NILAI HIDUP
DIMULAI DARI KELUARGA
Oleh
Loany Yovena Kobak, M. Dp.
Anni Kobak |
I. NILAI HIDUP
DIMULAI DARI KELUARGA.
Pendahuluan:
Buku ini sangat
bermanfaat bagi kita semu tentang dan bagaimana mempelajari seluk-peluk nilai
hidup dalam keluarga, bahkan nilai hidup itu sangatlah mencerminkan dalam
kehidupan beretika, dan bersusilah dalam masyarakat termasuk tatagrama maupun
norma-norma lain menyangkut nilai hidup dalam keluarga.namun hal yang perluh
kita sadari adalah bahwa nilai hidup dalam keluarga yang dikehendaki Allah itu
seperti apa.
Apakah yang Dikehendaki Allah
Allah dikehendaki agar supaya manusia harus
mengenal nilai hidup
dimulai dari keluarga. Sebagai manusia kita
harus menerima kerumitan-kerumitan hidup
ini dan menetapkan prioritas. Dari antara
hal-hal yang dihargai oleh Allah dan yang Ia
ingin kita hargai, kita perlu menemukan hal
yang paling penting dan
mempelajarinya.bahwa kita menerima tanggung
jawab, kita mengasihi Dia, mengetahui
Dia, dan menaruh percaya pada-Nya.dipandang
dari segi kesadaran pada hidup anda
sendiri, yang manakah dari
hal-hal ini yang paling penting atau yang manakah perluh
lebih banyak perhatikan.
A. orang-orang yang bertanggung jawab
Tanggung jawab adalah nilai yang
tertinggi dalam kehidupan manusia baik didalam keluarga, kelompok, maupun
masyarakat umum, lebih dari semuanya itu manusia harus bertanggung jawab
terhadap Allah sebab Allah menciptakan manusia dengan hikmat untuk
mempertanggung jawab atas segala ciptaan.lebih khusus mempertanggung jawab
nilai hidup di dalam keluarga. Jadi tanggung jawab adalah suatu nilai yang
ditetapkan di antara umat Allah.
Akhir-akhir ini telah menjadi popular
untuk menghindarkan tanggung jawab atas pilihan-pilihan moral dengan
menggeserkan tanggung jawab itu kepada orang lain.Contoh dalam linggungan
pemuda dan remaja sering terjadi seks bebas, itu kadang mengakibatkan trauma,
dalam pemikiran mereka hanya kenikmatan sementara untuk memuaskan keinginan
tetapi akibat sebab yang terjadi adalah hamil, malu terhadap teman setingkat,
terkurung didalam rumah akhirnya pada saat tersalin bayi tersebut tidak
diterima, maka terjadilah pembunuhan, aborsi, gantung diri. Dilihat dari segi
ini remaja atau pemuda tersebut tidak mau mempertanggung jawab terhadap permasalahan
tersebut. Melarikan diri dari permasalahan, ini yang disebut tidak bertanggung
jawab terhadap moral dan etika dalam keluarga. Kadang orang menyalahkan
terhadap pergembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang terus bergembang
meluas baik dampak positif maupun dampak negatif, dalam hal ini tayangan gambar
pornografi, model seksi dan lain sebagainya, maka hal-hal tersebut sangat kaku
sebab hal-hal tersebut bergantung pada konsumen itu sendiri.
B. Orang yang mengasihi Allah
Allah ingin agar manusia mengasihi Dia.
Lebih tepat lagi Allah ingin agar manusia memilih
untuk mengasihi Dia. Sejak
peristiwa ditaman Eden,
Allah sedang memulikan hubunganya dengan manusia. Allah pencipta yang adil dan
benar dari alam semesta, telah bekerja dengan giat juga sebagai penebus
(Menbeli sesuatu yang sudah hilang ).bahkan Allah dalam anugerah
penyelamatan-Nya kasihny-Nya sangat besar ( Yoh. 3:16). Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia tela mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap oranmg yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan
beroleh hidup yang kekal.maka dalam kehidupan keluarga harus menghargai dua doktrin
Allah sebagai Pencipta dan Allah sebagai penebus.
C. Orang yang batuh
Nilai hidup dimulai dari
keluarga berarti berawal dari kebatuhan. Orang Kristen mengetahui bahwa hidup
moralitas berkantung pada kepatuhan. Di samping soal menjalani hidup orang
Kristen mengetahui bahwa kebahagiaan dan keberhasilan juga berkantung pada kepatuhan.
Yang menghasilkan kebahagiaan bukanlah hal-hal yang besar” Permata-permata
berkilauan dari pengalaman saat demi saat.Kepatuhan berada di pusat hubungan
kita dengan Allah. Kohlberg menjelaskan bahwa nilai-nilai pokok nilai hidup ada
tiga.
- Kebatuhan adalah menghindari hukuman dan berusaha untuk mendapatkan bahala.
- Kebatuhan berarti mengakui dan dengan relah menaklukan diri kepada otoritas yang di luar.
- Kebatuhan tidak di paksakan atau hanya dengan sukarela.
II. BILA TERJADI
PERTENTANGAN NILAI
Bab ini berbicara tentang Nila-nilai manakah yang
sangat penting dalam
kehidupan manusia.apabila manusia berjalan dan
berbuat sesuatu tanpa batas atau melewati standar yang ada. Dengan demikian
Allah memberikan pilihan kepada manusia yaitu kebebebasan, ada banyak orang
mengangkap kebebasan itu adalah melangkar aturan dan banyak orang mendidik anak
dengan otoritas atau selalu mengkungung anaknya, memang untuk perlindungan itu
sangatlah diperlukan, sebab tanaman tanpa pagar tidak dapat terpelihara atau
terlindung jadi kontrol merupakan kenyamanan, sedangkan kebebasan kita perluh
menghargai sebab ada orang yang bebas dalam hal melakukan segala sesuatu adalah
pilihan, dan didalam pilihan harus ada ketertiban. Sebagai contoh Allah
memberikan pilihan kepada Adam dan Hawa, namun didalam kebebasanya adam diseret
oleh keinginan dan adam juga terlalu melangkar oleh ketidakmampuan untuk
kontrol nafsu, dengan demikian Adam dan Hawa jatu dalam dosa namun Allah dalam
rencana penyelamata-Nya mengorbankan anak-Nya yang tunggal sehingga kita
diselamatkan.
Teladan Allah
Mengapa
kita mengikuti teladan Allah, sebab Allah adalah Bapa Sang Pencipta, dan
segalah hukumnya tidak mungkin salah. Dalam kehidupan manusia Allah
membaringkan kita sebagai bayi, dan dia selalu membimbing ke air yang tenang,
dan rumput yang hijau, Dia tidak pernah bertindak dengan kasar atau bersifat
otoriter.bagian ini menunujukan pada bapa atau ibu yang mendidik anak-anak
dengan sistim otoriter, hati-hati dalam mendidik anak sebab Firman Tuhan dengan
tegas untuk mengasuh anak-anak dengan paksa adalah berbahaya. Anak-anak
sebaiknya yangan dipaksa. Alkitab memperingatkan bahwa para bapak hendaknya
mendidik anak-anaknya dengan rasa hormat. Kehormatan orang tua maupun
kehormatan anak itu tersangkut. Hukum Allah menaruh perhatian pada rasa hormat
dan kasih seperti yang ditegaskan oleh kebenaran, “ hai Bapa-bapa, janganlah sakiti
hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya “ ( Kolose 3:21).
Bila orang
berjalan salah
Bagaimana orang yang telah memiliki semua
keuntungan sebuah rumah tangga dan
sebuah keluarga kristiani kadang-kadang bisa
berjalan salah. Karena Allah menciptakan kita sebagai mahluk yang berkehendak
bebas dan memiliki pilihan moral, Ia menghormati kebebasan kita untuk memilih,
meskipun kita memilih untuk tidak percaya kepada Anak-Nya, Allah menghukum kita
karena pilihan-pilihan kita salah. Jadi bagian ini menunjukan pada orang tua
atau bapa adalah sebagai seorang pelatih, seorang pelatih yang baik berhasil
mendidik anak untuk bermain bola di lapangan, jikalau salah didik anak tersebut
tidak berhasil jadi orang tua adalah teladan dalam mendidik anak atau menanamkan
nilai yang baik dalam keluarga.
III.
KONFLIK-KONFLIK YANG ADA DI DEPAN
Kita
perluh melihat kembali dimana gereja mula-mula agama kristen semakin maju dan
tersabar luas hingga terjadi penganiayaan yang hebat, namun dibalik
penganiayaan gereja terus bertumbuh. Sekarang kita menghadapi suatu masalah itu
merupakan tantangan bagi iman bertimbuhan rohani kita semakin berakar, semakin
mendalam dan semakin koko sepanjang hari.
Sekularisme
Sekularisme adalah keadan manusia yang
terlepas dari Allah.nilai-nilai sekuler yang penting sewkali ialah sifat memusatkan perhatian pada diri
sendiri, materialisme dan humanisme. Dari segi penyelidikan tentang
pergembangan moral, maka sekularisme dapat dipandang sebagai bukti-bukti dari
kekurangan yang ada pada setiap dari tiga tingkat pergembangan moral.
- Sifat memusatkan perhatian pada diri sendiri.
- Segala perbuatan Terlepas dari Allah ( Materialisme ).
- Tanpa Allah, perinsip-perinsip harus didasarkan pada umat manusia ( Humanisme
Jawaban dari Allah
Untuk
menangkapi ketiga bentuk sekularisme ini, kita harus berpikir dari segi
pandangan Alkitab.jangan sekali-kali lupa bahwa gereja dan keluarga kristen
harus menghadapi soal-soal ini pulah.Tngkat I. “dan sebagaimana kamu
menghendaki supaya orang berbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada
mereka” ( Lukas 6:31 ).Tingkat II. Janganlah kamu
mengumpulkan harta di bumi ( Matius 6:19 ). Tigkat III. Akulah jalan
kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku” ( Yohanes 14:6). Jadi orang kristen tidak perluh terkurung dalam
humanisme yang meraba-raba itu.perbedaan yang besar ialah bahwa kita mengenal
oknum yang adala pemula dan sumber dari apa saja yang telah ditemukan sebagai
kebenaran.
IV. KESIMPULAN
Apa yang harus mrnjadi akhir buku tentang
nilai-nilai kristen dari segala nilai yang penting dalam pengalaman kristen berbagai
nilai dalam diri orang, berbagai nilai dalam hubungan, berbagai nilai dalam
kecakapan, kemampuan, keterampilan kita harus memutuskan mana yang paling penting.
Menjadi manusia berati harus mengambil keputusan dan menetabkan prioritas.