Bagaimana saya dapat memahami kitab Wahyu?
Oleh
Matius Soboliem, S. Th
KITAB WAHYU |
Kunci untuk penafsiran Alkitab secara konsisten, termasuk
menafsirkan kitab Wahyu, adalah dengan memiliki hermeneutik yang konsisten.
Hermeneutik adalah kajian prinsip-prinsip penafsiran. Dengan kata lain, hermeneutik
adalah cara Anda menafsirkan Kitab Suci. Hermeneutik yang normal atau
penafsiran Alkitab yang normal berarti bahwa kecuali kalau ayat atau bagian
Alkitab itu dengan JELAS mengindikasikan bahwa dia menggunakan bahasa kiasan,
kita harus memahami bagian itu dalam pengertian normal. Jangan merohanikan
Alkitab dengan memberikan makna lain kepada kata-kata atau frasa-frasa ketika
jelas bahwa sang penulis, di bawah tuntunan Roh Kudus, memaksudkan itu untuk
dipahami sebagaimana kata-kata itu ditulis.
Satu
contoh adalah Wahyu 20. Banyak dari kita yang memberikan berbagai arti kepada
rujukan periode seribu tahun. Namun bahasanya tidak mengimplikasikan dengan
cara apapun bahwa rujukan pada seribu tahun harus dipahami dengan cara yang
lain daripada periode seribu tahun secara harafiah.
Garis
besar sederhana dari kitab Wahyu terdapat dalam Wahyu 1:19. Dalam pasal
pertama, Kristus yang bangkit dan dimuliakan berbicara kepada Yohanes. Kristus
memerintahkan Yohanes untuk, “Karena itu tuliskanlah apa yang telah kau lihat,
baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.” Hal-hal yang
Yohanes sudah lihat dicatat dalam pasal 1. “Hal-hal yang terjadi sekarang”
(yang terjadi pada masa Yohanes) dicatat dalam pasal 2-3 (surat-surat kepada
gereja-gereja). “Hal-hal yang akan terjadi” (masa depan) dicatat dalam pasal
4-22.
Secara
umum, pasal 4-18 dari kitab Wahyu adalah mengenai hukuman Allah pada
orang-orang dalam dunia. Penghakiman ini BUKAN untuk gereja (1 Tesalonika 5:2,
9). Gereja sudah dikeluarkan dari dunia ini dalam kejadian yang disebut
pengangkatan orang-orang percaya. Pengangkatan orang-orang percaya digambarkan
dalam 1 Tesalonika 4:13-18 dan 1 Korintus 15:51-52. Ini adalah masa kesusahan
Yakub – kesusahan bagi Israel (Yeremia 30:7; Daniel 9:12; 12:1). Ini juga
adalah masa ketika Allah menghakimi dunia karena pemberontakan mereka melawan
Dia.
Pasal
19 menggambarkan kembalinya Kristus dengan Gereja, pengantin perempuan Kristus.
Dia mengalahkan sang Binatang dan Nabi Palsu dan melemparkan mereka ke dalam
lautan api. Dalam pasal 20 Iblis diikat dan dibuang ke dalam jurang yang tak
terkira dalamnya. Kemudian Kristus mendirikan kerajaanNya di atas bumi untuk
1,000 tahun. Pada akhir dari 1,000 tahun itu Iblis dilepaskan dan dia akan
memimpin pemberontakan melawan Allah. Dengan cepat dia akan dikalahkan dan juga
dibuang ke dalam lautan api. Kemudian penghakiman terakhir, penghakiman
orang-orang yang tidak percaya, di mana mereka juga akan dibuang ke dalam
lautan api.
Pasal
21-22 menggambarkan apa yang disebut sebagai keadaan kekal. Ini adalah di mana
Allah memberitahu kita seperti apa kekekalan dengan Dia. Kitab Wahyu dapat
dimengerti! Allah tidak akan memberikannya kepada kita kalau artinya itu
merupakan suatu misteri. Kunci untuk memahami kitab Wahyu adalah dengan
berusaha menafsirkannya seharafiah mungkin. Kitab Wahyu mengatakan apa yang
dimaksudkannya.