari Pentakosta 2:1-13 Semua orang yang percaya dipenuhi dengan Roh Kudus (1-4), sehingga orang-orang Yahudi darisegala bangsa mendengar kesaksian dalam bahasa mereka masing-masing (5-13). 2:14-41 Petrus memberi kesaksian tentang Yesus (14-36), lalu banyak orang bertobat (67-411). 2:42-47 Persekutuan umat perdana. 3: l - 4:31 Tanda mujizat serta akibatnya 3:1-26 Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh dalam BaitAllah (1.8), lalu memberi kesaksian kepada orang banyak tentang Yesus yang dibangkitkan (9- 26). Karena kepercayaan kepada nama Yesus orang itu sembuh (16). 4:1-22 Petrus dan Yohanes ditahan (1-4), dan memberi kesaksian yang sama dihadapan Mahkamah Agama (5-22. 4:23-31 Setelah mereka dibebaskan, umat mengucapkan doa permohonan Q4-30l , lalu dipenuhi Roh Kudus. 4:32 - 5:42 Persekutua n dan muiizat 4:32 - 5:11 Umat memiliki segala-galanya bersama; yang mempunyai tanah menjualnya untuk kebutuhan sesama umat (32-35), misalnya Barnabas (36-37). Tetapi Ananias dan Safira sebaliknya menipu umat (5:1-11). 5:12-16 Para rasul mengadakan banyak mujizat. 5:17-42 Mereka lagi ditahan, tetapi secara ajaib lepas dari penjara (17-251. Dihadapkan ke Mahkamah Agama, mereka sekali lagi memberi kesaksian tentang kebangkitan Yesus (26-33). Atas nasihat Gamaliel mereka dibebaskan (34-40) dan melanjutkan pengajaran dalam Bait Allah (1-42). 6:l - 8:3 Permulaan penganiayaan 6:1-6 Soal pembagian kepada janda-janda yang berbahasa Yunani pecahkan dengan pengangkatan tujuh diakon, a.l. Stef dan Filipus. 6:7-15 Diakon Stefanus dituduh oleh orang-orang Yahudi dias diseret ke Mahkamah Agama. 7:1-53 Pidato pembelaan Stefanus di hadapan Mahkamah Agama. 7:54 - 8:3 Stefanus menjadi martir (54-60); penganiayaan meluas di Yerusalem (1-3). Perkenalan pertama dengan Saulus, tokoh kelak. 8:4 - 12:25 PENYEBARAN INJIL DI PALESTINA DAN SIRIA 8:4-40 Pewartaan diakon Filipus di Samaria dan Yudea 8:4-25 Penganiayaan di Yerusalem mendorong para penyebar Injil keluar kota. Filipus berkarya di Samaria (4-8), menobatkan tukang sihir Simon (9-13). Petrus dan Yohanes datang dari Yerusalem untuk meneguhkan umat Samaria dengan penumpangan tangan (14-17l,, dan berbentrok dengan Simon fi8-24). 8:26-40 Filipus menobatkan seorang pegawai Etiopia, penganut Yahudi, dijalan ke Gaza. 9:l-31 Pertobatan dan panggilan Saulus 9:4-19a Saulus, sang penganiaya (1-2), dipanggil di jalan ke Damsyik (3-9), dan dibuka matanya rnelalui seorang pengikut Yesus ternyata sudah sampai ke kota Siria itu (10-19a). 9:19b-31 Saulus mulai memberitakan lnjil di Damsyik, tetapi harus mengungsi (19b- 25). la mengunjungi Yerusalem, tetapi harus menyingkir ke Tarsus (26-30). 9:32 - ll:18 Misi Petrus di daerah pesisir Palestina 9:32- 48 Petrus menyembuhkan Eneas di Lidda (32-35) dan kan Dorkas di Yope (36- 43). Di kedua tempat itu banyak orang menjadi percaya. 10:1- 48 Perwira kafir, Kornelius, diilhami untuk menjemput petrus dari Yope (1-8). Petrus mendapat penglihatan tenfang makan ram yang dinyatakan halal (9-16); lalu mengikut orang-oraruhan Kornelius ke Kaisarea dan menemui Kornelius (17-33 trus memberitakan lnjil tentang Yesus (34-43). Roh Kudus turun atas keluarga Kornelius; sebagai orang-orang pertama bukan Yahudi mereka diterima dalam umat Kristen (44-48). 11:1-18 Petrus mempertanggungjawabkan hubungannya dengan Mem orang bukan- Yahudi dan penerimaan mereka dalam umat. Kisah panjang Petrus dan Kornelius menggaris bawahi pendoberakan maha penting dalam penyebaran Injil. ll:19 - 12:25 Antiokhia dan Yerusalem 11:19-27 Karena penganiayaan di Yerusalem, lnjil sudah tersebar sampai Antiokhia di Siria (19), bahkan di antara orang-orang bukan Yahudi (20-21). Barnabas mencari saulus untuk ikut membinasakan umat (3-26); mereka mengirim sumbangan ke yerusalem (27-30). '12:1-19 Penganiayaan di Yerusalem (1-2). petrus ditangkap dan secara ajaib dibebaskan (3-19). 12:20-23 Herodes, sang penganiaya, mati secara mengerikan. 13:1 - 15:35 MISI KE ASIA KECIL DAN STDANG YERUSALEM 13:1 - 14:28 Perjalanan Misi Pertama di Siprus dan Asia 13:1-3 Pengutusan Saulus dan Barnabas 13:4-12 Misi di pulau siprus; bentrokan dengan tukang sihir Yahudi yang menjadi buta. saulus selanjutnya disebut dengan nama Yunani Paulus. 13:13-52 Di Antiokhia di Pisidia Paulus dan Barnabas mewartakan Yesus (16-41). Karena orang Yahudi menolak pewartaannya, mereka berpaling ke bangsa- bangsa lain yang mendengarnya dengan gembira (42-49). Paulus dan Barnabas diusir (50_52). 14:1-20 Misiyang serupa di lkonium, Listra dan Derbe. 14:21-28 Perjalanan kembali sambil mengangkat penatua-penatua di semua umat tadi. Hasirl perjalanan diceritakan di Antiokhia. l5: l-34 Sidang diYerusalem 15:1-21 Penerimaan orang-orang Bukan Yahudi tanpa disunat dan tanpa kewajiban Taurat, ditentang oleh sebagian umat Kristen Yahudi (1,5). Paulus dan Barnabas diutus ke Yerusarem. Dalam sidang rasul Petrus berdasarkan pengaramannya di rumah Kornerius berkesimpulan bahwa iman kepada Yesus mencukupi. Orang Kristen bukan Yahudi jangan dibebankan dengan hukum Taurat 17-121. Yakobus mendukungnya berdasarkan Alkitab (13-19). Hanya beberapa hukum saja yang perlu ditepati agar umat dapat hidup bersama dan makan semeja (20: 21). 15:22-34 Hasil sidang dituliskan dalam surat (22-29) dan dibawakan ke Antiokhia oleh Yudas dan Silas yang mengantar paulus dan Barnabas pulang (30-34). 15:35 - 21:26 LANJUTAN MISI KE ASIA KECIL DAN YUNANI l5:35 - l6:8 Perjalanan MisiKedua: Asia Kecil 15:35-41 Keputusan sidang di yerusarem membuka jaran untuk meranjutkan misi di tengah bangsa-bangsa. paulus dan Barnabas berselisih dan berpisah karena Markus (37-39). Paulus berangkat bersama Silas (40-41). 16:1-8 Timotius bergabung dengan mereka (l-3), sewaktu mereka meneguhkan umat di kota-kota misidahulu (4-5). Mereka melintasi Asia sampaiTroas. 16:9 - 17:15 Perjalanan Misi Kedua: Makedonia 16:9-40 Berdasarkan penglihatan (9-,l0), Paulus dkk. (termasuk pengarang: 'kami') menyeberang ke Makedonia dan tiba di kota Filipi (11-121. la membaptis Lidia (13-16), dan mengusir roh (Paulus dan Silas dipenjarakan, namun secara Ajaib dibebaskan kepala penjara percaya (19:40). 17:1-15 Pengalaman yang serupa terulang di Tesalonika (1-9) dan (10-14). Paulus ke Atena. l7:16 - 18:17 Perjalanan Misi Kedua: Yunani 17:16-34 Di Atena, pusat kebudayaan Yunani, paulus berdialog para cendekiawan mengenai ibadat berhala dan Allah dan mewartakan lnjiltanpa banyak hasil. 18:1-17 Di Korintus, pusat perdagangan Yunani, Paulus selama dua tahun membina umat Kristen. 18:18 - 19:20 Perjalanan Misi Ketiga: Efesus 18:18-23 Dari Korintus Paulus berjalan lewat Efesus ke Palestina. ia segera Memulai perjalanan misi baru ke Asia Kecil. 18:24-213 Apolos berkarya di Efesus dan Yunani. 19:1-20 Paulus kembali ke Efesus dan menumpangkan tangan orang yang telah menerima baptisan Yohanes (l-7). sihir dihentikan ( 1 3-20). 19:21 - 2l:26 Perjalanan pulang ke Yerusalem 19:21-40 Rencana Paulus diungkapkan:. lewat Makedonia dan Yunani kembali ke Yerusalem, dan sesudahnya ke Roma (.21-22). Huru hara di Efesus mempercepat keberangkatan Paulus (23-40). 20:1-16 Paulus berjalan melaluiMakedonia dan yunani, kembalike (Asia Kecil, 1-6), di mana ia membangkitkan anak yang jatu dari jendela 17-121; lalu berjalan terus ke Miletus (13-16). 20:17-.38 Di Miletus Paulus pamit dengan para penatua Efesus. 21:1-14 Perjalanan lewat Tirus (1-6), ke Kaisarea; nubuat Agabus tang nasib Paulus kelak (7-14). 21:15-26 Tiba diYerusalem, dan menjumpai yakobus; persepakatan tang pelaksanaan nazar dalam Bait Allah. 21=27 – 28:30 PAULUS SEBAGAI TAHANAN MEMBAWA INJIL KE ROMA 2l:27 - 23:35 Paulus ditahan di Yerusalem 21:27-40 Paulus ditangkap i.27-361; ia minta izin untuk berbicara (37-40). 22:1-22 Pidato Paulus untuk orang Yahudi di halaman Bait Allah (versi kedua kisah panggilannya). 22:23-29 Paulus ketika diperiksa perwira Romawi, memperkenalkan diri sebagai warga negara Roma. 22:30 - 23:11 Paulus di hadapan Mahkamah Agama. Zl:12-35 Karena adanya komplotan orang Yahudi untuk membunuh Paulus, ia dipindahkan ke Kaisarea. 24:1 - 26:32 Paulus diperiksa gubernur di Kaisarea 24:1-27 Tuduhan dan pembelaan di hadapan gubernur Feliks (1-21) yang memperlakukannya dengan baik, tetapi tanpa menyelesaikan perkara {22-27} 25:1-12 Gubernur Festus ingin menyelesaikan perkara dengan memihak golongan Yahudi (1-9); lalu Paulus naik banding kepada Kaisar (10-12). 25:13 - 26:32 Paulus berbicara di hadapan Agripa dan Festus (versi ketiga kisah panggilannya); mereka tidak menemukan kesalahan. Tapi Paulus sudah terlaniur naik banding kepada Kaisar. 27:l - 28:31 Paulus dibawa ke Roma 27:1-44 Pelayaran sampai Kreta (1-13), badai (14-261, dan kapal terkandas (127-44). 28:1-16 Paulus tinggal beberapa waktu di Malta (1-10) dan dari situ berjalan ke Roma (11-16). 28:17-31 Paulus sebagai tahanan rumah sempat mewartakan lniil di ibu kota kerajaan Romawi. I. Kamu akan Menjadi Saksi-Ku SASARAN : Menyadari bahwa Yesus tidak meninggalkan pengikut-pengikut-Nya tanpa memberikan peneguhan serta pengarahan kepada mereka, yaitu penguatan iman,janji Roh Kudus, harapan masa depan serta tugas ke-rasu lan. BAHAN : Kisah Para Rasul 1:1-11 A. PERSIAPAN 1. Usaha sendiri a-e (lihat Pendahuluan A, 1 a-e) f. Kis 1:1-11 mulai dengan ayat penghubung (ay 1)dan berakhir dengan kisah kenaikan Yesus (ay 9-11). Di antaranya diceritakan bagaimana Yesus - di antara wafat dan kenaikan-Nya memberi keterangan dan instruksi kepada rasul-rasul. Bimbingan apakah diberikan Yesus kepada rasul-rasul menurut ay3 ay 4-5 : ay 6-8 : g. Kata-kata kunci dalam kisah kenaikan (ay 9-11) ialah: menyaksikan / menatap/ melihat pandangan, terangkat/ pergi,awan/langit/surga. Apa arti kata-kata ini? Apa maksud seluruh tiga ayat ini, dan khususnya maksud dari perkataan kedua utusan Allah dalam ayat terakhir? Renungkanlah pesan tiap-tiap bagian perikop ini bagi anda sendiri sebagai pengikut Kristus yang hidup di antara hari kenaikan Kristus dan hari kedatangan-Nya kembali. 2. Tafsiran singkat Seluruh Perjanjian Baru memberi kesaksian bahwa Yesus setelah kebangkitan menduduki tempat di sebelah Allah Bapa. Tetap hanya Lukaslah yang menceritakan peristiwa pengangkatan Yesus ke sisi Allah. la bahkan menceritakan peristiwa itu dua kali. Pertam: kali pengangkatan Yesus digambarkan dengan singkat namun meriah pada akhir lnjilnya: Yesus terangkat ke surga sementara merrberkati murid-murid; mereka menyembah-Nya lalu pulang dengan sangat bersukacita (Luk 24:50-53). Di sini kenaikan Yesus dilukiskan sebigai puncak hari Paska, puncak kemenangan Yesus yang dikat slbagai Mesias dan Tuhan, dan juga sebagai puncak iman kepercayaan para rasul. KenaikanYesus itu seka lilagi diceritakan sebagai adegan pembukaan Kisah Para Rasul. Di sini suasana sudah lain' Pengangkatan Yesus disebut dengan kata-kata yang lebih biasa (ay 1,9, 11). Bukannya puncak hari Paska melainkan akhir empat puluh hari persiapan. Perhatian sudah bergeser dari pengalaman Paska yang meriah dengan gembira ke masa persiapan rasul-rasul; masa itu berakhir dengan keberangkatan Yesus. la meninggalkan mereka dengan menyerahkan kepada mereka tugas besar untuk menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi, hingga la datang kembali. a. Saksi mata Yesus yang telah dibangkitkan Tugas utama para rasul kelak ialah memberi kesaksian bahwaYesus yang disalibkan, dibangkitkan oleh Allah, Kesaksian itu mereka sebarkan ke mana-mana, dan menjadi dasar iman Gereja. Tentu timbullah pertanyaan apakah kesaksian para rasul itu sungguh-sungguh dapat dipercayai? Di sini Lukas menjawab pertanyaan itu degan positif: sebab dengan banyak tanda Yesus sudah memperlihatkan kepada rasul-rasul bahwa la hidup dan hadir pada mereka; berulang kali la menampakkan diri kepada mereka, berbicara dengan mereka; makan bersama mereka (ay 3-8) Dalam rangka ini pun jumlah empatpuluhhari perlu dimengeerti dengan tepat. Maksudnya bukan tepat empat puluh hari menurut penanggalan. Angka empat puluh melambangkan suatu masa yakni suatu masa yang lama (Bil 14:22, Luk 4:2), suatu waktu yang genap dan cukup bagi para rasul untuk memperoleh pengalaman yang lengkap mengenai Yesus yang telah bangkit. Maka kesaksian mereka sungguh berdasar dan dapat di percayai. b. Roh Kudus Yang diianiikan Yesus melarang para rasul meninggalkanYerusalem,Menuru: Injil Mat, Mrk dan Yoh para rasul justru segera meninggalkan Yerusalem, kota yang membunuh Yesus dan yang merupakan ancaman bagi kelompok lemah nelayan Galilea yang tidak mernpunyai dasar hidup atau kepentingan apa pun di kota itu. Lukas sebaliknya menekankan bahwa para rasur harus tinggar di kota Yerusalem kota yang telah menjadi tujuan utama karyia dan perjalanan Yesus sejak Luk 9:51; kota itu harus menjadi pangkal pewartaan Injir kepada seluruh dunia (ay 8). Mereka harus tinggal di Yerusalem pertama-tama untuk menantikan pembaptisan dengan Roh Kudus (ay 5). pencurahan Roh Allah ke atas mereka itu sudah dijanjikan Allah melalui nabi Yoel 2: 28-32,' Yesus tidak. hanya mengingatkan mereka akan janji Allah itu (Luk 24:29), tetapi Ia sendiri juga akan memenuhinya Ia akan mencurahkan Roh.itu setelah pengangkatan-Nya (Kis. 2:23). Roh Allah itu adalah Roh yang sama yang telah diberikan oleh Yesus sendiri, dan yang telah mendorong seluruh karya Yesus sepanjang lnjil Lukas (bdk. ay 2). Roh itu akan menjadi penggerak pula karya para rasul, mulai dari Yerusalem sampai kepada pusat seluruh bumi (ay 8). Hal itu ditampakkan dalam seluruh Kisah Para Rasul, dalam setiap babnya. Karena itu Kisah para Rasurjuga sering disebut' Injil Roh Kudus. c. Kerajaan Allah: Yesus yang tampak kepada rasul-rasul, berbicara dengan me reka tentang pokok yang sejak semula merupakan inti ajaran dan tindakan-Nya, yaitu Kerajaan Attah (ay 3). Tetapi sampai saat ini rasul-rasul masih kurang mengerti makna yang sebenarnya, seperti kelihatan dari pertanyaan mereka, ,,Tuhan, maukah enggau memulihkan kerajaan b a g i I s r a e l ? tetapi Kerajaan Allah bagi mereka masih berarti kelajaan Israel yang merdeka, di bawah pimpinan Yesus sebagai raja pembebas; dan"raja itu tentu mesti didampingi oleh nelayan-nelayan dari Galilea sebagai menteri- menteri-Nya (Mrk 10:36). Mereka mengharapkan Negara kemerdekaan Israel segera didirikan oreh Yesustanpa menund-nunda. Sekali lagi Yesus mengoreksi harapan pasu itu. Rasul-rasul tidak perlu mempersoalkan s a a t Kerajaan. Kapan Yesus datang sebagai raja yang mulia dan kuasa, merupakan keputusan dan wewenang Allah Bapa melalui (ay. 7). Sementara ini rasul-rasul mendapat tugas untuk ikut mempersiapkan kedatangan kerajaan Allsh. Kerajaan itu secara sembunyi sudah ada sejak Yesus mulai berkarya,tetapi baru akan tampak secara terbuka di masa depan yang belum diketahui. para rasur.diberi tugas sebagai saksi Yesus untuk mempersiapkan orang, bukan hanya orang, bukan hanya orang Israel tetapi semua umat manusia sampai ke ujung bumi. Kerajaai Ailah dimaksudkan untuk mereka semua, dan bukan hanya , untuk satu bangsa saja. Mengapa kamu berdirimelihat ke langit Setelah mendapat banyak penampakan selama'empat puluh hari', para rasul menyaksikan pengangkatan Yesus. ltulah penampakan terakhir. Mereka melihat Ye- sus pergi ke surga sampai awan menutupi Dia dari pandangan mereka. Dengan demikian masa penampakan secara definitif dinyatakan selesai. Hilangnya Yesus dari pandangan murid, yang selanjutnya harus hidup dan percaya tanpa melihat, dilukiskan Lukas dengan memakai bahasa dan kiasan dari zamannya. 'Bapa mengangkat Yesus ke Surga' Itu. Yesus diangkat dari burni di bawah ke surga di atas; la masuk ke dalam awan yang menyelubungi Dia. Dengan demikian terungkap iman para rasul bahwa Yesus yang mula- mula menampakkan diri kepa mereka, tetapi kemudian tidak dilihat lagi, berada di sisi Bapa. Surga adalah dunia Allah; dan awan pun melarn- bangkan Allah yang Nampak dan terselubung sekaligus (Kel 19:16-19, 33:9). Yesus selanjutnya tersembunyi dalarn misteriAllah. 'Mengapa kamu berdiri melihat ke atas? Para rasul berdiri terpaku sambil menatap ke langit (surga) saja. Tidak dijelaskan apakah mereka menatap karena 'terkesima, hilang akal, kecewa, merasa ditinggalkan, atau sebaliknya karena tetap mengharapkan bahwa pada saat itu juga Anak Manusia akan memperlihatkan diridalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan (Luk 21:.27l,. Apa pun alasannya sikap merekaditegur oleh utusan-utusan Allah. Tidak pada tempatnya rasul berdiritak bergerak dan memperhatikan surga saja. Dipastikan bahwa Yesus akan kembali dalam awan dengan mulia. Tetapi kedatangan itu merupakan peristiwa masa depan ('akan'). Suatu harapan yang pasti! Tetapi saatnya masih merupakan rahasia Bapa (ay 7). Dan caramenyambut kerajaan Allah atau kedatangan Yesus dalam kemuliaan-Nya bukanlah dengan berdiri menatap ke surga, tetapi dengan pergi menjadi saksi Yesus sampai ke ujung bumi. Terlebih dahulu mereka harus menantikan janji Bapa di Yerusalem (ay 4,8). Maka setelah ditegur, rasul-rasul kembali ke Yerusalem di mana mereka "bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama" (ay. 12-141 sambil menantikan pencurahan Roh Kudus. B. PELAKSANAAN PERTEMUAN 1. Doa/Nyanyian Pembukaan 2. Pengantar Bacaan Alkitab Kita sering menyaksikan acara serah terima. Fungsi dan wewenang pejabat yang satu dilimpahkan kepada yang lain. Ada pidato singkat, ada berjabat tangan. Kejadian itu sangat penting, tetapi tidak kalah penting apa yang mendahuluinya. Kedua orang yang bersangkutan barangkali sudah bertemu berhari-hari lamanya. Segala seluk-beluk, suka dan duka dari tugas yang akan diserahterimakan dijelaskan kepada orang yang baru. Keberhasilannya nanti sangat tergantung pada persiapan itu. Juga di antara kita sebagai umat Kristen sering terjadi serah terima.Bukan hanya pastor atau guru agama, tetapi kita semua sewaktu- waktu dapat diserahi salah satu tugas atau tanggung jawab. Sebelum wewenang diserahkan kepada kita, pasti diharapkan ada persiapan secukupnya. Modelnya kita jumpai dalam serah terima yang paling pertama yang pernah terjadi dalam umat Kristen: dari Yesus kepada rasul-rasul. Setelah Yesus terangkat dari antara mereka dan pergi kepada Bapa, la menyerahkan tugas dan kuasa (Roh Kudus) kepada mereka, pada hari Pentakosta. Tetapi sebelumnya la sudah menyiapkan mereka untuk tugas itu. Hal itu diceritakan dalam ayat-ayat pembukaan Kisah Para Rasul, yang kita dengarkan. 37 II. Bahasa Roh Kudus SASARAN : Menyadari bahwa Roh Kudus memungkinkan pewartaan Injil dalam bahasa segala bangsa dan kebudayaan, lapisan dan golongan. BAHAN: Kisah Rasul-Rasul21-13 A. PERSIAPAN 1. Usaha sendiri a-e (Lihat Pendahuluan A, 1 a-e) Dengan lambang dan kiasan manakah turunnya Roh Kudus dilukiskan dalam ay.2'3? Bandingkanlah dengan turunnya Allah di gunung Sinai, Kel 19:16-20' Apa maksud lukisan dalam ayat itu? Roh Kudus memberi mereka masing-masing berkata dalam bahasa-bahasa lain ay. 4 bnd. Dengan ayat 11 juga Kis. 4:31. Apa maksu d aY 4? Cobalah memahami kiasan ay 3 dengan bertolak dari ay 4? Siapakah yang berkumpul untuk mendengar para rasul (ay. 9-11a ? dan Bagaimana reaksi mereka? Perhatikan ulangan kalimat dan kata-kata yang searti dalam ay 6-12' Mengapa reaksi mereka demikian? Berapa kali dipakai kfia'semua' dan'masing-masing'? dalam ay 5-13 (apa maksudnya? Bdk' 1:8) 3. Tafsir singkat Kisah Pentakosta tampak pe.nuh dengan keajaiban: ada bunyi yang seperti tiupan angin turun dari surga; ada lidah-lidah api yang hinggap pada semua hadirin; ada nelayan sederhana dari Galilea yang tiba-tiba dapat berbahasa asing. Bagi pembaca yang satu sungguh-sungguh mempesonakan, sebab membuktikan kuasa Roh Kudus yang luar biasa. Bagi pembaca lain barangkali membingung- kan, sebab pengalaman Pentakosta serupa itu kurang berkaitan dengan pengalaman imannya sekarang ini. Untuk menghindarkan pandangan yang kurang realistis tentang Roh Pentakosta, pentinglah kisah pentakosta dimengerti dengantepat. semuanya tergantung pada pendekatan terhadap kisah ini: apakah kita membacanya sebagai laporan fakta-fakta, sebagai berita tentang apa yang tepat terjadi di hari pentakosta yang pertama itu, ataukah sebagai kisah yang mengandung makna yang lebih mendalam. Di bawah ini Kis 2:1-13 diartikan sebagai kisah yang dengan bantuan lambang dan kiasan berusaha mengungkapkan irti peristiwa Pentakosta sebagaimana dimengerti dan diimani oleh umat Kristen pertama serta penginjil Lukas. Hari Pentakosta yang pertama Kisah ini bertolak dari suatu pengalaman yang nyata, pengalaman penerimaan Roh Kudus. tnjit yohan es l2o:221menempatkan pengalaman itu pada Hari Minggu paska. Lukas menempatkannya pada Hari Raya Pentakosta, yang dirayakan umat yahudi genap tujuh minggu (50 hari) sesudah Paska. Karena merupakan Pesta Ziarah Yahudi, maka tidak mengherankan bahwa pada hari Pentakosta itu murid-murid Yesus berada diYerusalem.'Mereka semua berkumput di satu tempat' 41 Dalam pertemuan doa murid-murid yang menantikan pemenuhan janji-janji Tuhan, terjadi sesuatu yang luar biasa. Mereka dibebaskan dari ketakutan, dan diberi kekuatan, keberanian dan kemampuan untuk memberi kesaksian tentang Yesus. Ditengah orang-orar; Yerusalem yang sudah membunuh Yesus, mereka tanpa gentar mulai mewartakan bahwa Yesus itu dibangkitkan oleh Allah; bahwa Yesus itu hidup dan adalah Mesias dan Tuhan mereka. Di luar segala dugaan, berita itu diterima oleh sejumlah besar penduduk Yerusale- yang bertobat dan bergabung dengan kelompok murid Yesus. Pengalaman itu dorongan untuk mewartakan Kristus serta hasil: yang pertama - oleh murid-murid diyakini sebagai pemenuhan Kristus. Pewartaan ini serta hasilnya tidak berasal dari mereka sendiri, melainkan berasal dari Tuhan yang menguatkan mereka dengengan kekuatan Roh-Nya. MelebihiPenampakan Allah di Sinai Penerimaan Roh Tuhan pada masa awal itu senantiasa diingat oleh umat Kristen pertama. Mereka merenungkan dan menyega'kannya tiap-tiap kali mereka berkumpul kembali di Yerusalem sampai Hari raya Pentakosta pada tahun-tahun berikutnya. Bersama umat Yahudi mereka tetap merayakan pesta Pentakosta, pesta ziara pada akhir panen gandum (lm 23:15-21|r. Pesta panen itu juga merupakan peringatan akan Perjanjian di Sinai. Dalam ibadat Hari Raya." itu didengarkan kisah tentang peristrwa Sinai: bagaimana Tuhan menampakkan diri-Nya kepada umat dalam badai dan api untuk memberikan kesepuluh firman kepada mereka (Kel 19-20). Sambil merenungkan peristiwa Sinai itu, orang Kristen mulai menginsafi bahwa Tuhan telah menampakkan diri-Nya secara baru kepada mereka saat la mencurahkan Roh-Nya atas para rasul dan memberi mereka firman lnjil untuk diberitakan kepada seluruh umat manusia. Lalu turunnya Roh Allah di hari Pentakosta mulai diceritakan dengan bahasa dan kiasan yang dipinjam dari cerita tentang turunnya Allah gunung Sinai. Seperti la telah menyatakan diri-Nya di situ dalam badai (Kel 19:16) dan api (19:18), demikian pun di sini Tuhannyatakan diri-Nya, kekuatan-Nya, Roh-Nya, dalam bunyi tiupan angin keras dan nyala api (Kis 2:2-3\. Peristiwa Pentakosta digambarkan sebagai peristiwa Sinai yang baru, penampakan Tuhan yang baru. Tuhan kembali menyatakan diri-Nya, kali ini tidak untuk meberikan kesepuluh perintah, melainkan untuk memberikan kekuatan Roh-Nya sendiri serta sabda Injil. Dalam tradisi-tradisi Yahudi dikatakan bahwa di Sinai nyala api menjadi bahasa (Philo), dan juga bahwa firman Allah di Sinai membagikan diri dalam 70 lidah sehingga semua 70 bangsa di dunia dac" mendengar hukum dalam bahasanya sendiri (Midras Exodus Rab.Tradisi itu telah membantu umat Kristen untuk mengungkapkan hal yang sangat penting dalam pengalaman mereka. Roh Allah gambarkan dengan kiasan lidah-lidah api yang bertebaran dan hingap pada tiap-tiap rasul. Dengan kiasan itu pertama-tama dikatakan: Penerimaan Roh bukanlah pengalaman masal saja (seperti pada rombongan nabi kuno, lSam 10:5-6 dll.), juga bukan pengalaman beberapa orang terpilih saja (seperti biasanya dalam PL: Musa, ha- kim, raja, nabi), tetapi pengalaman semua murid secara pribadi. Pencurahan Roh atas masing-masing murid Kristus itu merupakan pemenuhan janji yang diberikan Allah lewat nabi Yo6l, "Pada hari- hari terakhir Aku akan mencurahkan Roh-Ku atas semua manusia " (Kis 2:17). Roh (pneuma) yang seperti angin (pnoe) berasal dari Tuhan di surga, ditujukan kepada masing-masing murid, hinggap pada semua murid secara tersendiri. Kedua, pemberian Roh Kudus yang digambarkan dengan kiasan "lidah" itu, berkaitan dengan bahasa, pewartaan, kuasa untuk berbicara. Roh Pentakosta bukanlah kuasa untuk membuat mujizat (Mat 12:28) atau semangat persekutuan (Gal 5:221, juga bukan karunia bahasa lidah (Kis 10:46, 19:6), tetapi adalah Roh Nubuat 12:17) Roh (Pneuma) dalam arti penerimaan firman Tuhan dan dorongan untuk menyampaikan kepada orang lain. Roh Pentakosta adalah Roh Pewartaan (bdk. Kis 4:8,31). Para rasul yang dipenuhi dengan Roh Kudus, men- jadi mampu untuk berkata-kata tentang perbuatan-perbuatan besar dariAllah, yaitu apa yang dilakukan Allah melalui Yesus Kristus. Roh Pentakosta adalah kekuatan yang diberikan Tuhan kepada murid-murid untuk menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi (1:8). Kisah Rasul-Rasul adalah kisah pewartaan lnjil oleh para rasul di Yerusalem, Palestina, Siria, Asia, Yunani sampai ke Roma; Roh Kudus selalu akan disebut sebagai pendorong pewartaan mereka (70 x ). Titik pangkalnya ialah peristiwa Pentakosta. Kisah Pentakosta sebagai pengantar merupakan cerminan dan "bentuk mini" dari seluruh Kisah Rasul-Rasul, Kisah pewartaan lnjil yang digerakkan oleh Roh Kudus. Dalam bahasa kita sendiri Pewartaan lnjil yang digerakkan oleh Roh Kudus itu dimengerti oleh segala bangsa di bawah kolong langit. Hal itu diungkapkan secara mengesankan dalam bagian kedua kisah Pentakosta, ay b-13. Kota Yerusalem pada waktu itu dihunioleh banyak orang yang telah pulang dari perantauan, diaspora. Mereka adalah orang Yahudiyang pernah tinggal di antara bangsa-bangsa lain, tetapi kini sudah kembali menetap di Yerusalem. Merekalah yang - menurut ay 6 berkerumun untuk mendengar suara para rasul. Mereka mewakili semua bangsa, tetapi sekaligus ditekankan bahwa mereka adalah orang Yahudi (pewartaan kepada orang bukan-Yahudi baru akan mulai dalam Kis 10 di rumah Kornelius!). Orang-orang Yahudi bekas perantau itu berasal dari segala bangsa yang tinggal di sebelah timur, utara, selatan dan barat negeri Yudea (ay 9-10), orang pulau (Kreta) dan orang daratan (Arab), baik orang Yahudi karena keturunan maupun orang asing yang telah masuk agama Yahudi. 43