KEJATUHAN
MANUSIA – BAGIAN II
Oleh
Matius
Sobolim, S. Th.
“Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata
mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat
daun pohon ara dan membuat cawat” (Kejadian 3:6-7).
Akibat pemeberontakan |
Arthur W.
Pink dengan tepat berkata bahwa Kejadian pasal tiga adalah salah satu perikop
paling penting dari seluruh Firman Allah. Pink berkata,
Ini adalah
“benih alur cerita dari Alkitab” (“seed-plot of the Bible”). Di sini
adalah fondasi yang di atasnya banyak doktrin utama dari iman kita dibangun. Di
sini kita menelusuri kembali sumber dari banyak aliran sungai kebenaran illahi.
Di sini mulainya drama agung yang ditetapkan di atas sejarah manusia… Di sini
kita menemukan penjelasan Tuhan tentang kondisi umat [manusia] yang telah jatuh
dan rusak hari ini. Di sini kita belajar tentang kelicikan musuh kita, yaitu
Iblis… Di sini menandai tendensi alami manusia secara universal untuk menutupi
moralnya yang memalukan dengan alat hasil pekerjaan tangannya sendiri (Arthur
W. Pink, Gleanings in Genesis, Moody Press, 1981 edition, hal. 33).
Dalam studi
kita yang lalu tentang pasal yang agung ini kita telah melihat bagaimana Setan
masuk ke Taman Eden, merasuki dan berbicara melalui mulut ular. Kita telah
mendengar bagaimana Setan berbicara kepada perempuan itu, melempar keraguan
tentang apa yang Allah pernah firmankan kepada Adam, memutar-balikkan dan
mendistorsi Firman Allah yang telah diberikan, mengatakan kepada perempuan itu
“Sekali-kali kamu tidak akan mati” jika kamu makan buah dari salah satu pohon
terlarang itu, yaitu “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu.”
Harus
diingat bahwa Setan adalah bapa dari segala pendusta. Kita membaca dalam Wahyu
12:4,
“Dan ekornya
menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi…”
(Wahyu 12:4).
Arti dari
ayat ini diberikan dengan jelas di beberapa ayat berikutnya, yaitu dalam Wahyu
12:9,
“Dan naga
besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh
dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan
malaikat-malaikatnya” (Wahyu 12:9).
Dr. Henry M.
Morris berkata,
Naga besar
di sini identifik dengan ular yang ada di taman Eden (Kejadian 3:1)… dan
seperti Iblis yang mencobai Yesus [di padang gurun] (Henry M. Morris, Ph.D., The
Defender’s Study Bible, World Publishing, 1995, hal. 1448; tafsiran untuk
Wahyu 12:9).
Setan
dilempar keluar dari Sorga oleh karena pemberontakannya melawan Allah, dan
ingin mengambil tahta Allah (Yesaya 14:12-15; Yehezkiel 28:13-18). Setan
dilempar keluar dari Sorga ke bumi, di mana ia menjadi
“…penguasa
kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka” (Efesus 2:2).
Namun kira-kira berapa jumlah
malaikat yang mengikuti Setan dalam pemberontakannya melawan Allah? Wahyu 12:9
berkata,
“Ia
dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya” (Wahyu
12:9).
Berapa
banyak malaikat yang ikut memberontak bersama dengan Setan? Berapa banyak dari
mereka yang “dilempar ke bumi bersama-sama dia”? Wahyu 12:4 berkata,
“Dan ekornya
menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas
bumi” (Wahyu 12:4).
Dr. Morris
berkata,
‘Bintang-bintang
di langit’ ini diidentifikasi sebagai para malaikat Setan dalam Wahyu 12:9
(Morris, ibid., hal. 1447).
Oleh sebab itu, kami percaya bahwa sepertiga dari
jumlah malaikat di Sorga ikut memberontak melawan Setan yang menjadi pemimpin
mereka dan kemudian mereka semua dilempar ke bumi, menjadi iblis-iblis yang
seringkali dijumpai Yesus dalam pelayanan-Nya di bumi.
Setan telah
menyesatkan para malaikat ini. Tidak diragukan lagi ia telah menggunakan kobohongan
yang sama yang ia gunakan untuk menipu Adam dan Hawa di Taman Eden, ketika ia
berkata, “kamu akan menjadi seperti Allah” (Kejadian 3:5). Tidak diragukan lagi
kebohongan itulah yang menghancurkan para malaikat yang ikut jatuh tersebut,
“Bergabunglah bersama aku, dan kamu semua akan menjadi menjadi allah-allah.”
Mereka percaya kepada kebohongan Setan ini, namun mereka tidak “menjadi seperti
allah-allah.” Oh, tidak! Mereka menjadi para monster iblis yang jahat,
menjelajah dunia dengan kemarahan, dengan penuh nafsu dan amukan!
Seperti itulah Setan telah menipu para malaikat,
dengan mencobai mereka untuk berdosa melawan Allah, sehingga ia melakukannya
kembali ketika ia menipu manusia. Ide yang sama yang telah menggoda para
malaikat ini, yang telah menghancurkan mereka, adalah ide palsu yang sama yang
ia gunakan untuk mencobai Adam dan Hawa di Taman Eden. Lihatlah Kejadian 3:4-5,
“Tetapi ular
itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka,
dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat”
(Kejadian 3:4-5).
Saya pikir
Setan pasti menggunakan argumentasi yang sama, kebohongan yang sama, untuk
membawa sepertiga dari para malaikat di Sorga jatuh dari posisinya di Sorga.
Dan sekarang ia membawa kebohongan itu, dan menipu
orang tua kita yang pertama dengan mendistorsi Firman Allah. Dan, sama seperti
para malaikat yang jatuh, orang tua kita yang pertama di Taman Eden juga
percaya pada kebohongannya dan menjadi jatuh sama seperti para malaikat yang
percaya kepada “bapa dari semua pendusta” ini, oleh sebab itu Tuhan Yesus
Kristus menyebut Setan demikian ketika Ia berbicara kepada orang-orang Farisi,
“Iblislah
yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia
adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab
di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta”
(Yohanes 8:44).
Dalam ayat
itu Yesus menjelaskan kepada kita dua hal penting berhubungan dengan Setan: (1)
Ia adalah pembunuh manusia sejak semula” dan (2) “ia adalah
pendusta dan bapa segala dusta.”
Setan telah
mendustai para malaikat ketika ia mencobai mereka untuk mengikuti dia. Setan
telah mendustai Adam dan Hawa ketika ia mencobai mereka untuk makan buah dari
salah satu pohon terlarang dalam Taman itu.
Setan adalah “pembunuh manusia sejak semua.” Melalui
kebohongannya ia telah “membunuh” para malaikat yang mengikutinya, yaitu
“malaikat-malaikatnya,” sehingga mereka dilempar keluar dari Sorga dan dibuang
ke bumi, di mana mereka menanti penghukuman yang pasti di dalam api Neraka,
“yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya” (Matius 25:41). “Ia
adalah pembunuh manusia sejak semula,” karena ia bukan hanya “pembunuh” bagi
sepertiga malaikat dari Sorga, namun ia juga telah membunuh seluruh umat
manusia dengan dusta dan kebohongannya.
“Ia adalah
pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam
dia tidak ada kebenaran…” (Yohanes 8:44).
Setan telah
membinasakan sepertiga malaikat ke dalam kejatuhan mereka. Dan Setan telah
“membunuh” seluruh umat manusia dengan membawa mereka ke dalam dosa yang begitu
besar yang mereka lakukan dengan menentang Allah yang hidup, dan mengikuti
Setan kepada penghukuman pada saat jatuh ke dalam dosa, semunya dicatat dalam
ayat ini.
Ketika Adam berdosa itu bukan bagi dirinya sendiri. Ia
secara alami adalah kepala dari seluruh ras manusia. Sama seperti pemberontakan
Setan yang langsung menyebabkan sepertiga malaikat di Sorga jatuh, demikian
juga pemberontakan Adam dan kejatuhan Adam ke dalam dosa memiliki konsekuensi
yang besar terhadap seluruh umat manusia. Seluruh umat manusia jatuh di dalam
Adam yang secara alami adalah kepala mereka. Sebuah buku Puritan klasik untuk
anak-anak dengan tepat mengatakan, “Di dalam kejatuhan Adam, kita semua telah
jatuh ke dalam dosa.” Dengan mempercayai kebohongan Setan, dan makan buah dari
pohon terlarang itu, membawa Adam kepada kematian bagi semua keturunannya –
yaitu seluruh umat manusia. Seperti Rasul Paulus menulis demikian,
“Sama
seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga
maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang …” (Roma 5:12).
Efek dari
dosa Adam pada umat manusia tak terukur. Sebelum Kejatuhan, Allah dan manusia ada
dalam persekutuan. Setelah Kejatuhan persekutuan itu berakhir. Mereka terpisah
dari Allah. Setelah Kejatuhan mereka mencoba untuk menyembunyikan diri mereka
sendiri dari Allah.
Sebelum
Kejatuhan manusia adalah suci dan tanpa dosa. Adam dan Hawa tidak memiliki
natur dosa. Setelah Kejatuhan mereka penuh dengan dosa dan menjadi malu. Rasul
Paulus berkata,
“Dosa telah
masuk ke dalam dunia oleh satu orang”
(Roma 5:12).
(Roma 5:12).
Ayat itu
tidak berkata “dosa-dosa” telah masuk ke dalam dunia. Itu dikatakan “dosa.”
Adam tidak membawa dosa ke dalam dunia dengan memberikan serangkaian teladan
yang buruk. Tindakan dari dosanya yang membawa perubahan di dalam naturnya.
Hatinya menjari rusak atau bobrok.
Sebelum
Kejatuhan manusia ke dalam dosa manusia dapat makan buah dari Pohon Kehidupan
dan hidup selama-lamanya (Kejadian 2:9; 3:22). Setelah Kejatuhan kematian fisik
menjadi bagian dari hukuman atas dosa Adam. Roma 5:12 mengatakan,
“Dosa telah
masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut…”
(Roma 5:12).
Ini mengacu
kepada baik kematian spiritual maupun fisikal. Setelah Adam jatuh ke dalam
dosa, Allah berfirman,
“…sebab
engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” (Kejadian 3:19).
Oleh sebab
itu, secara fisikal ia akan mati sama seperti kematiannya secara spiritual
sebagai akibat dari dosa Adam.
Sebagai
akibat dari Kejatuhan itu, dosa menjadi universal di dalam seluruh umat
manusia. Semua orang sekarang lahir dengan natur yang penuh dosa, yang
diwariskan dari Adam, yang secara alami adalah kepala dari umat manusia.
“Sebab itu,
sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu
juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa” (Roma 5:12).
Natur dosa
yang mendasar dari manusia yang telah jatuh dijelaskan di seluruh Alkitab.
“Karena
tidak ada manusia yang tidak berdosa”
(I Raja-raja 8:46).
(I Raja-raja 8:46).
“Sebab di
antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu” (Mazmur 143:2).
“Sesungguhnya,
di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat
dosa” (Pengkhotbah 7:20).
“Jadi jika
kamu yang jahat” (Lukas 11:13).
“Tidak ada
yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada
seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua
tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Roma 3:10-12).
“Supaya
tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.” (Roma
3:19).
“Jika kita
berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan
kebenaran tidak ada di dalam kita”
(I Yohanes 1:8).
(I Yohanes 1:8).
Kami percaya
bahwa dosa Adam telah diimputasikan kepada semua keturunannya, yaitu, kepada
seluruh umat manusia. Karena kesatuan organik umat manusia, Allah
memperhitungkan dosa Adam pada seluruh keturunannya. Oleh sebab itu, natur yang
dimiliki oleh semua orang sekarang ini adalah natur yang sama rusak atau
bobroknya dengan natur yang dimiliki oleh Adam setelah Kejatuhannya ke dalam
dosa. Menurut Roma 5:12 kematian (baik secara rohani maupun fisik) telah
menjalar kepada semua manusia, karena semua manusia telah berdosa di dalam
Adam, kepala mereka secara alami.
Ini adalah
apa yang kita maksudkan dengan “Kerusakan Total” (“Total Depravity”)
umat manusia. Ini berarti bahwa manusia secara alami telah rusak, tidak memilik
kasih yang benar untuk Allah. Ini berarti bahwa ia menyombongkan dirinya
sendiri di hadapan Allah, bahwa ia mengasihi dirinya sendiri dari pada kepada
sang Penciptanya. Kerusakan Total (Total Depravity) juga berarti bahwa
setiap manusia dalam keadaan alaminya tidak menyukai Allah, suatu penolakkan
atau kebencian kepada Dia, dan melawan Dia.
“Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah” (Roma 8:7).
“Keinginan
daging” mengacu kepada “manusia yang belum diregenarikan,” belum lahir baru (The
Geneva Bible, 1599, note on Romans 8:7).
Oleh sebab itu, Ketajuhan Adam, dalam Kejadian pasal
tiga, memiliki efek langsung terhadap Anda. Entah Anda lahir di gereja ini atau
tidak, Anda telah menerima natur yang membenci Allah di dalam Kristus, yang
Anda warisi dari nenek moyang Anda yaitu Adam. Apa yang Anda pikirkan, pelajari
dan lakukan tidak ada yang dapat membalikkan warisan kerusakan hati (inner
corruption) Anda. Oleh sebab itu, keselamatan harus datang dari sumber yang
“asing,” dari sumber yang secara sempurna berada di luar diri Anda sendiri. Dan
sumber itu adalah Allah sendiri. Allah harus membangunkan Anda akan kerusakan
hati Anda. Allah harus melayukan gagasan palsu Anda tentang keselamatan, dan
menginsafkan Anda akan keadaan batiniah Anda yang telah rusak. Allah harus
menarik Anda kepada Kristus, untuk penyucian dan menjadikan Anda ciptaan baru.
Karena dosa Adam, tiada lain selain Kristus, “Adam yang terakhir,” yang dapat
menyelamatkan diri Anda. Itu adalah keselamatan hanya oleh anugerah, hanya
melalui Kristus. Itu adalah apa yang kami percaya dan khotbahkan. Maukah Anda
datang kepada Kristus dan bertobat segera!. Khotbah ini dipeti dari Dr. Hymers
setiap minggu di Internet di www.realconversion.com. Klik on “Manuskrip-Manuskrip
Khotbah.”