Selasa, 01 April 2014

Paulus Menurut surat Integritas dan Strategi Penginjilan Galatia

Paulus Menurut surat Integritas dan Strategi Penginjilan Galatia

Oleh 
Matius Sobolim, S. Th 

  1. Pendahuluan   
Matius Sobolim, 2010  

Penginjilan tidak bisa lepas dari kehidupan orang percaya. Hal ini dinyatakan jelas dalam Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20. Tuhan Yesus sendiri memberi perintah kepada setiap orang
percaya untuk memberitakan Injil, tanpa kecuali. Memberitakan Injil tidaklah mudah. Seorang penginjil masa kini harus mempunyai strategi-strategi khusus agar penginjilan itu menjadi efektif. Selain itu, sikap hidup seorang penginjil harus sesuai dengan Injil yang diberitakannya, sehingga keteladanannya mencerminkan Kristus sendiri.

Oleh sebab itu, integritas dan strategi
penginjilan haruslah dimiliki oleh seorang penginjil. Paulus adalah seorang penginjil hebat yang memiliki integritas, serta mempunyai strategi dalam penginjilan penginjilan yang dilakukannya. Melalui paper ini, penulis ingin memaparkan tentang integritas dan strategi penginjilan Paulus yang dapat diteladani penginjil-penginji masa kini.

  1. Pengertian Penginjilan secara umum
 Penginjilan adalah berita tentang pengampunan dosa dari Allah. Penginjilan. 1Penginjilan adalah "memberitakan Kabar Baik tentang Kristus". Penginjilan itu lebih daripada sekadar metode; penginjilan adalah sebuah berita. Berita tentang kasih Allah, tentang dosa manusia, tentang kematian Kristus, tentang penguburan-Nya, dan kebangkitan-Nyaadalah berita yang menuntut suatu tanggapan menerima Injil itu dengan iman, lalu menjadi murid Yesus. Istilah n"penginjilan" mencakup segala usaha untuk memberitakan Kabar Baik tentang Yesus Kristus. Tujuannya ialah supaya orang-orang mengerti bahwa Allah menawarkan keselamatan dan supaya mereka menerima keselamatan itu dengan iman, lalu hidup sebagai murid Yesus. Seperti yang ditetapkan dalam Perjanjian Lausanne, "Menginjili ialah memberitakan Kabar Baik bahwa Yesus Kristus mati bagi dosa-dosa kita, dan Ia sudah dibangkitkan dari antara orang mati, menurut Kitab Suci. 2YesusKristus adalah Tuhan yang memerintah, Ia sekarang menawarkan pengampunan dosa dan mengaruniakan Roh Kudus kepada semua orang yang bertobat dan yang percaya.
Penginjilan itu sendiri ialah pemberitaan bahwa Kristus yang dikenal dalam sejarah dan dari Kitab Suci adalah Juru Selamat dan Tuhan. Adapun tujuan pemberitaan itu ialah supaya orang-orang mau datang kepada-Nya secara pribadi dan dengan demikian mereka diperdamaikan dengan Allah. Waktu kita mengundang agar orang mau menerima Kristus, kita tidak boleh menyembunyikan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang murid Yesus. Hasil dari penginjilan mencakup hidup patuh kepada Kristus, menggabungkan diri dengan gereja-Nya, dan melayani Tuhan dengan penuh tanggung jawab di dunia ini." Butir ke-4, dalam Perjanjian Lausanne, (c)1974 World Wide Publication, Minneapolis, Minnesota.  3GeorgeE. Sweazey mengatakan bahwa, Evangelism is very possible way of reaching outside the Church to bring people to faith in Christ and membership in His church. Penginjilan adalah setiap jalan yang sangat mungkin untuk menjangkau yang berada di luar gereja untuk membawa orang untuk beriman di dalam Kristus serta keanggotaan di dalam gereja-Nya. 4TheWorld Council of Churches at Amsterdam menyatakan bahwa, Evangelism is so making Christ known to men that each is confronted with the necessity of a personal decision, Yes or No. Penginjilan adalah membuat Kristus diketahui atau dikenal manusia yang masing-masing diperhadapkan dengan keperluan untuk mengambil keputusan pribadi, “ya” atau “tidak”.  5TheMadras Foreign Missions Council menyatakan Evangelism is so to present Jesus Chris to the world in the power of the Holly Spiri that men shall come to put their trust in God through Him, accept Him as their Savior and serve Him as their Lord in the fellowship of His Church. Penginjilan adalah memperkenalkan Yesus Kristus kepada dunia di dalam kekuatan dari Roh Kudus yang mana manusia dapat dating dan menaruh iman di dalam Allah melalui-Nya, menerima-Nya sebagai Juruselamat dan melayani-Nya sebagai Tuhan mereka di dalam persekutuan dari gereja-Nya. 6ToyohikoKagawa mengatakan bahwa Evangelism means the conversion of people from worldliness to Christlike godliness. Penginjilan berarti perubahan orang dari keduniawian kepada kesalehan seperti Kristus. 7Samuel Boon-Itt of Siam mengatakan Evangelism means living, doing, talking for Christ. Penginjilan berarti hidup, melakukan, dan
mengatakan tentang Kristus (bersaksi).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penginjilan harus berpusatkan pada Kristus. Pekerjaan menginjil tetap tidak berubah. Kebutuhan rohani umat manusia tetap tidak berubah. Berita penginjilan tetap tidak berubah. Dan karunia Allah kepada gereja-Nya termasuk karunia seorang penginjil tetap tidak berubah. Seperti yang dikatakan oleh Samuel Boon, bahwa penginjilan bukan hanya sekedar memberitakan tentang Kristus, tetapi tindakan/ hidup penginjil juga menceritakan Injil itu sendiri. Penginjilan harus mencakup dua aspek baik secara verbal maupun tindakan.
  1. Integritas dan Strategi Penginjilan Paulus
Integritas Paulus
Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, yang sekaligus menjadi modal
yang paling jarang dimiliki oleh seorang pemimpin. Sayangnya, integritas juga merupakan kualitas yang paling langka, bahkan hamper punah. Skandal Pendeta Jesse Jackson memperkuat premis ini. Pada 18 Januari 2001, Pendeta Jesse Jackson mengaku di depan publik bahwa ia memiliki anak di luar nikah berusia dua puluh bulan. Pengakuan ini menggegerkan publik. Siapa yang tak kaget mendengar seorang barometer spiritual masyarakat Amerika ternyata berselingkuh sejak tahun 1998? Skandal ini lebih dahsyat daripada skandal Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Mengapa? Karena Jesse Jackson adalah seorang tokoh spiritual yang selain menjadi pendeta, juga memainkan peran penting sebagai seorang politikus dan pejuang hak asasi manusia. Bahkan, saat
sedang terlibat dalam perselingkuhan, dia tetap menjadi konselor.


            Clinton dalam kasus Monica Lewinsky. 9Integritas dimengerti sebagai "completeness, wholeness, unified, dan entirety", semuanya merujuk pada keutuhan. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara perkataan dan perbuatan. Yakobus mendefinisikan integritas sebagai "sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun" (Yakobus 1:4). Iman dan perbuatan adalah satu. Bahkan dari perbuatannya, orang lain dapat melihat imannya (Yakobus 2:8). 10Integritas tidaklah sama dengan citra diri (image). "Image" adalah persepsi orang mengenai diri kita, sedangkan integritas adalah siapa diri kita sesungguhnya. Bila kita memusatkan seluruh daya upaya, pikiran, dan waktu untuk memperlihatkan sebuah "image" palsu kepada orang lain, kita berisiko kehilangan integritas. Konsistensi antara perkataan dan perbuatan, sama seperti istilah TI yang disebut WYSIWYG (what you see is what you get). Jika orang lain mendapati inkonsistensi dalam perkataan dan perbuatan kita, mereka melihat kita sebagai orang yang munafik. 11Seringkali, istilah etika, moralitas, dan integritas digunakan secara bergantian untuk menunjukkan maksud yang sama. Padahal ketiganya memiliki perbedaan. Etika adalah standar tentang mana yang baik dan jahat, benar dan salah. Sedangkan moralitas adalah tindakan actual tentang hal yang baik dan jahat, benar dan salah. Secara sederhana, etika adalah teoretikanya, sedang moralitas adalah praktikanya. Integritas adalah integrasi antara etika dan moralitas. Semakin keduanya terintegrasi, semakin tinggi integritas yang ada. Sebagai seorang penginjil, intergritas merupakan sesuatu yang mutlak harus ada, karena jika tidak, akan menjadi batu sandungan bagi berita Injil itu sendiri. Paulus adalah salah seorang penginjil yang
mempunyai integritas yang tinggi.

Dalam Galatia 2:11-14, Paulus bertentangan dengan Petrus di Antiokia.12Yangmenjadi masalah adalah sikap munafik dari pihak Petrus. Pada mulanya
Petrus makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat (ayat 12). Hal itu berubah setelah beberapa dari kalangan Yakobus datang. Karena Petrus takut pada mereka, ia menarik diri dari persekutuan dengan saudara-saudara dari latar belakang non-Yahudi. Oleh karena sikap Petrus itu orang-orang Kristen Yahudi yang lain pun ikut terseret oleh kemunafikan Petrus, termasuk Barnabas. 13Dalamsituasi seperti itu Paulus masuk dan menegur Petrus di hadapan seluruh jemaat. Arti teguran Paulus dalam ayat 14b, ialah sebagai berikut: “Jika engkau, Kefas, seorang Yahudi, bisa makan dan minum bersama-sama dengan orang Kristen dari latar belakang non-Yahudi tanpa merasa diri terikat oleh adat istiadat nenek moyang kita, bagaimana mungkin engkau sekarang mau mengharuskan saudara-saudara kita dari latar belakang non-Yahudi untuk melakukan adat istiadat itu. Karena, kalau engkau menarik diri dari persekuatuan di sekitar meja makan dengan mereka, sebenarnya engkau berkata kepada mereka: ‘Jika kalian mau bersekutu dengan kami, orang-orang Kristen dari bangsa Yahudi, maka kamu harus mengikuti adat istiadat nenek moyang kami. Itu sikap seorang yang munafik, Kefas, karena engkau sendiri sudah makan dengan mereka sebelum para penghasut yang mengklaim otoritas dari Yakobus datang. Denga sikapmu itu engkau juga menolak
kebenaran Injil yang sudah kita setujui bersama, yaitu bahwa semua orang diterima dalam persekutuan dengan Allah dengan syarat yang sama. Kalau Allah telah menerima mereka, mengapa kita menolak?  sudahkah engkau lupa pada pengelihatanmu sendiri pada waktu Allah berbicara kepadamu bahwa apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak
boleh engkau nyatakan haram?

Paulus di sini berekasi ketika kebenaran Injil terancam. Ketidakkonsistenan Petrus ini dapat menjadi batu sandungan bagi Injil. Karena apa yang telah diberitakannya mengenai tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan non-Yahudi, seolah-olah di sangkal oleh tindakannya sendiri. Petrus takut sehingga ia kehilangan integritas. Ia takut pada pengikut Yakobus yang pada saat itu masih mengharuskan sunat terhadap orang-orang yang ingin mengikut Kristus. Dan bagaimana mungkin Petrus mengharuskan orang non-Yahudi untuk mengikuti adat istiadat Yahudi untuk disunat, sedangkan ia sendiri telah menjadi pelanggar hukum Taurat dengan makan semeja dengan orang
yang belum disunat?

Hal inilah yang membuat Paulus menegor Petrus di depan umum, karena Barnabas dan orang Kristen lainya pun turut terseret dengan kemunafikannya. Petrus dan Barnabas adalah seorang pemimpin jemaat, apabila tidak ada keselarasan antara perkataan dengan perbuatan mereka, siapa yang harus diteladani dan diutus untuk memberitakan Injil? Karena seoleh-olah ajaran yang benar berasal dari kelompok sunat. n14ApakahAnthiokia akan tetap menjadi gereja pengabar Injil yang besar yang mengutus Paulus dan Barnabas? Ataukah sebaliknya mereka akan mengutus para pengabar Injil dari kelompok sunat, untuk memberitakan Injil palsu (injil plus sunat) dan dengan demikian, merusak kebenaran Injil serta memecah belah jemaat-jemaat yang telah dibangun oleh Paulus? Tentu Paulus harus segera bertindak dan menegur Petrus.
Dari peristiwa ini, Paulus sesungguhnya menekankan Petrus dan Barnabas agar memiliki integritas. Ia sangat menekankan konsistensi antara pemberitaan dan praktek hidup dari apa yang diberitakan. Tetapi Paulus bukan hanya menegur, tapi ia sendiri memang yang teruji integritasnya. Paulus adalah orang yang memegang teguh apa yang diajarkannya dan ia juga melakukannya. Hal ini dapat dilihat pada peristiwa Titus yang tidak disunatkan (Gal. 2:3-6). 15Sesungguhnya,saat di mana kita merasa bahwa orang lain tidak akan mengetahui pikiran, perasaan, dan perbuatan kita adalah saat di mana levelintegritas kita diuji. Sering kali, faktor yang menentukan integritas kita adalah peluang tindakan itu diketahui oleh orang lain. Seharusnya kita sadar bahwa Tuhan itu maha tahu. Ia melihat segala perbuatan kita. Siapa pun yang berusaha menutupi dosanya, Allah pasti
akan membukakannya (Amsal 10:9).

Untuk melakukan hal-hal yang baik Paulus tidak menunggu dilihat orang. Sikapnya sangat berbeda dengan orang-orang farisi yang munafik. Ia tidak mencari pujian manusia (Gal.1:10). Bahkan ketika orang lain menentangnya dan meragukan kerasulannya, ia tidak takut. Karena bagi Paulus, yang paling penting adalah memperkenankan hati Tuhan dan kebenaran Injil tetap dipertahankan (Gal.2:5-6). Ia sendiri tahu, bahwa panggilannya sebagai rasul tidak perlu disahkan oleh seorang manusia, tetapi oleh Allah. Ia hanya memandang kepada Allah. Dan ketika ia diutus oleh Tuhan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, ia tidak meminta pertimbangan manusia tetapi langsung berangkat ke tanah Arab (Gal.1:16). Dalam praktek hidupnya, Paulus taat bukan ketika dilihat orang, tetapi dia juga taat ketika tidak dilihat orang lain, karena ia tahu, Allah melihatnya.
Orang yang berintegritas tidak memiliki sesuatu yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Semakin luas pengaruh seseorang, semakin besar transparansi dan akuntabilitas yang ia tunjukkan. 16Paulus berbicara tentang kegagalan-kegagalan dan keberhasilannya denganketerusterangan. Paulus tidak pernah menutupi masa lalunya yangbegitu kelam sebagai seorang penganiaya jemaat Allah. Bahkan ia mengakui kelemahannya, dan menganggap kelemahannya adalah suatu keuntungan (2 Kor.12:7-10). Dan Paulus sendiri menyadari bahwa ia belum sempurna (Flp. 3:12-13).
Terhadap Timotius murid yang ia kasihi, Paulus berkata, supaya Timotius mengikuti ajarannya, cara hidupnya, pendiriannya, imannya, kesabarannya, kasihnya dan ketekunannya (2.Tim.3: 10). Dan bagaimana mungkin seorang Paulus menyuruh Timotius untuk meneladani dirinya, jika integritasnya tidak teruji. Karena pastilah Timotius tidak akan mendengarkannya, kalau ia bukan orang yang berintegritas. Ia juga menekankan Timotius untuk menjadi teladan meski ia muda, baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih, dan kesucian.
  1. Strategi Paulus
Strategi penginjilan adalah berbagai metode penyampaian Injil supaya memudahkan penginjil menyampaikan berita Injil, sehingga penginjilan menjadi lebih efektif. Strategi yang cocok disuatu tempat, belum tentu cocok di tempat lain. Dengan demikian tidak ada satu metode pun yang dapat dimutlakan penggunaannya. Dan yang perlu diingat, sebaik apapun strategi yang digunakan, tidak mampu membuat seseorang datang kepada Allah kecuali dengan pertolongan Roh Kudus. Namun demikian, bukan berarti startegi penginjilan tidak perlu. Penginjilan tanpa strategi seperti seorang
yang pergi berperang tanpa perencanaan. Baik strategi maupun pengandalan diri pada kuasa Roh Kudus, keduanya dibutuhkan dalam menginjili.Paulus selalu serius dengan pemberitaan Injilnya. Ia tahu bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi ketika ia memberitakan Injil. Oleh sebab itu, Paulus mempunyai strategi dalam memberitakan Injil. Ada beberapa strategi yang dilakukannya dalam menginjili, yang dapat dijadikan model penginjilian yang efektif yaitu:

*      Ia mendirikan gereja kota. Ia mendirikan jemaat Kristus di kota-kota
besar yang startegis seperti Filipi, Efesus, dsb. Tujuannya agar
sebanyak mungkin orang mendengar berita Injil. Setelah jemaat kuat
dijadikan pusat pemberitaan Injil, dan kemudian jemaat itu mengutus
Paulus dan mendukung pelayanannya ke tempat yang baru. Paulus
menginjili ke tempat yang memungkinkan adanya hubungan yang lebih
jauh dengannya, supaya ada komunikasi. Paulus menulis surat kepada
jemaat-jemaat yang ia dirikan.

*      Tempat yang digunakan untuk memberitakan Injil tempat-tempat umum yang
sangat strategis, yaitu di sinagoge, dipasar-pasar, dirumah-rumah,
dan ditempat belajar (Tiranus, Kis. 19:9).

*      Di manapun keberadaannya tidak menghalangi Paulus untuk memberitakan
Injil. Misalnya : di penjara. 17RasuoPaulus mengabarkan Injil di dalam rumah yang mereka kunjungi atau
singgahi (Kis. 20:20; 20:31).

*      Paulusmelakukan penginjilan lintas budaya. Untuk menghindari terjadinya
miss communication (kesalahpahaman) akibat perbedaan
worldview, seperti peristiwa di Listra (Kis. 14:8-18). Oleh sebab
itu dalam kesempatan penginjilan yang lainnya Paulus masuk melalui
worldview daerah setempat.

Worldview adalah pandang semesta/ dunia, atau asumsi apa yang mendasari, atau tindakan yang mendasari sebuah kebudayaan. Sebagai contohnya ialah dalam Kis.17 dalam peristiwa di. Athena. Langkah pertama yang dilakukannya ialah menyelidiki worldview orang-orang Athena. Hal ini ditunjukan dalam ayat 17 yaitu dengan cara bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi, orang-orang yang
takut akan Tuhan, serta orang-orang dipasar yang dijumpainya. Selain
itu dalam ayat yang ke 23 dikatakan bahwa ia berjalan-jalan di kota
itu dan melihat-lihat barang pujaan orang Athena. Dan ia menemukan
worldview yang mendasari tindakan ibadah orang-orang Athena yatiu
tulisa pada mezbah persembahan mereka yang berbunyi, “ Kepada Allah
yang tidak dikenal.”


Daribunyi tulisan ini Paulus menemukan cara untuk masuk kepada
penginjilan. Ia berkata kepada orang Athena bahwa Allah yang tidak mereka kenal itu adalah Allah yang ia beritakan. Allah yang menciptakan segala sesuatu dan memberi hidup kepada semua orang (ayat 24-25). Ini menunjukan bahwa Allah yang Paulus beritakan adalah Allah yang menciptakan orang Athena juga. Kemudian sampai kepada inti Injil yaitu Yesus yang mati dan bangkit (ayat 31).


*       Dalam
Kis.17:28 Paulus bertolak dari prinsip-prinsip Stoa serta mengutip penyair-penyair Yunani. Paulus disini tidak hanya mengundang perhatian dan simpati, tetapi perhatian untuk kesamaan antara pandangan dunia filsafat popular dan agama Kristen juga membantu membuka Injil kepada orang yang tidak terbiasa dengan Alkitab Yahudi. Sementara ia menggunakan bahasa Stoa,
pantheisme Stoa yang impersonal sudah di alihkan menjadi monotheisme yang personal.


*      Paulus
berlaku sebagai orang Yahudi ketika menginjili orang Yahudi (1 Kor.9:19-20). Ini berarti, Paulus hidup mengikuti budaya orang Yahudi. Tujuannya adalah untuk memenangkan orang Yahudi. Tetapi dalam hal ini Paulus tidak kehilangan integritas dan tidak mengikuti hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan. Dengan berlaku seperti orang Yahudi, ia berharap dapat diterima atau dapat masuk dalam lingkup orang Yahudi, dan ddengan demikian ia dapat leluasa
memberitakan Injil Kristus.

  1. Aplikasi integritas dan strategi penginjilan Paulus bagi
    penginjil masa kini
Dengan mempelajari integritas dan strategi penginjilan Paulus, penginjil masa kini dapat meneladani integritas maupun strateginya. Ternyata baik integritas maupun strategi Paulus tidak dapat dipisahkan. Integritas sangat penting untuk menegaskan
berita Injil yang disampaikan. Bukan hanya sekadar kata-kata, dan berita tanpa kenyataanya, tapi berita itu menjadi sungguh nyata. Selain itu, tanpa integritas seorang pengijil, Injil dapat menjadi cemoohan orang, karena berita dan kenyataan hidup pemberita sangat berbeda. Oleh sebab itu Paulus telah memberi teladan bagi para
penginjil masa kini untuk hidup berintegritas.

Penginjil masa kini dapat meneladani model penginjilan Paulus. Strategi yang digunakan oleh Paulus sesuai dengan konteks pada zaman itu, dan sangat berbeda dengan keadaan zaman sekarang. Oleh sebab itu metode Paulus tidak bisa dimutlakan. Tetapi
dari strateginya dapat ditarik beberapa yang bisa digunakan pada masa
kini, yaitu:

1.      Gereja-gereja yang telah kuat pada zaman sekarang dapat menjadi pusat pemberitaan Injil yang mengutus penginjil-penginjil ke daerah lain yang belum
mendengar berita Injil. Tempat-tempat yang telah dijangkau,
dijadikan pusat pemberitaan Injil juga, dan demikian seterusnya.
Diusahakan ada follow up terhadap yang di injili

2.       Memberitakan Injil ditempat umum dan strategis seperti di pasar, rumah sakit,
dsb. Dengan menjalin hubungan dengan orang-orang yang dijumpai
ditempat tersebut, kemudian lama-kelamaan mulai masuk untuk
memberitakan Injil sedikit demi sedikit.

3.      Memberitakan Injil di mana saja, tentu saja dengan pimpinan Roh
Kudus. Termasuk memberitakan Injil di penjara.

4.       Mencari, memahami worldview dari budaya setempat yang diinjili, terutama
tentang kepercayaan mereka. Kemudian dapat memasukan pesan Injil
dari worldview itu.

5.      Memakai sesuatu yang familiar di tempat yang di Injili, untuk memudahkan
mereka mengerti Injil. 

6.      Hidupditengah penduduk setempat yang diinjili. Mengikuti peraturan dan
budaya setempat agar dapat diterima penduduk setempat, sehingga beroleh kesempatan untuk memberitakan Injil. Tetapi ketika meyesuaikan diri dengan mereka, penginjil tidak boleh kehilangan integritas sehingga melanggar Firman Tuhan.

  1. Kesimpulan
Menginjili adalah tugas semua orang percaya tanpa kecuali. Penginjilan bukanlah hal yang mudah, oleh sebab itu diperlukan strategi untuk mencapai sasaran, dn integritas agar diri pemberita tidak menjadi batu sandungan. Dengan belajar strategi dan
integritas dari Paulus, diharapkan setiap orang percaya dapat dibekali untuk lebih efektif dan maksimal dalam pemberitaan Injil Tuhan.

Daftar Pustaka,
Eliss, D. W., Metode
Penginjilan. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/ OMF.

Sweazey, E.George,
Effective Evangelism, USA: Harper
and Row, Publisher, 1953.

Graham, Billy,
Beritakan Injil standar Alkitabiah bagi Penginjil. Bandung:
Lembaga

Literatur Babtis , 1955.
Tulluan, Ola,
Eksposisi Surat Galatia. Batu Malang: I-3, 1994, hlm. 26.

Sanders J.Oswald,
Kepemimpinan rohani. Batam: Gospel Press, 2002.

Sendjaya,
Kepemimpinan Kristen. Yogyakarta: Kairos, 2004, hlm. 62-70.

Wiersbe,
Warren W., Merdeka di Dalam Kristus. Bandung: Yayasan Kalam
Hidup, 1995.


1 Billy Graham, Beritakan Injil standar Alkitabiah bagi Penginjil,
(Bandung:Lembaga Literatur Babtis , 1955), hlm. 7-20

INTEGRITAS, DAPATKAH DIUKUR DAN DIRAMALKAN?

INTEGRITAS, DAPATKAH DIUKUR DAN DIRAMALKAN?
Sangat menarik untuk membahas apakah integritas dapat diukur dan diramalkan. Di bawah ini adabeberapa panduan untuk mengukur “integrity in action“, yang lebih bersifat konkrit operasional, yang mudah diikuti sebagai panduan   wawancara. Masalahnya, sampai seberapa jauh indikator tersebut dapat
 diterapkan, terutama pada posisi di bawah upper middle management. Karena, indikator di bawah ini bisa berjalan, jika memang banyak past experiences dari calon yang dinilai, banyak critical incidents dalam pengalaman hidupnya yang terkait dengan aspek tersebut. Misal, pernah mengalami peristiwa yang mengundang conflict of interest, pernah menjalani suatu tanggung jawab yang sulit, pernah harus mengambil keputusan yang tidak populer. Kalau sample nya terbatas, otomatis agak “sulit’ melakukan penilaian berkaitan dengan hal ini. Mengukur integrity, banyak terkait dengan moralitas seseorang. Namun demikian, banyak sekali perusahaan yang mencantumkan integrity sebagai aspek yang harus dimiliki oleh calon karyawan dan pimpinannya.    

  1.            Definisi integritas menurut kamus kompetensiIntegritas kerja adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik lembaga Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.      

2.            Bagaimana menilai integritas bawahan/calon pimpinan?a.       

Apakah kode etik telah dilaksanakan?
 Setiap profesi mempunyai kode etik profesional yang harus dipatuhi. Etika ini harus tercantum dalam peraturan perusahaan dan dapat diobservasi dalam penilaian perilaku. Sebagai contoh: Pada salah satu perusahaan, tingkat kedalaman perilaku integritas bertingkat, dari 1 sampai 3 , disesuaikan dengan dimensi tingkat risiko yang harus dihadapi karena bertindak konsisten sesuai kode etik dan kebijakan. Seseorang bisa saja pandai berkomunikasi dan menunjukkan bahwa integritasnya tinggi, namun dapat diuji dan dilakukan probing, aspek apa yang paling dijunjung tinggi dalam kode etiknya. Misalkan dengan menanyakan, apakah pernah mengalami kasus seputar etika, dan seberapa jauh keterlibatannya dalam kasus tersebut? Apabila tak terkait, bagaimana cara menyelesaikan kasus tersebut, jika yang terlibat adalah anak buahnya? b.      Bagaimana mengatasi conflict of interestSetiap orang perlu menyesuaikan perilakunya dilapangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada situasi ini, seorang individu ada kemungkinan berhadapan dengan conflict of interest, bagaimana cara memecahkan masalahnya, yang dalam pemecahannya akan terkandung kadar integritasnya. Bagaimana dia menggunakan wewenangnya dalam menyelesaikan persoalan, sebaik apakah wewenang tersebut dimanfaatkan? Integritas pimpinan dapat diukur, bagaimana pimpinan memanfaatkan wewenangnya, dan mengambil risiko melakukan putusan dari yang populer maupun yang sama sekali tak populer. c.       Apakah seseorang bersifat sebagai risk taker atau risk avoider? Apakah seorang akan lari dari tanggung jawab? Atau berani pasang badan untuk mempertanggung jawabkan ? Untuk level operasional/first level management, kriteria kedisiplinan dan cooperative behaviour (yang bisa diterjemahkan sebagai ketaatan pada peraturan dan kesediaan bekerjasama untuk memenuhi tuntutan organisasi) sudah cukup mewakili perilaku kerja yang diinginkan melalui apa yang dinamakan “integrity” itu. Untuk level upper middle management memang perlu ada interview yang mendalam, untuk melihat seberapa jauh kecenderungan seseorang untuk berperilaku yang merugikan organisasi dan masyarakat luas, terutama untuk wewenang besar yang mereka miliki. Yang terkadang sulit diukur adalah keberanian mengambil risiko (dalam pengertian positif), yang terkadang dekat sekali artinya dengan mengambil keputusan diluar prosedur yang ada. Sebaliknya, pimpinan yang terlalu prosedural (cenderung cari aman dan berlindung dibalik prosedur) juga tidak akan efektif mendorong kemajuan organisasi. d.      Komitmen terhadap organisasi

Sejauh mana seorang pimpinan akan melakukan perubahan, mengembangkan anak buahnya untuk memajukan perusahaan? Bagaimana komitmennya terhadap organisasi, apakah seseorang berani melakukan hal sulit untuk kemajuan organisasi? Seorang pimpinan yang baik juga akan menjadi mentor bagi bawahannya, serta menyiapkan kaderisasi sebagai penggantinya kelak. e.       Perhatian terhadap sesame
Dalam menilai pendekatan ke manusia, diperlukan suatu data dan fakta, untuk mengetahui gambaran integritas seseorang. Hal ini memerlukan kepekaan dan kemampuan penilai/pewawancara, untuk melihat konteks dan framework seputar fakta yang dibicarakan dalam tanya jawab intensif.    
                        
   3.            Apakah mungkin dilakukan training untuk meningkatkan integrity? 

Melakukan observasi perilaku seperti bahasan di atas akan lebih mudah bila orang tersebut belum bergabung dengan perusahaan. Namun bagaimana apabila yang dinilai adalah seseorang yang akan mendapat kesempatan untuk menjadi pimpinan yang lebih tinggi? Pada umumnya penilaian dilakukan dengan metoda tertentu, dan melalui assessment center. Permasalahan yang sering muncul, adalah kekurangan orang sesuai yang dibutuhkan, ataupun kalau ada masih terdapat “gap” yang harus diperbaiki. Persoalan yang muncul adalah, bagaimana cara training yang tepat untuk menutup gap tersebut? Di satu sisi, integritas merupakan kunci kemajuan perusahaan, karena maju mundurnya perusahaan ditentukan oleh SDM nya, yang diharapkan menjunjung integritas tinggi. Disadari, bahwa perusahaan lebih mudah membuat orang pandai dengan meningkatkan skill nya, tetapi yang sulit adalah meningkatkan soft kompetensinya.
             Jika training untuk soft kompetensi begitu sulit, perlu dipikirkan membuat sistem manajemen dan budaya organisasi sedemikian rupa, sehingga tidak ada peluang bagi anggotanya untuk berperilaku “menyimpang”. Sistem yang terbuka, record yang lengkap, pertanggung jawaban yang jelas, reward dan sanksi yang tegas untuk perilaku kerja tertentu, akan dapat membantu terbentuknya “integrity in action” tersebut. Tumbuhnya sense of belonging dan komitmen yang tinggi terhadap organisasi juga kondusif dampaknya untuk mengurangi perilaku yang menyimpang. Kalau seseorang sudah merasakan bahwa organisasi tempat dia bekerja adalah bagian penting dari dirinya sendiri, maka dia tidak akan berperilaku merugikan bagi perusahaannya, karena berarti akan merugikan diri sendiri. Jadi situasi kerja demikian yang harus dibentuk, untuk meningkatkan integrity di tempat kerja, dibanding dengan pendidikan khusus tentang hal ini.Sumber data:
  1. Eileen Rachman. Meraba integritas, bisakah? Kompas. Experd, Jakarta, 2006
  1. Rayini, University of Queensland. Brisbane, 2006   
 x

FAKTOR KEPEMIMPINAN YANG PALING PENTING ADALAH INTEGRITAS

FAKTOR KEPEMIMPINAN YANG PALING PENTING ADALAH INTEGRITAS 

Jatuh karena kepemimpinan. Rahasia untuk bangkit dan tidak jatuh adalah integritas. Marilah kita lihat beberapa alasan mengapa integritas begitu penting. Integritas membina kepercayaan.

1.      Integritas Membina Kepercayaan
            Dwight Eisenhower berkata' "supaya bisa menjadi pemimpin 
seseorang harus punya pengikut. Dan
Matius dan Sahabat Soknoris


unfuk bisa punya pengikut, seseorang harus punya keyakinan diri. Dengan demikian, kualitas yang unggul untuk menjadi pemimpin tidak perlu disangsikan lagi adalah integritas.'Tanpa integritas, tidak mungkin ada sukses yang sesungguhnya, tidak peduli apakah dalam kelompok seksi, lapangan sepak bola, dalam ketentaraan, atau di kantor. Kalau rekan seseorang mendapatkannya bersalah sebagai orang yang palsu, kalau mereka menemukan bahwa dia tidak punya integritas yang benar, dia akan gagal. Ajaran dan tindakannya harus saling bersesuaian. Dengan demikian maka.kebufuhan besar yang pertama adalah integritas dan tuiuan yang luhur."

Peter Bruyn, seorang spesialis Belanda di bidang administrasi, menyatakan bahwa wewenang bukanlah kekuasaan yang dimiliki seorang bos atas bawahan, tetapi lebih banyak kemampuan bos mempengaruhi bawahan untuk mengakui dan menerima kekuasaan itu. Dia menyebutnya "tawarmenawar": Bawahan dengan diamdiam setuju unfuk menerima bos sebagai bos dengan timbal balik ditawari jenis kepemimpinan yang bisa mereka terima.

            Apa yang bisa disimpulkan dari teori Bruyn? Hanyalah bahwa manajer harus membina dan memelihara - kredibilitas. Bawahan harus bias mempercayai bahwa bos mereka akan bertindak dengan itikad baik kepada mereka.

            Terlalu sering orang yang bertanggung jawab unfuk memimpin mengganfungkan pada organisasi unfuk membuat orang bertanggung jawab untuk mengikuti. Mereka minta jabatan baru, kedudukan lain, peta organisasi, dan kebiiaksanaan baru untuk mencegah pembangkangan. saying sekali mereka tidak pemah mendapat cukup wewenang untuk bisa efektif. Mengapa? Mereka mengandalkan pihak luar ketika masalah mereka ada di dalam. Mereka tidak punya wewenang karena mereka kurang memiliki integritas.

Hanya 45 persen dari empat rafus manajer dalam survai Camegie Mellon yang mempercayai manajemen puncak mereka; yang sepertiga tidak mempercayai atasan langsung mereka. Dengan begitu banyak yang tergantung pada kredibilitas dan kepercayaan, seseorang dalam setiap organisasi harus menyediakan kepemimpinan unruk meningkatkan jumlah ini.
Cavett Roberts berkata: "Kalau anak buah saya mempercayai saya, saya akan mendapatkan tindakan mereka." Supaya seorang pemimpin punya wewenang untuk memimpin, dia memerlukan lebih dari sekedar natna jabatan yang terpasang di pintu kantomya. Dia harus mempunyai kepercayaan mereka yang mengikutinya.

2.      Integritas Punya Nilai Pengamh Tinggi
Emerson berkata, "Setiap lembaga besar merupakan bayang-bayang panjang satu orang. Wataknya menenfukan watak organisasi." Pemyataan itu "sejajar" dengan kata-kata Will Rogers yang mengungkapkan, "Pikiran orang berubah melalui pengamatan dan bukan pertengkaran." Orang adalah apa yang dilihat orang lain.

Menurut 1.300 eksekutif senior yang menanggapi sebuah penelitian belum lama ini, integritas adalah kualitas manusia yang paling diperlukan bagi sukses bisnis. Tujuh puluh safu persen menaruhnya di puncak daftar enam belas ciri khas yang bertanggung jawab unfuk meningkatkan efektivitas seorang eksekutif.

Sayang sekali kita cenderung melupakan nilai pengaruh tinggi integritas di rumah. R.C. Sproul, dalam bukunya Objections Answered, menceri takan tentang seorang anak laki{aki Yahudi yang dibesarkan di Jerman bertahun-tahun yang lalu. Anak ifu mempunyai rasa kekaguman yang besar kepada ayahnya, yang mengusahakan agar kehidupan keluarga berlang- sung di seputar pengamalan religius kepercayaan mereka. Si ayah menga- jak mereka ke sinagog dengan penuh keimanan.

Walaupun demikian, dalam usia remaja keluarga anak ifu terpaksa pindah ke kota lain di Jerman. Kotanya tidak punya sinagog, hanya sebuah gereja Lutheran. Kehidupan masyarakat berlangsung di seputar gereja Lutheran; semua orang yang baik menjadi anggota gereja ini. Tiba-tiba, si ayah mengumumkan kepada keluarganya bahwa mereka semua akan me- ninggalkan tradisi Yahudi dan menjadi jemaat gereja Lutheran. Ketika keluarganya yang terkejut menanyakan apa sebabnya, si ayah menjelaskan bahwa itu akan baik bagi bisnisnya. Si anak muda kalut dan kebingungan. Kekecewaannya yang mendalam segera berubah menjadi kegetiran luar biasa yang merongrongnya selama hidup.

Kemudian dia meninggalkan Jerman dan pergi ke Inggris untuk menuntut ilmu. Setiap hari dia beradadi British Museum merumuskan gagasannya dan menggubah buku. Dalam buku itu dia memperkenalkan seluruh pandangan dunia yang baru dan memikirkan sebuah gagasan yang dirancang untuk mengubah dunia. Dia memerikan agama sebagai "candu bagi rakyat." Dia membuat orang-orang yang mengikutinya memberikan komitmen kepada kehidupan tanpa Tuhan. Gagasannya menjadi norrna bagi pemerintah-pemerintah hampir separuh penduduk dunia. Namanya? Karl Marx,pendiri gerakan komunisme. Sejarah abad kedua puluh, dan mungkin sesudahnya, sangat terpengaruh karena seorang ayah membiarkan noffna nornanya meniadi salah benfuk.

3.      Integritas memudahkan standar tinggi.
            Pemimpin harus hidup dengan standar yang lebih tinggi daripada pengikutnya. Wawasan ini tepat berlawanan dengan pemikiran keba- nyakan orang mengenai kepemimpinan. Di dunia yang penuh pameran dan hak istimewa yang menyertai pendakian menuju sukses, hanya sedikit pemikiran yang diberikan kepada tanggung jawab perjalanan naik ke atas. Pemimpin bisa melepaskan segalagalanya kecuali tanggung jawab, baik bagi mereka sendiri maupun bagi organisasi. John D. Rockefeller, Jr. mengatakan, "Saya yakin setiap hak mengimplikasikan sebuah tanggung iawab, setiap kesempatan, sebuah kewajiban; setiap pemilikan, sebuah tugas." Bagan di bawah melukiskan. 

Terlalu banyak orang yang siap mendesakkan hak-hak mereka, tetapi bukan unfuk mengambiltanggung jawab mereka. Richard L. Evans, dalam bukunya An Open Road, berkata: "Tidak temilai harganya kemungkinan menemukan orang yang mau mengambil tanggung jawab, yang mau menyelesaikan dan mengikuti hingga tuntas sampai perincian akhir mengetahui bilamana Seseorang menerima tugas yang akan diselesaikan secara efektif dan penuh kesadaran. Tetapi kalau tugas yang separuh diselesaikan selalu kembali - untuk diperiksa, diteliti, disunting, dipikirkan kembali, dan diperhatikan lagi - jelas sekali seseorang telah gagal mengikuti ajaran pekerjaan yang tuntas."

Tom Robbins berkata, "Jangan biarkan diri Anda menjadi korban zaman tempat Anda hidup. Bukan zaman yang akan menjatuhkan kita, begitu pula bukan masyarakat. Ada kecenden-rungan pada zaman sekarang untuk mem- bebaskan individu dari tanggung jawab moral dan memperlakukan mereka sebagai korban keadaan sosial. Anda membe)i apa yang Anda bayar dengan jiwa Anda. Yang membatasi orang adalah tidak adanya watak. Kalau watak seorang pemimpin rendah, demikian plah standar mereka.


4.      Integritas menghasilkan reputasi yang kuat, bukan hanYa citra
Citra adalah apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita' Integritas adalah apa diri kita yang sesungguhnya. Dua orang wanita lanjut usia sedang berjalan di pemakaman di halaman belakang geieiadi pedesaan Inggris yang agaknya cukup penuh sesak dan sampai ke sebuah tatu nisan. Tulisan di batu nisan itu berbunyi: "Di sini terbaring John Smith, seorang politikus dan orang yang jujur'" "Ya,-Tuhan!" kata salah seorang wanita kepada lainnya. "Bukankah mengerikan mereka memasukkan dua orang dalam satu kuburan?"

Kita semua pernah kenal dengan seseorang yang tidak sama di luar seperti di dalam. sedihnya, banyak orang yang telah berusaha lebih keras untuk citranya dibandingkan dengan untuk integritasnya tidak mengerti ketika mereka tibatiba "jatuh." Bahkan teman-teman yang berpikir mengenal mereka merasa keheranan.

Di Cina Kuno orang menginginkan rasa aman dari kelompok orang barbar dari utara, maka mereka membangun tembok besar. Tembok begitu tinggi sehingga mereka yakin tidak ada seorang pun yang bisa memanjatnya begitu tebal sehingga tidak ada apa pun yang dapat mendo braknya. Mereka pun kembali santai untuk menikmati rasa amannya. Dalam seratus tahun pertama sejak adanya tembok, cina diserang tiga kali. Tidak barang sekali kelompok orang barbar mendobrak tembok atau memanjatnya. Setiap kali mereka menyuap penjaga pinfu gerbang dan kem,rdian ia.gsung-berbondong-bondong melalui pintu gerbang. Orang Cina begitu sibuk mengandalkan tembok batu sehingga lupa mengajarkan integritas kepada anak-anak mereka.

Thomas Macauley berkata, "ukuran watak seseorang yang sesungguhnya adalah apa yang akan dilakukannya kalau dia tidJ akan ketahuan." Kehidupan seperti tanggem; kadang-kadang kehidupan menjepit kita. pada saat-saat mengalami tekanan seperti itu, apa yang ada di dalam akan ketahuan. Kita tidak bisa memberikan apa yang tidak kita miliki. citra banyak menjanjikan tetapi sedikit menghasili<an. Integritas tidak pemah mengecewakan.

5.      Integritas berarti menghayatinya sendiri sebelum memimpin orang .lain.
Kita tidak bisa memimpin siapa pun lainnya lebih jauh daripada tempat kita sendiri berada. Terlalu sering kita begitu memikiikan produk sehingga kita mengambil;alan pintas dalam menjalankan prosesnyu. tiduk adaJln pintas.kalau integritas terlibat. Akhirnya kebenaran akan selalu terungkap.

Belum lama ini saya mendengar seseorang yang mewawancarai seorang konsultan untuk beberapa perusahaan terbesar di A.S. tentang pengendalian mutu mereka. Konsultan berkata, "Dalam pengendalian mutu, kita tidak memikirkan produk. Kita memikirkan proses. KaLau prosesnya benar, maka produknya terjamin." Hal yang sama juga berlaku bagi integritas; integritas 1 menjamin kredibilitas. Ketika pesawat challenger meledak, Amerika terkejut mengetahui pengendalian Mufu telah memperingatkan NASA bahwa pesawat antariksa ulang-alik ifu belum siap sepenuhnya untuk berangkat. Tetapi bagian produksi mengatakan, "Pertunjukan harus jalan terus- Dan latuhtoipesawut itu, tepat sama seperti banyak pemimpin.

Saya ingat mendengar kata-kata peratih bola basket saya, Don Neff, yang berulang kali ditekankan kepada tim kami, .,Kalian bermain seperti kalian berlatih; kalian bermain seperti kalian berlatih." Kalau kita kagal mengikuti prinsip ini, kita gagal mencapai potensi pribadi kita. Kalau pemimpin gagal mengikuti prinsip ini, akhimya mereka akan kehilangan kredibilitas.

6.      Integritas membantu seorang pemimpin dipercaya, bukan hanya pintar.
Belum lama ini saya makan malam bersama Fred smith. Usahawan yang bijaksana ini berbagi dengan saya perbedaan antara menjadi pintar dan menjadi dipercaya. Dia mengatakan bahwa pemimpin pintar tidak pemah tahan lama. Pernyataan itu mengingatkan saya kepada kata-kata Peter Drucker, yang diberikan dalam pertemuan para pendeta untuk membicarakan persoalan-persoalan penting di gereia,,,persyaratan akhir kepemimpinan yang efektif adalah memperoleh kepercayaan. Kalau tidak maka tidak akan ada pengikut.... pemimpin adalah seorang yang punya pengikut. Untuk mempercayai seorang pemimpin, tidak perlu kita setuiu dengannya.  Kepercayaan adalah keyakinan bahwa pemimpin sungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya. Itu adalah kepercayaan kepada sesuatu yang sangat kuno yang disebut 'integritas.' Tindakan seorang pemimpin dan kepercayaan yang dipegang oleh pemimpin harus sama atau paling sedikit serasi" Kepemimpinan yang efektif - dan sekali lagi ini kebijaksanaan yang sangat tua - tidak berdasarkan sifat pintar; ini terutama berdasarkan sikap konsisten. "

Pemimpin yang tulus tidak harus mengiklankan fakta. Ini kelihatan dalarn segala hal yang mereka lakukan dan segera diketahui setiap orang secara umurn. Demikian pula, ketidaktulusan tidak dapat disembunyikan, disamarkan, atau ditutup-tufupi, tidak peduii secakap apa pun seorang menajer dalam hal-hal lainnya. Satu-satlnya cara untuk rnemelihara itikad baik dan penghargaan tinggi orang-orang yang bekerja bersarna Anda adalah dengan layak memperolehnya. Tidak ada seorang pun yang bisa mernbodohi semua orang sepanjang wakfu" setiap orang di antara kita, akhirnya, akan diakui tepat untuk apa diri kita - bukan apa yang kita usahakan agar tampak.
Ann Landers berkata, "orang yang punya integritas rnengharapkan untuk dipercaya. Mereka juga tahu waktu akan membuktikan bahwa mereka benar dan bersedia menunggu."

7.      Integritas adalah prestasi yang dicapai dengan susah payah.
Integritas bukan sebuah faktor yang terdapat daiam kehidupan sehari- hari. Ini adalah hasildari disiplin pribadi, kepercayaan batin, dan keputusan untuk jujur sepenuhnya dalam segala situasi di dalam kehidupan kita. Sayang sekali di dunia pada zaman sekarang kekuatan watak merupakan komoditas yang langka. sebagai akibatnya, kita hanya mempunyai sedikit model integritas kontemporer. Budaya kita hanya menghasilkan sedikit sekali pahlawan yang tahan lama, hanya sedikit teladan kebajikan. Kita menjadi bangsa peniru, tetapi hanya sedikit pemimpin yang berharga untuk ditiru.

Arti integritas telah mengalami erosi. Lontarkan perkataan itu ke dalam percakapan di Hollywood, di wailstreet, bahkan di Main street, dan Anda akan dibalas dengan pandangan terbelalak. Bagi sebagian besar bangsa Amerika, kata itu rnenimbulkan gagasan sok suci dan pikiran picik. Di zaman ketika arti kata dimanipulasi, norma-norma dasar seperti integritasbisa dihancurkan dalam sekejap mata.

Integritas adalah antitetis bagi semangat zaman kita sekarang. Falsafa hidup yang jauh jangkauannya yang membimbing budaya kita sekeliling mentalitas yang materialistis dan konsumeristis. Kebutuhan mendesak untuk saat sekarang mengalahkan pertimbangan yang mempunyai arti penting yang abadi.

Kalau kita menjual kepada seseorang lainnya kita juga menjual diri sendiri. Hester H. Cholmondelay menggarisbawahi kebenaran ini puisi pendek, "Judas": Masih seperti di zaman dulu Manusia menghargai dirinya sendiri . Sebanyak tiga puluh kepeng ketika Judas menjual. Dirinya sendiri, bukan Kristus.

Billy Graham berkata, "lntegritas adalah lem yang merekatkan hidup kita menjadi satu. Kita harus terus-menerus berjuang untuk agar integritas kita tetap utuh.
"Ketika kekayaan hilang, tidak ada apa pun yang hilang; ketika kesehatan hilang, sesuatu hilang; ketika watak hilang, segalagalanya hilang.

Berikutnya, ambillah "Tes pembimbing." Di situ ditanyakan, ,,Apakah saya harus kepada pemimpin saya?" Joseph Bailey mewawancarai lebih dari tiga puluh orang eksekutif puncak" Dia mendapatkan bahwa semuanya dipelajari pertama kali dari seorang pembimbing. Ralph waldo Emerson mengatakan, "Keinginan utama kita dalam kehidupan adalah seseorang yang akan menjadikan kita apa yang bisa kita capai.,' Setelah kita menemukan orang itu, kita perlu memeriksa pertumbuhan kita secara teratur, menanyakan, "Apakah saya sepenuhnya membuat diri saya bisa mendapatkan pelajaran yang saya terima?" Mengambiljalan pintas dalam proses ini akan merugikan pembimbing Anda maupun dirl sendiri.

Akhirnya, ambillah "Tes Massa." Di situ ditanyakan, "Apakah saya fulus kepada pengikut saya?" sebagai pemimpin, kitadengan cepat memahami bahwa keputusan yang salah bukan hanya mempengaruhi kita secara merugikan, tetapi juga mempengaruhi mereka yang mengikuti kita. walaupun demikian, membuat keputusan yang buruk karena morif yang salah berbeda sama sekali. Sebelum mencapai kendali kepemimpinan, kita harus menyadari bahwa kita mengajarkan apa yang kita ketahui dan memproduksi apa diri kita. Integritas adalah sebuah pekerjaan orang dalam.

Penganjur tindakan memberikan teladan kemampuan bisa diandalkan dimuka pengikut, James P. Kouzes dan Barry posner, melaporkan dalam buku mereka, The Leadership chailenge, bahwa pengikut mengharapkan empat hal dari pemimpin mereka: kejujuran, kecakapan, wawasan, dan ilham.

Tuliskan apa yang Anda hargai dalam kehidupan. Keyakinan adalah kepercayaan atau prinsip yang terus-menens Anda teladani, salah satu yang membuat Anda rela mati untuknya. Apakah keyakinan Anda?

Tanyakan kepada seseorang yang kenar baik dengan Anda apa bidang kehidupan Anda yang mereka pandang konsisten (Anda melakukan apa yang Anda katakan) dan apa bidang yang mereka pandang tidak konsisten (Anda mengatakan tetapi tidak selalu menghayatinya).



Kamis, 16 Januari 2014

Pengertian Integritas menurut beberapa cabang ilmu


Pengertian Integritas menurut beberapa cabang ilmu  
Keluarga Sobolim Matius
Pengertian Integritas menurut beberapa cabang ilmu  
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yg
menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Menurut Mario Teguh, motivator ternama di Indonesia, integritas adalah kesetiaan kepada yang benar. Hal ini sejalan dengan pengertian integritas menurut Wikipedia yang berarti suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Nilai dan prinsip ini tentunya tidak lepas dari yang namanya kebenaran. Oleh karena itu orang yang memiliki integritas pasti akan menjadi orang yang jujur dan menyukai keadilan.

Hubungan Integritas dan Pemimpin
Integritas ini dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin. Integritas sebagai pemimpin dapat membawa yang dipimpin menjadi lebih baik. Pemimpin yang memiliki integritas hanya akan berpikir bahwa dirinya itu melayani siapa saja yang dipimpinnya, bukan sebaliknya. Sedangkan seorang pengikut yang memiliki integritas berpikir bahwa dirinya harus melayani pemimpin selama pemimpin itu benar sesuai nilai prinsip dan moral. Dengan begitu akan terjadi pelayanan dua arah dimana akan menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Pemimpin yang melayani pengikut bisa menjadi adil. Hal ini membuat pengikutnya senang dan mengikuti apa yang diperintahkan karena mereka yakin bahwa pemimpin tersebut memiliki integritas dan lebih banyak benar.
            Integritas berhubungan dengan dedikasi atau pengerahan segala daya dan upaya untuk mencapai satu tujuan. Integritas ini yang menjaga seseorang supaya tidak keluar dari jalurnya dalam mencapai sesuatu. Seorang pemimpin yang berintegritas, tidak akan mudah korupsi atau memperkaya diri dengan menyalahgunakan wewenang. Seorang pengusaha yang berintegritas tidak akan menghalalkan segala cara supaya usahanya lancar dan mendapatkan keuntungan tinggi. Singkatnya, orang yang memiliki integritas tetap terjaga dari hal-hal yang mendistraksi dirinya dari tujuan mulia.

            Singkatnya adalah orang yang memiliki integritas lebih menyukai proses yang benar untuk menghasilkan sesuatu yang benar. Hasil tidak menjustifikasi proses dan proses tidak menjustifikasi hasil, keduanya harus berjalan dengan baik dan benar. Orang yang berintegritas itu anti jalan pintas, apalagi mendapakan sesuatu dengan cara meretas. Mereka adalah lawan dari orang-orang yang munafik. Sementara orang munafik bersikap tidak sama dengan kata-kata, orang berintegritas melakukan hal sesuai dengan yang ia katakan. Silat lidah tak berlaku bagi orang yang memiliki integritas karena ia adalah orang yang mengatakan bisa jika memang bisa dan mengatakan tidak bisa jika memang ia tidak mampu.

            Nah, sebagai intermeso, dari penjelasan tentang pengertian integritas di atas, sudahkah kita memiliki pemimpin seperti yang disebutkan diatas? (Iwan)

KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ?

  KALAU YESUS ADALAH ALLAH, BAGAIMANA DIA BERDOA KEPADA ALLAH DAN APAKAH YESUS BERDOA KEPADA DIRINYA SENDIRI ? Ev. Matius Sobolim, M. Th. ...