Apakah itu Kerajaan Seribu Tahun, dan apakah Kerajaan Seribu Tahun harus dipahami secara harafiah?
Oleh
Matius Soboliem, S. Th
Kerajaan
Seribu Tahun adalah nama yang diberikan untuk 1000 tahun pemerintahan Yesus
Kristus di atas bumi. Sebagian orang berusaha menafsirkan 1000 tahun ini secara
allegoris. Sebagian lainnya memahami 1000 tahun sebagai cara figuratif untuk
mengatakan “masa yang panjang.” Hal ini menyebabkan beberapa orang tidak
mengharapkan pemerintahan Yesus secara fisik dalam dunia ini. Namun demikian,
dalam Wahyu 20:2-7, enam kali Kerajaan Seribu Tahun dikatakan secara spesifik
akan berlangsung selama 1000 tahun. Kalau Allah ingin mengkomunikasikan “masa
yang panjang,” Dia dapat dengan mudah melakukan itu tanpa secara eksplisit dan
berulang kali menyebutkan waktu yang tepat.
Alkitab
memberitahu kita ketika Kristus datang kembali, Dia akan menetapkan diriNya
sebagai Raja di Yerusalem, duduk di atas tahta Daud (Lukas 1:32-33).
Perjanjian-perjanjian yang tanpa syarat menuntut kedatangan Kristus kembali
secara harafiah dan secara fisik untuk mendirikan kerajaanNya. Perjanjian
dengan Abraham menjanjikan Israel tanah, keturunan, penguasa dan berkat rohani
(Kejadian 12:1-3). Perjanjian Palestina menjanjikan Israel pemulihan ke tanah
perjanjian dan penguasaan terhadap tanah itu (Ulangan 30:1-10). Perjanjian Daud
menjanjikan pengampunan pada Israel, suatu cara bagi bangsa itu untuk mendapat
berkat (Yeremia 31:31-34).
Annikmass |
Pada
kedatangan kedua kali, semua perjanjian ini akan digenapi saat Israel
dikumpulkan kembali dari antara bangsa-bangsa (Matius 24:31), bertobat
(Zakharia 12:10-14), dan dipulihkan kembali ke tanah perjanjian di bawah
pemerintahan Mesias, Yesus Kristus. Alkitab berbicara mengenai keadaan pada
zaman 1000 tahun itu sebagai lingkungan yang sempurna, secara fisik dan rohani.
Zaman itu akan menjadi zaman damai (Mikha 4:2-4; Yesaya 32:17-18); sukacita
(Yesaya 61:7, 10); penghiburan (Yesaya 40:1-2), di mana tidak ada kemiskinan
(Amos 9:13-15) atau penyakit (Yoel 2:28-29). Alkitab juga memberitahu kita
bahwa hanya orang-orang percaya yang akan memasuki Kerajaan Seribu Tahun.
Karena itu, masa ini akan menjadi masa yang penuh dengan keadilan (Matius
25:37, Mazmur 24:3-4); ketaatan (Yeremia 31:33); kesucian (Yesaya 35:8);
kebenaran (Yesaya 65:16) dan kepenuhan Roh Kudus (Yoel 2:28-29). Kristus akan
memerintah sebagai Raja (Yesaya 9:3-7; 11:1-10) dengan Daud sebagai wali
(Yeremia 33:15, 17, 21; Amos 9:11). Para pemimpin juga akan memerintah (Yesaya
32:1; Matius 19:28). Yerusalem akan menjadi pusat “politik” dunia (Zakharia 8:3).
Wahyu
20:2-7 hanya memberi jangka waktu yang tepat untuk Kerajaan Seribu Tahun. Tanpa
ayat-ayat inipun ada tak terhingga ayat-ayat lainnya yang menunjuk pada
pemerintahan Mesiassecara harafiah di bumi. Penggenapan dari berbagai
perjanjian Tuhan bergantung pada kerajaan secara harfiah dan secara fisik di
masa yang akan datang. Tidak ada dasar yang kuat untuk menolak pengertian
harafiah mengenai Kerajaan Seribu Tahun dan bahwa jangka waktunya adalah seribu
tahun.