Situs media informasi publik menyakut dengan bahan-bahan teologi dan materi-materi umum di masa kini oleh Ev. Matius Sobolim, S.Th
Jumat, 05 Juni 2020
DAMAI
HARI PENDAMAIAN
REKONSILIASI
REKONSILIASIEv. Matius Sobolim M. Th.
Istilah bahasa Indonesia 'damai' dalam beberapa bentuk digunakan sebagai padanan kata Ibrani kpr dan kata Yunani hilaskomai; mis Im 17:11 'mengadakan pendamaian', 1 Yoh 2:2 'Ia adalah pendamaian'. Damai dipakai juga sebagai padanan untuk katallage, mis Rm 5:10 'diperdamaikan dengan Allah'. Secara umum, pendamaian mengacu kepada karya Kristus yg menyelesaikan semua soal akibat dosa manusia, dan yg memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan Allah.
I. Kebutuhan akan pendamaianKeharusan akan kebutuhan pendamaian timbul karena tiga hal: dosa itu pada dirinya adalah universal, bobotnya teramat berat, dan ketidakmampuan manusia mengatasi dosa itu. Bahwa dosa universal terbukti dalam Alkitab; lih 1 Raj 8:46; Mzm 14:3; Pkh 7:20; Mrk 10:18; Rm 3:23 dan ay-ay lainnya. Bahwa bobot dosa teramat berat nampak dalam bagian-bagian yg menunjukkan betapa menjijikkan dosa itu bagi Allah, mis Hab 1:13; Yes 59:2; Ams 15:29; Mrk 3:29 (dosa yg tak terampuni); Mrk 14:2 1. Sebelum diperdamaikan dengan Allah, manusia hidup jauh dari Allah' (Kol 1:21), menghadapi penghakiman dan hukuman (Ibr 10:27).Manusia tidak akan pernah mampu mengatasi atau menyelesaikan soal dosa ataupun menyembunyikan perbuatan dosanya (Bil 32:23), atau membersihkan diri dari dosa (Ams 20:9). Perbuatan atau amal apa pun tidak akan membenarkan manusia di hadapan Allah (Rm 3:20; Gal 2:16). Seandainya manusia harus tergantung pada dirinya sendiri, maka manusia tak akan pernah selamat. Mungkin bukti paling penting mengenai hal ini ialah fakta bahwa Kristus Anak Allah terpaksa datang ke dunia guna menyelamatkan manusia. Kenyataan memang demikian, melulu karena semua manusia adalah orang berdosa dan keadaannya fatal dan sangat menyedihkan.II. Pendamaian dalam PLAllah dan manusia menjadi sangat berjauhan karena dosa manusia, dan manusia tidak dapat menemukan jalan kembali. Tapi Allah berprakarsa dan menyediakan jalan. Dapat dikatakan bahwa dalam PL pendamaian diperoleh dengan mengadakan korban-korban, tapi sekali-kali tidak boleh dilupakan bahwa tentang darah pendamaian Allah telah berkata, 'Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu' (Im 17:11). Pendamaian diperoleh bukan oleh nilai apa pun yg terkandung dalam binatang yg dikorbankan, melainkan karena pengorbanan itu adalah jalan yg ditentukan sendiri oleh Allah bagi manusia untuk memperoleh pendamaian.Pengorbanan itu menjelaskan beberapa kebenaran tertentu mengenai pendamaian. Korban sekali-kali tidak boleh tercela. Ini menandaskan mutlaknya perlu kesempurnaan. Pengorbanan menelan harkat kualitas Maha Akbar, karena pendamaian tidak mudah dan murah, dan bobot dosa sangat berat. Kematian korban adalah segi yg paling penting dari pengorbanan itu. Hal ini terungkap sebagian dalam kiasan darah, sebagian dalam sifat umum upacara pengorbanan itu, dan sebagian lagi dalam acuan-acuan lain mengenai pendamaian.Dalam beberapa bagian PL pendamaian nampaknya diperoleh, atau paling tidak dimohonkan dengan cara lain disamping melalui upacara pengorbanan: tapi bagian-bagian ini juga mengacu kepada kematian sebagai jalan pendamaian. Maka dalam Kel 32:30-32 Musa berusaha mengupayakan adanya pendamaiaan karena dosa bangsa Israel, dengan cara memohon kepada Allah untuk menghapuskan namanya dari kitab yg ditulisnya. Artinya, kematiannya sendiri. Dalam Bit 25:6-8, 13 Pinehas mengupayakan adanya pendamaian dengan cara membunuh beberapa orang berdosa tertentu. Contoh-contoh lain dapat disebut. Tapi jelas, bahwa dalam PL telah dikenal bahwa kematianlah hukuman bagi orang berdosa (Yeh 18:20), namun dengan luwes Allah berkenan mengindahkan kematian seorang korban untuk menggantikan kematian seorang berdosa. Demikian jelas dan gamblangnya kebijaksanaan ilahi ini sehingga penulis Surat Ibr dapat menyimpulkan dengan berkata 'tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan' (Ibr 9:22).III. Pendamaian dalam PBMenurut PB pengorbanan-pengorbanan pada zaman dahulu itu bukanlah sumber utama bagi penghapusan dosa. Sebab hanya melalui kematian Kristus pelanggaran yg terjadi di bawah perjanjian pertama memperoleh penebusan (Ibr 9:15). Salib adalah pusat PB dan bahkan pusat seluruh Alkitab. Semua hal prasalib menuju ke salib. Dan semua hal sesudah salib menoleh ke salib. Justru tidak mengherankan jika terdapat sangat banyak ajaran mengenai salib. Para penulis PB tidak menyajikan suatu ajaran klise, melainkan menulis dari sudut pandang yg berbeda-beda dan memberi penekanan yg berbeda-beda pula. Mereka menyajikan beberapa segi dad pendamaian itu. Masing-masing menuliskan apa yg ia lihat, yg satu melihat lebih dari yg lain. Tapi mereka tidak melihat sesuatu yg berbeda. Selanjutnya, kita pertama-tama akan menalar apa yg dikatakan ajaran asasi dan umum mengenai pendamaian, kemudian beberapa hal yg diinformasikan kepada kita oleh salah satu penulis PB.a. Pendamaian mengungkapkan kasih Allah kepada manusiaPara penulis PB sepakat bahwa pendamaian adalah hasil kerja kasih Allah. Pendamaian itu bukan sesuatu yg dipaksakan atau diperas oleh Anak yg penuh belas kasihan dari Bapak yg keras dan ogah, yg memang adil tapi tak dapat goyah. Pendamaian menunjukkan kasih Bapak sebagaimana kasih Anak. Paulus menerangkan bahwa 'Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa' (Rm 5:8). Yoh 3:16 berkata, 'Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya'. Dalam Kitab-kitab Injil ditekankan bahwa Anak Manusia harus menderita (Mrk 8:31 dan ay-ay sejajar). Artinya, kematian Kristus bukan terjadi kebetulan: kematian-Nya berakar dalam suatu keharusan ilahi. Hal ini kita lihat juga dalam doa Yesus di Getsemane jadilah kehendak-Mu, ya Bapak!' (Mat 26:42). Dalam Ibr dikatakan bahwa 'oleh kasih karunia Allah, Ia (Kristus) mengalami maut bagi semua manusia' (Ibr 2:9). Pemikiran ini terbentang di sepanjang PB, dan baiklah kita mengingatnya dalam memikirkan cara (metode) terciptanya pendamaian.b. Unsur pengorbanan dalam kematian KristusPemikiran lain yg tersebar luas dalam PB ialah bahwa Kristus mati 'untuk menanggung hukuman dosa manusia'. Bukan bahwa orang jahat melulu memberontak melawan Dia, atau bahwa musuh-musuh-Nya melakukan makar terhadap Dia dan bahwa Ia tak sanggup menghadapi mereka. Tidak. Ia 'telah diserahkan karena pelanggaran kita' (Rm 4:25). Ia datang khusus untuk mati karena dosa-dosa kita. Darah-Nya ditumpahkan 'bagi banyak orang untuk pengampunan dosa' (Mat 26:28). Ia 'mengadakan penyucian dosa' (Ibr 1:3). 'Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib' (1 Ptr 2:24). 'Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita' (1 Yoh 2:2). Salib Kristus tak dapat dimengerti kecuali kita melihat bahwa di kayu salib Juruselamat berurusan dengan dosa umat manusia.Dengan berbuat demikian Kristus memenuhi semua yg dilambangkan dalam pengorbanan yg lama, dan para penulis PB gemar memikirkan tentang kematian-Nya sebagai pengorbanan. Yesus sendiri menunjuk kepada darah-Nya sebagai 'darah perjanjian' (Mrk 14:24), yg menunjukkan kepada kita upacara pengorbanan guna memperoleh artinya. Justru bahasa Perjamuan Kudus sangat bersifat pengorbanan, yg mengacu kepada korban yg sempurna genap di kayu salib.Paulus berkata, 'Yesus Kristus telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yg harum bagi Allah' (Ef 5:2). Kadang-kadang Paulus menunjuk bukan kepada korban-korban secara umum, tapi kepada satu korban khusus, seperti dalam 1 Kor 5:7, 'Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus'.Petrus berbicara tentang 'darah yg mahal, yaitu darah Kristus, yg sama seperti darah anak domba yg tak bernoda dan tak bercacat' (1 Ptr 1:19), yg menyatakan bahwa dalam satu segi kematian Kristus adalah pengorbanan. Yohanes Pembaptis berseru, 'Lihatlah Anak Domba Allah yg menghapus dosa dunia' (Yoh 1:29).Pada abad pertama M hakikat dan makna pengorbanan dikenal di mana-mana, sehingga apa pun latar belakang seseorang ia akan mengerti hunjukan pada pengorbanan bila ia membacanya. Para penulis PB memanfaatkan hal ini dan menggunakan terminologi pengorbanan untuk mengungkapkan apa yg telah Kristus lakukan untuk manusia. Apa yg dilambangkan dalam korban-korban PL, bahkan lebih dari itu, Kristus telah menggenapinya tuntas dan seutuhnya dalam kematian-Nya.c. Manusia diperdamaikan dengan AllahAda 4 perikop tentang pendamaian yg harus dipikirkan secara khusus, yaitu Rm 5:10 dab; 2 Kor 5:18 dab; Ef 2:11dab; Kol 1:20 dab. Dalam bh Yunani dipakai istilah katallage, kallasso dan apokatalasso. Gagasan pendamaian mencakup arti bahwa dua pihak yg sekarang telah didamaikan, tadinya berlawanan, dan sekarang perlawanan mereka sudah hapus. Menurut Alkitab orang berdosa adalah 'seteru Allah' (Rm 5:10; Kol 1:21; Yak 4:5). Bobot ay-ay ini dan ay-ay searti jangan diremehkan. Seteru jelas berarti lawan atau musuh tengik. Menurut Alkitab Allah sangat memusuhi segala sesuatu yg jahat.Jalan mengatasi permusuhan ialah menyingkirkan penyebab timbulnya permusuhan itu. Dalam keadaan tertentu pihak yg bersalah boleh minta maaf, boleh membayar utangnya, boleh mengembalikan apa yg dia curi: tapi jalan pendamaian senantiasa bersifat menyingkirkan penyebab timbulnya permusuhan itu. Justru Kristus mati untuk meniadakan dosa manusia. Dengan cara demikian Ia menyingkirkan perseteruan manusia dengan Allah, Ia membuka jalan bagi manusia untuk kembali mendekati Tuhan: inilah pendamaian!Sangat menarik bahwa PB tidak berkata Kristus mendamaikan Allah dengan manusia. Yg dikatakan dan ditekankan ialah pendamaian manusia dengan Allah. Dosa manusialah yg menyebabkan perseteruan itu, justru dosa manusialah yg harus digumuli. Manusia patut diajak, dengan perkataan 2 Kor 5:20, 'berilah dirimu didamaikan dengan Allah'. Atas dasar ini ada orang berpendapat bahwa karya Kristus yg mendamaikan hanya mempengaruhi manusia saja. Tapi pandangan ini tidak cocok dengan seluruh amanat PB sebagai satu kesatuan.Kekudusan Allah menuntut adanya tembok pemisah antara Allah dan manusia. Jika masalah dosa diserahkan kepada manusia saja, maka ia tak akan acuh mengenai dosanya dan tidak merasakan perseteruan dengan Allah akibat dosa itu.Tembok pemisah dibangun karena kekudusan Allah menuntut kesucian diri manusia. Bila pendamaian terjadi, kita tidak dapat berkata bahwa Allah terlepas dari pendamaian itu. Harus ada perubahan pada tuntutan hukuman dari Allah, jika murka Allah dengan segala yg tercakup dalam ungkapan itu tidak akan ditimpakan lagi ke atas manusia.Hal ini tidak berarti bahwa ada perubahan dalam kasih Allah, apalagi dalam diri Allah. Alkitab sangat gamblang menandaskan bahwa kasih Allah kepada manusia tidak berubah, kendati apa pun diperbuat oleh manusia. Harus diingat, bahwa pekerjaan Kristus yg mendamaikan berakar dalam kasih Allah yg begitu besar kepada manusia. 'Ketika kita masih berdosa', maka pada saat itu 'Kristus telah mati untuk kita' (Rm 5:8). Kebenaran ini kukuh mantap. Tapi janganlah sekali-kali menganggap bahwa pendamaian melulu bersifat subyektif. Dalam arti tertentu pendamaian terjadi di luar diri manusia sebelum terjadi di dan atas diri manusia. Paulus berkata tentang Kristus, 'Oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu' (Rm 5:11). Pendamaian siap diberikan dan diberlakukan justru ditawarkan (karena pendamaian itu sudah ada dan tersedia) sebelum manusia menerimanya. Dengan kata-kata lain, pendamaian itu harus dilihat sebagai pasti dan positif hasilnya, baik pada pihak manusia maupun pada pihak Allah.d. Pekerjaan Kristus dan murka AllahGagasan bahwa kematian Kristus menampung dan menanggung segenap murka Allah, sering dikecam oleh ahli-ahli modern sebagai 'tidak layak', tidak cocok dengan pengertian Kristen tentang Tuhan Allah.Namun orang-orang pada zaman PL tidak menganggap gagasan ini sukar: bagi mereka 'Allah adalah ... Allah yg murka setiap hari' (Mzm 7:11). Mereka yakin bahwa dosa menimbulkan reaksi ilahi yg hebat sekali. Allah bukan lemah secara moral, Ia sangat tegas menentang kejahatan dalam segala bentuknya. Memang, Ia panjang sabar (Neh 9:17 dab), namun murka-Nya terhadap dosa adalah pasti. Menurut Bil 14:18, Tuhan yg panjang sabar sekali-kali tidak membebaskan orang yg bersalah dari hukuman. Justru dalam ay yg terkait dengan kemurahan Allah, disebut bahwa Ia menolak untuk melepaskan orang yg salah. Bagi orang zaman PL, bahwa Allah panjang sabar adalah sesuatu yg mengherankan, yg tidak bisa diharapkan dan yg menghasilkan hormat agamawi.Tapi orang yg yakin bahwa Allah murka terhadap dosa, yakin pula bahwa murka ini dapat dielakkan, biasanya melalui penyerahan korban terkait. Hal ini dapat terjadi bukan karena korban itu mengandung suatu kuasa, tapi karena Allah sendiri berkata, 'Allah telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian dengan pengantaraan nyawa' (Im 17:11).Pengampunan tidak ditarik dari suatu ilah yg tidak mau memberikannya. Pengampunan adalah karunia dari Allah yg suka mengampuni. 'Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya' (Mzm 78:38). Manusia tidak dapat melakukan suatu apa pun untuk menangkis murka Allah. Allah sendiri yg menahan murka itu dan tidak membangkitkan amarah-Nya.Ungkapan 'murka Allah' terdapat beberapa kali dalam PB. Tapi disamping itu ada bukti lain yg menyatakan bahwa Allah senantiasa gigih melawan kejahatan. Keadaan orang berdosa teramat buruk, karena ia salah di hadapan Allah. Tidak ada pada orang berdosa harapan lain kecuali penghakiman dan hukuman ilahi. Tidak penting apakah akan menyebut hal ini 'murka Tuhan' atau tidak, yg jelas itu adalah fakta. Namun Alkitab menyebutnya 'murka Allah' dan tidak ada ungkapan lain yg memuaskan.Istilah 'pendamaian' dipakai dalam Rm 3:21-26. 'Oleh kasih karunia (kita) telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya'. Menurut Paulus setiap orang, baik Yahudi maupun non-Yahudi, telah kena hukuman, 'Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia' (Rm 1:18). Berkaitan dengan latar belakang ini Paulus memaparkan pekerjaan Kristus. Kristus mati bukan untuk menyelamatkan manusia dari maut yg tidak ada. Ia melepaskan dan menyelamatkan manusia dari bahaya maut yg benar-benar ada dan riil. Vonis hukuman telah dijatuhkan menimpa manusia. Dalam ps-ps pendahuluan Surat Rm dengan tegas Paulus menekankan murka Allah, adalah justru karena pekerjaan Kristus yg menyelamatkan pasti melepaskan orang berdosa dari murka itu. Hal ini diterangkan sebagai jalan pendamaian' (Yunani hilasterion), yg menggambarkan jalan Tuhan menyelesaikan kemelut masalah dosa manusia.Dalam 1 Yoh 2:2 Yesus disebut 'pendamaian untuk segala dosa kita'. Dalam ay 1 Ia disebut 'pengantara pada Bapak'. Karena dibutuhkan pengantara dengan Allah, maka pasti manusia sudah dalam keadaan sangat berbahaya. Jadi pendamaian di sini adalah sama seperti di tempat-tempat lain, yg berarti Yesus menanggung murka Allah guna membebaskan manusia dari murka itu.Tapi pandangan Alkitab tentang pendamaian tidak tergantung dari hanya beberapa ay tertentu saja. Pendamaian merupakan cerminan dari ajaran Alkitab sebagai keseluruhan. Pendamaian mengingatkan kita bahwa Allah sangat melawan segala kejahatan, bahwa sifat ilahi ini cocok disebut 'murka', dan bahwa murka itu dielakkan hanya melalui pekerjaan Kristus yg mendamaikan.e. Kristus mati sebagai wakil manusiaPara ahli setuju, bahwa kematian Kristus adalah untuk orang lain. Jika dalam suatu pengertian Ia mati 'karena dosa', dalam pengertian lain Ia mati 'karena kita'. Bila kita berkata bahwa Kristus mati sebagai wakil, itu berarti bahwa Ia mati khusus untuk kita. Sebagai wakil kita Ia tergantung di kayu salib. Hal ini diungkapkan dalam 2 Kor 5:14, 'Satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati'. Kematian seorang wakil dihitung sebagai kematian mereka yg diwakili-Nya. Dalam 1 Yoh 2:1 Yesus disebut 'pengantara pada Bapak', maka pemikiran tentang perwakilan tersirat jelas, dan bagian ini segera dilanjutkan dengan uraian tentang kematian Kristus karena dosa. Salah satu tema pokok Surat Ibr ialah mengenai Yesus sebagai Imam Agung. Pemikiran ini diulangi beberapa kali. Apa pun yg lain yg dapat dikatakan mengenai seorang Imam Besar, yg jelas adalah Ia mewakili orang lain. Karena itu pemikiran tentang perwakilan dapat dikatakan sangat kuat dalam Surat Ibr ini.f. Kematian Kristus sebagai penggantiWalaupun banyak ahli modem tidak mau menerimanya, namun hal pengganti (substitusi) merupakan ajaran PB, bukan dalam satu dua tempat tapi di seantero PB. Menurut Mrk 10:45, 'Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang'.Baik rincian maupun garis besar ay ini menunjuk pada gagasan pengganti. Dalam rinciannya istilah 'tebusan' mempunyai arti pengganti, dan kata depan anti ('bagi') juga dipakai dalam arti pengganti: dalam garis besarnya, manusia seharusnya mati, justru Kristus mati sebagai pengganti, dan manusia tidak harus mati lagi. Kebenaran yg sama dinyatakan oleh kutipan-kutipan PB dari Yes 53 mengenai Hamba yg menderita, karena tentang Dia dikatakan, 'la ditikam karena pemberontakan kita, Ia diremukkan karena kejahatan kita; ganjaran yg mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpa kan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh ... Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kits sekalian' (Yes 53:5).Tersembunyinya semangat Kristus di Getsemane menunjuk pada hal yg sama. Ia berani, dan banyak yg jauh kurang layak daripada Dia juga telah menghadapi maut dengan tenang. Tersembunyinya semangat dan mencuatnya penderitaan itu tak dapat dipahami kecuali kita terima apa yg dikatakan Paulus, bahwa 'Dia yg tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karma kita' (2 Kor 5:21). Dalam kematian-Nya Ia menggantikan kita, dan jiwa-Nya yg suci tersembunyi dari pengenalan ini dengan orang-orang berdosa. Dan nampaknya hanya hal inilah yg dapat menjelaskan seruan, 'AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' (Mrk 15:34).Menurut Gal 3:13, 'Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita'. Ia menanggung kutuk atas kita, yg berarti Ia menggantikan kita. Pemikiran yg sama terdapat dalam Rm 3:21-26. Di situ Paulus mengembangkan gagasan bahwa keadilan Allah dimanifestasikan dengan cara melalui mana dosa diampuni, yakni salib. Ia tidak mengatakan -- seperti beberapa orang menganggap -- kebenaran Allah diperlihatkan dalam fakta bahwa dosa diampuni, tapi bahwa kebenaran itu diperlihatkan pada jalan melalui mana dosa diampuni.Penebusan bukanlah ihwal melupakan dosa-dosa yg telah terjadi dahulu (Rm 3:25). Salib menunjukkan bahwa lah adalah benar sewaktu Ia pada saat yg sama membenarkan orang-orang yg percaya. Ini tentu berarti bahwa Allah benar dalam cara-Nya menangani soal dosa, dan ini persis sama dengan mengatakan bahwa Kristus menanggung hukuman dosa manusia. Pemikiran ini juga terdapat dalam ay yg berhubungan dengan menanggung atau memikul dosa, mis Ibr 9:28; 1 Ptr 2:24. Arti menanggung dosa dijelaskan dalam PL sebagai menanggung hukuman akibat dosa. Misalnya dalam Yeh 18:20dikatakan, 'Orang yg berbuat dosa, itu yg harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya'. Dan dalam Bil 14:34 mengembara di padang gurun digambarkan sebagai menanggung akibat kesalahan umat Israel. Jadi apabila Kristus disebut menanggung dosa kita, itu berarti bahwa Ia menanggung hukuman kita.Penggantian mendasari kenyataan bahwa Kristus 'telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia' (1 Tim 2:6). Istilah Yunani antilutron (tebusan) merupakan kata gabungan yg berarti pengganti tebusan. Dalam kamus Grimm-Thayer istilah ini diterangkan sebagai 'sesuatu berikan untuk mengganti sesuatu yg lain sebagai harga tebusannya'. Tidaklah mungkin membuang arti penggantian dari istilah ini. Pemikiran yg sama terdapat dalam nubuat sinis Kayafas, 'Lebih berguna bagi kita jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa' (Yoh 11:50). Bagi Kayafas kata-kata itu merupakan kebijaksanaan politis belaka, tapi bagi Yohanes kata-kata itu mengandung nubuat bahwa Kristus akan mati ganti manusia.Bukti-bukti di atas kendati tidak lengkap namun kuat dan antap. Tidak mungkin untuk menyangkal bahwa menurut PB penggantian adalah salah satu segi dari pekerjaan Kristus.g. Segi-segi pendamaian lainnya dalam PBDemikianlah pokok-pokok utama mengenai pendamaian yg terdapat di seluruh PB. Kebenaran-kebenaran lain yg penting telah dinyatakan oleh penulis-penulis tertentu (tapi tidak berarti bahwa kebenaran-kebenaran itu kurang layak diterima, melainkan hanyalah cara penggolongan saja). Paulus melihat di kayu salib jalan pelepasan. Manusia pada dasarnya adalah hamba dosa (Rm 6:17; 7:14), tapi dalam Kristus orang sudah menjadi merdeka (Rm 6:14, 22). Demikian pula melalui Kristus orang dimerdekakan dari daging, mereka telah menyalibkan daging' (Gal 5:24), karena 'keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh' (Gal 5:17) dan daging yg bukan dari Kristus pasti akan mati (Rm 8:13). Murka Allah nyata atas manusia yg menindas kebenaran (Rm 1:18), tapi Kristus melepaskan orang juga dari murka ini. Orang-orang percaya 'dibenarkan oleh darah-Nya', dan karena itu akan diselamatkan dari murka Allah (Rm 5:9).Hukum Taurat dapat dipandang dari berbagai sudut, tapi menganggap hukum Taurat sebagai jalan untuk memperoleh keselamatan adalah mencelakakan. Hukum Taurat menunjukkan dosa seseorang kepada orang itu (Rm 7:7), dan bahwa memasuki persekutuan yg telah dirasuki dosa akan mematikan dia (Rm 7:9-11). Akibatnya ialah bahwa 'semua orang, yg hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk' (Gal 3:10); tapi 'Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat' (Gal 3:13). Bagi orang pada zaman purba kematian adalah musuh yg paling mengerikan, yg terhadapnya tak seorang pun dapat menang. Tapi Paulus menyanyikan lagu kemenangan dalam Kristus yg memberi kemenangan, bahkan atas maut (1 Kor 15:55-57). Jelas sekali bahwa Paulus melihat Kristus adalah Pelepas maha sanggup.Ada banyak segi positif pendamaian. Tapi cukuplah menyebut penyelamatan, pembenaran, dan pengangkatan. Semua ini merupakan gagasan yg sangat berarti bagi Paulus. Dalam beberapa hal ia merupakan orang pertama yg menggunakan istilah-istilah tersebut. Jelas ia berpikir bahwa Kristus telah berbuat banyak untuk umat-Nya dalam kematian-Nya yg mendamaikan.Bagi penulis Surat Ibr pemikiran utama ialah mengenai Kristus sebagai Imam Agung yg mulia. Penulis mengembangkan sepenuhnya gagasan tentang keunikan dan kesempurnaan pengorbanan Kristus. Berlawanan dengan korban-korban di atas mezbah-mezbah Yahudi yg dilayani oleh imam-imam keturunan Harun, maka korban Kristus dalam kematian-Nya adalah kekal sifatnya. Itu tidak akan pernah berubah. Kristus telah menyelesaikan tuntas segenap soal dosa manusia.Dalam tulisan Yohanes terdapat pemikiran tentang Kristus sebagai penyataan khusus dari Bapak. Dia-lah diutus oleh Bapak, dan segala yg diperbuat-Nya harus diartikan dalam terang kenyataan ini. Jadi Yohanes melihat Kristus memenangkan pertarungan melawan kegelapan, mengalahkan si Jahat. Ia berbicara banyak tentang pelaksanaan maksud Allah dalam Kristus. Ia melihat kemuliaan yg benar pada salib di atas mana telah dilakukan pekerjaan akbar dan perkasa.Dari semua ini jelas bahwa pendamaian berwawasan luas dan dalam. Para penulis PB berusaha sebisa mungkin menyajikan arti dari perbuatan ilahi yg agung ini, kendati dengan bahasa yg serba kurang. Ada hal-hal penting lainnya yg jumlahnya jauh lebih banyak daripada yg dikemukakan di atas. Tapi semua pokok yg telah dinyatakan itu adalah penting, dan tak boleh diabaikan. Dan janganlah sekali-kali menganggap bahwa pendamaian melulu hal negatif. Karya Kristus mengorbankan diriNya untuk menyingkirkan dosa, membuka jalan bagi kehidupan baru dalam Kristus. Dan kehidupan baru itu, buah hasil karya Kristus di atas salib, janganlah dipikirkan sebagai suatu rincian yg tak berarti. Kepada kehidupan yg baru itu tertuju segala sesuatu yg lain.sobolimmatius@gmail.comxx
Kamis, 04 Juni 2020
REKONSILIAS SEBAGAI PENGGANTI
DIDAMAIKAN ITU PENGGENAPAN NUBUATAN
DIDAMAIKAN ITU PENGGENAPAN NUBUATAN
Ev. Matius Sobolim, M. Th.
Selasa, 26 Mei 2020
KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
KEBANGKITAN
Ev. Matiussobolim, S. Th; M. Th
Tetapi, pengertian kebangkitan menurut PB hanya mempunyai sekadar beberapa petunjuk saja dalam PL. Gagasan tentang keadaan tidak berpengharapan yang tidak jelas di syeol (Mzm. 88:3-5) mulai secara berangsur-angsur mendapatkan bentuk yang lebih kaya mengenai kehidupan sesudah kematian. Ayb.19:25-27 bergumul mencari suatu pandangan yang cocok dengan perasaan Ibrani bahwa tubuh manusia yang adalah bagian dari ciptaan Allah itu sesungguhnya 'sangat baik' (Kej. 1:3 1), dan oleh karena itu kehidupan tanpa 'tubuh' adalah tidak lengkap dan tidak memuaskan.
Lagi pula, karena keadaan di syeol itu adalah upah sepadan bagi orang jahat (Mzm. 49:14), mestinya orang baik harus mendapatkan bagian yang lebih baik. Dengan demikian, ada janji kebangkitan bagi Israel selaku bangsa (Yes. 26:19). orang-orang setia dari Yahweh, yang telah menderita akan bangkit sebagai ganjaran yang tepat (Dan. 12:2) dan mereka yang murtad akan dipermalukan dan mengalami kebinasaan kekal.
Dalam 2 Makabe ada harapan kebangkitan bagi mereka yang menderita (7:9), dan di masa hidup Yesus pandangan orang-orang Farisi juga demikian (tidak demikian pandangan orang Saduki) dan juga pandangan Yesus sendiri (Mrk. 12:18-27).Kebangkitan orang-orang percaya adalah bagian dari pengharapan Paulus pada akhir sejarah nanti. Paulus mengharapkan suatu perubahan sama sekali dari keadaan manusia (1Kor. 15:53-55).
BANGKIT, KEBANGKITAN
Ciri dan kejutan khas berita Kristen pertama ialah penekanannya pada kebangkitan. Pengkhotbah-pengkhotbah pertama yakin bahwa Kristus telah bangkit dan, karena itu, yakin bahwa orang-orang percaya akan bangkit pula pada waktunya. Hal ini membuat mereka bertentangan sama sekali dengan semua guru lain dari dunia kuno. Memang ada kebangkitan-kebangkitan pada agama lain, namun tidak satu pun yang sama dengan kebangkitan Kristus.
Pada umumnya semua kebangkitan lain itu merupakan dongeng-dongeng yang dihubungkan dengan pergantian musim dan dengan keajaiban musim semi pada tiap tahun. Tapi Injil-injil menceritakan Seorang Pribadi yang sungguh-sungguh mati, namun mengalahkan kematian dengan bangkit kembali.
Dan karena kebangkitan Kristus tidak sama dengan kebangkitan apa pun dalam kekafiran, maka benar pula bahwa sikap orang Kristen terhadap kebangkitan diri mereka sendiri, yang merupakan dampak wajar dari kebangkitan Tuhan, adalah sama sekali berbeda dari apa pun di dalam dunia kekafiran. Ciri khas pemikiran pada zaman itu ialah ketidakberdayaan menghadapi kematian. Jelas bahwa kebangkitan merupakan yg paling penting bagi iman Kristen.
Gagasan Kristen tentang kebangkitan harus dibedakan baik dari gagasan Yunani maupun dari gagasan Yahudi. Orang Yunani menganggap tubuh sebagai hambatan ke kehidupan sejati, dan mereka mengharapkan saatnya jiwa akan bebas dari kungkungannya. Mereka memahami hidup setelah mati sebagai keamartaan1) jiwa,'tapi mereka dengan kuat menolak segala gagasan tentang kebangkitan (bnd olok-olok atas khotbah Paulus dlm Kis 17:32).
Orang Yahudi meyakini teguh harkat-harkat tubuh dan menganggapnya tidak akan binasa. Jadi mereka berharap bahwa tubuh akan dibangkitkan. Tapi mereka berpikir bahwa yg dibangkitkan adalah tepat tubuh yg sama dengan tubuh yg mati (Apoc Bar 1.2). Orang Kristen berpikir tentang tubuh yg dibangkitkan, tapi sebagai yg diubah sedemikian rupa sehingga 'tepat guna' bagi kehidupan yg akan datang, yg begitu berbeda dari kehidupan kini (1 Kor 15:42 dab). Jadi, gagasan Kristen adalah khas.
I. Kebangkitan Dalam PB
Mengenai kebangkitan hanya sedikit dalam PL dan tidak mencolok. Orang-orang PB sangat praktis, memusatkan perhatian pada tugas menjalani hidup kini dalam pelayanan kepada Allah. Mereka hanya memberi sedikit perhatian tentang kehidupan yang akan datang. Lagipula jangan dilupakan bahwa mereka hidup sebelum kebangkitan Kristus, padahal kebangkitan itu adalah justru dasar doktrin ini. Kadang-kadang mereka menggunakan gagasan tentang kebangkitan untuk menyatakan harapan nasional mengenai kelahiran kembali bangsa (Yeh. 37).
Pernyataan yg paling jelas dan tegas mengenai kebangkitan pribadi adalah, 'banyak dari antara orang-orang yg telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk memperoleh hidup yang kekal, dan sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yg kekal' (Dan 12:2). Ini jelas membayangkan kebangkitan baik orang benar maupun orang jahat, dan juga melihat konsekuensi-konsekuensi yang kekal dari perbuatan manusia.
Ada bagian-bagian lain Alkitab yang membicarakan kebangkitan, terutama beberapa mazmur (Mzm 16:10; Mzm 49:14 ). Arti yang tepat dari perkataan Ayub yang terkenal itu (Ayb 19:25-27) masih merupakan pencarian, tapi sulit untuk memastikan bahwa di sini tidak ada gagasan tentang kebangkitan. Kadang-kadang nabi-nabi pun mengungkapkan gagasan itu (ump Yes 26:19).
Tapi dalam keseluruhannya PL berbicara sedikit saja tentang kebangkitan. Barangkali sebabnya adalah fakta bahwa ajaran mengenai kebangkitan terdapat di antara bangsa-bangsa seperti Mesir dan Babel. Dalam suatu kurun waktu ketika sinkretisme merupakan bahaya yang gawat, fakta itu nampaknya telah mencegah orang Ibrani untuk terlalu menaruh perhatian terhadap gagasan tentang kebangkitan.
Selama periode antara dua Perjanjian, ketika bahaya tidak begitu menekan, gagasan tentang kebangkitan lebih menonjol. Tidak dicapai kesepakatan mengenai itu, malah dalam zaman PB orang Saduki tetap menolak adanya kebangkitan. Tapi pada waktu itu kebanyakan orang Yahudi menerima gagasan tentang kebangkitan. Pada umumnya mereka menganggap bahwa tubuh-tubuh yg sama ini akan dikembalikan hidup sebagaimana adanya sekarang.
II. Kebangkitan Kristus
Dalam tiga peristiwa Kristus menghidupkan kembali orang mati (putri Yairus, putra janda dari Nain, dan Lazarus). Tapi itu tidak dianggap sebagai kebangkitan, melainkan hidup kembali. Tidak ada petunjuk bahwa seorang pun dari ketiganya mengalami lain kecuali kembali ke kehidupan yang telah mereka tinggalkan. Dan Paulus dengan tegas mengatakan, bahwa Kristus adalah 'yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal' (1 Kor 15:20).
Tapi keajaiban-keajaiban itu memperlihatkan bahwa Kristus adalah Tuan atas maut. Hal itu nyata lagi dalam fakta bahwa la bernubuat yang la akan bangkit pada hari yang ke-3 setelah disalibkan (Mrk 8:31; 9:3 1; 10:34). Hal ini adalah penting. Ini memperlihatkan bahwa Kristus adalah berdaulat dan berkuasa atas keadaan. Itu berarti pula bahwa kebangkitan adalah sangat penting, sebab kejujuran Tuhan Yesus terlibat di dalamnya.
Injil-injil menyaksikan bahwa Kristus disalibkan, mati dan dikuburkan. Juga menyaksikan bahwa pada hari yang ketiga kuburan yang di dalamnya Dia dikuburkan menjadi kosong. Dan bahwa malaikat-malaikat mengatakan kepada perempuan-perempuan tertentu, bahwa Yesus dibangkitkan, dan bahwa dalam jangka waktu beberapa minggu Ia muncul di depan para pengikut-Nya. Sering kali disangkal bahwa Yesus bangkit, tapi sangkalan itu sama sekali tidak dapat bertahan terhadap bukti-bukti berupa fakta-fakta nyata.
Bukti pertama, yakni fakta nyata kuburan yang kosong. Keempat Injil sepakat mengenai hal ini. Ada yang mendalihkan bahwa murid-murid pergi ke kuburan yg salah, di mana seorang muda berpakaian putih berkata, 'la tidak di sini', yang berarti, Ia ada di kuburan yang lain'. Pada satu pihak itu adalah spekulasi semata-mata. Pada pihak lain menimbulkan macam-macam pertanyaan.
Adalah tidak mungkin, bahwa kuburan yang benar sama sekali dilupakan oleh semua orang, baik kawan maupun lawan. Dan apabila 'kuburan yang sebenarnya' maupun 'kuburan yang lain' itu memang masih berisikan mayat Yesus, kenapa penguasa dan lawan-lawan Yesus tidak menjadikan itu bukti untuk membuyarkan berita kebangkitan, yang justru sangat mereka tentang dan sangat memusingkan mereka?
Tapi kalau toh kosongnya kuburan Yesus itu harus dipermasalahkan, maka ada tiga kemungkinan: pertama, para sahabat Yesus menyingkirkan tubuh Yesus; kedua, para lawan Yesus menyingkirkan tubuh Yesus; ketiga, benar Yesus bangkit. Kemungkinan pertama sukar dipertahankan. Semua bukti menunjukkan bahwa tidak ada pikiran tentang kebangkitan dalam benak para murid.
Mereka mutlak tak berpengharapan pada sore hari Jumat Agung yg pertama itu. Mereka putus asa, kalah, bersembunyi karena ketakutan terhadap orang-orang Yahudi. Lagipula, Matius menceritakan bahwa penjaga ditempatkan di seberang kuburan Yesus, sehingga tidak mungkin mereka telah mencuri mayat Yesus, seandainya pun mereka ingin melakukannya.
Tapi ketidakmungkinan yang melengkapkan segala ketidakmungkinan ialah, bahwa murid-murid sendiri menderita karena memberitakan kebangkitan, sebagaimana Kis mencatat bahwa mereka menanggung derita karenanya. Beberapa orang dipenjarakan, dan Yakobus dihukum mati. Orang tidak akan mau memikul hukuman-hukuman demikian hanya demi menjunjung tinggi sesuatu yang mereka sendiri jelas ketahui adalah penipuan.
Harus pula dipertimbangkan, bahwa ketika agama Kristen menjadi masalah gawat, sehingga cukup alasan bagi para penguasa untuk membasminya, tentu para imam kepala telah siap untuk membayar informasi mengenai pencurian mayat Yesus. Tentang bayaran, kasus Yudas cukup menunjukkan bahwa seorang pengkhianat bisa dibeli di kalangan murid-murid. Dengan segala pertimbangan itu, mustahillah untuk beranggapan bahwa orang Kristen mencuri mayat Kristus.
Juga adalah sama sulitnya untuk mempertahankan pandangan, bahwa musuh-musuh Yesus memindahkan tubuh Yesus. Mengapa mereka harus melakukan itu? Jelas tidak ada alasan yg masuk akal. Seandainya mereka memang melakukannya, maka mereka sendiri telah membangkitkan berita kebangkitan, yang justru jelas terbukti mereka mati-matian membasminya. Lagipula penjaga kuburan akan jadi penghalang bagi mereka seperti bagi murid-murid.
Dan atas kemungkinan kedua, penolakan paling kuat dan menentukan ialah, kemustahilan mereka dapat atau mampu menunjukkan atau mengajukan mayat Yesus, sebagai satu-satunya bukti utuh dan sempurna bahwa mayat itu tidak bangkit, teristimewa pada pertama kalinya berita kebangkitan diberitakan.
Petrus dan sahabat-sahabatnya memberikan penekanan utama pada kebangkitan Tuhan Yesus. Jelas betapa kebangkitan itu memotivasi dan memacu pikiran mereka. Dalam situasi demikian, seandainya musuh-musuh mereka mempertunjukkan tubuh Yesus, maka agama Kristen pasti telah tenggelam jadi tertawaan besar. Bungkamnya orang Yahudi adalah sama bobotnya dan maknanya dengan wicaranya orang Kristen itu. Kemustahilan atau ketidakmampuan musuh-musuh Yesus untuk mempertunjukkan tubuh Yesus, menjadi bukti yang memeteraikan bahwa kemustahilan itu adalah mutlak!
Kedua kemungkinan di atas sama-sama tidak dapat diterima. Justru kebangkitan sebagai penyebab kuburan menjadi kosong mencolok khas sebagai kenyataan, benar dan mutlak. Ini diperkuat oleh penampakan-penampakan Yesus sesudah kebangkitan. Seluruhnya 10 kali penampakan dalam peristiwa yg berbeda-beda, yang direkam dalam lima cerita yg kita miliki (ke-4 Injil dan 1 Kor 15).
Memang sukar menyelaraskan cerita-cerita itu (namun bukan tidak mungkin, usaha dim Scofield Reference Bible, menunjukkan bahwa penyelarasan adalah mungkin). Kesulitan-kesulitan itu hanyalah menunjukkan bahwa cerita-cerita itu berdiri sendiri. Tidak ada pengulangan yg baku dari suatu cerita resmi. Dan ada kesesuaian yg mengesankan mengenai fakta-fakta pokok. Ada keanekaragaman dalam kesaksian-kesaksian utama.
Kadang-kadang 1 atau 2 orang melihat Tuhan Yesus, kadang-kadang jumlah yang lebih besar, ump ke-11 murid, lain kali sebanyak 500 orang. Baik laki-laki maupun perempuan termasuk dalam jumlah itu. Penampakan itu kebanyakan kepada orang-orang percaya, tapi penampakan kepada Yakobus barangkali merupakan kepada orang yg sampai pada saat itu tidak percaya.
Istimewa pentingnya adalah Paulus. Ia tidak mudah percaya, terpelajar dan sangat membenci orang Kristen. Dan ia tegas telah melihat sendiri Yesus setelah Yesus bangkit dari kematian. Paulus begitu pasti mengenai kebangkitan Yesus, sehingga ia mendasarkan seluruh sisa hidupnya pada kepastian. Tentang Paulus berkata Canon Kennett, 'dalam jangka waktu 5 thn pertama dari penyaliban Yesus, bukti kebangkitan Yesus dalam hemat paling sedikit seorang terpelajar, tak dapat dibantah' (Interpreter 5, 1908-1909, hlm 267).
Dalam semua hal ini janganlah dilupakan perubahan diri murid-murid. Sebagaimana dikemukakan di atas, mereka adalah orang-orang yg kalah total dan putus asa pada waktu penyaliban Yesus, tapi hanya beberapa hari kemudian sesudah itu mereka bersedia dijebloskan ke penjara bahkan mati demi Yesus. Mengapa ada perubahan itu? Orang tidak akan menempuh risiko sedemikian apabila mereka tidak benar-benar yakin akan kebenaran sesuatu. Murid-murid benar-benar yakin justru karena mereka adalah saksi mata.
Juga dapat ditambahkan bahwa keyakinan mereka tercermin dalam ibadah mereka. Mereka menghormati hari Tuhan, suatu peringatan mingguan tentang kebangkitan, sebagai ganti hari Sabat. Pada hari Tuhan mereka melaksanakan perjamuan suci, yg adalah bukan peringatan tentang Kristus yg mati, melainkan pengungkapan dan pernyataan terima kasih untuk berkat=berkat yg diberikan oleh Tuhan yg hidup dan menang berjaya. Sakramen mereka yg lain, baptisan, adalah mengingatkan bahwa orang percaya dikuburkan bersama Kristus dan dibangkitkan bersama Dia (Kol 2:12). Kebangkitan memberi makna kepada semua yg mereka lakukan.
Sering dikatakan bahwa Kristus tidak benar mati, melainkan jatuh pingsan. Kemudian dalam dinginnya kuburan la sadar kembali. Ini menimbulkan bermacam-macam pertanyaan. Bagaimana Kristus keluar dari kuburan? Apa yg terjadi kemudian atas Dia? Apa kegiatan-Nya sesudah itu? Kenapa la tidak segera ditangkap? Kapan Dia mati dan di mana dikuburkan? Dan pertanyaan-pertanyaan lain.
Di samping itu pendapat lain mengatakan bahwa murid-murid korban halusinasi. Tapi penampakan-penampakan setelah kebangkitan tidak dapat diterangkan dengan cara demikian. Halusinasi dialami orang dalam hal tertentu dan yg mencarinya. Tidak ada bukti bahwa hal itu terdapat di antara para murid. Dan sekali halusinasi mulai, akan cenderung untuk terulang terus; padahal sebaliknya, penampakan Yesus berhenti tiba-tiba. Halusinasi merupakan ihwal pribadi, padahal penampakan bahkan terhadap 500 orang terjadi sekaligus -- bersama-sama dan dalam suatu waktu yg sama melihat Tuhan Yesus. Jelas tidak ada gunanya menukarkan keajaiban pada aras fisik (kebangkitan tubuh) dengan keajaiban pada aras psikologis (halusinasi masal) yg dituntut oleh pandangan ini.
Pada zaman modern ini banyak ahli yg berkata bahwa kebangkitan dari kematian tidaklah mungkin, bahwa 'tulang-tulang Yesus beristirahat di tanah Palestina'. Mereka 'menerangkan' bahwa Yesus bangkit dalam pemberitaan Kristen, artinya: para murid mengerti bahwa sekalipun sudah mati la hidup melalui kematian, sehingga mereka boleh memberitakan la masih hidup. Yg lain 'menerangkan' kebangkitan sebagai perubahan dalam pikiran para murid. Orang-orang ini telah mengenal Yesus yg hidup dalam kebebasan penuh, sekarang mereka juga mengalami kebebasan demikian. Artinya, mereka mengerti bahwa walaupun Yesus mati, pengaruh-Nya masih hidup.
Tentang pandangan-pandangan berdasarkan filsafat di atas, ada dua hal yg perlu dikatakan. Pertama, Alkitab tidak berkata demikian. Alkitab tegas, gamblang dan pasti: Yesus mati, dikuburkan, lalu bangkit. Kedua, kesulitan besar di sini ialah hal moral. Pasti murid-murid percaya bahwa Yesus telah bangkit dan kepercayaan mereka mantap dan mutlak. Kebangkitan itulah tema pokok berita mereka dan yang memacu mereka.
Apabila Yesus mati dan tinggal mati, maka Allah telah membangun gereja atas penipuan, suatu kesimpulan yg tidak mungkin. Lagipula, pandangan-pandangan semacam itu mengabaikan kuburan yang kosong bukti dan fakta nyata yang tidak terpungkiri. Juga perlu ditambahkan bahwa pandangan-pandangan filsafat itu merupakan pandangan modem (kendati didahului oleh 2 Tim 2:17 ), dan adalah jelas tidak merupakan bagian dari Kekristenan yang historis.
Bukan hanya Yesus yg bangkit, tapi pada satu hari semua orang juga akan bangkit. Yesus mematahkan ketidakpercayaan kelompok Saduki mengenai kebangkitan dengan pembuktian Alkitab yang sangat menarik (Mat 22:31,32). Kesepakatan umum PB ialah bahwa kebangkitan Kristus mendampakkan serta kebangkitan orang percaya. Yesus berkata, 'Aku-lah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati' (Yoh 11:25). Beberapa kali Yesus bicara tentang hal membangkitkan orang-orang percaya pada akhir zaman (Yoh 6:39, 40, 44, 54).
Orang Saduki sangat marah karena para rasul mengajarkan bahwa 'dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati' (Kis 4:2). Paulus berkata, 'Sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus' (1 Kor 15:21; bnd 1 Tes 4:14). Demikian juga Petrus berkata bahwa Allah 'telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yg penuh pengharapan' (1 Ptr 1:3).
Betapa jelas bahwa para penulis PB melihat kebangkitan Kristus sebagai suatu kejadian yg tidak berdiri sendiri. Itu adalah tindakan akbar Ilahi, suatu tindakan yg penuh konsekuensi bagi manusia. Dengan membangkitkan Kristus, maka Allah membubuhkan meterai yang mengukuhkan karya penebusan dan penyelamatan yg dilaksanakan Kristus di kayu salib. Allah memperlihatkan kuasa ilahi-Nya di depan dosa dan maut, dan sekaligus kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia. Jadi, kebangkitan orang percaya secara langsung adalah seutuhnya dampak dari kebangkitan Kristus Juruselamat. Kebangkitan begitu khas bagi orang percaya, sehingga Yesus mengatakan bahwa 'mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan' (Luk 20:36).
Tapi itu tidak berarti bahwa semua yg bangkit akan bangkit ke dalam berkat. Yesus bicara tentang 'kebangkitan untuk hidup yg kekal', tapi juga tentang 'kebangkitan untuk penghukuman' (Yoh 5:29). Ajaran PB jelas dan tegas bahwa semua akan bangkit, tapi mereka yang menolak Kristus akan mendapati kebangkitan sebagai kemutlakan yang teramat pahit. Bagi orang percaya adalah fakta, bahwa kebangkitan mereka berkaitan dengan kebangkitan Kristus, dan justru itulah yang mengubah keadaannya. Dalam terang karya penebusan-Nya untuk mereka, orang percaya menyambut kebangkitan dengan ketenangan dan kegembiraan.
Mengenai hakikat tubuh kebangkitan, Alkitab bicara hanya sedikit. Paulus menyebutnya 'tubuh rohaniah' (1 Kor 15:44), yang agaknya berarti sarana yg memenuhi kebutuhan roh. Dengan jelas ia membedakannya dari 'tubuh alamiah' yang sekarang kita miliki. Dapat disimpulkan bahwa tubuh kebangkitan yang memenuhi kebutuhan roh, dalam beberapa hal berbeda dari tubuh alamiah kita yg sekarang. Tubuh rohaniah memiliki kualitas-kualitas: tidak binasa, mulia, kuat (1 Kor.15:42).
Tubuh kebangkitan Kristus dalam beberapa hal sama seperti tubuh alamiah, tapi dalam beberapa hal lain berbeda Demikianlah, pada beberapa peristiwa Dia dikenal dengan segera (Mat 27:9; Yoh 20:19 dab), tapi pada peristiwa-peristiwa lain tidak (khususnya perjalanan ke Emaus, Luk 24:16; bnd Yoh 21). la muncul tiba-tiba di tengah-tengah murid-murid yang berkumpul dengan pintu tertutup (Yoh 20:19); tapi sebaliknya la lenyap dari pandangan kedua orang di Emaus (Luk 24:31). la bicara tentang diriNya yg memiliki 'daging dan tulang' (Luk 24:39). Kadang-kadang Ia menikmati makanan (Luk 24:41-43) kendati makanan jasmaniah bukanlah kebutuhan bagi kehidupan di seberang kematian (I Kor 6:13). Dan adalah jelas, bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit dapat menyesuaikan diri dengan batasan-batasan kehidupan jasmani seturut kehendak-Nya. Hal itu memberi kesan, bahwa apabila kita bangkit kita akan memiliki kemampuan yang sama.
IV. Makna Doktrin Kebangkitan
Dalam Kristologi (ajaran mengenai Kristus) kebangkitan adalah sangat penting. Fakta bahwa Yesus bernubuat akan bangkit dari kematian pada hari yang ke-3, mempunyai siratan sangat penting bagi pribadi-Nya. Pribadi yg dapat berbuat demikian adalah Pribadi yg lebih besar daripada manusia biasa. Paulus menalar jelas kebangkitan Kristus sangat penting. 'Andaikata Kristus tidak dibangkitkan', katanya, 'maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah kepercayaan kamu; kamu masih hidup di dalam dosamu' (1 Kor 15:14, 17). Maksudnya ialah bahwa Kekristenan adalah Injil, dan Injil adalah kabar baik tentang bagaimana Allah mengutus AnakNya untuk menjadi Juruselamat manusia. Tapi jika Kristus tidak benar bangkit, maka kita tidak mempunyai jaminan bahwa keselamatan kita telah terselesaikan.
Jadi dengan demikian realitas kebangkitan Kristus mempunyai arti yang sangat dalam. Kebangkitan orang percaya juga penting. Pandangan Paulus ialah, bahwa jika orang mati tidak akan bangkit, maka kita boleh menerima semboyan 'marilah makan dan minum, sebab besok kita akan mati' (1 Kor 15:32). Bagi orang percaya kehidupan kini tidaklah berarti segala-galanya. Harapan mereka terletak di tempat lain (1 Kor 15:19). Dan harapan itulah yg memberikan kepada mereka perspektif dan makna kehidupan yg dalam.
Kebangkitan Kristus dihubungkan dengan keselamatan orang percaya seperti dikatakan, 'Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita' (Rom 4:25; bnd 8:33). Kebangkitan Kristus dihubungkan dengan tindakan yang pokok, yang dengannya orang percaya diselamatkan. Keselamatan bukanlah sesuatu yang terjadi terlepas dari kebangkitan.
Hubungan kebangkitan dengan keselamatan tidak pula berhenti di situ. Paulus bicara tentang keinginan mengenal Kristus 'dan kuasa kebangkitan-Nya' (Flp 3:10), dan ia mendesak orang Kolose, 'Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yg di atas (Kol 3:1). la sudah mengingatkan mereka bahwa mereka dikuburkan bersama dengan Kristus dalam baptisan, dan dalam sakramen yg sama mereka dibangkitkan bersama dengan Dia (Kol 2:12). Dengan kata lain, rasul melihat kuasa yang sama, membangkitkan Kristus dari antara orang mati diberlakukan atas mereka yang menjadi milik Kristus. Kebangkitan terus terjadi.
Sobolim Matius
-
RINGKASAN KITAB KEJADIAN 1-15 Nama : Loani Yovena kobak Mata Kuliah : PL ...
-
VISI DAN MISI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI PERGURUAN TINGGI ...
-
EVALUASI PRAGRAM SEKOLAH MINGGU TAHUNAN SECARA HOLISTICK SEKALIGUS REKRUTMEN CALON GURU SEKOLAH MINGGU GEREJA INJILI DI INDONESIA (GIDI) JE...