NELSON
MANDELA
“PERCAKAPAN DENGAN DIRI SENDIRI” TETAPI SEKARANG NELSON MEMNDELA BERBICARA KEPADA DUNIA
“PERCAKAPAN DENGAN DIRI SENDIRI” TETAPI SEKARANG NELSON MEMNDELA BERBICARA KEPADA DUNIA
oleh
Matius Sobolim
Nelson Mandela |
Kata-Kata Mutiara Nelson Mandela,
Yang bisa kita pertimbangkan sebagai pegangan hidup. Kata-kata ini dimuat
di halaman paling awal dari buku tsb, sbb:
“Lagipula sel penjara merupakan tempat yang ideal untuk belajar mengenal diri
sendiri, untuk menelusuri/memeriksa benar-benar dan secara teratur proses dari
fikiran dan perasaan sendiri. Ketika melakukan penyimpulan atas kemajuan kita
sebagai individu, kita cenderung, untuk memusatkan pada hal-hal yang diluar,
misalnya posisi sosial seseorang, pengaruh dan popularitas, kekayaan dan taraf
pedidikannya. Itu semua tentu penting dalam menentukan kesuksesan seseorang
dalam masalah material dan sangat difahami bila banyak orang terutama
memusatkan usaha untuk mencapainya.
“Tetapi faktor-faktor intern adalah lebih penting bagi perkembangan seseorang
sebagai manusia. Kejujuran, keikhlasan, sederhana, rendah hati, luhur tanpa
maksud tersembunyi, tidak congkak, selalu siap berbuat untuk orang lain –
kwalitas yang bagi setiap orang bisa dengan mudah untuk dimiliki sendiri –
merupakan fundamen dari kehidupan jiwa seseorang. Perkembangan jiwa seseorang
tak mungkin terjadi tanpa melakukan introspeksi yang serius, tanpa mengenal
diri sendiri, tanpa mengenal kelemahan dan kekeliruan sendiri.
“Sel penjara paling sedikit memberikan kesempatan untuk setiap hari memberikan
penilaian terhadap kelakuan sendiri, untuk mengalahkan yang buruk dan
mengembangkan yang baik di dalam diri sendiri, tak peduli apa itu. Secara
teratur baik-baik memikirkan tentang diri sendiri, katakanlah selama 15 menit
setiap hari sebelum tidur. Cara ini bisa membawa hasil yang bagus. Pada
permulaan mungkin terasa sulit untuk menyebut point-point negatif mengenai diri
sendiri, tetapi pada usaha yang kesepuluh kalinya dapat membawa hasil. Jangan
sekali-kali lupa bahwa orang suci itu pernah berbuat dosa, yang terus saja
berusaha (berbuat sesuatu yang baik).”
Bukankah kata-kata Mandela tsb merupakan butir-butir mutiara yang bisa
dijadikan pedoman hidup?
Buku terbaru Mandela “Pecakapan Dengan Diri Sendiri”, membuka pintu masuk bagi
pembaca ke kehidupan seseorang yang unik. Di sini ditunjukkan kehidupan pribadi
Mandela. Dari surat-suratnya selama saat-saat yang paling sulit dari hidupnya
ketika dipenjarakan dalam waktu yang begitu lama.
Dalam buku ini Mandela bukan ikon, juga bukn orang suci. Di sini ia seorang
biasa yang terdiri dari darah dan daging. “Percakapan Dengan Diri Sendiri”
adalah laporan pribadi, sejak ia sadar politik sampai ke kemegahannya di
panggung dunia. Jarang sekali ada kesempatan untuk berhubungan langsung dengan
Mandela, mendengar suaranya sendiri: langsung, jelas dan mesra.
Peter Godwin menulis di s.k. The Observer, 17 Oktober 2010:
Buku ini adalah suatu lensa berharga untuk melihat bagaimana Mandela mengambil
keputusan-keputusan historis – bagaimana fikirannya tentang komunisme, tentang
kepercayaan Kristianinya, perjuangan bersenjata …. Buku ini menceriterakan
bahwa Mandela lebih memilih Nehru ketimbang Gandhi. Mandela juga menjelaskan
bahwa ia hanya percaya pada non-violence (tanpa kekerasan) sebagai taktik dan
tidak sebagai prinsip. Ia sepenuhnya percaya bahwa ia akan dihukum mati.
Buku ini merupakan suatu pengkoreksian berguna terhadap kecenderungan memandang
sejarah melalui retrospektakel, beranggapan bahwa apa yang telah terjadi itu,
betapapun merupakan hal yang tak bisa dicegah.
Mandela juga mengingatkan kembali bahwa tahanan nomor 466/64 (nomor itu adalah
Mandela yang oleh penguasa dicatat hanya nomor administratifnya saja, I.I)
mungkin bisa dibebaskan puluhan tahun sebelumnya, andaikata ia setuju
dibebaskan di wilayah “black homelands”, yang diciptakan oleh penguasa, dan
bila ia setuju untuk menolak perjuangan bersenjata melawan apartheid. Tetapi ia
menolak kehendak yang memenjarakannya. Demikian antara lain Peter Godwin.
Betapapun penilalaian orang, Nelson Mandela di dunia dewasa ini dipandang sebagai
lambang perjuangan demi keadilan dan paling memberikan isnpirasi.
* * *
Dalam kata pengantarnya Barack Obama menulis a.l.: Beliau (Nelson Mandela),
adalah lambang perjuangan demi keadilan, persamaan dan harga-diri di Afrika
Selatan dan di seluruh dunia. Ia telah memberikan pengorbanan yang begitu
besar, sehingga menginspirasi orang dimana saja untuk melakukan apa saja demi
kemajuan umat manusia.
Suri teladan yang diberikan Mandela menyadarkan saya mengenai apa yang
berlangsung selanjutnya di dunia ini. Serta tugas-tugas kita untuk sesuatu yang
benar. Dengan pilihan yang dibuatnya, Mandela menunjukkan bahwa kita tidak
harus menerima saja dunia itu sebagaimana adanya. Tetapi bahwa adalah tugas
kita untuk berusaha membuat dunia sebagaimana seharusnya.
Buku Mandela, “Percakapan Dengan Diri Sendiri”, berjasa pada dunia. Ia telah
memberikan gambaran mengenai Mandela sebagai manusia. . . . Dengan bukunya itu
Mandela mengingatkan bahwa ia bukan manusia sempurna. Seperti kita semua,
Mandela juga telah melakukan kesalahan. Tetapi kesalahan-kesalahannya itu justu
memberikan inspirasi pada kita.
Buku ini adalah suatu cerita mengenai seorang yang telah mempertaruhkan
hidupnya untuk cita-cita yang diyakininya dan yang melakukan usaha keras demi
suatu hidup yang membikin dunia ini lebih baik.
Aku belum selesai membaca buku terbaru Mandela ini. Entah kapan akan selesai
membacanya, siapa tahu. Oleh karena itu kubuatlah tulisan ini. Paling tidak
memperkenalkan kepada pembaca mengenai terbitnya buku terbaru Nelson Mandela:[1]
PERCAKAPAN DENGAN DIRI SENDIRI!