Selasa, 28 Mei 2013

KEJATUHAN MANUSIA – BAGIAN II

KEJATUHAN MANUSIA – BAGIAN II

Oleh

Matius Sobolim, S. Th.

 “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
Akibat pemeberontakan
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat” (Kejadian 3:6-7).

Arthur W. Pink dengan tepat berkata bahwa Kejadian pasal tiga adalah salah satu perikop paling penting dari seluruh Firman Allah. Pink berkata,

            Ini adalah “benih alur cerita dari Alkitab” (“seed-plot of the Bible”). Di sini adalah fondasi yang di atasnya banyak doktrin utama dari iman kita dibangun. Di sini kita menelusuri kembali sumber dari banyak aliran sungai kebenaran illahi. Di sini mulainya drama agung yang ditetapkan di atas sejarah manusia… Di sini kita menemukan penjelasan Tuhan tentang kondisi umat [manusia] yang telah jatuh dan rusak hari ini. Di sini kita belajar tentang kelicikan musuh kita, yaitu Iblis… Di sini menandai tendensi alami manusia secara universal untuk menutupi moralnya yang memalukan dengan alat hasil pekerjaan tangannya sendiri (Arthur W. Pink, Gleanings in Genesis, Moody Press, 1981 edition, hal. 33).

            Dalam studi kita yang lalu tentang pasal yang agung ini kita telah melihat bagaimana Setan masuk ke Taman Eden, merasuki dan berbicara melalui mulut ular. Kita telah mendengar bagaimana Setan berbicara kepada perempuan itu, melempar keraguan tentang apa yang Allah pernah firmankan kepada Adam, memutar-balikkan dan mendistorsi Firman Allah yang telah diberikan, mengatakan kepada perempuan itu “Sekali-kali kamu tidak akan mati” jika kamu makan buah dari salah satu pohon terlarang itu, yaitu “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu.”

Harus diingat bahwa Setan adalah bapa dari segala pendusta. Kita membaca dalam Wahyu 12:4,

“Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi…” (Wahyu 12:4).

Arti dari ayat ini diberikan dengan jelas di beberapa ayat berikutnya, yaitu dalam Wahyu 12:9,

            “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya” (Wahyu 12:9).





Dr. Henry M. Morris berkata,

            Naga besar di sini identifik dengan ular yang ada di taman Eden (Kejadian 3:1)… dan seperti Iblis yang mencobai Yesus [di padang gurun] (Henry M. Morris, Ph.D., The Defender’s Study Bible, World Publishing, 1995, hal. 1448; tafsiran untuk Wahyu 12:9).

            Setan dilempar keluar dari Sorga oleh karena pemberontakannya melawan Allah, dan ingin mengambil tahta Allah (Yesaya 14:12-15; Yehezkiel 28:13-18). Setan dilempar keluar dari Sorga ke bumi, di mana ia menjadi

“…penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka” (Efesus 2:2).

 Namun kira-kira berapa jumlah malaikat yang mengikuti Setan dalam pemberontakannya melawan Allah? Wahyu 12:9 berkata,

“Ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya” (Wahyu 12:9).

Berapa banyak malaikat yang ikut memberontak bersama dengan Setan? Berapa banyak dari mereka yang “dilempar ke bumi bersama-sama dia”? Wahyu 12:4 berkata,

“Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi” (Wahyu 12:4).

Dr. Morris berkata,

‘Bintang-bintang di langit’ ini diidentifikasi sebagai para malaikat Setan dalam Wahyu 12:9 (Morris, ibid., hal. 1447).

Oleh sebab itu, kami percaya bahwa sepertiga dari jumlah malaikat di Sorga ikut memberontak melawan Setan yang menjadi pemimpin mereka dan kemudian mereka semua dilempar ke bumi, menjadi iblis-iblis yang seringkali dijumpai Yesus dalam pelayanan-Nya di bumi.

Setan telah menyesatkan para malaikat ini. Tidak diragukan lagi ia telah menggunakan kobohongan yang sama yang ia gunakan untuk menipu Adam dan Hawa di Taman Eden, ketika ia berkata, “kamu akan menjadi seperti Allah” (Kejadian 3:5). Tidak diragukan lagi kebohongan itulah yang menghancurkan para malaikat yang ikut jatuh tersebut, “Bergabunglah bersama aku, dan kamu semua akan menjadi menjadi allah-allah.” Mereka percaya kepada kebohongan Setan ini, namun mereka tidak “menjadi seperti allah-allah.” Oh, tidak! Mereka menjadi para monster iblis yang jahat, menjelajah dunia dengan kemarahan, dengan penuh nafsu dan amukan!

Seperti itulah Setan telah menipu para malaikat, dengan mencobai mereka untuk berdosa melawan Allah, sehingga ia melakukannya kembali ketika ia menipu manusia. Ide yang sama yang telah menggoda para malaikat ini, yang telah menghancurkan mereka, adalah ide palsu yang sama yang ia gunakan untuk mencobai Adam dan Hawa di Taman Eden. Lihatlah Kejadian 3:4-5,

“Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kejadian 3:4-5).

Saya pikir Setan pasti menggunakan argumentasi yang sama, kebohongan yang sama, untuk membawa sepertiga dari para malaikat di Sorga jatuh dari posisinya di Sorga.

Dan sekarang ia membawa kebohongan itu, dan menipu orang tua kita yang pertama dengan mendistorsi Firman Allah. Dan, sama seperti para malaikat yang jatuh, orang tua kita yang pertama di Taman Eden juga percaya pada kebohongannya dan menjadi jatuh sama seperti para malaikat yang percaya kepada “bapa dari semua pendusta” ini, oleh sebab itu Tuhan Yesus Kristus menyebut Setan demikian ketika Ia berbicara kepada orang-orang Farisi,

“Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Yohanes 8:44).

Dalam ayat itu Yesus menjelaskan kepada kita dua hal penting berhubungan dengan Setan: (1) Ia adalah pembunuh manusia sejak semula” dan (2)ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”

Setan telah mendustai para malaikat ketika ia mencobai mereka untuk mengikuti dia. Setan telah mendustai Adam dan Hawa ketika ia mencobai mereka untuk makan buah dari salah satu pohon terlarang dalam Taman itu.

Setan adalah “pembunuh manusia sejak semua.” Melalui kebohongannya ia telah “membunuh” para malaikat yang mengikutinya, yaitu “malaikat-malaikatnya,” sehingga mereka dilempar keluar dari Sorga dan dibuang ke bumi, di mana mereka menanti penghukuman yang pasti di dalam api Neraka, “yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya” (Matius 25:41). “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula,” karena ia bukan hanya “pembunuh” bagi sepertiga malaikat dari Sorga, namun ia juga telah membunuh seluruh umat manusia dengan dusta dan kebohongannya.

“Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran…” (Yohanes 8:44).

Setan telah membinasakan sepertiga malaikat ke dalam kejatuhan mereka. Dan Setan telah “membunuh” seluruh umat manusia dengan membawa mereka ke dalam dosa yang begitu besar yang mereka lakukan dengan menentang Allah yang hidup, dan mengikuti Setan kepada penghukuman pada saat jatuh ke dalam dosa, semunya dicatat dalam ayat ini.

Ketika Adam berdosa itu bukan bagi dirinya sendiri. Ia secara alami adalah kepala dari seluruh ras manusia. Sama seperti pemberontakan Setan yang langsung menyebabkan sepertiga malaikat di Sorga jatuh, demikian juga pemberontakan Adam dan kejatuhan Adam ke dalam dosa memiliki konsekuensi yang besar terhadap seluruh umat manusia. Seluruh umat manusia jatuh di dalam Adam yang secara alami adalah kepala mereka. Sebuah buku Puritan klasik untuk anak-anak dengan tepat mengatakan, “Di dalam kejatuhan Adam, kita semua telah jatuh ke dalam dosa.” Dengan mempercayai kebohongan Setan, dan makan buah dari pohon terlarang itu, membawa Adam kepada kematian bagi semua keturunannya – yaitu seluruh umat manusia. Seperti Rasul Paulus menulis demikian,

“Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang …” (Roma 5:12).

Efek dari dosa Adam pada umat manusia tak terukur. Sebelum Kejatuhan, Allah dan manusia ada dalam persekutuan. Setelah Kejatuhan persekutuan itu berakhir. Mereka terpisah dari Allah. Setelah Kejatuhan mereka mencoba untuk menyembunyikan diri mereka sendiri dari Allah.

Sebelum Kejatuhan manusia adalah suci dan tanpa dosa. Adam dan Hawa tidak memiliki natur dosa. Setelah Kejatuhan mereka penuh dengan dosa dan menjadi malu. Rasul Paulus berkata,

“Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang”
      (Roma 5:12).

Ayat itu tidak berkata “dosa-dosa” telah masuk ke dalam dunia. Itu dikatakan “dosa.” Adam tidak membawa dosa ke dalam dunia dengan memberikan serangkaian teladan yang buruk. Tindakan dari dosanya yang membawa perubahan di dalam naturnya. Hatinya menjari rusak atau bobrok.

Sebelum Kejatuhan manusia ke dalam dosa manusia dapat makan buah dari Pohon Kehidupan dan hidup selama-lamanya (Kejadian 2:9; 3:22). Setelah Kejatuhan kematian fisik menjadi bagian dari hukuman atas dosa Adam. Roma 5:12 mengatakan,

“Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut…” (Roma 5:12).

Ini mengacu kepada baik kematian spiritual maupun fisikal. Setelah Adam jatuh ke dalam dosa, Allah berfirman,

“…sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” (Kejadian 3:19).

Oleh sebab itu, secara fisikal ia akan mati sama seperti kematiannya secara spiritual sebagai akibat dari dosa Adam.

Sebagai akibat dari Kejatuhan itu, dosa menjadi universal di dalam seluruh umat manusia. Semua orang sekarang lahir dengan natur yang penuh dosa, yang diwariskan dari Adam, yang secara alami adalah kepala dari umat manusia.

“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Roma 5:12).

Natur dosa yang mendasar dari manusia yang telah jatuh dijelaskan di seluruh Alkitab.

“Karena tidak ada manusia yang tidak berdosa”
      (I Raja-raja 8:46).

“Sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu” (Mazmur 143:2).

“Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa” (Pengkhotbah 7:20).

“Jadi jika kamu yang jahat” (Lukas 11:13).

“Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Roma 3:10-12).

“Supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.” (Roma 3:19).

“Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita”
      (I Yohanes 1:8).

Kami percaya bahwa dosa Adam telah diimputasikan kepada semua keturunannya, yaitu, kepada seluruh umat manusia. Karena kesatuan organik umat manusia, Allah memperhitungkan dosa Adam pada seluruh keturunannya. Oleh sebab itu, natur yang dimiliki oleh semua orang sekarang ini adalah natur yang sama rusak atau bobroknya dengan natur yang dimiliki oleh Adam setelah Kejatuhannya ke dalam dosa. Menurut Roma 5:12 kematian (baik secara rohani maupun fisik) telah menjalar kepada semua manusia, karena semua manusia telah berdosa di dalam Adam, kepala mereka secara alami.

Ini adalah apa yang kita maksudkan dengan “Kerusakan Total” (“Total Depravity”) umat manusia. Ini berarti bahwa manusia secara alami telah rusak, tidak memilik kasih yang benar untuk Allah. Ini berarti bahwa ia menyombongkan dirinya sendiri di hadapan Allah, bahwa ia mengasihi dirinya sendiri dari pada kepada sang Penciptanya. Kerusakan Total (Total Depravity) juga berarti bahwa setiap manusia dalam keadaan alaminya tidak menyukai Allah, suatu penolakkan atau kebencian kepada Dia, dan melawan Dia.

“Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah” (Roma 8:7).

“Keinginan daging” mengacu kepada “manusia yang belum diregenarikan,” belum lahir baru (The Geneva Bible, 1599, note on Romans 8:7).

Oleh sebab itu, Ketajuhan Adam, dalam Kejadian pasal tiga, memiliki efek langsung terhadap Anda. Entah Anda lahir di gereja ini atau tidak, Anda telah menerima natur yang membenci Allah di dalam Kristus, yang Anda warisi dari nenek moyang Anda yaitu Adam. Apa yang Anda pikirkan, pelajari dan lakukan tidak ada yang dapat membalikkan warisan kerusakan hati (inner corruption) Anda. Oleh sebab itu, keselamatan harus datang dari sumber yang “asing,” dari sumber yang secara sempurna berada di luar diri Anda sendiri. Dan sumber itu adalah Allah sendiri. Allah harus membangunkan Anda akan kerusakan hati Anda. Allah harus melayukan gagasan palsu Anda tentang keselamatan, dan menginsafkan Anda akan keadaan batiniah Anda yang telah rusak. Allah harus menarik Anda kepada Kristus, untuk penyucian dan menjadikan Anda ciptaan baru. Karena dosa Adam, tiada lain selain Kristus, “Adam yang terakhir,” yang dapat menyelamatkan diri Anda. Itu adalah keselamatan hanya oleh anugerah, hanya melalui Kristus. Itu adalah apa yang kami percaya dan khotbahkan. Maukah Anda datang kepada Kristus dan bertobat segera!. Khotbah ini dipeti dari Dr. Hymers setiap minggu di Internet di www.realconversion.com. Klik on “Manuskrip-Manuskrip Khotbah.”




KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?

  KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...