Apakah berbahasa lidah adalah bukti dari
memiliki Roh Kudus?
MATIUS SOBOLIM, S. Th |
Ada
tiga peristiwa di dalam kitab Kisah Rasul di mana berbahasa lidah terjadi
bersamaan dengan menerima Roh Kudus (Kisah 2:4; 10:44-46; 19:6). Namun ketiga
peristiwa ini adalah satu-satunya tempat di dalam Alkitab di mana bahasa lidah
adalah bukti dari menerima Roh Kudus. Dalam seluruh kitab Kisah Rasul, ribuan
orang percaya kepada Yesus dan tidak ada dikatakan apa-apa tentang mereka
berbahasa lidah (Kisah 2:41; 8:5-25; 16:31-34; 21:20). Dalam Perjanjian Baru
tidak pernah diajarkan bahwa berbahasa lidah adalah satu-satunya bukti bahwa
seseorang telah menerima Roh Kudus. Bahkan kenyataannya, Perjanjian Baru
mengajarkan hal yang sebaliknya. Kita diberitahukan bahwa setiap orang yang
percaya pada Kristus memiliki Roh Kudus (Roma 8:9; 1 Korintus 12:13; Efesus
1:13-14), namun tidak semua orang percaya berbahasa lidah (1 Korintus
12:29-31).
Jadi
mengapa berbahasa lidah menjadi bukti dari memiliki Roh Kudus dalam ketiga
bagian Alkitab dalam kitab Kisah Rasul tsb? Kisah 2 mencatat bahwa para rasul
dibaptiskan dalam Roh Kudus dan diberikan kuasa olehNya untuk mengabarkan
Injil. Para Rasul dimampukan untuk berbicara dalam bahasa asing (bahasa lidah)
agar mereka dapat membagikan kebenaran kepada setiap orang dalam bahasa mereka
sendiri. Kisah pasal 10 mencatat Rasul Petrus diutus membagikan Injil dengan
orang-orang bukan Yahudi. Sebagai orang-orang Yahudi, Petrus dan orang-orang
Kristen mula-mula lainnya sulit untuk menerima orang-orang dari bangsa lain (mereka
yang bukan orang Yahudi) dalam gereja. Allah memberikan kemampuan berbahasa
lidah kepada orang-orang berbangsa lain ini untuk mendemonstrasikan bahwa
mereka menerima Roh Kudus yang sama dengan yang telah diterima oleh para rasul
(Kisah 10:47, 11:17).
Kisah
10:44-47 menggambarkan hal ini, “Ketika Petrus sedang berkata demikian,
turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan
semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus,
tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas
bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata
dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: "Bolehkah orang
mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah
menerima Roh Kudus sama seperti kita?"” Di kemudian hari Petrus menunjuk
pada peristiwa ini sebagai bukti bahwa Allah juga menyelamatkan bangsa-bangsa
lainnya (Kisah 15:7-11).
Berbahasa
lidah tidak pernah dikemukakan sebagai sesuatu yang harus didapatkan oleh semua
orang Kristen ketika mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat dan karena itu
dibaptiskan dalam Roh Kudus. Kenyataannya, dari semua kisah pertobatan dalam
Perjanjian Baru, hanya dua yang mencatat bahasa liidah dalam konteks tsb.
Bahasa lidah adalah karunia ajaib yang memiliki tujuan khusus untuk waktu yang
khusus. Bahasa lidah bukan dan tidak pernah menjadi bukti dari menerima Roh
Kudus.