Integritas
dalam kamus berarti mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan. Arti lainnya
adalah kejujuran. Integritas juga adalah kualitas seseorang yang memiliki
konsistensi dalam penerapan kejujuran, kehandalan, dan kesetiaan (honesty,
truthfulness, fathfulness) yang menyatu dan nampak dalam
tindakan atau usaha pencapaian tujuan tertentu dalam hidupnya.
Kita dapat melihat integritas dengan jelas dalam
diri Daniel. Ketika orang-orang muda disuruh untuk makan makanan
raja, Daniel memilih untuk tidak menajiskan dirinya dengan makanan raja dan ia
lebih memilih untuk makan sayuran dan minum air saja. Ketika raja menitahkan
semua orang untuk menyembah patung raja, Daniel dan teman-temannya memilih
untuk tidak tunduk dan tetap menyembah Allah. Daniel tetap berdoa kepada Allah
sehari 3 kali.
Sebuah integritas adalah sebuah nilai yang
dipelajari lewat proses. Bahkan didalam proses itu, akan sangat banyak
tantangan dan resiko yang kemungkinan besar dapat menggagalkan niat kita dalam
membangun integritas. Ketika Daniel tidak memilih untuk menyembah patung raja,
dia bersama temannya dilemparkan dalam perapian yang menyala-nyala. Namun dia
tetap memilih untuk itu. Mengacu pada kamus, integritas pada akhirnya akan
memancarkan kewibawaan. Pada akhirnya, raja menilai bahwa Daniel dan temannya
memiliki integritas yang tinggi. Oleh karena itu, raja malah menyuruh semua
rakyat untuk menyembah Allah yang disembah oleh Daniel.
Penting untuk diingat bahwa integritas diri perlu
diperjuangkan terus menerus seumur hidup. Sebab integritas diri bukan sesuatu
yang sekali jadi dan dapat bertahan terus. Seseorang dapat memiliki suatu
integritas dalam kurun waktu yang cukup lama, tetapi pada akhir hidupnya dia
dapat berubah menjadi pribadi yang tidak memiliki integritas diri. Dia
tidak lagi mau menepati janji-janjinya. Perkataan dan perbuatannya tidak lagi
selaras. Hal ini disebabkan karena integritas diri kita sangat ditentukan oleh
seberapa dalam dan berkualitasnya spiritualitas yang kita miliki. Padahal
spiritualitas sebagai bagian yang paling inti juga perlu senantiasa dirawat,
dilatih, dikoreksi, ditempa dan diproses dalam persekutuan kita dengan Allah.
Simaklah kisah berikut ini : Shiji, karya
sejarah gemilang yang ditulis oleh sejarawan jaman kuno, Shi Maqian,
merupakan salah satu contohnya, mempertegas peribahasa kuno: “Integritas
seseorang berbicara dengan sendirinya.” Peribahasa ini berasal dari
biografi Jenderal Li dalam Shiji. Tertulis, “Jenderal Li tidak pandai
berbicara. Namun, setelah kematiannya, orang-orang di seluruh pelosok negeri
berkabung baginya karena kesetiaan dan ketulusan hatinya pada orang lain”.
Itulah, integritas seseorang berbicara dengan sendirinya.
Kata-kata ini merujuk pada Li Guang, seorang
jenderal terkenal pada masa Dinasti Xihan. Terkenal bijaksana dan berani,
Jenderal Li membuat jasa besar dalam mempertahankan negeri dari
serangan-serangan musuh. Selain kemahirannya dalam seni perang, dia juga
dikenal amat memperhatikan para prajuritnya. Suatu hari ketika menempuh
perjalanan di musim dingin, Jenderal Li melihat seorang prajurit dengan kaki
penuh luka, berjalan penuh kesukaran. Dia segera turun dari pelana kudanya dan
meminta prajurit itu untuk menunggang kudanya sambil menghibur prajurit itu
dengan lembut. Semua prajurit lain yang menyaksikan kejadian ini, merasa
tersentuh. Ketika berhenti beristirahat, ditemukan bahwa cadangan makanan bagi
pasukan amat terbatas. Jenderal Li memberikan jatah makanannya kepada prajurit
yang terluka dan tidur dengan perut kosong malam itu.
Ketulusan dan perhatian demikian memenangkan
kepercayaan dari para prajurit. Meskipun Jenderal Li tidak bicara tentang hal
ini, para prajuritnya sangat terkesan, maka mereka bertempur dengan gagah
berani melawan pasukan musuh. Ketika terdengar Jenderal Li telah wafat, bahkan
banyak rakyat sipil yang menangis. Shi Maqian mencatat hal ini dalam Shiji dan
memuji integritas Jenderal Li. Pribadi yang berintegritas pasti akan menjadi
berkat bagi banyak orang sebab kehidupannya terbukti dapat menjadi contoh atau
teladan, yang mana kata-katanya sangat dipercaya dan segala tingkah-lakunya
tanpa cacat cela.
Integritas diri perlu terus-menerus ditanamkan
sedalam-dalamnya dengan sikap kasih dan pengajaran firman Tuhan. Ini berarti
prinsip integritas merupakan aspek yang utama dalam kehidupan umat percaya.
Sebab sikap yang berintegritas akan menghasilkan keselarasan dan konsistensi
terhadap seluruh aspek dalam kepribadian kita. Sehingga apabila dia
tertimpa berbagai pergumulan yang berat, kesusahan dan penderitaan; dia tetap
teguh dan setia. Jika demikian integritas kita akan teruji pada saat kita
mengalami berbagai tekanan, persoalan, kegagalan, perasaan kecewa dan
penderitaan. Sehingga dengan integritas diri, kita dapat layak menyapa
dan memanggil nama Tuhan dalam doa yang kita panjatkan kepada Tuhan kemudian
kita dimampukan untuk melakukan apa yang dikehendaki Allah.